You are on page 1of 16

6

2.1.
2.1.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Definisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
1.
Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37
minggu, berat badn lahir rendah dari semestinya sekalipun cukup bulan,
2.

atau karena kombinasi keduanya8.


Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
Sedangkan sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur
dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak

3.

semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur9.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2449 gram). BBLR dapat dikelompokkan
menjadi 2 golongan6:
a. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
untuk masa gestasinya dan biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB - SMK)
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan badan kurang dari berat seharusnya untuk masa
gestasi tersebut. Dalam hal ini bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intra uterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya
(KMK).

2.1.2

Klasifikasi BBLR
2.1.2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu9:
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Terdapat derajat prematuritas, menurut Usher digolongkan menjadi 3:
a. Bayi sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu
b. Bayi prematur sedang (moderately premature): 31-36 minggu

c. Borderline premature: 37-38 minggu, beratnya seperti bayi matur akan


tetapi sering timbul masalah seperti yang dialami bayi prematur
misalnya gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia dan daya isap yang
lemah.
2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan bahwa bayi
KMK ini dapat menderita gangguan pertumbuhan didalam uterus
(intrauterine growth retardation = IUGR) seperti pseudomature, small for
dates, dismatur, fetal malnutrition syndrome, chronis fetal distress, IUGR
dan small for gestational age (SGA). Ada 2 bentuk IUGR menurut
Renfield (1975) yaitu:
a. Proportionate IUGR : janin menderita distress yang lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu

sampai berbulan-bulan

sebelum bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala


proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah
masa gestasi yang sebenarnya.
b. Disproportionate IUGR : terjadi akibat distress sub akut. Gangguan
terjadi beberapa minggu- beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda-tanda sedikitnya jaringan
lemak dibawah kulit, kulit kering, keriput, bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang.
2.1.2.2 Selain itu, BBLR dibagi lagi menurut berat badan lahir, yaitu8:
a. Bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLR) atau very low birth weight
(VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir antara 10001500 gram.
b. Bayi dengan berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau extremely
low birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
2.1.3

kurang dari 1000 gram.


Epidemiologi8

Pada tahun 2003 WHO menyatakan bahwa setiap tahun diperkirakan


neonatus yang lahir sekitar 20 juta adalah BBLR. Indonesia sendiri
berdasarkan hasil survei ekonomi nasional (SUSENAS) pada tahun 2005,
kematian neonatus yang di sebabkan oleh BBLR sebesar 38,85 %. Angka
kejadian BBLR di Indonesia bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lainnya yang berkisar antara 9-20%. Sekitar 25% bayi dengan BBLR
2.1.4

meninggal pada saat baru lahir dan 50% nya meninggal saat bayi.
Etiologi
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan di negara-negara maju
maupun negara-negara berkembang banyak faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR). Faktor-faktor tersebut dapat
berperan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kejadian bayi Berat
Badan Lahir Rendah. Beberapa penelitian mengklasifikasikan faktor-faktor
tersebut dengan hasil yang berbeda-beda.
1. Penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan
(NKB-KMK) antara lain di sebabkan oleh8:
a. Berat badan ibu yang rendah
b. Ibu hamil yang masih remaja
c. Kehamilan kembar
d. Ibu pernah melahirkan bayi prematur/berat badan lahir rendah
sebelumnya
e. Ibu dengan inkompetensi serviks (mulut rahim yang lemah sehingga

2.

tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim)


f. Ibu hamil yang sedang sakit
g. Tidak di ketahui penyebabnya
Sedang bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan kurang
(NCB-KMK) antara lain di sebabkan :
a. Ibu hamil dengan gizi buruk/kekurangan nutrisi
b. Ibu dengan penyakit hipertensi, preeklamsia, anemia
c. Ibu menderita penyakit kronis (penyakit jantung sianosis), infeksi

3.

(infeksi saluran kemih), malaria kronik


d. Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat.
Faktor penyebab persalinan preterm (prematur) atau berat badan lahir
rendah (BBLR) yaitu sebagai berikut10:

a. Faktor Ibu
1) Gizi saat hamil yang kurang
2) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh

4.

darah (perokok)
b. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
d. Komplikasi kehamilan: pre-eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini.
c. Faktor Janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
d. Faktor lain
a. Faktor plasenta previa
b. Faktor lingkungan: radiasi atau zat-zat beracun
c. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
d. Kebiasaan: pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
Faktor resiko ibu yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah11:
a. Faktor biologi : meliputi umur ibu ( 17 tahun, 30 tahun), paritas
dan jarak kelahiran < 18 bulan
b. Status gizi ibu : tinggi badan 144 cm, berat badan waktu melahirkan

5.

