Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi
Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan,
pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan,
supervisi merupakan bagian dariproses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi
melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu
penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua
upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan
usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah
fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu
pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah
agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Administrasi Pendidikan itu?
2. Apakah Manajemen dan Administrasi Pendidikan itu?
3. Apakah Administrasi Pendidikan dan Administrasi Sekolah itu?
4. Apakah Scope (bidang garapan) Administrasi Pendidikan itu?
5. Apa Pentingnya Administrasi Pendidikan itu?
6. Apa saja Fungsi-fungsi Pokok Administrasi Pendidikan?
7. Apa tujuan Administrasi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
BAB II
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
PEMBAHASAN
A. ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan di Indonesia baru dipernalkan melalui beberapa IKIP sejak
tahun 1960-an, dan baru dimasukkan sebagai mata pelajaran dan mata ujian di SGA/SPG sejak
tahun ajaran 1965/1966. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak
yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya. Di samping itu, administrasi
pendidikan itu sendiri sebagai ilmu, terus mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan pendidikan di negara masing-masing.
Ilmu Administrasi dan Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah penggunaan atau aplikasi ilmu administrasi ke dalam
pendidikan. Oleh karena itu, sebelum menguraikan apakah administrasi pendidikan itu, ada
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apakah yang dimakasud dengan administrasi.
Kata administrasi berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare.
Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahsa inggris, yang berarti ke atau
kepada. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti
melayani, membantu, atau mengarahkan. Dalam bahsa Inggris to adminestkanerberarti
pula mengatur, memelihara, (to look after), dan mengarkan.
Jadi, kata administrasi dapat diartikan. sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu
tujuan.
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
Tidak semua kegiatan pencapaian tujuan pendidikan itu adalah administrasi pendidikan.
Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengetahuan dan integrasian segala sesuatu, baik
personel, spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi, di dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang orang yang terlibatdi
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi
secara efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara
efisien.Sedangkan pendidikan, baik diartikan sebagai proses maupun sebagai produk,
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
adalahmasalah perseorangan. Anak didik sendirilah yang harus membuat perubahan didalam
dirinya sesua dengan yang dikehendakinya. Proses pendidikan terjadi di dalam diri individu, dan
produk pendidikan menyatakan diri didalam tingkah lakunya. Demikianlah pendidikan
menyatakan diri didalam tingkah lakunya. Demikianlah pendidikan tidak sama dengan
administrasi pendidikan.Dalam buku kurikulum, Usaha-usaha Perbaikan dalam Bidang
Pendidikan dan Administrasi.
Pendidikan dari Departemen P dan K, dapat kita bahas rumusan tentang administrasi
pendidikan sebagai berikut:Administrasi Pendidikan adalah suatu proses keseluruhan , kegiatan
bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian , pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, materiil, maupun spiritual, untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Atau secara lebih singkat dapat juga dikatakan:
administrasi pendidikan ialah pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan urusan-urusan sekolah. Di dalam Dictionary of Education karangan Good
Carter V., Edisi kedua 1959, dinyatakan:Administrasi pendidikan adalah segenap teknik didikan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.Hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Carter, Stephen G. mengemukakan: Administrasi Pendidikan adalah suatu proses yang
berurusan tentang penciptaan, pemeliharaan, stimulasi dan penyatuan sikon dan tujuan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Robert E Wilson dalam bukunya, Education Administration,
1966, mengemukakan: Education Administrationi the coordination of forces necessary for the
good instruction of all children within a school organization into an orderly plan for
accomplishing the units objectives, and the smarting of their proper accomplishment.
Dan beberapa definisi administrasi pendidikan yang telah dikemukkan di atas ternyata
bahwadi dalam setiap kegiatan administrasi terdapat beberapa umur yang selalu kait mengait satu
sama lain.
