You are on page 1of 7

1. Jelaskan mengenai Analisis validitas tes!

Jawaban:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Validitas diartikan sebagai sifat
benar, menurut bukti yang ada, logika berfikir, atau kekuatan hukum. Menurut Diknas
bahwa validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.
Sedangkan menurut Wiki pedia Indonesia diterjemahkan , kesahihan, kebenaran yang
diperkuat oleh bukti atau data.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat
ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Dengan demikian kata valid sering diartikan dengan tepat, benar, sahih, absah,
sehingga kata valid dapat diartikan ketepatan, kebenaran, kesahihan, atau keabsahan.
Menurut Anas Sujiono apabila kata valid dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat
pengukur maka tes dikatakan valid adalah apabila tes tersebut dengan secara tepat,
secara benar, secara sahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur, dengan kata lain tes dapat dikatakan telah memiliki Validitas apabila tes
tersebut dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengungkap atau
mengukur apa yang seharus diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes
yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran.
Dalam kaitannya dengan tes dan penilaian , Retno mengemukakan tiga pokok
pengertian yang bisa digunakan sebagai berikut :
1) Validitas berkenaan dengan hasil dari sutu alat tes atau alat evaluasi, dan tidak
menyangkut alat itu sendiri. Tes intelegensi sebagai alat untuk melakukan tes
kecerdasan hasilnya valid , tapi kalau digunakan untuk melakukan tes hasil
belajar tidak valid.
2) Validitas adalah persoalan yang menyangkut tingkat (derajat), sehingga istilah
yang digunakan adalah derajat validitas suatu tes maka suatu tes ada yang
disebut validitasnya tinggi, sedang dan rendah.
3) Validitas selalu dibatasi pada pengkususannya dalam penggunaan dan tidak
pernah dalam arti kualitas yang umum. Suatu tes berhitung mungkin tinggi
validitasnya untuk mengukur keterampilan menjumlah angka, tetapi rendah
validitasnya untuk mengukur berfikir matematis dan sedang validitasnya untuk
meramal keberhasilan siswa dalam pelajaran mate-matika yang akan datang.
Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam berbagai hal. Dalam
analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut:

1) Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu studi


menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel.
2) Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa
yang akan datang.
3) Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai
dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.
Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat untuk
mengukur); mengukur apa yang harus diukur atau ditimbang. Timbangan inilah
merupakan alat ukur yang valid dalam suatu kasus yang membutuhkan jawaban.
Suatu penelitian yang melibatkan variabel yang tidak bisa diukur secara langsung,
maka masalah validitas menjadi tidak sederhana. Karena di dalamnya juga
menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris.
Bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian, harus valid, agar
hasilnya dapat dipercaya.
Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan mampu
memberikan nilai yang sesungguhnya dari apa yang kita inginkan. Jika pada suatu
kesempatan kita ingin memperoleh tinggi suatu meja, penggaris merupakan alat ukur
yang valid, karena dengan alat ini kita akan dapatkan berapa centi meter tinggi meja
tersebut. Meteran gulung juga alat yang valid. Selain itu, pengukuran dengan jengkal
tangan juga merupakan cara yang bisa dilakukan. Namun tidak demikian halnya jika
kita gu

2. Jelaskan Macam-macam validitas tes hasil belajar :


a. Validitas Permukaan
b. Validitas Isi
c. Validitas kriteria
d. Validitas Ramalan
Jawaban:
a. Validitas Permukaan (Face validity), ini merupakan validitas yang paling mudah
untuk dicapai dan sebagian besar jenis dasar dari validitas adalah face validity.
Hal ini memerlukan pertimbangan dari komunitas ilmiah bahwa indikator benarbenar dapat digunakan untuk mengukur suatu konstruk. Kesesuaian antara definisi
dan metode pengukuran yang digunakan merujuk pada pertimbangan dari suatu
konsensus komunitas ilmiah atau penilaian dari orang lain.
b. Valididtas Isi (content validity); dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas isi:
menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan
isi yang hendak diukur oleh tes tersebut.
c. Validitas Kriteria, validitas ini menggunakan beberapa standar atau kriteria untuk
mengindikasi konstruk secara akurat. Validitas dari indikator diverifikasi dengan