44 kg, penambahan berat badan < 7kg


c. Komplikasi kebidanan : preeklamsi
d. Pemanfaatan layanan kesehatan : layanan antenatal
Faktor resiko BBLR secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu12:
a. Faktor maternal
Faktor maternal yang mempengaruhi kejadian BBLR meliputi
usia ibu, paritas, kelahiran < 37 minggu, status sosial ekonomi yang
rendah, penyakit kronik atau akut ibu hamil, perdarahan antepartum,
serviks yang tidak kompeten, kelainan bentuk uterus, kelainan
placenta, jarak kehamilan aktifitas fisik ibu, kebiasaan buruk ibu,
status gizi ibu hamil yang kurang, pendidikan ibu yang rendah, akses
terhadap pelayanan kesehatan yang kurang
b. Faktor janin
1) Jenis kelamin

10

2.1.5

2) Etnik/ras
3) Kelainan kongenital
Manifestasi Klinik10
Gambaran bayi berat badan lahir rendah bergantung pada usia kehamilan
sehingga dapat di katakan bahwa makin kecil bayi, makin muda kehamilan.
Sebagai gambaran umum dapat di kemukakan bahwa bayi berat badan lahir

2.1.6

rendah mempunyai karakteristik:


a. Berat badan kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkaran dada kurang dari 30 cm
d. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala relatif lebih besar
g. Kulit tipis, transparan, lemak kulit kurang
h. Otot hipotonik-lemah
i. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
j. Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut per menit
m. Frekuensi nadi 100-140 denyut per menit
Masalah pada BBLR8
Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)
terutama prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi
tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada
sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi,
gastrointestinal, ginjal dan thermoregulasi. Berbagai macam permasalahan
pada bayi dengan BBLR atau premature, yang dapat menyebabkan resiko
sebagai berikut:
1. Jangka pendek
a. Hipotermia (suhu bayi < 36,5 oC akan menyebabkan bayi kehilangan
energi, pernafasan terganggu, bayi menjadi sakit bahkan meninggal).
Sedangkan hipertermia (suhu bayi > 37,5oC, dapat meningkatkan
metabolisme dan menyebabkan dehidrasi)
b. Hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal)
c. Paru belum berkembang

11

d. Gangguan pencernaan (mudah kembung karena fungsi usus belum


cukup baik)
e. Mudah terkena infeksi (sistem imunitas bayi belum matang)
f. Anemia (bayi kelihatan pucat oleh karena kadar hemoglobin darah

2.1.7

rendah)
g. Mudah ikterik (kuning)
h. Perdarahan otak
i. Gangguan jantung
2. Jangka panjang
a. Gangguan pertumbuhan
b. Gangguan perkembangan
c. Gangguan penglihatan (retinopati akibat prematur)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronik
Penatalakasanaan6
Berbagai masalah klinis yang di hadapi BBLR di sebabkan karena
belum maturnya organ-organ, untuk itu di perlukan perhatian dan perawatan
khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perawatan dan
pengawasan bayi prematuritas di tujukan pada pengaturan panas tubuh,
pemberian makanan bayi, dan menghindari infeksi.
1. Jaga Bayi Tetap Berwarna Merah Muda
a. Pemberian Oksigen
Ekspansi paru-paru yang buruk merupakan masalah serius bagi
bayi preterm sebagi akibat jaringan paru-paru yang kurang berkembang
yaitu tidak adanya alveoli dan surfaktan.
Pemberian oksigen untuk bayi ini harus di kenadlikan dengan
seksama karena konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan timbulnya kerusakan pada jaringan retina bayi sehingga
menimbulkan kebutaan yang di kenal dengan istilah Fibrolasi
retrolental. Konsentrasi oksigen yang di anjurkan adalah sekitar 30-35%
dan untuk menjamin di pertahankannya maka harus di lakukan
pengujian secara teratur.
b. Pencegahan Terjadinya Apnoe