Semua unsur tersebut harus diatur dan dikelola sedimikian rupasehingga mengarah
lepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.Dengan mengemukakan perumusan
atau batasan-batasan tersebut diatas diatas, bukan maksud kita untuk mempersoalkan batasan
batasan itu satu persatu, batasan batasan saja, betepapun banyaknya, tidak akan memberikan
pengertian yang jelas bagi kita tentang apa sebenarnyaadministrasi pendidikan itu. Dalam hal
ini yang perlu kami tekankan disini ialah a. Bahwa administrasi pendidikan itu bukan hanya
sekedar kegiatan kegiatan tata usaha atau clerical work, seperti yang dilakukan di kantor
kantor tata usaha sekolah ataupun kantor kantor inspeksi (kabin) pendidikan dan sebagainyab.
Bahwa administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan kegiatan yang luas, yang meliputi antara
lain kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan sebagainya, yang
menyangkut bidang bidang materiel, personel dan spiritual dalam bidang pendidikan pada
umumnya, dan khususnya pendidikan yang diselenggarakan di sekolah sekolah.c. Bahwa
administrasi pendidikan itu merupakan proses keseluruhan dan kegiatan kegiatan bersama yang
harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam tugas tugas pendidikan.
Oleh karena itu, administrasi pendidikan atau peminpin pemimpin pendidikan lainnya,
tetapi juga harus diketahui dan dijalankan oleh para guru dan pegawai pegawai sekolah sesuai
dengan fungsi jabatannya masing masing. Tanpa adanya pengertian bersama, sukar diharapkan
adanya kerja sama untuk menuju satu tujuan yang telah digariskan.
Jadi administrasi pendidikan yaitu dapat ditinjau dari aspeknya
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan
pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan,
penilaian.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adlah
keseluruhan yang terdiri dari bagian itu berinterksi dalam suatu untuk merubah menjadi keluaran
Keempat, administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi
dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju pad usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumbersumber yang ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan
dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi
pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana
kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing
madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Keenam, administrsi pendididkan juga dapa dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu
bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok oranga bukanlah pekerjaan yang
mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada
secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai
tujuan pendidikan yang disepakati.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan pada intinya
adalah segenap proses pengalahan dan pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam suatu
aktivitas kelembagaan, baik personal, spiritual dan materil, yang bersangkutan dengan
pencapaian tujuan pendidikan.
b. Manajemen
Perkembangan dinamis aplikasi manajemen berangkat dari keragaman definisi tentang
manajemen. Semula, manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata
kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan
mengontrol suatu urusan atau act of running and controlling a business. Selanjutnya definisi
manajemen berkembang lebih lengkap dan stoner (1986) mengartikan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi
dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai organisasi yang telah ditetapkan.
Sementara, Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu (Hasibuan, 1995 ).
Manajemen kemudian diartikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu untuk
mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu system yang bersifat sosio-ekonomi-teknis;
dimana system adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan
secara organik; dinamis berarti bergerak, berkembang ke arah suatu tujuan; sosio (social) berarti
yang bergerak di dalam dan yang menggerakkan sistem itu adalah manusia; ekonomi berarti
kegiatan dalam sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia; dan teknis berarti dalam
kegiatan dipakai harta, alat-alat dan cara-cara tertentu. Dengan demikian, manajemen merupakan
kebutuhan yang niscaya untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi, serta
mengelola berbagai sumberdaya organisasi, seperti sarana dan prasarana, waktu, SDM, metode
dan lainnya secara efektif, inovatif, kreatif, solutif, dan efisien.
Administrasi Pendidikan Dan Administrasi Sekolah
harus di organisasi sehingga mereka semuanya mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta
hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing dalam kegiatan ini
diperlukan adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisi yang baik dari pimpinan.
Peralatan dan perlengkapan, termasuk keuangan, merupakan unsur administrasi yang
tidak dapat diabaikan. Bagaimanapun pandainya dan berkualitas baiknya personel sebagai
pelaksana pendidikan dan baiknya sistem dan program pendidikan yang tersusun didalam
kurikulum, tanpa di tunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang cukup dan sesuai, akan
sukar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu, maka itu diperlukan adanya
administrasi material atau lebih terkenal dengan istilah administrasi bisnis pendidikan.
