You are on page 1of 35

ERGONOMI

Pusat Kesehatan Kerja


Departemen Kesehatan RI

Pendahuluan :
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya,
sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai
lapangan pekerjaan. Artinya
peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang
penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu
disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita
kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.

ERGONOMI
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai
risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko
tersebut adalah
kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit
yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang
dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan
oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja
dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.

ERGONOMI
Ergonomi berasal dari bahasa latin; ergon
(kerja) dan nomoi (hukum alam). Secara
sederhana ergonomi berarti ilmu yang
mempelajari bagamana pekerjaan seharusnya
dilakukan agar sesuai dengan kondisi alamiah
manusia.
Ergonomi jelas penting untuk dipertimbangkan
dalam merancang setiap pekerjaan. Pekerjaan
yang dirancang dengan mempertimbangkan
faktor ergonomi dapat menghindari terjadinya
cepat lelah dan cedera otot, yang akhirnya
meningkatkan produktifitas pekerja.

ERGONOMI
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Bidang multidisiplin
yang mempelajari prinsip-prinsip dalam
mendesain peralatan, mesin, proses dan
tempat kerja yang sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia
yang menggunakannya.

Tujuan Ergonomi:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan
2. Mempernyaman penggunaan,
mengurangi kesalahan pekerjaan
3. Meningkatkan produktifitas kerja

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian
ergonomi ialah
manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja
dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
manusia.

ERGONOMI
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa
ergonomi ditujukan untuk
fitting the job to the worker, sementara itu ILO
antara lain menyatakan,
sebagai ilmu terapan biologi manusia dan
hubungannya dengan ilmu teknik
bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja
yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya.

ERGONOMI

Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi


:
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan
gerakan otot
dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh,
Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
- Desain, dll

Hal mendasar dalam


ergonomi
Hal mendasar dalam ergonomi adalah
mengupayakan agar sikap badan selalu
dalam posisi atau mudah kembali dalam
posisi netral. Yang dimaksud posisi netral
adalah posisi dimana otot dalam posisi
yang cenderung relax.

Sikap netral dasar:


Kepala tegak dan menghadap ke depan.
Punggung dalam posisi tegak
Lengan atas terjuntai dengan siku mendekat samping
badan dengan nyaman.
Lengan bawah paralel dengan lantai
Tangan membentuk satu garis lurus dengan lengan
bawah
Kaki terbuka selebar bahu bila bekerja sambil berdiri
Paha sejajar lantai, lutut membentuk 90 derajat dan kaki
menapak lantai bila bekerja sambil duduk.

Bekerja sambil berdiri

Bekerja sambil berdiri dalam waktu beberapa jam, walaupun dalam poisisi
yang baik tetap akan menimbulkan kelelahan lebih cepat daripada duduk.
Pada lantai yang keras, berjalan sama dengan memukul palu di telapak kaki
di setiap langkah. Beberapa hal yang dapat mengurangi kelelahan dan
menjaga agar pekerja dalam kondisi yang baik pada saat bekerja sambil
berdiri dalam waktu yang lama:
Pemakaian sepatu yang baik: Sepatu yang baik adalah sepatu yang pas
dengan gesekan minimal dan sol yang baik.
Menggunakan anti fatigue mat: Anti fatigue mat bisa karpet, karet, kayu atau
bentuk lain yang dapat memberikan sedikit elastisitas pada lantai. Perlu
diperhatikan bahwa pemasangan anti fatique mat dapat menimbulkan
bahaya baru seperti tersandung bila tidak dipasang dengan baik. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah anti fatique mat berbeda dengan anti slip
mat. Anti slip mat membuat sepatu selalu berhati dengan tiba tiba saat
melangkah dan menyebabkan gesekan lebih besar antara kaki dan sepatu
yang dapat menimbulkan masalah baru.
Perancangan kerja yang memungkinkan pekerja dapat merubah posisi
berdirinya dengan bebas.

Bekerja dengan komputer


Bekerja dengan komputer harus dirancang sesuai
dengan 7 sikap netral dasar distas;
Tinggi keyboard dan kursi, dan lengan kursi diatur agar
siku dapat membentuk kurang lebih 90 derajat dengan
lengan pekerja didukung oleh lengan kursi.
Paha sejajar dengan lantai
Telapak kaki menyentui lantai dengan nyaman. Bila
diperlukan, footrest disediakan sulit untuk mengatur
ketinggian meja
Sandaran kursi harus memungkinkan agar badan dalam
posisi yang tegak.
Tinggi monitor diatur agar kepala tetap tegak

Bekerja dengan komputer

Hal lain yang perlu diperhatikan


Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
bekerja dengan komputer:
Jarak monitor dengan mata kurang lebih
sama dengan jarak jangkauan tangan
Tidak ada lampu yang langsung
mengarah mata atau terpantul ke mata
lewat layar monitor

Pelatihan Ergonomi
Pelatihan bidang ergonomi sangat penting,
sebab ahli ergonomi umumnya
berlatar belakang pendidikan tehnik, psikologi,
fisiologi atau dokter, meskipun
ada juga yang dasar keilmuannya tentang
desain, manajer dan lain-lain.
Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek
proses kerja dan lingkungan
kerja.

