Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

1.2 SIKLUS OTTO

Mesin empat langkah pertama kali didemonstrasikan oleh Nikolaus Otto
pada tahun 1876. Mesin empat langkah sekarang ini semakin populer. Hampir
semua jenis kendaraan telah menggunakan mesin empat langkah. Di Indonesia
produsen sepeda motor yang dulunya dua langkah kini beralih ke empat langkah.
Ini karena mesin empat langkah lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar.
Motor empat langkah ada yang berbahan bakar bensin dan ada pula yang solar.
Sebenarnya yang didemonstrasikan oleh Otto merupakan prinsip kerja dari motor
bensin , dan karena itulah prinsip kerja motor bensin sering disebut siklus Otto.
Motor bensin sering pula disebut motor penyalaan cetus (spark ignition engine).
Daya yang dihasilkan di dalam silinder disebut daya indikasi (indicated horse
power). Sebagian daya itu

hilang selama proses transmisi karena gesekan

mekanis dan gesekan fluida. Sebagian lagi dipakai untuk menggerakkan alat bantu
mesin seperti pompa bahan bakar, generator dan pompa air pendingin. Total daya
yang diteruskan oleh poros mesin disebut daya pengereman (brake horse power).
Efisiensi mekanis mesin adalah:

mech =

Brake horse power

Indicated horse power

(1)

Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure,mep) didefenisikan sebagai

tekanan konstan yang bila bekerja pada piston selama langkah kerja akan
menghasilkan kerja yang sama dengan kerja bersih pada siklus aktual. Besarnya

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 12

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

adalah kerja bersih dibagi dengan volume langkah (displacement volume or stroke
volume ), Vs = V1 V2.
mep =

Wnet
Vs

Proses pada siklus mesin empat langkah adalah : langkah isap (intake), kompressi
(compression), kerja (power) dan buang (exhaust
Langkah Isap (Intake stroke).
Katup masuk terbuka sedangkan katup buang tertutup.
Piston bergerak dari titik mati atas, TMA, (top dead
center, TDC) menuju ke titik mati bawah, TMB (Bottom
Dead Center, BDC), menyebabkan tekanan di dalam
silinder vakum (lebih rendah dari tekanan atmosfir).
Akibatnya campuran udara bahan bakar tersedot masuk.
Saat piston sampai di bawah katup pemasukan tertutup.

Langkah kompressi (Compression stroke).

Katup masuk dan katup buang tertutup. Piston bergerak dari
TMB menuju ke TMA. Campuran udara bahan bakar ditekan
sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Temperaturnya
mendekati temperatur auto ginition.

Langkah kerja(Power stroke).

Kedua katup masih tertutup.
Saat piston mendekati TMA gas di dalam silinder dibakar
oleh cetusan bunga api dari busi. Hasil pembakaran ini
menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mendorong
piston ke TMB. Gerakan translasi piston diubah menjadi
gerakan rotasi poros engkol yang selanjutnya akan
menggerakkan kendaraan.

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 13

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

Langkah Buang (Exhaust stroke).

Katup masuk tertutup, katup buang terbuka.
Pada akhir langkah kompressi yaitu saat piston di TMB,
katup buang terbuka. Piston bergerak dari TMB ke TMA
mendorong gas hasil pembakaran ke luar. Sampai di TMA
katup buang tertutup dan katup masuk terbuka langkah
isap dimulai lagi.

Diagram P-V dan T-s

T (K)

P (kPa)

Qin
3
2

Qin

4
Qout

3
1 V (m )

Qout

6
a

(a)

(b)

(c)
Gambar 1 Siklus ideal motor bensin (a) Diagram P-V (b) Diagram T-s
(c ) Sistem piston silinder

Back to the fig.1; the processes inside the cylinder are:

Process 1=> 2 is a reversible adiabatic (isentropic) compression. Air is
compressed by the inward stroke of the piston. State 2 is at a higher
temperature and pressure than state 1.

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 14

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

P1V1 = P2 V2

or
T2 V1
=
T1 V2

(2)

Process 2=> 3; heat is transferred to the system at constant volume. Temperature,

pressure, and entropy increase. The amount of heat transferred to
the system is
Qin = mcv (T3 T2)

(3)

where cv is the specific heat at constant volume.