cara membandingkannya dengan ukuran lain dari konstruk yang sama yang
diterima secara luas. Ada dua subtipe dari jenis validitas kriteria, yaitu:
1) Validitas konkuren. Indikator harus dikaitkan dengan indikator yang sudah ada
sebelumnya dan dinilai sebagai valid (misalnya, telah memiliki face validity).
2) Validitas prediktif. Validitas kriteria dimana indikator memprediksi kejadian
masa depan yang logis terkait dengan suatu konstruk. Hal ini tidak dapat
digunakan untuk semua ukuran. Ukuran dan tindakan yang diprediksi harus
berbeda, tetapi dapat menunjukkan konstruk yang sama. Validitas pengukuran
prediktif tidak perlu dibingungkan dengan prediksi dalam pengujian hipotesis,
di mana satu variabel memprediksi variabel yang berbeda di masa depan.
Bukti validitasnya diperlihatkan dengan adanya hubungan skor pada tesyang
bersangkutan dengan skor suatu kriteria (contoh: analisis korelasional)
(Azwar, 2011).
d. Validitas Ramalan (Predictive Validity) adalah validitas yang berkenaan dengan
hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seorang di masa mendatang.
Tes yang dilakukan adalah dengan memberikan bentuk soal, item dan syarat yang
diberikan harus memiliki tujuan akhir yang akan ditempuh sehingga proses atau
hasil yang dicapai dapat diprediksi sebelumnya.
Contoh seperti seseorang yang akan masuk ke SMU/ SMK harus mengikuti tes
tulis baca al-Qur`an sehingga hasil yang diperoleh akan dapat memprediksi apa
yang akan dihadapi siswa kelak dalam proses belajar mengajar kalau siswa yang
telah mengikuti tes yang baik dan mendapat nilai dan kreteria yang telah
ditetapkan maka diramalkan akan dapat mengikuti pelajaran agama dengan baik,
begitupula jika hasil tes yang dilakukan tidak dapat dijawab siswa maka siswa
nanti akan sulit mengikuti pelajaran agama dengan baik.
3. Jelaskan mengenai Analisis reliabilitas tes!
Jawaban:
Reliabilitas berarti keandalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran atribut yang sama diulang akan memberikan hasil kondisi yang
identik atau sangat mirip. Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif
menunjukkan bahwa hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak
berbeda karena karakteristik dari proses pengukuran atau instrumen
pengukuran itu sendiri. Kebalikan dari reliabilitas adalah pengukuran yang
memberikan hasil yang tidak menentu, tidak stabil, atau tidak konsisten
(Neuman, 2007).
Menurut Anastasi dan Urbina (1998) reliabilitas merujuk pada konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang
sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen yang berbeda, ataupun dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi,
kestabilan yang dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabiladalam
beberapakali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama (Azwar, 2011).
4. Jelaskan tiga cara mengetahui reliabilitas tes!
Jawaban:

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal dan eksternal


(Sugiyono, 2010). Secara internal, reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik internal consistency.
Hal ini dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen sekali saja, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half),
KR-20, KR-21, dan Anova Hyot (Analisis Varians).
Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Test-retest. Pengujian test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
yang sama beberapa kali pada responden yang sama, namun dilakukan dalam
waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2) Equvalent. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, namun
menggunakan dua instrumen yang berbeda, pada responden yang sama, dan
waktu yang sama. Reliabilitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara
data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalent.
3) Gabungan. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
equivalent beberapa kali kepada responden yang sama. Reliabilitas diukur
dengan mengkorelasikan dua instrumen, kemudian dikorelasikan pada
pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
Menurut Jacobs (1991), analisa reliabilitas dapat diukur dengan tiga cara yaitu BEST
digitek test scoring, Spearman Brown, dan Kuder-Richarson 20. Spearman Brown
mengukur konsistensi pengambilan aitem. Sedangkan KR-20 mengukur konsistensi
jawaban terhadap semua aitem dan menunjukkan dua sumber kesalahan, yaitu:
pemilihan aitem dan heterogenitas dari sampel. Reliabilitas juga dapat dijelaskan
dengan standar eror pengukuran, yaitu memperkirakan seberapa besar perubahan nilai
individu ketika dilakukan pengulangan tes. Apabila reliabilitas nilai tes tinggi, maka
standar eror pengukuran tersebut rendah.
5. Jelaskan pengertian analisis butir soal
Jawaban:
Analisis butir soal (item) adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu
item (Crocker & Algina,1986).
Secara umum, analisis item bertujuan untuk menentukan apakah suatu
item merupakan item yang baik atau buruk sebagai suatu alat ukur,
sehingga memungkinkan kita untuk memperpendek atau memperpanjang
suatu tes sekaligus meningkatkan validitas dan reliabilitasnya.

