Professional Documents
Culture Documents
CARCINOMA MAMMAE
I.
saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh infiltratif, destruktif,
serta dapat bermetastase.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika
benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian
tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit.
II. Anatomi payudara normal
Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada.
Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau
ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis
sebagai batas lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major
dan sebagian M.serratus anterior. Sebagian kecil terletak di atas M.obliquus externus.
Pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari kuadran lateral atas sampai ke aksila.
Ekor ini (tail of Spence) dari jaringan mammae memasuki suatu hiatus (dari Langer) dalam
fascia sebelah dalam dari dinding medial aksilaI. Hanya ini jaringan mammae yang
ditemukan secara normal di bawah fascia sebelah dalam.
lebih
berada
dalam
dimana
fascia
superficial,
dengan
fascia
sebelah
dalam.
Lobus-
lobus
ini
beserta
duktusnya
adalah
kesatuan
bukan
prosedur
semacam
itu,
sebagian
lobus diangkat.
Antara fascia superficial dan yang sebelah dalam terdapat ruang retromammary
(submammary) yang mana kaya akan limfatik.
Ligamentum suspensori Cooper membentuk jalinan yang kuat, pita jaringan ikat
berbentuk ireguler menghubungkan dermis dengan lapisan dalam dari fascia superfisial,
2
melewati lobus-lobus parenkim dan menempel ke elemen parenkim dan duktus. Kadangkadang, fascia superfisial terfiksasi ke kulit, sehingga tidak mungkin dilakukan total
mastectomy subkutan yang ideal. Dengan adanya invasi keganasan, sebagian dari
ligamentum Cooper akan mengalami kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau
lesung dari kulit yang khas. Ini berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler
yang disebut peau d'orange, dimana pada peau d'orange perlekatan subdermal dari folikelfolikel rambut dan kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit.
Suplai darah
Mammae diperdarahi dari 2 sumber, yaitu A. thoracica interna, cabang dari A.
axillaries, dan A. intercostal.
Gambar 3. Pada 18% individu, payudara diperdarahi oleh arteri internal thoracic,axillary,
dan intercostals. B. Pada 30%, kontribusi dari A.aksilaris tidak berarti. C. Pada 50%,
A.intercostal hanya sedikit kontribusinya.
Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan darah
dari kelenjar mamma.Vena-vena ini mengikuti arterinya. Vena aksilaris terbentuk dari
gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak di medial atau superficial terhadaop
arteri aksilaris, menerima juga 1 atau 2 cabang pectoral dari mammae.Setelah vena ini
melewati tepi lateral dari iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di belakang, vena
intercostalis berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos,
hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava
superior. Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica.
Melalui jalur kedua jalur pertama, metastasis ca mammae dapat mencapai paru-paru.
3
Aliran limfatik
Kelenjar getah bening dari regio mammae terdapat dalam kelompok inkonstan yang
bervariasi. Seringnya pembagian menurut Haagensen.
Gambar 4. Kelenjar getah bening aksila dan payudara menurut klasifikasi dari
Haagensen (kiri).Aliran limfatik mammae (kanan).
Gambar 5.Aliran limfatik mammae.Aliran limfe langsung dari kulit ditunjukkan oleh
tanda panah pada mammae kanan dan sisi medial mammae kiri.1. Areolar plexus of
vessels, draining areola, nipple and some parenchyma. 2. Anterior pectoral nodes. 3.
Central axillary nodes. 4. Interpectoral nodes (a path which can bypass central axillary
nodes). 5. Apical, infraclavicular nodes. 6. Retrosternal nodes.
Group 2.Scapular nodes (5.8 nodes).Terletak di atas pembuluh-pembuluh darah
subsakapular.Limfatik dari KGB ini salng berhubungan dengan pembuluh limfe
intercistal.
