Professional Documents
Culture Documents
A.
Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Contoh : seorang akuntan publik harus siap bertanggung jawab apabila melanggar hukum
seperti pemberhentian kerja, hukuman penjara, penyitaan, dll
B.
Prinsip Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Contoh : seorang akuntan publik harus akuntan publik harus lebih mementingkan rakyat atau
klien ketimbang kepentingan pribadinya
C.
Prinsip Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Contoh : seorang akuntan publik harus bisa menjaga
objektivitas dan seorang akuntan publik tidak boleh mengubah/memberikan penafsiran
sendiri ke dalam peristiwa tersebut.
D.
Prinsip Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas atau selugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan bisnis setinggi mungkin. Contoh : seorang akuntan publik harus
seorang profesional harus bertindak konsisten sesuai dengan kode etik profesi
E.
Prinsip Kerahasiaan (konfidensialitas)
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Contoh : seorang akuntan publik harus bisa menyimpan kerahasian
informasi
F.
Prinsip Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Contoh : seorang akuntan publik
harus melakukan profesinya sesuai dengan standar dan berdasarkan kenyataan
Cukup
Kriteria tersebut lengkap jika faktor-faktor yang relevan yang dapat
mempengaruhi kesimpulan dalam konteks penugasan tersebut, tidak terabaikan.
- Andal
Kriteria keandalan memungkinkan mengevaluasi atau mengukur pokok tugas
dengan konsisten oleh praktisi yang mempunyai kualifikasi yang sama.
Arsersi
ISA 315 Mendefinisikan Asersi Sebagai berikut: Representasi oleh manajemen, secara
eksplisit (dalam bentuk pernyataan) maupun implisit (tersirat) yang terkandung dalam
laporan keuangan. Representasi ini digunakan oleh auditor untuk memperhatikan berbagai
salah saji dalam laporan keuangan yang mungkin terjadi. {ISA 315 alinea 4 (a)}
Dengan menyerahkan laporan keuangannya kepada auditor atau pihak lain, menajemen
membuat representasi secara tersurat maupun tersirat.
Asersi untuk Jenis Transaksi
Asersi
Penjelasan
Occurrence
Completenes
s
Accuracy
Cut-off
Classification
Kelompok asersi untuk saldo akun (account balance) pada akhir periode yang diaudit,
Lihat tabel berikut:
Asersi untuk Saldo Akun
Asersi
Existence
Penjelasan
Aset,kewajiban, dan ekuitas benar ada.
Completeness
Valuation
allocation
and
Penjelasan
Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudah diungkapkan
dalam laporan keuangan, memang terjadi dan berkaitan dengan
entitas yang bersangkutan.
Completeness
Classification
and
understandability
Accuracy
valuation
and
Pengendalian Internal
1. Tujuan strategis, dengan sasaran-sasaran utama yang mendukung entitas
2. Tujuan laporan keuangan, agar laporan keuangan bebas dari salah saji material tepat
waktu dan tepat guna
3. Tujuan operasional, dimana pengendalian mengamankan operasi entitas yang di kenal
sebagai operational control.
4. Tujuan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan
Komponen Arsersi
1. Control environment ((lingkungan pengendalian)
Dasar bagi pengendalian internal yang efektif. Ia memberikan disiplin dan struktur
bagi entitas. Ia menjadi kompas bagi entitas, membuat karyawan sadar akan
pengendalian dalam organisasi itu.
2. Risk assessment (penilaian resiko)
Penilaian resiko dapat dilihat dari entitas dan auditor ialah menghasilkan laporan
keuangan yang bebas dari salah saji yang material.
3. Information system (sistem informasi)
Pengendalian internal memerlukan informasi yang tepat, informasi itu harus
diidentifikasikan, di rekam, dan di komunikasikan atau di sebarkan secara tepat waktu
kepada karyawan di segala tingkat, yang memerlukannya untuk membuat keputusan.