You are on page 1of 3

Sistem terkait gastointestinal

Rongga mulut
Penampilan fisik, kemampuan berkomunikasi, dan asupan nutrisi ditingkatkan oleh
kebersihan mukosa mulut dan keutuhan gigi. Tanggalnya gigi bukan suatu konsekuensi dasar
dari proses penuaan, banyak lansia mengalami penanggalan gigi sebagai akibat dari
hilangnya tulang penyokong pada permukaan periosteal dan peridontal. Hilangnya sokongan
tulang ini juga berperan terhadap kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan penyediaan
sokongan gigi yang adekuat dan stabil pada usia lebih lanjut. Gigi-gigi yang tersisa pada usia
setelah 70 tahun sering menimbulkan perasaan ngilu pada permukaan pengunyah. Penyusutan
dan fibrosis pada akar halus bersama-sama dengan retraksi gusi juga berkontribusi terhadap
penanggalan gigi pada penyakit periodontal
Mukosa mulut tampak merah dan berkilat pada lansia karena adanya atrofi. Bibir dan
gusi tampak tipis karena epitalium telah menyusut dan menjadi lebih mengandung keratin.
Vaskularitas mukosa mulut menurun dan gusi yang tampak pucat adalah akibat dari
menurunnya suplai darah.
Esofagus
Motilitas esofagus tetap normal meskipun esofagus mengalami sedikit dilatasi seiring
penuaan. Sfingter esofagus bagian bawah (kardiak) kehilangan tonus. Refleks muntah pada
lansia akan melemah. Kombinasi dari faktor-faktor ini akan meningkatkan resiko terjadinya
aspirasi pada lansia.
Lambung
Terjadi atrofi mukosa. Atrofi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief

akan

menyebabakan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor instrinsik berkurang. Ukuran
lambung pada lansia menjadi lebih kecil karena akibat dari penurunan sekresi asam
hidroklorik (hipoklorhidria), sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Proses
perubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang
rangsang rasa lapar juga berkurang.

Usus Halus
Mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang,
sehingga jumlah vili berkurang dan selanjutnya juga menurunkan proses absorbsi. Didaerah
duodenum enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga
metabolisme karbohidrat juga protein menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti
ini sering menyababkan gangguan yang disebut sebagai mal digesti dan mal absorbsi.
Pankreas
Produksi ensim amilase, tripsin dan lipase akan menurun sehingga kapasitas
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga akan menurun. Pada lansia sering terjadi
pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula
Vateri akan menyebabkan oto-digesti parentim pankreas oleh enzim elastase dan fosfolipaseA yang diaktifkan oleh tripsin dan atau asam empedu.
Hati
Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Disamping itu juga memegang peranan besar dalam proses detoksifikasi, sirkulasi,
penyimpanan vitamin, konjungasi bilirubin dan sebagainya. Dengan meningkatnya usia,
secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel,
berubah bentuk menjadi jaringan fibrous. Hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi hati
dalam berbagai aspek yang telah disebutkan tadi.
Usus Besar dan Rektum
Pada usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon
menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorbsi air dan elekrtolit meningkat
(pada colon sudah tidak terjadi abrobsi makanan), feses menjadi lebih keras sehingga keluhan
sulit buang air merupakan keluhan yang sering didapat pada lansia. Konstipasi juga
disebabkan karena peristaltik kolon yang melemah gagal mengosongka rektum. Proses
defekasi yang seharusnya dibantu oleh kontraksi dinding abdomen juga sering kali tidak
efektif karena dinding abdomen sudah melemah.

Darmojo Boedhi. 2010. Geriatrik Buku Ajar. Jakarta. FKUI


Stanley Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC

You might also like