Group 3.Central nodes (12.1 nodes).Merupakan kelompok kelenjar getah bening yang
terbesar; merupakan KGB yang paling mudah dipalpasi di aksila karena ukurannya
yang besar. Ketika KGB ini membesar, dapat menekan intercostobrachial nerve,
cabang kutaneus lateral dari second atau third thoracic nerve, dapat timbul nyeri.
Group 4.Interpectoral nodes (Rotter's nodes) (1.4 nodes). Terletak antara otot pektoralis
mayor dan minor, sering terdapat tunggal. Merupakan kelompok KGB terkecil dari
KGB aksila dan tidak dapat ditemukan walaupun M. pectoralis major diangkat.
Group 5.Axillary vein nodes (10.7 nodes).Merupakan kelompok KGB terbesar kedua di
aksila.Terletak di permukaan ventral dan kaudal dari bagian lateral vena aksilaris.
Group 6.Subclavicular nodes (3.5 nodes).Terletak pada permukaan ventral dan kaudal dari
bagian medial vena aksilaris. These lie on the caudal and ventral surfaces of the medial
part of the axillary vein.
5
Gambar 6. Kelompok kelenjar getah bening aksila. Level I meliputi beberapa kelenjar
getah bening yang terletak lateral dari M. Pectoralis minor, Level II meliputi beberapa
kelenjar getah bening yang terletak di bawah M. Pectoralis minor, Level III meliputi
beberapa kelenjar getah bening yang terletak medial dari M. Pectoralis minor.
2. Internal mammary (ipsilateral): KGB di ruang intercosta sepanjang tepi sternum dalam
fascia endothoracica.
Persarafan
Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6, dengan cabang-cabangnya melewati
permukaan kelenjar. 2 cabang mammae dari nervus kutaneus lateral keempat juga
mempersarafi papilla mammae.
Umur :
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada
wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat
didiagnosis pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya
cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut,
sehingga survival rates-nya lebih rendah.
Riwayat Keluarga :
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara
perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih tinggi jika anggota
keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun. Risiko juga meningkat
bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker
payudara.
Perubahan Genetik :
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara, antara lain
BRCA1,
BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan
dengan invasive ductal carcinoma,poorly differentiated, dan tidak mempunyai reseptor
hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang
lebih well differentiated dan mengekspresikan reseptor hormon.Wanita yang memiliki
gen BRCA1 dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita
dengan gen BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara pada usia yang lebih dini.
Ras :
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih, dibandingkan
wanita Latin Amerika, Asia, or Afrika. Insidensi lebih tinggi pada wanita yang tinggal
di daerah industrialisasi.
Diet :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol
mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan
meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak
dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan
meningkatkan risiko kanker.
Gejala kanker payudara bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan, tetapi
kanker payudara sangat jarang pada pria dibandingkan dengan wanita.Lebih dari 1 dari 10
perempuan cenderung menderita gejala kanker payudara
Gejala kanker payudara dapat terdeteksi ketika benjolan atau massa tumbuh cukup
besar, baik dirasakan atau dilihat pada mamografi. Gejala kanker payudara sering belum
terdeteksi sampai kanker itu sudah dalam tahap lanjut, dan mungkin sudah metastasis ke
daerah vital tubuh.Untuk itu, penting bagi wanita memeriksakan diri secara teratur.
Gambaran klinis yang dapat ditemukan menurut Churchill (1990), yaitu:
1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.
2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari siklus haid
3. Perubahan pada kulit payudara:
- Skin dimpling
- Skin ulcer
- Peau d'orange
4. Gangguan puting:
- Puting tertarik ke dalam
- Eksim (ruam yang melibatkan puting atau areola, atau keduanya)
- Putting discharge.
Gambar 8. Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari
ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)
b) Lobular carcinoma in situ
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai
tipe kanker payudara non-invasif. Bermula darI kelenjar yang memproduksi air
susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National
12
2. Invasive carcinoma
I. Pagets disease dari papilla mammae
Pagets disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974.
Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa lesi
bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease biasanya berhubungan dengan DCIS
(Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan mungkin berhubungan dengan kanker invasif.