12

Apnoe umum terjadi pada bayi dengan umur gestasi kurang dari
32 minggu sehingga di perlukan alat untuk memonitor apnoe bila
tersedia.
2. Pengaturan Suhu Badan / Thermoregulasi
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas tubuh dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan tubuh relative luas.
Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek yang paling penting dalam
manajemen BBLR. Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila
suhu rectal dipertahankan antara 35,50C-370C.semkain kecil bayi maka
lebih rendah suhu rektalnya. Dengan bertambahnya berat badan dan
membaiknya kondisi umum maka akan di temukan juga kestabilan yang
lebih besar dari suhu tubuhnya. Ketahanan hidup BBLR lebih besar bila
mereka di rawat dalam atau dekat dengan lingkungan panas netralnya.
Mereka harus di asuh dalam suhu lingkungan di mana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal. Tetapi juga
tidak di inginkan untuk meningkatkan suhu tubuh secara cepat karena dapat
mengarah pada timbulnya hiperpireksia yang berkaitan dengan adanya
peningkatan kecepatan metabolisme dan epningkatan kebutuhan akan
oksigen. Untuk pemeliharaan suhu tubuh BBLR dapat di masukkan dalam
inkubator, radian warme ataupun isolette. Pada dasarnya inkubator
merupakan suatu kotak yang di rancang untuk mempertahankan suhu
internal yang konstan dengan menggunakan thermostat. Bila di rawat di
dalam inkubator bayi dalam keadaan telanjang. Sementara itu inkubator
juga harus di pelihara kebersihannya. Bagian luar dari inkubator di
bersihkan setiap hari.
Di daerah beriklim panas, inkubator atau tempat tidur bayi dengan
pemanas tidak di perlukan. Selimut dan kantong atau pemanas sudah
mencukupi. Di daerah dataran tinggi seharusnya ruangan bayi di lengkapi
dengan dinding atau langit-langit yang dapat mempertahankan temperatur.

13

Bayi di selimuti dan di pakaikan topi. Bila menggunakan botol pemanas,


letakkan botol yang berisi air hangat di kanan kiri tubuhnya, tetapi jaga
jangan sampai botol-botol tersebut menyentuh tubuh karena kulitnya
mudah terbakar. Bungkuslah botol-botol tersebut dengan selimut atau
handuk.setiapa tiga jam, buanglah air separuhnya untuk dig anti dengan air
yang masih panas. Ukurlah suhu rektal setiap hari. Jika suhunya lebih dari
38oC atau kurang dari 36oC maka ukurlah setiap empat jam. Jika suhunya
kurang dari 36oC, tambahlah botol dann selimutnya. Jika suhu lebih dari
38oC, kurangi botolnya, atau ganti airnya lebih jarang. Selain itu dengan
ibu mendekap bayinya adalah cara yang paling aman yang sekarang lebih
di kenal dengan istilah Kangaroo Mother Care (KMC) di mana terjadi
kontak secara langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.
Prinsip metode KMC adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir
dalam inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak sebagai kanguru
yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil
dan optimal (36,5oC-37,5oC). bayi yang dapat bertahandengan cara ini
adalah keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil dan mampu menyusu.
Metode ini di hentikan jika bayi telah mencapai bobot minimal 2500 g dan
suhu tubuh optimal 37oC dan bayi bisa menghisap susu dengan kuat.
3. Memenuhi Kebutuhan Makan dan Minum
Pada BBLR teruttama preterm terdapat kesukaran makan
berhubungan dengan adanya otot lidah dan palatum yang lemah demikian
juga perkembangan susunan saraf yang tidak lengkap, yaitu refleks
menghisap dan menelan yang lemah. Pada kehidupan minggu pertama,
kebutuhan metabolik dari bayi prematur rendah karena sementara terjadi
penyesuaian terhadap kehidupan pasca natal. Selam minggu kedua terdapat
peningkatan cepat akan kebutuhan dalam makanan. Prinsip utama
pemberian makanan bayi prematur adalah memasukan secara hati-hati dan
sedikit-sedikit. Pemberian makanan secara dini sesuai kebutuhan di

14

anjurkan untuk membantu mencegah hipoglikemia dan hiperbilirubinemia


yang dapat menyebabkan kerusakna otak pada bayi preterm.
4. Pencegahan Terhadap Infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan
antibodi masih belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah
dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik5.
Bayi prematur maupun KMK mengalami kenaikan kerentanan
terhadap infeksi yang berkaitan dengan sistem imunyang belum matur. Hal
ini di kaitkan dengan konsentrasi IgG serum sebagai mekanisme yang
bermakna ternyata cukup rendah. Hal ini di karenakan IgG ibu ditransfer
secara aktif pada trisemester akhir. Telah dibuat suatu dalil bahwa
konsentarsi IgG neonatal yang rendah ini mencerminkan fungsi plasenta
yang buruk yang berakibat pertumbuhan janin intrauteri yang buruk
maupun peningkatan risiko infeksi postnatal.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
postnatal, antara lain:
a. Jauhkan dari bayi lain, keluarga (kecuali ibu) atau dengan kata lain
menghindari sesak-sesakan
b. Jangan ijinkan orang yang terinfeksi menyentuh bayi
c. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
d. Anjurkan ibu untuk merawat bayinya sendiri sehingga lebih sedikit

