You are on page 1of 6

Negeriku yang Bersih untuk Masa Depan

Oleh: Keyla

Cinta adalah seorang anak pengusaha batu bara yang sangat kaya, hatinya mulia
baik, dan rendah hati. Ia juga rajin belajar.
Saat perjalanan ke sekolah, Cinta melihat arah kanan dan kiri, ia melihat adanya
tumpukan sampah yang didiamkan.
Haaaaaduh

banyaknya

sampah

di

seberang

tol

ini,

sampah

merusak

pemandangan sekali! keluh Cinta.


Supirnya yang bernama Sukijeng menjawab, Iya Non, saya tahu sampah memang
merusak pemandangan!
Cinta kembali berpikir mengapa Jakarta penuh sampah.
Terlalu banyak berpikir tanpa sadar Cinta pun sudah sampai di sekolah. Cinta
menyapa teman-temannya. Hi, sudah mengerjakan PR belum?
Fiona dan Ceeva pun menjawab, sudahlah, kan kita keren hehehe!
Guru kelas Cinta yang bernama Ms. Indri memasuki kelas dengan menyapa,
Selamat pagi anak-anak, bagaimana dengan tugasnya?
Murid-murid serempak menjawab, Sudah Ms, mudah kok tugasnya.
Mari mulai pelajaraan sainsnya. Ms. Indri menjelaskan mengenai masalah yang
menjadi berita paling sering terlihat di Indonesia yaitu masalah sampah.
Ms. Indri, Sampah di Indonesia, menghasilkan 625 juta liter per hari dan tahukah
kalian bahwa sampah akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, terutama
sampah plastik.
Fiona mengangkat tangan untuk bertanya, Ms apakah pemerintahan tidak pernah
melakukan solusi apa pun?
Ms.Indri tersenyum dan menjawab, pernah Fiona, tetapi tidak ada satu pun solusi
yang efektif. Seperti 3M, mendaur ulang, menggunakan kembali dan.
Mengurangi! Fiona melanjutkan.

Kelas dilanjutkan besok murid, ucap Ms. Indri saat mendengar bel berbunyi.
Saat makan siang Cinta, Ceeva, dan Fiona masih memikirkan bagaimana cara
menyelesaikan masalah sampah di Jakarta dan Indonesia, agar terkenal menjadi negara
yang bersih. Mereka bertiga pun memutuskan untuk melakukan penelitian.
Mereka mulai mencari informasi dann hasilnya adalah 3M. Tidak ada satu pun yang
mau bertanya kepada Ms. Indri mengenai solusi selain 3M.
Di perjalanan ke kelas selanjutnya, mereka bertiga bertemu dengan Ms. Indri. Hi!
Ms!
Karena mereka masih memikirkan masalah itu dan ingin tahu, akhirnya mereka
bertanya kepada Ms.Indri. Ms, kami bertiga ingin bertanya, kan proyek kita mengenai
sampah. Apakah kami boleh melakukan observasi?
Ms. Indri menjawab, Boleh saja. Fokus pada masalah plastik sampah, silahkan
kalian lihat sekitar rumah dan sekolah. Jangan lupa foto dan jaga kebersihan!
Cinta pun pulang sekolah dan mengajak Ceeva dan Fiona untuk mengobservasi
daerah sekitarnya. Masih banyak sekali sampah, terutama sampah plastic yang sulit
terurai. Mereka bertiga pun melihat bahwa ada beberapa warga yang belum mengerti
dampak negatif dari sampah yaitu akan adanya penyakit diare karena banyak sekali
bakteri dan kuman. Air menjadi kotor, warga sekitar tidak bisa tinggal dengan nyaman.
Hanya beberapa dari mereka mengerti bagaimana dampaknya. Ceeva pun mewawancarai
warga sekitar, salah satu warganya adalah Dodo.
Ceeve bertanya terhadap Dodo karena Ceeva melihat ia membuang sampah
sembarangan. Dodo mengapa kamu membuang sampah sembarangan?
Dodo menjawab, Malas ah tong sampah jauh mendingan buang sampah di sini!
Ceeva lalu bertanya lagi, Kamu tahu dampak buang sampah plastik ini?
Dodo menjawab, Tau, kok.
Hasil dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa beberapa dari mereka
mengerti dampak membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik. Namun,
pengetahuan itu tidak membuat mereka berhenti membuang sampah sembarangan.

Beberapa hari kemudian kelas pun mendapatkan waktu untuk mengikuti kunjungan
sekolah ke pusat penelitian untuk melihat solusi dari masalah sampah. Ms Indri, Muridmurid kita akan melihat cara mengatasi masalah sampah plastik dengan bioteknologi.
Bioteknologi adalah solusi untuk masalah lingkungan. Bioteknologi adalah teknologi yang
menggabungkan antara makhluk hidup dan teknologi.
Iya Ms, kami mengerti! kata murid-murid.
Ms. Indri mengatakan, Kalian nanti boleh bertanya apa nama bioteknologi untuk
masalah sampah.
Sesampainya di pusat penelitian, murid-murid sangat antusias dan gembira dapat
melihat bioteknologi! Mereka disambut oleh seprang peneliti bernama Profesor Caitlyn.
Prof Caitlyn mengajak semua masuk ke dalam.
Banyak sekali alatnya, keren-keren lagi, kata Fiona.
Ceeva menjawab, Iyalah kan di pusat penelitian!
Kelas langsung diajak ke ruang bioteknologi. Ada banyak sekali alat yang berkaitan
dengan bioteknologi seperti mikroba, mikroskop, nutrisi, pupuk, biji, bibit, dan masih
banyak lagi lainnya.
Mereka bertiga pun bertanya, Prof apa ya bioteknologi untutk sampah?
Proffesor Caitlyn menjawab, Salah satu Bioteknologi untuk sampah adalah
bioplastik.
Murid-murid melihat cara pembuatan bioplastik mulai dari tahap pertama sampai
terakhir. Dikatakan oleh Prof Caitlyn bahwa bioplastik membutuhkan mikroba.
Anak-anak pun bertanya, Mikroba apa Prof?
Mikroba Ralstonia eutropha yang dapat digolongkan prokaryotik yaitu dari jenis
bakteri. Mikroba Ralstonia eutropha termasuk ke dalam keluarga Burkholderiaceae.
Mikroba Ralstonia dapat ditemukan di air maupun tanah. Ralstonia Eutropha dapat
menurunkan tingkat bakteri ini aromatik chloro dan polutan terkait kimia dan bakteri ini
juga dapat digunakan untuk produksi termoplastik biodegradable. R. eutropha adalah
bakteri Gram-negatif dan biasanya memiliki bentuk batang. Spesies ini adalah model