Biopsi papilla mammae akan menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran
atau perubahan pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya sel besar
pucat dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan untuk
Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified radical mastectomy,
tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker invasif.
II.
IV.
Nipple
2.2
1.7
1.9
Central
6.0
5.3
6.1
Upper inner
7.3
9.2
8.3
Lower inner
3.8
4.7
3.9
Upper outer
37.0
36.9
37.1
Lower outer
5.8
6.4
5.7
Axillary tail
0.8
0.8
0.6
Overlapping*
18.6
18.2
19.9
18.6
16.8
16.5
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat
lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila
memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan
stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against
Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). TNM
merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau
kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau
pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional:
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum
16
17
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran
jauh.
18
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau
dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding
dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh
getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
19
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular
ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
VIII. Diagnosis
a. Gejala
Gejala yang yang paling sering meliputi :
1. Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya
a.Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak
b.Puting susu terasa mengeras
20
21
2. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi kelenjar
limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang teraba atau suatu
lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya, konsistensinya, bentuk,
mobilitas atau fiksasinya.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk
mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi. Karsinoma
yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan mammografi setidaknya 2 tahun
sebelum mencapai ukuran yang dapat dideteksi melalui palpasi.
Mammografi telah digunakan di Amerika Utara sejak tahun 1960 dan teknik ini
terus dimodifikasi dan diimprovisasi untuk meningkatkan kualitas gambarnya.
Mammografi konvensional menyalurkan dosis radiasi sebesar 0,1 sentigray (cGy)
setiap penggunaannya. Sebagai perbandingan, Foto X-ray thoraks menyalurkan 25%
dari dosis radiasi mammografi. Mammografi dapat digunakan baik sebagai skrining
maupun diagnostik. Mammografi mempunyai 2 jenis gambaran, yaitu kraniokaudal
(CC) dan oblik mediolateral (MLO). MLO memberikan gambaran jaringan mammae
yang lebih luas, termasuk kuadran lateral atas dan axillary tail of Spence.
Dibandingkan dengan MLO, CC memberikan visualisasi yang lebih baik pada aspek
medial dan memungkinkan kompresi payudara yang lebih besar. Radiologis yang
22
(stellate),
penebalan
asimetris
jaringan
mammae
dan
kumpulan
MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan untuk
skrining. Sebagai contoh, MRI berguna dalam membedakan karsinoma mammae yang
rekuren atau jaringan parut. MRI juga bermanfaat dalam memeriksa mammae
kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara, menentukan penyebaran dari
karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon terhadap kemoterapi
neoadjuvan.
4. Biopsi
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan sitologi
merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional dengan resiko yang
rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam diagnosis sitologi dari
karsinoma mammae dan juga dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi yang
dalam mungkin terlewatkan. Insidensi false-positive dalam diagnosis adalah sangat
rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang
berpengalaman tidak akan menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil
sitology FNA adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan sitologi
semuanya menunjukkan hasil negatif.
Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core needle biopsy dari
massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di klinik dan cost-effective dengan
anestesi lokal.
Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum memutuskan
tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat dipercaya. FNAB atau
core-needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan hasil yang cepat dengan biaya
dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya negatif maka harus dilanjutkan dengan
open biopsy.Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada
biopsi insisional mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila
tidak tersedianya core-needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan gambaran
DCIS saja atau klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia coreneedle biopsy. Pada biopsi eksisional, seluruh massa payudara diambil.
5. Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker sebagai salah
24
satu faktor yang meningkatkan resiko karsinoma mammae. Biomarker ini mewakili
gangguan biologik pada jaringan yang terjadi antara inisiasi dan perkembangan
karsinoma. Biomarker ini digunakan sebagai hasil akhir dalam penelitian kemopreventif
jangka pendek dan termasuk perubahan histologis, indeks dari proliferasi dan gangguan
genetik yang mengarah pada karsinoma.
Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma mammae antara lain
(1) petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear antigen (PNCA), BrUdr dan Ki67; (2) petanda apoptosis seperti bcl-2 dan rasio bax:bcl-2; (3) petanda angiogenesis
seperti vascular endothelial growth factor (VEGF) dan indeks angiogenesis; (4) growth
factors dan growth factor receptors seperti human epidermal growth receptor (HER)2/neu dan epidermal growth factor receptor (EGFr) dan (5) p53.
VIII. Skrining
Rekomendasi untuk deteksi kanker payudara dini menurut American Cancer Society:
Wanita berumur 40 tahun harus melakukan screening mammogram secara terusmenerus selama mereka dalam keadaan sehat, dianjurkan setiap tahun.
Wanita berumur 20-30 tahun harus melakukan pemeriksaan klinis payudara
(termasuk mammogram) sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan yang periodik
oleh dokter, dianjurakan setiap 3 tahun.
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri mulai
umur 20 tahun. untuk kemudian melakukan konsultasi ke dokter bila menemukan
kelainan.
Wanita yang berisiko tinggi (>20%) harus melakukan pemeriksaan MRI dan
mammogram setiap tahun.
Wanita yang risiko sedang (15-20%) harus melakukan mammogram setiap tahun,
dan konsultasi ke dokter apakah perlu disertai pemeriksaan MRI atau tidak.
Wanita yang risiko rendah (<15%) tidak perlu pemeriksaan MRI periodik tiap
tahun.
Wanita termasuk risiko tinggi bila :
- mempunyai gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2
- mempunyai kerabat dekat tingkat pertama (orang tua, kakak-adik) yang
memiliki gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2 tetapi belum pernah
melakukan pemeriksaan genetik
25
diangkat dengan diliputi oleh jaringan mammae normal yang adekuat sejauh 2 mm dari
tepi yang bebas dari jaringan tumor.Dilakukan juga permintaan atas status reseptor
hormonal dan ekspresi HER-2/neu kepada patologis.
Setelah penutupan luka payudara, dilakukan diseksi KGB aksilla ipsilateral untuk
penentuan stadium dan mengetahui penyebaran regional.Saat ini, sentinel node biopsy
merupakan prosedur staging yang dipilih pada aksilla yang tidak ditemukan adanya
pembesaran KGB. Ketika sentinel node biopsy menunjukkan hasil negatif, diseksi KGB
akilla tidak dilakukan.
2. Modified Radical Mastectomy
Modified radical mastectomy mempertahankan baik M. pectoralis mayor and M.
pectoralis minor, dengan pengangkatan KGB aksilla level I dan II tetapi tidak level III.
Modifikasi Patey mengangkat M. pectoralis minor dan diseksi KGB axilla level III.
Batasan anatomis pada Modified radical mastectomy adalah batas anterior M. latissimus
dorsi pada bagian lateral, garis tengah sternum pada bagian medial, bagian inferiornya 2-3
cm dari lipatan infra-mammae dan bagian superiornya m. subcalvia.
Seroma dibawah kulit dan di aksilla merupakan komplikasi tersering dari mastektomi
dan diseksi KGB aksilla, sekitar 30% dari semua kasus. Pemasangan closed-system
suction drainage mengurangi insidensi dari komplikasi ini. Kateter dipertahankan hingga
cairan drainage kurang dari 30 ml/hari. Infeksi luka jarang terjadi setelah mastektomi dan
kebanyakan terjadi sekunder terhadap nekrosis skin-flap. Pendarahan sedang dan hebat
jarang terjadi setelah mastektomi dan sebaiknya dilakukan eksplorasi dini luka untuk
mengontrol pendarahan dan memasang ulang closed-system suction drainage. Insidensi
lymphedema fungsional setelah modified radical mastectomy sekitar 10%. Diseksi KGB
aksilla ekstensif, terapi radiasi, adanya KGB patologis dan obesitas merupakan faktorfaktor predisposisi.