Dari uraian singkat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada administrasi pendidikan
mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas dan tercakup di dalam administrasi personel,
administrasi kurikulum. Administrasi kepemimpinan, kepengawasan atau supervisi pendidikan,
dan sebagianya.
Secara rinci, bidang garapan administrasi pendidikan dapat pula diuraikan sebagai berikut:
a. Administrasi Tata Laksana Sekolah
Hal ini meliputi antara lain:
1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.
2. Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah.
3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah.
4. Masalah perlengkapan dan perbekalan.
5. Keuangan dan pembukuannya.
6. Korespondensi atau surat-menyurat.
7. Laporan-laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan).
8. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberentian pegawai.
9. Pengisian buku pokok, klapper, Rapor, dan sebagainya.
b. Administrasi Personel Guru dan Pegawai Sekolah
Hal ini meliputi antara lain:
1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.
2. Organisasi persnonel guru-guru.
3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
10
11
mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak. Untuk ini
kepala sekolah memegang peranan yang penting dan menentukan.
Dari apa yang telah diuraikan pada a s/d g tersebut diatas, bidang-bidang yang tercakup
didalam administrasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Administrasi Material
Yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi atau benda-benda,
seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung, dan alat-alat perlengkapan
sekolah dan lain-lain.
b) Administrasi Personel
Yaitu mencakup didalamnya administrasi personel guru dan pegawai sekolah dan juga
administrasi murid. Dalam hal ini maslah kepemimpinan dan supervisi atau kepegawaian
memegang peranan yang sangat penting.
c) Administrasi Kurikulum
Yang mencakup didalamnya penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan
kurikulum, seperti antara lain pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus
atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainnya.
Untuk menguraikan semua bidang tersebut diatas secara terinci di dalam buku yang kecil
ini tidak mungkin. Oleh karena itu didalam buku ini penulis hanya memilih beberapa hal yang
dianggap sangat penting dan berhubungan langsung dengan perbaikan atau pembinaan
penyelenggaraan sekolah pada umunya.
C. Pentingnya Administrasi Pendidikan
Dari uraian-uraian terdahulu jelaslah bahwa administrasi pendidikan atau administrasi
sekolah tidak hanya manyangkut soal-soal tata usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan
sekolah, baik yang mengenai materi, persoenl, perencanaan, kerja sama, kepemimpinan,
kurikulum, dan sebagianya, yang harus diatur sehingga menciptakan suasana yang
memungkinkan terselenggaranya kondisi-kondisi belajar mengajar yang baik sehingga mencapai
tujuan pendidikan.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
12
Untuk melaksanakan yang sedemikian kompleks dan banyak seginya itu, diperlukan
orang-orang yang cakap dan memiliki pengertian yang luas tentang pelaksanaan dan tujuan
sekolah itu, dan hubungan antara segi-segi yang satu dengan segi lain. Untuk itu pula, maka
diperlukan adanya pimpinan sekolah yang memiliki syarat-syarat yang dituntut didalam
melaksanakan kepemimpinan sekolah. Syarat-syarat yang dimaksud tercakup didalam
administrasi pendidikan atau administrasi sekolah.
Tanpa adaministrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi sekolah untuk
berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran yang seharusnya dicapai
sekolah itu. Banyak sekali peristiwa dan kesulitan serta hambatan yang mungkin terjadi tanpa
diduga sebelumnya, yang mengharuskan guru-guru dan kepala-kepala sekolah memikul
tanggung jawab dan mengambil kebijaksanaan. Suatu sekolah dapat berjalan dengan baik dan
berarah jika setiap tahun sekolah itu menentukan dan membuat dahulu rencana dan kebijakan
yang akan dijalankan pada tahun itu, juga informasi-informasi yang menunjukkan bagaimana
rencana dan kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik hendaknya dikumpulkan. Rencana
atau program dan kebijakan sekolah hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan pembaharuan pendidikan.