untuk produksi studi mikroba. Mikroba ini bisa ditemukan pada sejumlah produk
pertaniaan dan perkebunaan yang tersedia berlimpah di Indonesia, jelas Prof.Caitlyn.
Oh iya kalian ke sini untuk melihat bioteknologi ya dan terkait mengenai bioplastik
tanya Prof. Caitlyn.
Bagaimana cara pengelolahan bioplastik Prof kami semua ingin tahu mengenai
bioplastik? kata Ceeva.
Untuk membuat bioplastik terlebih dahulu kita membutuhkan media. Media adalah
substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme, jelas Prof. Caitlyn.
Lalu apa saja medianya Prof? tanya Fiona.
Setelah beberapa kali uji coba, sagu, lemak kelapa dan kelapa sawit merupakan
media yang cocok bagi mikroba untuk memproduksi

bioplastik secara optimal, Prof

Caitlyn menjawab.
Untuk membuat bioplastik membutuhkan mikroba dengan memberikan sumber
karbon, nitrogen, dan nutrisi dengan jumlah tertentu pada media, suplai harus dijaga agar
mikroba tumbuh dengan baik, professor berhenti sesaat memastikan kami memahami
penjelasannya.
Sumber media diubah rasio sehingga keseimbangannya berbeda agar
penumbuhan mikroba terganggu maka penumpukan cadangan media dalam sel penghasil
bahan baku bioplastik. Lalu menanam bahan baku bioplastik dengan menggunakan alat
ramah lingkungan yaitu organik seperti pati yang berasal dari biji durian lalu menggunakan
pelarut organik untuk menghasilkan lembaran plastik ramah lingkungan. Untuk
memastikan lembaran tersebut menyerupai plastik, menambahkan bahan tertentu agar
meningkatkan elastisitas, kekuatan tarik dan salah satu elastisnya adalah gelatin berbahan
keras dan kaku diperlukan penambahan plasticizer gliserol. Plastik

bisa cepat terurai

selama 80 hari. Itulah plastik yang dibuat dengan menggunakan bantuan mikroba plastik
bisa digunakan untuk tempat makan buah, plastik belanja, pita perekat, dan masih
banyak.

Dikatakan kembali oleh Prof Caitlyn, Bioplastik baru bisa digunakan beberapa
tahun kemudian. Alat bioteknologi yang dikembangkan dengan bioteknologi oleh Swedia
bekerja dengan cara plastik harus dimakan oleh mikroba, lalu dibakar dan uapnya bisa
dijadikan menjadi listik, tetapi setelah dicoba sampai banting tulang, belum berhasil juga,
sehingga yang tadi kalian lihat adalah bioteknologi yang diggunakan di Jepang yang yaitu
bioplastik. Tahukah kalian bahwa mikroba bagaikan allien yang mempunyai tujuan yang
sama untuk mencari makanan. Sama seperti mikroba yang mempunyai tujuan untuk
membuat sampah plastik cepat terurai.
Katie teman dekat Jonas dan juga teman sekelas Cinta Ceeva dan Fiona bertanya,
Apakah plastiknya kuat? Apakah nanti justru akan membuat banyak orang yang
membuang sampah semakin banyak?
Prof. Caitlyn menjawab, Plastiknya kuat, plastik ini sudah terbukti sama seperti
plastik yang tidak ramah lingkungan. Kekuataannya bioplastik jauh lebih ramah lingkungan
dan dapat terurai selama 80 hari dan bioplatik sudah lebih elastis, dengan membuat
bioplastik ini, kami ingin masyarakat menyadari bahwa plastik yang mereka gunakan tidak
ramah lingkungan, sehingga masyarakat tidak buang sampah sembarangan.
Setelah memperlihatkan cara pembuatan Prof. Caitlyn menggatakan, Walaupun
menggunakan bioteknologi kita harus tetap menghargai ingkungan, tetap harus dirawat.
Kalau tidak, sama saja tidak menyelesaikan masalah. Menggunakan bioteknologi, tidak
berarti adanya bioplastik maka bisa membuang sampah plastik sembarangan!
Tahun-tahun kemudian, setelah semua plastik menggunakan bioplastik. Indonesia
jauh lebih bersih karena plastik sudah cepat terurai dan hilang. Sudah banyak orang yang
tidak buang sampah sembarangan karena kesadaran akan bahaya sampah, terutama
limbah plastic semakinmembaik. Bioplastik pun menjadi salah satu solusi untuk
menyadarkan

warga

agar

menjaga

lingkungan

dan

tidak

membuang

sampah

sembarangan. Walaupun masih ada saja warga yang membuang sampah, terutama
sampah plastik sembarangan, tetapi plastik yang diggunakan bioplastik dan cepat hilang.

You might also like