2.1.8

infeksi silang yang terjadi


e. Berikan ASI
f. Menjaga kebersihan tubuh bayi.
Pencegahan BBLR9
Untuk menurunkan angka kejadian BBLR pemerintahan telah
melakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya untuk menurunkan angka
kejadian BBLR ini akan lebih efisien apabila ibu hamil yang mempunyai
resiko melahirkan bayi dengan BBLR dapat dideteksi sedini mungkin.
Pemantauan ibu ini merupakan tindakan mengikuti perkembangan ibu dan

15

janin meningkatkan kesehatan optimum dan di akhiri dengan kelahiran bayi


yang sehat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum hamil agar setiap
pasangan dapat merencanakan sebaik mungkin kehamilan yang akan datang
sehingga dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat, yaitu:
1. Menganjurkan agar konsultasi atau konseling prahamil.
Maksudnya, mempersiapkan seorang wanita menghadapi kehamilan
sampai persalinan dengan berbagai risikonya, baik secara fisik maupun
2.
3.

batin.
Menganjurkan agar calon ibu diimunisasi TT atau imunisasi pranikah
untuk mencegah penyakit tetanus.
Menganjurkan agar ibu rajin untuk pemeriksaan kehamilan.
Maksudnya, ibu memeriksakan kehamilannya ke dokter untuk memantau
perkembangan kesehatan ibu dan janin, khususnya pemantauan akan

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam perut ibu.


4. Untuk ibu hamil dianjurkan makan lebih banyak dan lebih sering yang
dapat memenuhi kesehatan gizi bagi ibu hamil dan janinnya.
5. Untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dianjurkan agar ibu
menghindari alkohol dan rokok, karena alkohol dapat menganggu tumbuh
kembang janin sementara rokok akan menyebabkan kelahiran premature
atau kelainan plasenta (ari-ari) pada janin. Selain itu, rokok juga dapat
menyebabkan plasenta janin mudah lepas, kelainan bawaan pada bayi dan
yang palin membahayakan ketuban pecah (dini) tidak tepat pada
2.1.9

waktunya.
Prognosis4
Prognosis BBLR tergantung pada berat ringannya masalah prenatal,
misalnya masa gestasi (makin rendah masa gestasi dan makin rendah berat
bayi maka makin tinggi angka kematian), afiksia/iskemi otak, sindroma
gangguan pernafasan, gangguan metabolik dan lain-lain. Prognosis ini juga
tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan

pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal.


Karakteristik Ibu
2.2.1 Umur Ibu
2.2.

16

1. Pengertian
Umur adalah lama waktu hidup seseorang atau adanya seseorang (sejak
Lahir)13.
2. Klasifikasi
Usia reproduksi optimal pada seorang wanita adalah 20-35 tahun.
Masa reproduksi wanita pada dasarnya dibagi dalam tiga periode yaitu
kurun reproduksi muda (15-19 tahun), kurun reproduksi sehat (20-35
tahun), dan reproduksi tua (36-45 tahun)12.
Statistik menunjukkan bahwa usia yang paling menguntungkan bagi
wanita untuk hamil adalah antara dua puluh sampai pertengahan tiga
puluh. Selama periode ini, masalah yang muncul lebih sedikit di banding
jika wanita hamil di usia belasan, akhir tiga puluh atau empat puluh 14. Ibu
hamil pertama pada umur < 20 tahun, perkembangan alat reproduksi
belum tumbuh sempurna mencapai ukuran dewasa. Pada ibu hamil
berumur > 35 tahun telah terjadi perubahan jaringan alat-alat kandungan
dan jalan lahir tidak lentur lagi12. Meskipun demikian, tingkat kelahiran
untuk anak pertama pada usia 30 dan 40 tahun saat ini tampaknya lebih
tinggi dari sebelumnya. Meskipun wanita belasan maupun tiga puluhan
menghadapi resiko kehamilan yang lebih besar, seorang wanita hamil
yang sehat terlepas dari usianya, kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat14.
3. Pengaruh umur ibu terhadap kejadian BBLR
a. Hamil di usia kurang dari 20 tahun
Usia muda pada dasarnya berkisar antara 13 sampai 19 tahun
atau bisa di katakana masih remaja. Kehamilan di bawah umur 20
tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi 2-4 kali lebih tinggi di
bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Hal ini
terjadi karena sistem reproduksi pada ibu yang berusia terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) masih belum sempurna (matur) sehingga
peredaran darah menuju serviks dan juga menuju uterus dapat
mengganggu proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin yang