Tidak pula dapat diabaikan bahwa, untuk melaksanakan rencana atau program sehingga
mencapai hasil yang baik, diperlukan adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan teratur,
adanya komunikasi yang jelas dan lancar, pengawasan atau supervisi yang kontinue dan
konsekuen, dan adanya penilaian (evaluasi) yang dilakukan dengan teratur dan tepat. Untuk itu,
setiap akhir tahun perlu diadakan evaluasi untuk menilai rencana mana yang telah berhasil dan
dapat berjalan lancar dan mana yang mengalami kesukaran dan perlu diperbaiki.
Perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, dan evaluasi, kesemuannya
adalah fungsi-funsgi administrasi pendidikan yang pokok dan sangat penting. Semua kegiatan
sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanannya melalui proses proses
yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi pendidikan tersebut.
13
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa
perencanaan (planning), pelaksaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan
kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor
yang harus diperhatikan, yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun
materiil.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Syarat-syarat perencanaan
Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut, perlu diperhatikan:
1. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas
2. Bersifat sederhana, realistis dan praktis
3. Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga
mudah dipedomani dan dijalankan
4. Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi sewaktuwaktu
5. Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan
itu, menurut urgensinya masing-masing
6. Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu serta kemungkinan penggunaan
sumber-sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya
7. Diusahkan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.
Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghjematan tenaga, penghematan biaya
dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanya
duplikasi-duplikasi atau tugas-tugas/ pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalannya
penyelesaian.Jadi, perencanaan (planning) sebagai suatu fungsi administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Perencanaan (planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakantindakan yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
14
2. PENGORGANISASIAN (organizing)
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan
kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan ushaa dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian,
sehingga terciptalah adanya hubungan-hubungan kerja sama yang harmonis dan lancar memnuju
pencapaian tujuan yang telah di tetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para
pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah
sehari-hari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan
kecakapan dan
keterampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas dan pekerjaan semacam
itu tidak mungkin dilakukan dan dipikir sendiri oleh seorang pemimpin.
Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala skeolah mengorganisasi guru-guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya
hubungan kerja sama yang harmonis dan lancar.
Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain bahwa pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab hendaknya di sesuaikan dengan pengalaan, bakat, minta,
pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugastugas tersbut.
Organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai
berikut : Organisasi ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan
sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan pendidikan.
Dengan demikian pentinggnya suatu organisasi sebagai alat administrasi dapat dilihat dan
bergerak tidaknya organisasi ke arah tercapainya tujuan yang mana sangat tergantung atas
kemampuan manusia dalam organisasi itu untuk menggerakkan organisasi itu ke arah yang telah
ditetapkan.
Proses pengorganisasian mempunyai beberapa manfaat, antara lain yaitu:
1. Dengan adanya pengorganisasian maka setiap unit akan selalu merasa dalam wadah yang
sama, yakni organisasi
2. Antara unit yang satu dengan unit yang lain dapat diketahui dengan jelas batas-batas
wewenang dan tanggung jawabnya
15
3. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui jalur hubungan kerja, baik yang sifatnya
vertical maupun horizontal
Prinsip-prinsip organisasi
Organisaasi yang baik hendaklah memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
atasan langsung
5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota
6. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan
bakat masing-masing, sehinggan menimbulkan kerja smaa yang harmonis dan kooperatif
7. Pola organisasi hendaknya relatif permanen, dan struktur organisasi disusun sederhana
mungkin, sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian.
8. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure)
9. Adanya gaji atau itensif yang setimpal dengan jasa/ pekerjaan
10. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar dalam
struktur organisasi.
Disamping prinsip diatas, kelancaran jalannya suatu organisasi dipengaruhi pula oleh
sikap dan sifat kepemimpinan serta human relation yang berlaku di dalamnya. Sering dikatakan
orang bahwa human relation adalah inti kepemimpian, kepemimpinan adalah ini manajemen dan
manajemen adalah inti administrasi.
3. PENGKOORDINASIAN (coordinating)
Menurut Sutisna, koordinasi ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dan
orang-orang, bahan dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-maksud yang telah
ditetapkan.
Sedangkan menurut Purwanto, koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang,
material, pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan ke dalam hubungan yang harmonis dan
produktif dalam mencapai suatu tujuan.