Metode Ergonomi
1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,
inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,
ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai
kompleks.
2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar
pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi
meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli
furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif
misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara
obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi
sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

Aplikasi/penerapan
Ergonomik:
1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak
digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,
bahu, tangan, punggung dsbnya.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan
yang ditetapkan ILO
sbb:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg

b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya
tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

c. Metode mengangkat beban


Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
-

Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung


Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :


o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.

Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi
kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan
jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai
berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat
dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau
tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur
yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya
muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan
sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita
psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan
mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.

4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun


seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal
dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya
terjadi :
Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan
ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising
Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat
yang cukup saat makan siang.
Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat
mungkin, kalau memungkinkan.
Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam
peningkatan semangat kerja.
Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
- Pekerja remaja
- Wanita hamil dan menyusui
- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat
stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.

Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang
dilakukan seperti
tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan
mata serta kecepatan
mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot
secara elektrik dan
sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi
apakah ada
hubungannya dengan masalah ergonomi, karena
mungkin saja masalah
ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.

Penyakit yang disebabkan yang


memperhatikan faktor ergonomi:
1. LBP (Low Back Pain) adalah sakit pinggang belakang.
LBP disebabkan karena material handling yang salah, aktifitas kerja yang
sering membungkuk, duduk dan berdiri yang salah, kurang olahraga, dan
usia tua. A. Berdasarkan penyebab terjadinya, back pain terbagi atas:
Back pain akibat gerakan mekanis
Sakit pinggang jenis ini biasanya terjadi akibat gerakan putar atau menekuk
pada ruas tulang belakang. Sakit pinggang jenis ini biasanya bersumber
pada pinggang bawah dan menyebar hingga pantat dan paha.
Back pain akibat tertekan
Jenis ini terjadi akibat aktifitas seseorang yang suka mengangkat beban
berat , sehingga ruas tulang belakang menerima yang beban yang berat,
dan sendi menjadi tertekan. Untuk jenis ini sakit pinggang yang terjadi
menyebar hingga kaki, dan biasanya disertai rasa kesemutan di kaki.

B. Pengobatan LBP adalah:


Mengurangi aktifitas yang menimbulkan
rasa nyeri
Untuk mengurangi nyeri dapat
menggunakan korset atau penyokong
panggul
Pemberian medikamentosa analgesik

C. Pengobatan Occupational
Overuse Syndrome adalah
Mengurangi aktifitas fisik pada anggota
tubuh bagian atas
Pemberian obat analgesic dan
antiinflamasi
Fisioterapi dan tindakan pembedahan

3. Hand Arm Vibration


Syndrome
A. Penyakit ini disebabkan oleh penggunaan alat
bantu genggam yang menimbulkan vibrasi.
Contoh: gergaji listrik, gerindra, bor, dll
B. Gejala yang dirasakan bila terkena Hand Arm
Vibration Syndrome adalah:
Bila mati rasa dan kesemutan pada ujung jari
setelah terpapar oleh rasa dingin dan vibrasi
Kekuatan menggengam berkurang
Serangan bertambah berat bila cuaca dingin

C. Pengobatan bila terkena Hand Arm


Vibration Syndrome adalah ;
Fisiotherapi, Pembedahan, dan obat
vasodilator dan antiagregasi.

Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


kaitannya dengan pekerjaan mereka. Bidang multidisiplin yang
mempelajari prinsip-prinsip dalam mendesain peralatan, mesin,
proses dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia yang menggunakannya. Tujuan Ergonomi:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan
2. Mempernyaman penggunaan, mengurangi kesalahan pekerjaan
3. Meningkatkan produktifitas kerjaBagaimana penerapan Ergonomi
di tempat kerja?Penerapan ergonomi ditempat kerja diantaranya
adalah:
1. Posisi Kerja: Posisi duduk, posisi berdiri
Posisi kerja duduk yang benar adalah kaki tidak dibebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Posisi kerja berdiri yang benar adalah posisi tulang belakang
vertikal, dan berat badan tertumpu secara berimbang.Posisi kerja
berdiri ini cocok untuk kondisi: Tidak memiliki ruang untuk
membengkokkan lutut,

Pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar (>4,5 kg), banyak


memerlukan aktifitas yang berpindah tempat, banyak aktifitas
membungkukkan badan, seringkali memerlukan jangkauan
yang tinggi dan rendah atau jauh dari permukaan tubuh.
2. Proses Kerja (Dimensi dari tempat kerja).Para pekerja
dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
bekerja sesuai dengan antropometrinya (antropometri adalah
ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan
karakteristik tubuh manusia, bergantung pada umur, jenis
kelamin, ras dan pekerjaan).
3. Display tempat kerja
4. Mengangkat beban.
Menjinjing beban, Organisasi kerja, Metode mengangkat beban,
supervisi medis
Menjinjing beban: beban yang diangkat tidak boleh melebihi :

Laki-laki dewasa 40 kg,


wanita dewasa 15-20 kg,
laki-laki (16-28 tahun) 15-20 kg,
wanita (16-18 tahun) 12-15 kg

Organisasi kerja: Pekerjaan harus


diatur dengan berbagai cara:

alat bantu mekanik diperlukan kapan pun, frekuensi pergerakan diminimalisasi, jarak
mengangkat beban dikurangi, dalam membawa beban diingat bidangnya tidak licin dan
mengankat tidak terlalu tinggi.

