Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Kelompok 11
Mifta Arfadina Fitri
L1B015050
Tubagus Aqaly Dahru
L1B015051
Atikah Nurul Hidayah
L1B015052
Harza Shifa Maulana
L1B015053
Urfa Hizbul Hanif
L1B015054
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................
I. PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................
1.2. Tujuan................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Belanak...............................................
2.2. Gonad................................................................................................
III.PEMBAHASAN..........................................................................................
3.1. Reproduksi dan Seksualitas Ikan Belanak........................................
3.2. Aspek aspek yang mempengaruhi.................................................
3.2.1 Rasio Kelamin...........................................................................
3.2.2 Tingkat Kematangan Gonad......................................................
3.2.3 Ukuran Ikan Saat Pertama Matang Gonad................................
3.2.4 Indeks Kematangan Gonad.......................................................
3.2.5 Fekunditas.................................................................................
3.2.6 Faktor Kondisi............................................................................
IV.PENUTUP..................................................................................................
4.1. Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Fungsi
2
dibudidayakan di
(Effendie,
antara
ikan-ikan
laut
merupakan
dari
jenis
air payau
ikan
belanak
di perairan
disebabkan
pantai
didapat dan
dagingnya banyak
baik,
benihnya
disenangi masyarakat
mudah
(Tandipayuk,
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui system
reproduksi ikan belanak dan proses reproduksinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kingdom
: Animalia
Ordo
: Parcesoces
Filum
: Chordata
Famili
: Mugilidae
Kelas
: Pisces
Spesies
Mugil
spp.
Liza
spp.
Subkelas
: Teleostei
Ikan dari famili Mugilidae termasuk ikan circum global, tersebar
di laut, estuaria dan perairan pantai daerah tropic dan subtropik.
Merupakan ikan bentopelagik (hidup didasar sampai permukaan air) dan
bergerombol dalam jumlah banyak. Penyebaran ikan belanak sangat
luas (all tropical and temperate seas) meliputi ; Indo-Pacific, laut merah,
Jepang bagian utara, dan Afrika Selatan. Famili ini diperkirakan
mempunyai 64 spesies ( Thomson, 1964), dan sekitar 28 spesies ikan ini
terdapat di Indonesia ( Weber,1922).
Warna : Bagian belakang berwarna kehijau-hijauan atau abu-abu
kecoklatan, pada bagian sisi dan perut berwarna keperakan; pinggiran
belakang sirip ekor berwarna hitam; pada permulaan sirip dada terdapat
spot biru. Ikan belanak bersisik cycloid atau ctenoid, bisa dengan jari-jari
kecil di tepinya atau tidak, ujung rahang atas melengkung ke bawah dan
terlihat pada saat mulutnya tertutup.
Famili Mugillidae merupakan ikan yang mempunyai prospek yang
paling baik untuk dijadikan ikan budidaya diantara ikan laut dan air
payau. Hal ini disebakan selain penyebarannya luas, ikan ikan tersebut
juga mampu bertoleransi pada kondisi kondisi yang ekstrim terhadap
salinitas, suhu, dan juga dapat menyesuaikan terhadap keadaan
makanan di berbagai macam habitat. Dilihat dari segi pemasaran, Ikan
belanak banyak disukai masyarakat baik sebagai ikan segar atau
sebagai ikan yang telah diawetkan secara tradisional.
2.2.
Gonad
Meskipun
gonadotropin
tidak
secara
langsung
mempengaruhi
namun
mempengaruhi
sekresi estrogen oleh sel folikel telur dan androgen oleh jaringan testis.
Gonad ikan terletak di bagian atas rongga tubuh, memanjang pada
vertebrate rongga tubuh hingga berakhir pada lubang genital.
Pada
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Ikan belanak adalah ikan hetero seksual yang mana dalam satu
spesies betina dan jantannya terpisah. Berdasarkan organ tempat
embrio berkembang, ikan belanak tergolong dalam ikan ovipar (berteur).
Ovarium ikan belanak termasuk ke dalam tipe kriptovarian yang berarti
ovariumnya bersatu dengan saluran telur. Jadi telur yang di ovulasikan
tidak akan melalu rongga tubuh melainkan langsung ke saluran telur.
Ikan belanak tidak mempunyai organ atau bagian tubuh yang
memperlihatkan sifat seksual sekunder, sehingga secara morfologi
kelaminnya tidak dapat ditentukan secara eksternal termasuk lubang
genitalnya. Untuk mengetahui perbedaan antara jantan dan betina
dapat dilakukan dengan cara stripping yaitu dengan cara memijat perut
ikan sampai anus dan apabila keluar cairan berwarna putih seperti
santan (sperma) maka ikan tersebut berjenis kelamin jantan. Ikan betina
yang matang gonad mempunyai perut besar, apabila ikan tersebut
mendapatkan tekanan halus pada bagian perutya ke arah anus, maka
4
dengan salinitas yang agak tinggi. Telur-telur dikeluarkan begitu saja dan
terbawa arus sampai ke muara sungai. Anak-anak
belanak akan
3.2.
rantai dalam siklus hidup ikan. Beberapa aspek biologi reproduksi seperti
factor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran ikan
pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas dan
diameter
telur
penting
diketahui
untuk
kepentingan
pengolahn
3.2.1.