Untuk itu dengan mengadakan koordinasi berarti telah mengatur dan membawa individu,
metode, bahan, buah pikiran, saran, cita-cita serta alat-alat kearah hubungan kerja yang
harmonis, komplementer dan interdependensis sehingga segala macam kegiatan ataupun
16
pekerjaanpekerjaan dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien, berkonsentrasi pada tujuan
bersama demi kepentingan bersama. Koordinasi yang diiaksanakan secara teratur dan dijalankan
secara efektif akan menimbulkan kerjasama yang teratur dan efektif sehingga memudahkan
pencapaian tujuan.
17
Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai. yang umumnya dinyatakan dalam kata-kata
perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai
Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan atau ide yang
dimaksudkan untuk membangkitkan respons dipihak orang-orang kepada siapa berita itu
ditujukanHarus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima
berita.
Harus ada penerima berita.
Pada umumnya komunikasi dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Komunikasi bebas
Dalam bentuk ini komunikasi dapat benlangsung antar setiap individu tanpa batas-batas
kepangkatan (posisi atau jabatan) dalam organisasi.
2. Komunikasi terbatas
Dalam bentuk ini komunikasi hanya dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan
kepangkatan (posisi atau jabatan) masing-masing di dalam organisasi.
Pembagian lain yang membedakan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi keluar, yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal
dalam suatu organisasi dengan personel atau badan di luar organisasi tersebut.
2. Komunikasi kedalam, yaitu proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal di
lingkungan satu organisasi.
Untuk mencapai tujuan organisasi, seorang individu tidak mungkin bekerja sendiri,
individu hanya berarti dan berperanan di dalam dan dengan kelompoknya. Komunikasi yang
efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu memperlakukan individu yang lain
sebagai subjek yang dilakukan dalarn bentuk saling menghormati, saling menghargai dan saling
mempercayai
5. SUPERVISI
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karen itu, supervisi
haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
18
6. KEPEGAWAIAN (Staffing)
Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih,
menempatkan dan membimbing personel. Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan
sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian
Masalah yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah
pemberian motivasi kepara para pegawai agar selalu bekerja giat, kesejahteraan pegawai
(jasmani maupu
bimbingan untuk lebih maju, adanya kesempatan untuk meng-upgrade diri, maslaah
pemberhentian dan pensiiun pegawai.
7. PEMBIAYAAN (budgeting)
Tanpa biaya yang mencukup tidak mungkin terjamin kelancaran jalannya suatu
organisasi. Demikian pula organisasi seperti hal nya lembaga pendidikan atau sekolah. Setiap
kebutuhan organisaasi, baik personel maupun material, semuanya memerlukan adanya biaya.
Itulah sebabnya maka masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan
planning sampai dengan pelaksanaannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan yaitu:
1. Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan
2. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh
3. Bagaimana penggunaannya
Administrasi dan Supervisi Pendidikan |
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengetahuan dan integrasian segala
sesuatu, baik personel, spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian
tujuan pendidikan. Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif. Adapun ciri dan sifat supervisi ada dua yaitu yang bersifat
alamiah dan yang bersifat baik. Supervise juga mempunyai Fungsi dan tugasnya yaitu
Koordinator, Konsultan, Pemimpin Kelompok, Evaluator.
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga
bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
hasil yang baik dan mengorientasi, melatih kerja, memimpin, memberi arahan, dan
mengembangkan kemampuan personil. Prinsip prinsip dari supervise yaitu: prinsip ilmiah,
demokratif, kerjasama, kontruktif dan kreatif. Sedangkan jenis dari supervisi ada dua yaitu :
supervisi umum dan supervisi pengajaran dan supervisi klinis.
B. Saran
Perlu ditingkatkan kesadaran administrasi dan supervisi pendidikan yang baik disekolah
demi meningkatkan mutu pendidikan disekolah itu sendiri. Administrasi dan Supervisi yang baik
harus diterapkan tidak hanya guru, tetapi juga oleh seluruh warga sekolah. Dan Kepala Sekolah
harus bijak dalam pelaksaannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Erlina, Erna. 2013. Adminstrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
Marsiyani. 2009. Manajemen Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Grasindo
22