6. Analisis butir soal meliputi :


a. analisis daya pembeda tiap butir soal
b. analisis tingkat kesukaran tiap butir soal
c. analisis pengecoh (distraktor) pada setiap butir soal
d. analisis homogenitas tiap butir soal.
Jelaskan pengertian masing-masing, rumus dan kriteria penentu
Jawaban:
a. Analisis daya pembeda tiap butir soal

Suatu butir soal mempunyai daya pembeda yang baik apabila butir soal tersebut
mampu membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang lemah. Sebelum
menghitung daya pembeda setiap butir soal, terlebih dahulu dilakukan
pengelompokan siswa atas tiga kelompok berdasarkan skor total. Skor total
diurutkan mulai yang terbesar sampai terkecil. Penentuan kelompok atas dan
kelompok bawah, menurut Kelly (dalam Nur, 1987:138) memberikan batasan
bahwa 27% dari seluruh siswa yang dihitung mulai urutan teratas merupakan
kelompok atas, dan 27% dari seluruh siswa yang dihitung dari urutan paling
bawah merupakan kelompok bawah.
Indeks daya pembeda dihitung dengan menggunakan Statistik-t dan Statistik-F.
Sebelum Statistik-t dilakukan, perlu diuji kesamaan varians antara kelompok atas
dan kelompok bawah. Karena variansnya berturut-turut

dan

diketahui, maka variansnya diestimasi masing-masing dengan


Rumus menentukan

dan

tidak
dan

masing-masing adalah sebagai berikut.

=
dan
=
selanjutnya akan diuji kesamaan dua varians kelompok atas dan kelompok bawah
menggunakan Statistik-F. Untuk itu dirumuskan hipotesis berikut.
H0:

dan HA =

. Rumus yang digunakan adalah,

Fh =
....................................................................... (Walpole, 1986:42)
Kriteria:
Terima H0, jika
Jika varians kelompok atas dan kelompok bawah sama, maka untuk menguji
signifikansi perbedaan rata-rata kelompok atas dan kelompok bawah digunakan
Statistik-t (

th =
Keterangan:

dan

masing-masing estimasi untuk a b) berikut.

dan

= skor rata-rata kelompok atas


= skor rata-rata kelompok bawah
= varians kelompok atas
= varians kelompok bawah

na = jumlah siswa kelompok atas


nb = jumlah siswa kelompok bawah
untuk itu dirumuskan hipotesis sebagai berikut
H0: a = b dan HA: a > b
Kriteria:
Jika th >

, maka butir tes signifikan, dan\

Jika th <
, maka butir tes tidak signifikan.
Untuk = 5% diperoleh nilai t(0,95;24) = 2,80.
Jika varians kelompok atas tidak sama dengan varians kelompok bawah maka
untuk enguji signifikansi perbedaan kelompok bawah dengan kelompok atau
digunakan rumus berikut.

=
(Ferguson, 1981:182)
Kriteria:

dan

Jika

>

, maka butir tes signifikan dan

Jika

, maka butir tes tidak signifikan

7. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah analisis butir soalManfaat analisis butir soal
adalah :
Jawaban :
8. Manfaat Analisis Butir soal
Jawaban:
1. Membantu pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan.
2. Revisi seperti untuk tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan oleh guru di
sekolah.
3. Mendukung penulisan soal yang efektif.
4. Memberikan masukan kepada guru tentang kesulitan siswa.
5. Merevisi materi yang dinilai atau yang diukur.
6. Meningkatkan ketrampilan penulisan soal.

Menurut Linn dan Gronlund analisis penulisan soal didisain untuk menjawab pertanyaan sbb:
1. Apakah fungsi soal sudah tepat.
2. Apakah soal sudah memiliki tingkat kesukaran yang tepat.
3. Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan.
4. Apakah pilihan jawaban efektif.
Manfaat Anlisis butir soal bermanfaat sebagai :
1. Mendiskusikan efisiensi tentang hasil tes.
2. Untuk merakit soal remedial.
3. Untuk meningkatkan pembelajaran kelas.
4. Untuk meningkatkan pada konstrusi tes.
Kesimpulan
Analisis butir soal bermanfaat untuk :
1. Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya.
2. Untuk meningkatkan butir soal melalui empat komponen analisis yaitu :

Tingkat kesukaran soal.

Daya pembeda.

Pengecoh soal.

Meningkatkan pembelajaran melalui ambiguitas dan keterampilan tertentu yang


menyebabkan siswa kesulitan.

You might also like