Rasio Kelamin
Rasio kelamin antara ikan belanak jantan dan betina tidak
seimbang 1:1, baik dalam musim atau bulan pemijahan maupun tidak.
Adanya fluktuasi ini kemungkinan dikarenakan perbedaan musim
kemarau dan musim hujan. Berdasarkan ukuran panjang secara umum
dapat digambarkan semakin besar ukuran ikan, proporsi betina semakin
meningkat. Untuk mempertahankan kelestarian populasi diharapkan
perbandingan jantan dan betina seimbang atau sedapat dapatnya ikan
betina lebih banyak (Purwanto,1986).
3.2.2.
Tingkat
kematangan
Betina
Jantan
Ovari
seperti
benang.
Panjang sampai kedepan
rongga tubuh. Warna jernih,
permukaan licin.
II
Ukuran
testes
lebih
besar. Pewarnaan putih
seperti susu. Bentuk
lebih jelas dari pada
tingkat 1.
III
Ovari
berwarna
kuning.
Secara morpologi telur mulai
kelihatan butirnya dengan
mata.
Permukaan
testes
tampak bergerigi. Warna
makin
putih,
testes
makin
besar,
dalam
keadaan diawet mudah
putus.
IV.
V.
Ovari
berkerut,
dinding
tebal,
butir
telur
sisa
terdapat di deket pelepasan.
Banyak telur seperti pada
tingkat II.
3.2.3.
Berdasarkan
3.2.4.
fluktuasi
belanak mengalami
pada ikan jantan lebih kecil daripada ikan betina, hal ini karena
bobot gonad ikan betina lebih besar hal ini didapatkan pada beberapa
penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Sulistiono (2001) dan
Jannah (2001) pada spesies Mugil dussumieri, serta Effendie (1984) pada
spesies Lisa subviridis .
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sulistiono
(2001) nilai IKG terbesar berturut-turut adalah pada bulan Juni dan
Januari. Sehingga dapat diperkirakan bahwa ikan mengalami puncak
pemijahan dua kali dalam setahun, meskipun demikian ikan ini tetap
memijah sepanjang tahun (Sari,2000).
3.2.5.
Fekunditas
3.2.6.
Faktor Kondisi
Pada musim kemarau hasil tangkapan belanak di daerah teluk
pembesaran.
IKG
ikan
belanak
jantan
lebih
kecil
Hoar, W.S., D.J. Randall (eds), 1983. Fish physiology. Vol. 9. Reproduction. Part
A. Endocrine tissues and hormones. New York, Academic Press, 483 hal.
Jannah, M.R. 2001. Beberapa aspek biologi reproduksi ikan belanak ( Mugil
dussumieri) di perairan ujung pangkah, gresik, jawa timur. Skripsi.
Fakults Perikanan dan ilmu Kelautan. IPB . Bogor
Mukti, Akhmad Taufiq. 2007. Perbandingan pertumbuhan dan Perkembangan
Gonad Ikan Mas (Cyprinus carpio) Diploid dan Tetraploid. Berk. Penel.
Hayati: 13 (27-32).
Nikolsky, G.V. 1963. The ecology of fishes. Academic Press. New York. 325 Hal.
Purwanto, G. 1986. Studi Pendahuluan Keadaan Reproduksi dan Perbandingan
Kelamin Ikan Cakalang ( Katsuwonus pelamis ) di Perairan Sekitar Teluk
Piru dan Elpaputih P. Seram.Jurnal penelitian perikanan laut 34:69-78
Saanin, H. 1984. Taksnomi dan kunci identifikasi ikan, jilid I dan II. Binacipta.
Bandung. 508 hal.
Sari, P. P. 2000. Reproduksi ikan Shirogisu Sillago japonica ( Temminck dan
Schlegel ) di Perairan Teluk Omura, Nagasaki, jepang. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
Silva dan de Silva. 1981. Aspect of the biology of Grey Mullet, Mugil dussumieri
L.,adult population of a Coastal Lagoon in Sri Langka. Department of
Zoologi Ruhuna University College. Matara. Sri Langka
Sulistiono, M.A, Aziz, K.A. 2001. Pertumbuhan Ikan Belanak ( Mugil dussumieri)
di perairan ujung pangkah, jawa timur. Jurnal iktiologi Indonesia, Vol. 1,
No.2 . 39-47 hal.
Tandipayuk,L.S.1988.Pengaruh Berbagai Densitas Populasi Ikan Belanak Liza
subdiviris valencienes Terhadap Produksi Biomassa Ikan Banding Dalam
Tambak.Tesis.Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor.116h