Professional Documents
Culture Documents
3(2): 18-29
Agustus 2014
ISSN: 2338-0950
ABSTRACT
Schizophrenia is a severe mental disorder, that antipsychotics was effective therapy to treat
it. There are 50 million sufferers in the world, 50% did not receive appropriate treatment and
90% of patients who did not receive the proper treatment in developing country. This
research is aimed to find out rationality of antipsychotic usage includes right indication,
drug, patient, dosage, and frequency in Schizophrenia Patient Department of Mental health
in Madani Hospital of Central Sulawesi, in the period of January-April 2014. This research
is a descriptive study, prospectively done by collecting primary data which was observation
and interview, and secondary data was from the schizophrenia patient medical record. Data
analysis was done by descriptive quantitative to provide an overview of the characteristic of
each study variables including patient characteristic, clinical characteristic, and rational use
of drug. The obtained results in rationality treatment was as follows : 100% precise
indications, 90.4% right drug, 87.8% right patient, 81.6% right dosage and 90.4%
appropriate frequency of antipsychotic use. Antipsychotic usage in schizophrenia Patient at
mental health department of Madani Hospital of Central Sulawesi cannot be stated as
rational yet.
Key Words : Rationality, antipsychotic, schizophrenia
ABSTRAK
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat, dimana antipsikotik merupakan
terapi yang efektif mengobatinya. Terdapat 50 juta penderita di dunia, 50% tidak menerima
pengobatan yang sesuai dan 90% dari penderita yang tidak mendapat pengobatan tepat
tersebut terjadi di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas
penggunaan antipsikotik meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis dan
tepat frekuensi pada pasien skizofrenia di instalasi rawat inap jiwa RSD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah Periode Januari-April 2014. Metode yang digunakan adalah deskriptif
yang dikerjakan secara prospektif dengan mengumpulkan data primer dengan melakukan
observasi, wawancara dan data sekunder dari rekam medik pasien skizofrenia yang
menjalani rawat inap di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014.
Analisa data dilakukan secara deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan atau
corresponding author : fahrul_elbarca@yahoo.com
18
ISSN: 2338-0950
I.
LATAR BELAKANG
Skizofrenia
gangguan
Skizofrenia biasanya
dari
mendapat
gangguan jiwa.
penderita
merupakan
yang
tidak
di
Sulawesi
dengan
Penelitian
penderita
mengetahui
ini
bertujuan
rasionalitas
untuk
penggunaan
2008).
dengan
menggunakan
pengobatan
METODE
Jenis
penelitian
yang
digunakan
non
eksperimental
observasional
yang
ISSN: 2338-0950
Akademi
Sarjana
6. Pekerjaan
PNS
Tani/Nelayan
Wiraswasta
Buruh
Pelajar/Mahasiswa
Tidak Bekerja
1
3
1,4
4,1
2
14
4
1
2
51
2,7
18,9
5,4
1,4
2,7
68,9
pasien.
Jumlah
pasien
Persentase
(%)
59
15
79,7
20,3
Usia
a. Laki-Laki
18-25
26-45
46-65
>65
b. Perempuan
18-25
26-45
46-65
>65
3. Suku/etnis
Kaili
Pamona
Mori
Tomini
Bungku
Dampelas
Lainnya
Tanpa Keterangan
4. Status Perkawinan
Kawin
Tidak/Belum Kawin
Duda/Janda
5. Jenjang
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
23,7
66,1
10,2
0
hanya
berjumlah
15
orang
(20,3%).
14
39
6
0
23,7
66,1
10,2
0
22
7
2
5
3
1
21
12
29,7
9,5
2,7
6,8
4,1
1,4
28,4
16,4
10
53
11
13,5
71,6
14,9
dirawat di rumah.
10
21
19
20
13,5
28,4
25,7
27
karena
laki-laki
biasanya
agresifitas
pada
perempuan
ISSN: 2338-0950
berjenis
maupun
Sadock, 2010).
kelamin
laki-laki
yang
dapat
mempengaruhi
skizofrenia, usia
pertama
kali
terkena
karena
saat
jumlah
responden
pada
Distribusi
pekerjaan
pasien
yang
yang
mendasarinya,
stigmatisasi
dan
ke
dalam
jangka
skizofrenia
waktu
bersifat
lama
karena
kronis
sehingga
dalam
membatasi
masyarakat,
hak
karena
berpendapat
sering
dan
hak
2011).
terganggu
Penelitian
perkawinan
menunjukkan
pasien
skizofrenia
status
1. Gejala Skizofrenia
yang
Gejala
Jumlah
Persentase
(%)
Gejala Positif
Waham
18
16.2
Halusinasi
51
45.9
Inkoherensi
11
9.9
Gejala Negatif
Afek Datar
19
17.1
Alogia
9
8.1
Isolasi sosial
3
2.7
Tabel 2 Distribusi gejala pasien skizofrenia
yang dirawat inap jiwa di RSD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Gejala
banyak
adalah
skizofrenia
gejala
yang
positif
ISSN: 2338-0950
2007).
2. Tipe-tipe skizofrenia
Jumlah
pasien
30
3
20
4
17
74
Diagnosa
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia Tak Terinci
Skizofrenia Residual
Skizofrenia YTT
Total
Persentase
(%)
40,5
4,1
27,0
5,4
23,0
100
paling
(72,3%).
untuk
(waham)
membawa
penderita
berobat.
mencolok
atau
halusinasi
Hal
merupakan
kriteria
sehingga
digolongkan
diagnostik skizofrenia
ini
dimana
sejalan
salah
pada
pada
dengan
satu
pembahasan
ciri
skizofrenia
penelitian
ini
yang
tertentu
terdapat
ISSN: 2338-0950
positif
Tipe
adalah tipe
pembicaraan
kacau
dapat
disertai
mendominasi
efek
dengan
Klorpromazin
isi
pembicaraan
(Arif,
2006;
Hawaris, 2007).