Metode mengangkat beban yang benar (otot lengan lebih banyak digunakan daripada otot
punggung) adalah posisi kaki yang benar, punggung kuat dan kekar, posisi lengan dekat dengan
tubuh, mengangkat dengan benar, menggunakan berat beban, mengangkat beban dengan cara
diistirahatkan sementara diatas paha sebelum diangkat keatas.

Penyakit yang disebabkan yang memperhatikan faktor ergonomi:


1. LBP (Low Back Pain) adalah sakit pinggang belakang.
LBP disebabkan karena material handling yang salah, aktifitas kerja yang sering membungkuk,
duduk dan berdiri yang salah, kurang olahraga, dan usia tua.

A. Berdasarkan penyebab terjadinya, back pain terbagi atas:

Back pain akibat gerakan mekanis


Sakit pinggang jenis ini biasanya terjadi akibat gerakan putar atau menekuk pada ruas tulang belakang.
Sakit pinggang jenis ini biasanya bersumber pada pinggang bawah dan menyebar hingga pantat dan paha.

Back pain akibat tertekan


Jenis ini terjadi akibat aktifitas seseorang yang suka mengangkat beban berat , sehingga ruas tulang
belakang menerima yang beban yang berat, dan sendi menjadi tertekan. Untuk jenis ini sakit pinggang
yang terjadi menyebar hingga kaki, dan biasanya disertai rasa kesemutan di kaki.B.

Pengobatan LBP adalah:


Mengurangi aktifitas yang menimbulkan rasa nyeri
Untuk mengurangi nyeri dapat menggunakan korset atau penyokong panggul
Pemberian medikamentosa analgesik2. Occupational Overuse Syndrome
A. Penyakit ini disebabkan oleh:
Sikap kerja terutama pekerjaan yang mengharuskan penggunaan otot untuk jangka waktu lama
Sifat dasar pekerjaan terutama pekerjaan yang mengharuskan bekerja dengan posisi lengan atau
tangan yang tidak lurus untuk jangka waktu yang lama
Faktor Psikologis, Faktor ini dapat memberatkan atau mencetuskan timbulnya penyakit ini.B.
Gejala Occupational Overuse Syndrome adalah:
Rasa nyeri hebat yang dicetuskan oleh gerakan lengan atau mulai dirasakan saat istirahat (leher,
bagian atas punggung, bahu, lengan, siku, pergelangan tangan atau lengan)
Rasa kesemutan, baal atau berat
Biasanya nyeri bertambah berat pada saat stress mentalC. Pengobatan Occupational Overuse
Syndrome adalah:
Mengurangi aktifitas fisik pada anggota tubuh bagian atas
Pemberian obat analgesic dan antiinflamasi
Fisioterapi dan tindakan pembedahan3.
Hand Arm Vibration Syndrome
A. Penyakit ini disebabkan oleh penggunaan alat bantu genggam yang menimbulkan vibrasi. Contoh:
gergaji listrik, gerindra, bor, dll
B. Gejala yang dirasakan bila terkena Hand Arm Vibration Syndrome adalah:
Bila mati rasa dan kesemutan pada ujung jari setelah terpapar oleh rasa dingin dan vibrasi
Kekuatan menggengam berkurang
Serangan bertambah berat bila cuaca dinginC. Pengobatan bila terkena Hand Arm Vibration
Syndrome adalah Fisiotherapi, Pembedahan, dan obat vasodilator dan antiagregasi.Narasumber : Dr.
Amalia D.Syamri,Dokter Poliklinik PT Indonesia Power

Ergonomi dalam sistem manajemen


keselamatan kerja
Dalam standar OHSAS-18001, salah satu persyaratan
adalah organisasi harus mengidentifikasi bahaya,
menilai resiko dari bahaya dan menerapkan kontrol yang
diperlukan. Secara umum, bahaya terkait dengan
ergonomi adalah sikap kerja. Akibat yang mungkin
muncul
adalah
gangguan
muscoskeletal
(musculoskeletal disorders MSDs) yang mencakup
gangguan pada otot, sendi, tendon, ligamen dan saraf).
Besarnya resiko bahaya tentu harus memperhatikan
berapa sering pekerjaan dilakukan dan tingkat
keparahan dari muscoloskeletal disorders.

Penutup :

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat


bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif
dan
sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin
kerjasama
lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya

You might also like