17

dikandungnya. Pada ibu dengan usia yang masih terlalu muda, mereka
belum memiliki transfer plasenta seperti wanita dewasa, sehingga pada
usia ini resiko melahirkan bayi BBLR karena suplai nutrisi yang di
butuhkan janin lebih di manfaatkan untuk perkembangan sistem
reproduksi ibu. Selain itu hamil pada usia muda membuat seorang ibu
tidak memperhatikan pentingnya perawatan kehamilan selama
trimester pertama dan kurang memungkinkan untuk menerima
perawatan kehamilan yang memadai. Resiko melahirkan bayi pada
usia kehamilan kurang, di hubungkan dengan beberapa faktor yang
berhubungan dengan kehamilan remaja, yaitu perawatan kehamilan
yang tidak memadai dan pertambahan berat badan yang tidak cukup15.
Kehamilan di usia muda (usia remaja) memuat resiko yang
berat. Hal ini di sebabkam oleh karena emosional ibu belum stabil dan
ibu mudah tegang. Semantara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika ibu mengandung bayinya. Hal ini dapat di sebabkan
karena faktor-faktor psikis yang mempengaruhi sang ibu. Tingkat
kesiapan alat reproduksi wanita khususnya bagi remaja terbagi dalam
beberapa tahap yang jika tidak di perhatikan dengan baik dapat
memicu timbulnya kelahiran prematur15.
b. Hamil usia lebih dari 35 tahun
Kehamilan pertama sesudah usia tiga puluh lima tahun
mempunyai banyak alasan untuk menunda kehamilan anak pertama
sampai mereka melewati usia 35, seperti lebih mementingkan karir
atau pendidikan, faktor keuangan, ketidaksuburan, tidak mempunyai
pasangan atau sengaja menunda kehamilan sampai jam biologis
mengingatkan bahwa inilah saatnya atau tidak sama sekali. Wanita
yang hamil di atas usia tiga puluh lima tahun menghadapi risiko lebih
besar untuk mengalami komplikasi medis14.

18

Pada wanita hamil dengan usia lebih dari 35 tahun kondisi fisik
akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini juga turut
mempengaruhi kondisi janin. Pada proses pembuahan, kualitas sel
telur juga sudah mulai menurun jika di bandingkan dengan sel telur
pada wanita dengan usia reproduksi sehat (20-30 tahun). Jika pada
proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan,
maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra-Uterine
Growth Retardation (IUGR) yang berakibat bayi berat lahir rendah
(BBLR). Kontraksi uterus juga sangat di pengaruhi oleh kondisi fisik
ibu16.
2.2.2 Masa Gestasi (Usia Kehamilan)
Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). World Health Organization (WHO) sendiri membagi usia
kehamilan sabagai berikut4:
1. Preterm (Usia kehamilan kurang dari 37 minggu / 259 hari)
Partus prematur atau persalinan prematur dapat di artikan sebagai di
mulainya kontraksi uterus yang teratur di sertai pendataran dan / atau
dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT).
Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di semarang tahun 2005
menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada
usia kehamilan 22-37 minggu.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
beratnya kurang dari 2500 gram (5 pon, 8 ons) pada saat lahir. Lama
kehamilan rata-rata untuk bayi yang beratnya kurang dari 2500 gram
adalah 34 minggu. Meskipun hanya 7 hingga 8% dari kehamilan yang

19

berakhir sebelum 37 minggu, sebagian besar kematian perinatal terjadi


pada kelompok ini16.
2. Aterm (Usia kehamilan antara 37 dan 42 minggu / 259-293 hari)
3. Post-term (Usia kehamilan lebih dari 42 minggu / 294 hari)
Masa gestasi merupakan prediktor paling kuat untuk berat lahir dan
kelangsungan hidup perinatal. Preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 2037 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan
preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan
kematian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat
lahir rendah17.