Process 3=> 4 is a reversible adiabatic (isentropic) expansion. Piston moves on
the outward stroke. Both temperature and pressure decrease. The
relation between state 3 and 4 is:

P3V3 = P4 V4

or
T4 V3
=
T3 V4

(4)

Process 4=> 1; heat is rejected from the system at constant volume. The
temperature, pressure and entropy decrease. The amount of heat
transferred from the system is
Qout = mcv (T4 T1)

(5)

The net work done by the cycle is:

Wnet = Q in Q out

(6)

The thermal efficiency of the cycle is

th =

Wnet
Q in

(7)

For and cv are constants, eq.7 becomes

th = 1

T1
1
= 1 1
T2
rv

Where rv is the compression ratio =

(8)
V1 V4
=
V2 V3

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 15

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

cp
cv

is the specific heat ratio

Note that the thermal efficiency is a function of the compression ratio rv. Hence an
increase in the compression ratio results in an increase in thermal efficiency.
In spark ignition engine, an upper limit of the compression ratio is set by the
ignition temperature of the fuel. The temperature of the fuel-air mixture at the end
of the compression stroke must be below the fuel ignition temperature. If this limit
is exceeded, a high speed, high pressure combustion wave (detonation wave) will
propagate prematurely in the engine cylinder cause knocking.
Referring to the T-s diagram on fig.1, area a-2-3-b-a is equal to the amount of heat
transferred to the system during the constant volume process 2-3. Since T6 is the
lowest temperature at which heat may be rejected, process 5-6 corresponds to the
minimum possible heat rejection. The area above process 5-6 (area 6-2-3-5-6) is
available energy; the area below it (area a-6-5-b-a) is unavailable energy.
Example 1.2.1

An air-standard Otto cycle has a compression ratio of 8. At the beginning

of the compression process, the temperature is 300 K, and the pressure is
100 kPa. If the maximum temperature of the cycle is 1200 K and the
specific heat ratio = 1.4 determine

The heat supplies per kg of air.

The net work done per kg of air.

The thermal efficiency of the cycle

Solution:
Known; rv, T1, P1, T3

From eq.2;

T2
1.4 1
= (8)
yields T2 = 689.2 K
300

From eq.4;

T4
1.4 1
yields T4 = 522.3 K
= (1 / 8)
1200

For process 2-3 the average temperature is 944.6 K; hence the specific heat
at constant volume cv = 0.754 kJ/kgK. Eq.3 becomes:
q in = c v (T3 T2 )
= (0.754 kJ/kgK)(1200 689.2)K

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 16

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

=385.1 kJ/kg

For process 4-1 the average temperature is 411.15 K; hence the specific
heat at constant volume cv = 0.7165 kJ/kgK. Eq.5 becomes:
q out = c v (T4 T1 )
= (0.7165 kJ/kgK)(522.3 300)K
=159.3 kJ/kg
The net work done per kg of air is
wnet = qin qout
= 225.8 kJ/kg

Because we assume that cv is not constant then eq.8 can be applied. The
thermal efficiency is obtained from eq.7, yields
th =

225.8
= 0.586 or 58.6%
385.1

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman

17

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman

18

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

Contoh 1.2.2

Sebuah siklus standar udara Otto mempunyai temperatur maksimum 2200 K

dan rasio kompressi 8. Kondisi pada awal proses kompressi adalah 1 bar, 290
K dan 400 cm3. Hitunglah:
a. Massa udara di dalam sistem, [kg]
b. Temperatur pada akhir langkah kompressi, [K]
c. Kalor yang dimasukkan ke sistem, [kJ]
d. Temperatur pada akhir langkah ekspansi, [K]
e. Kalor yang dibuang dari sistem, [kJ]
f. Efisiensi thermal siklus
Penyelesaian
Data yang diketahui:

r=

V1 V4
=
=8
V2 V3

P1 = 100 kPa

T3 = 2200 K
V1 = 400 cm3

T1 = 290 K

Skema diagram P-v dan T-s siklus:

Qin
Qin

Qout

Qout
s

a. Massa udara di dalam sistem tetap. Dengan persamaan gas ideal diperoleh:
P1 .V1
R.T1

m=

100 kPa x 400 x (10 2 ) 3 m 3

0,287 kJ /( kg.K ) 290K

= 4,806 x 10-4 kg

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman

19

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

b. Temperatur pada akhir langkah kompressi (T2) diperoleh dengan melihat

bahwa proses 1 2 adalah kompressi isentropik.
V
T2 = T1 1
V2

k 1

= 290 K (8)1,4-1
= 666,245 K
c. Kalor yang dimasukkan ke dalam sistem
Qin = m.cv .(T3 T2)
= 4,806 x 10-4 kg x 0,7165 kJ/(kg.K) (2200 666,245) K
= 0,5281 kJ
d. Temperatur pada akhir langkah ekspansi (T4) diperoleh dengan melihat bahwa
proses 3-4 adalah ekspansi isentropik.
V
T4 = T3 4
V3

1 k

= 2200 K (8)1-1,4
= 957,606 K
e. Kalor yang dibuang dari sistem
Qout = mcv (T4 T1)
= 4,806 x 10-4 kg x 0,7165 kJ/(kg.K) (957,606 290) K
= 0,2299 kJ
f. Efisiensi thermal siklus:
=1
=1

Q out
Q in

0,2299
0,5281

= 56,47 %
Contoh 1.2.3

Sebuah siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi 8. Kondisi udara pada awal
proses kompresi adalah 95 kPa dan 27oC; kalor sebesar 750 kJ/kg dipindahkan
selama proses pemasukan pada volume konstan. Dengan memperhitungkan
variasi kalor spesifik sebagai fungsi waktu, hitunglah:
a. Temperature dan tekanan pada akhir proses pemasukan
b. The net work output

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman

20

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

c. Efisiensi thermal siklus

d. Mean effective pressure
e.

Bila temperatur sumber 2000 K dan temperture sink 300 K hitung total
irreversibilitas proses, dan availability pada akhir langkah tenaga

Penyelesaian

Diketahui
Fluida : udara dengan Cp dan Cv bervariasi terhadap temperatur.
Meski Cp dan Cv bervariasi tetapi R = Cp Cv nilainya konstan. Untuk
udara

: R = 0,287 kJ/(kg.K)

Compression ratio :

1
=r =8
2

P1 = 95 kPa

T1 = 27oC = 300K

To = Tsink = 300K

Tsource = 2000K

qin = 750 kJ/kg

T
qin

qin

qout

2
1

4
1

qout

a). Volume spesifik pada titik 1 adalah:

v1 = R.T1
P1

0,287 (kJ/kg.K) x 300 K

95 kPa

= 0,9063 m3/kg
Volume spesfik pada akhir langkah kompresi (titik 2)

1
= 8 v2 = 0,1133 m3/kg
2
Persamaan

T2
P
k 1
atau 2 = (rv )k tidak dapat dipakai karena nilai k
= (rv )
T1
P1

merupakan fungsi temperatur dan harus ditentukan berdasarkan harga T2,

padahal T2 belum diketahui.
Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 21

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

Dari tabel berdasarkan harga T1 = 27oC = 300K:

u1 = 214,07 kJ/kg

vr1 = 621,2

Untuk proses 1-2:

r2

= 2
r1
1

r2 = r1
rv

621,2
8

= 77,65
Berdasarkan harga vr2 = 77,65 dari tabel diperoleh:
T2 = 673,09 K

u2 = 491,22 kJ/kg

s2o = 1,70203 kJ/(kg.K)

Tekanan pada akhir langkah kompressi:

P2 = R.T2
2

0,287 (kJ/kg.K) x 673,09 K

0,1133

m3
kg

= 1705,00 kPa
Jumlah kalor yang disuplai ke sistem:
qin = u3 u2
u3 = qin + u2
= (750 + 491,22) kJ/kg
= 1241,22 kJ/kg
Berdasarkan u3 = 1241,22 kJ/kg dari tabel diperoleh:
T3 = 1538,70 K

vr3 = 6,588

s3o = 3,47608 kJ/(kg.K)