B. Terapi secara medikalis (non-pembedahan)
1. Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae. Untuk
wanita dengan DCIS, setelah dilakukan lumpectomy, radiasi adjuvan diberikan untuk
mengurangi resiko rekurensi lokal, juga dilakukan untuk stadium I, IIa, atau IIb setelah
lumpectomy. Radiasi juga diberikan pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.
27
Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb), dimana resiko rekurensi dan
metastasis yang tinggi maka setelah tindakan pembedahan dilanjutkan dengan terapi
radiasi adjuvan.
2. Kemoterapi
a. Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma mammae tanpa
pembesaran KGB dengan tumor berukuran kurang dari 0,5 cm dan tidak dianjurkan. Jika
ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran KGB dan dengan resiko rekurensi tinggi
maka kemoterapi dapat diberikan. Faktor prognostik yang tidak menguntungkan termasuk
invasi pembuluh darah atau limfe, tingkat kelainan histologis yang tinggi, overekspresi
HER-2/neu dan status reseptor hormonal yang negatif sehingga direkomendasikan untuk
diberikan kemoterapi adjuvan.
Contoh regimen kemoterapi yang digunakan antara lain siklofosfamid, doxorubisin, 5fluorourasil dan methotrexate.
Untuk wanita dengan karsinoma mammae yang reseptor hormonalnya negatif dan lebih
besar dari 1 cm, kemoterapi adjuvan cocok untuk diberikan. Rekomendasi pengobatan saat
ini, berdasarkan NSABP B-15, untuk stadium IIIa yang operabel adalah modified radical
mastectomy diikuti kemoterapi adjuvan dengan doxorubisin diikuti terapi radiasi.
b. Neoadjuvant chemotherapy
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan sebelum
dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor terlalu besar untuk
dilakukan lumpectomy.
Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium lanjut adalah kemoterapi
neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti mastektomi atau lumpectomy dengan
diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi adjuvan, dilanjutkan dengan terapi
radiasi. Untuk Stadium IIIa inoperabel dan IIIb, kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk
menurunkan beban atau ukuran tumor tersebut, sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan
modified radical mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi.
3. Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik berupa reseptor
28
hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormon ini ditemukan pada
lebih dari 90% karsinoma duktal dan lobular invasif yang masih berdiferensiasi baik.
Setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol, tamoxifen menghambat
pengambilan estrogen pada jaringan payudara. Respon klinis terhadap anti-estrogen sekitar
60% pada wanita dengan karsinoma mammae dengan reseptor hormon yang positif, tetapi
lebih rendah yaitu sekitar 10% pada reseptor hormonal yang negatif. Kelebihan tamoxifen
dari kemoterapi adalah tidak adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual,
muntah dan retensi cairan dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Resiko jangka panjang
pengunaan tamoxifen adalah karsinoma endometrium. Terapi dengan tamoxifen dihentikan
setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi merekomendasikan tamoxifen untuk ditambahkan
pada terapi neoadjuvan pada karsinoma mammae stadium lanjut terutama pada reseptor
hormonal yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae stadium IV, antiestrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
4. Terapi antibodi anti-HER2/neu
Penentuan ekspresi HER-2/neu pada semua karsinoma mammae yang baru didiagnosis,
saat ini direkomendasi. Hal ini digunakan untuk tujuan prognostik pada pasien tanpa
pembesaran KGB, untuk membantu pemilihan kemoterapi adjuvan karena dengan regimen
adriamycin menberikan respon yang lebih baik pada karsinoma mammae dengan
overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan overekspresi Her-2/neu mungkin dapat diobati
dengan trastuzumab yang ditambahkan pada kemoterapi adjuvan.
X. Prognosis
Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma mammae antara tahun 19831987 telah dikalkulasi berdasarkan pengamatan, epidemiologi dan hasil akhir program
data, didapatkan bahwa angka 5-year survival untuk stadium I adalah 94%, stadium IIa
85%, IIb 70%, dimana pada stadium IIIa sekitar 52%, IIIb 48% dan untuk stasium IV
adalah 18%.
29
30