Persalinan preterm di sebabkan oleh faktor kehamilan

(perdarahan antepartum, hamil usia muda, grande multipara, dan interval


pendek,

ketuban

pecah

dini,

kehamilan

hidramnion,

gangguan

keseimbangan hormonal, serviks inkompeten dan kelainan antomi uterus,


preeklampsia/eklampsia) atau faktor individu ( keadaan sosial ekonomi
yang rendah, kerja keras dalam keadaan hamil tua, gizi kurang dan/atau
anemia), penyakit sistemik, infeksi kehamilan. Makin muda umur
kehamilan dan makin tua umur kehamilan maka makin besar resiko yang
akan terjadi pada ibu maupun bayinya sedangkan resiko terendah terdapat
2.2.3

pada umur kehamilan 40 minggu16.


Paritas
1. Pengertian
Paritas dalam arti luas mencakup gravida (jumlah kehamilan), partus
(jumlah kelahiran) dan abortus (jumlah keguguran)18. Sedangkan dalam arti
khusus paritas adalah jumlah anak yang telah di lahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir meninggal13.
2. Klasifikasi
Menurut Mochtar (1998) dalam Dwi Lis Stiani (2011) terbagi
menjadi 3 sebagai berikut13 :
a. Primipara adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
b. Multipara adalah seorang wanita yang melahirkan anak kedua dan
ketiga

20

c.

Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan anak ke empat

atau atau lebih hidup atau mati.


3. Pengaruh paritas terhadap kejadian BBLR
Paritas merupakan faktor resiko penting dalam menentukan nasib ibu
baik selama kehamilan maupun persalinan. Resiko kesehatan ibu dan anak
meningkat pada persalinan pertama , ke-empat dan seterusnya 4. Paritas
yang beresiko melahirkan BBLR adalah paritas 0 yaitu bila ibu pertama
kali hamil yang

mempengaruhi kondisi kejiwaan serta janin yang di

kandungnya, dan paritas lebih dari 4 dapat berpengaruh pada kehamilan


berikutnya kondisi ibu belum pulih jika hamil kembali. Ibu dengan paritas
lebih dari empat anak beresiko 2,4 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR
karena setiap proses kehamilan dan persalinan menyebabkan trauma fisik
dan psikis, semakin banyak trauma yang di tinggalkan menyebabkan
penyulit pada kehamilan dan persalinan berikutnya 13. Pada ibu yang
mempunyai paritas tinggi terdapatnya jaringan parut akibat kehamilan dan
persalinan terdahulu sehingga perlekatan placenta inadekuat yang
menyebabkan penyaluran nutrisi dari ibu ke janin terhambat 7. Kehamilan
grandemultipara menyebabkan kemunduran daya lentur (elastisitas)
jaringan yang sudah berulang kali di regangkan oleh kehamilan sehingga
cenderung untuk timbul kelainan letak ataupun

kelainan pertumbuhan

plasenta dan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi berat lahir


2.3.

rendah (BBLR)13.
Gambaran Umum RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus milik pemerintahan Kalimantan Tengah yang
pertama di dirikan pada tahun 1959 sebagai sebuah klinik yang kemudian
menjadi rumah sakit pada tahun 1960. Dr. Doris Sylvanus, seorang dokter
lulusan UNAIR, putra daerah pertama Kalimantan Tengah yang bertugas di
kabupaten. RSUD dr. Doris Sylvanus terletak di Palangka Raya Kalimantan
Tengahdi Jl. Tambun Bungai No.4 Palangka Raya.RSUD dr. Doris Sylvanus
memiliki pelayanan langsung (rutin) dan pelayanan 24 jam yaitu:

21

a) Pelayanan Langsung
Pelayanan rawat jalan (poli, gizi, HD, MCU, VCT, Klinik pegawai)
Rehab medik
Kamar jenazah
b) Pelayanan 24 jam (pelayanan rawat inap, pelayanan penunjang medic
termasuk pelayanan darah (farmasi. Lab, radiologi), pelayanan gawat darurat
dan tindakan medis (IBS dan OK ponek).
Tabel 2.1. Tenaga Medis dan Paramedi di RSUD dr. Doris Sylvanus
Spesialisais

Jumlah

Dokter Spesialis

33

Dokter umum

29

Dokter Gigi

Apoteker

Perawat/bidan

340

Analisis
Kesehatan/Laboratorium

21

Radiographer

Asisten Apoteker

20

Total

465

You might also like