Tekanan pada akhir proses pemasukan kalor (P3)

P3 = R.T3
3

v3 = v2 = 0,1133 m3/kg

0,287 (kJ/kg.K) x 1538,7 K

0,1133

m3
kg

= 3897,68 kPa

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 22

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

b). Proses 3-4 ekspansi isentropik

r4

= 4
r3
3

v4 = v1 ; v2 = v3

r4 = r3 1 = r r3
2

= 6,588 x 8

= 52,704
Berdasarkan harga vr4 = 52,704dari tabel diperoleh:
T4 = 774,54 K

u4 = 571,72 kJ/kg

Besarnya kalor yang dibuang dari sistem:

qout = u4 u1
= (571,72 214,07) kJ/kg
= 357,65 kJ/kg

Kata in dan out telah menyatakan arah dari

suatu proses. Jadi kalor yang keluar dari

sistem yang harusnya bernilai negative tetapi
karena sudah ada kata out berarti kalor
keluar dari sistem.
Akan tetapi:
qout = q41
q41 = u1 u4 = 357,65 kJ/kg

Sebab

Kerja bersih siklus:

wnet = qin qout
= (750 357,65) kJ/kg
= 392,35 kJ/kg
c). Efisiensi thermal siklus:
=

w net
q in

= 392,35
750

= 52,31 %
d). Mean effective pressure:
mep =

w net
1 2

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 23

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

392,35
0,9063 0,1133

= 494,77 kPa
e). Irreversibilitas pada proses 1-2:
i = To sgen

q
i1 2 = To s 2 s1 + surr
Tsurr

Process 1-2 isentropik s1 = s2 dan q1-2 = 0

Dimana qsurr = q1-2

i1 2 = 0

Irreversibilitas pada proses 2-3:

q
i 2 3 = To s 3 s 2 + surr
Tsurr

Tsurr = 2000K

qsurr = q2-3 = -750 kJ/kg

dimana:
P
s3 s2 = s3o s2o R ln 3
P2

3897,68
= 3,47608 2,53079 0,287 ln

1705,00
= 0,70799 kJ/(kg.K)
kJ

750

kJ
kg

+
i 2 3 = 300K 0,70799
kg.K 2000K

= 99,897 kJ/kg
Irreversibilitas pada proses 3-4:

q
i 3 4 = To s 3 s 4 + surr
Tsurr

Process 3-4 isentropik s3 = s4 dan q3-4 = 0

Dimana qsurr = q3-4

i3 4 = 0
Irreversibilitas pada proses 4-1:

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 24

Diktat Kuliah Termodinamika II\Siklus Daya Gas\Siklus Otto

q
i 4 1 = To s1 s 4 + surr
Tsurr

Tsurr = 300K

qsurr = q4-1 = + 357,65 kJ/kg

Dari diagram T-s untuk siklus Otto terlihat bahwa:
s1 s4 = (s3 s2)
= 0,70799 kJ/(kg.K)
Dengan demikian:
kJ

+ 357,65

kJ
kg

+
i 4 1 = 300K 0,70799
kg.K
300K

= 145,253 kJ/kg
Irreversibilitas total dari sistem:

i total = i1 2 + i 2 3 + i 3 4 + i 4 1
= 0 + 99,897 kJ/kg + 0 + 145,253 kJ/kg

= 245,150 kJ/kg
Availability pada akhir proses (titik 4)

4 = (u 4 u o ) To (s 4 s o ) + Po ( 4 o )
Dimana:
u4 uo = u4 u1 = qout = 357,65 kJ/kg
s4 so = s4 s1 = 0,70799 kJ/(kg.K)
v4 vo = v4 v1 = 0

sebab v4 = v1

Dengan demikian
4 = (u 4 u o ) To (s 4 s o ) + Po ( 4 o )
= 357,65 kJ/kg 300K [0,70799 kJ/(kg.K)] + 0

= 145,253 kJ/kg

Yesung A.P.\\Teknik Mesin UNRAM \\ Semester Genap 2008 - 2009

Halaman 25