(72,3%)
antikolinergiknya
sangat
merupakan
sehingga
minimal.
antipsikotik
Jumlah
Persentase
(%)
37
10
59
27,2
7,4
43,4
26
1
3
136
19,1
0,7
2,2
100
kuat
yang digunakan
terhadap
Obat
merupakan
antipsikotik
terapi
utama
(neuroleptik)
pada
pasien
karena
antipsikotik
tipikal
Jumlah pasien
ISSN: 2338-0950
1. Tepat indikasi
membahayakan
diri
sendiri
atau
Tepat Indikasi
Jumlah
Persentase (%)
Ya
74
100
Tidak
0
0
Total
74
100
Tabel 6 Distribusi tepat indikasi pasien skizofrenia
yang dirawat inap jiwa di RSD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah periode JanuariApril 2014
pasien
skizofrenia
semua
teratur.
tidak
pasien
akan
mendapatkan
100%
tepat
memberikan
terapi
indikasi.
efek
yang
diinginkan.
5. Keadaan Pulang
Keadaan pulang pasien skizofrenia
yang dirawat inap jiwa di RSD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-
2. Tepat obat
Tepat Obat
Jumlah
Persentase (%)
Ya
123
90,4
Tidak
13
9.6
Total
136
100
Tabel 7 Distribusi tepat obat pasien skizofrenia yang
dirawat inap jiwa di RSD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014
antipsikotik
sebaiknya
ISSN: 2338-0950
sampingnya
seperti
efek
ekstrapiramidal
kombinasi
pasien.
pada
pasien
Pemilihan
obat
antipsikotik
dipengaruhi
terjadi
episode
masing-masing
haloperidol,
ini
tidak
pasien
dengan
diberi
sesuai
dengan
pengobatan
dimana
pengobatan
episode
algoritma
sedasi
yang
pada
adalah
hanya
trifluoperazin
Trifluoperazin
hanya
pengobatan
diberikan
sebanyak
efektif
Penggunaan
firstline
tingkat
hipotensif.
karena
oleh
efek
efek
antipsikotik
dan
sedatif,
pertama
terapi
pasien.
terhadap
kombinasi
gejala
positif.
skizofrenia,
intervensi
klorpromazin
spiritual.
Tepat Pasien
Ya
Tidak
Total
memiliki
efek
yang
sama
Jumlah
65
9
74
Persentase (%)
87,8
12,2
100
ISSN: 2338-0950
mendapat
terapi
antipsikotik
sebesar
tersebut
sesuai
khususnya
didapatkan
hasil
dengan
tepat
Pasien
kondisi
fisiologi
dan
berdasarkan
pasien
kondisi
lanjut
pasien
usia.
Hasil
dengan
kontraindikasi
dengan
riwayat
tersebut.
dosis
untuk
dewasa.
membutuhkan
ekstrapiramidal
skizofrenia
lainnya.
berhati-hati
dengan
dalam
gangguan
memberikan
terapi
dosis
pasien
(Amir,
antipsikotik
2013).
lebih
Menurut
antipsikotik.
Tepat Dosis
Jumlah
Persentase (%)
Ya
111
81,6
Tidak
25
18,4
Total
136
100
Tabel 9 Distribusi tepat dosis pasien skizofrenia yang
dirawat inap jiwa di RSD Madani Provinsi
diberikan
dosis
tinggi
karena
ISSN: 2338-0950
diberikan tidak terlalu sering. Dosis sekali
sehari, biasanya pada malam hari, dapat
bermanfaat bagi kebanyakan pasien selama
menjalani terapi rumatan jangka panjang.
Penyederhanaan
jadwal
dosis
akan
Hasil penelitian
didapatkan tepat
Penggunaan
antipsikotik
pada
jiwa
antipsikotik 90,4%.
RSD Madani
Provinsi
Sulawesi
pasien
diberikan
dapat
dikatakan rasional.
kali
sehari
agar
dicapai
5 jam
skizofrenia
di
instalasi
pada
rawat
IV.
DAFTAR PUSTAKA
ISSN: 2338-0950
Maharani, F.R.L., 2004, Kajian Penggunaan
Obat Antipsikosis pada Pasien
Skizofrenia di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Grhasia Propinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Periode Januari-Desember 2003.
Skripsi.
Fakultas
Farmasi
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta.
Maramis, W.F., 2004, Catatan Ilmu
Kedokteran
Jiwa.
Airlangga
University Press, Surabaya.
Maslim.,
2003,
Panduan
Praktis
Penggunaan Klinis dan Kebijakan
Obat Psikotropik (Psychotropic
Medication), Edisi 3. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar, 2008, Laporan
Nasional 2007. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan,
Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Saha, S., Chant, D., Welham, J., McGrath.,
2005, A Systematic Review of the
Prevalence of Schizophrenia. PloS
Med 2(5): e141.
Saperstein, A.M., Fiszdon J.M., and Bell,
M.D., 2011, Intrinsic motivation as
a predictor of work outcome after
vocational
rehabilitation
in
schizophrenia J Nerv Ment
Dis:199:672
Sira, I., 2011, Karakteristik Skizofrenia di
Rumah Sakit Khusus Alianyang
Pontianak Periode 1 Januari 31
Desember 2009. Naskah Publikasi
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
WHO.,
2011,
http://www.who.int/mental_health/
management/schizophrenia/en/
(diakses 8 Desember 2013).