You are on page 1of 9

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pada Peserta Didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar


Sultan T, S.Pd1), Dra. Nurhayati, M.Si2), Ardat, S.Pd., M.Pd3)
PPG Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar
Email: sultansmpn1dp@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang


bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika melalui model pembelajaran berbasis
masalah pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar yang berjumlah 35
peserta didik terdiri atas 17 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 2 siklus terdiri atas empat komponen utama, yaitu: 1). Perencanaan,
2). Pelaksanaan tindakan, 3). Observasi, dan 4). Refleksi. Untuk mengumpulkan data hasil
belajar peserta didik digunakan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dan untuk data
observasi peserta didik dalam kelas digunakan lembar observasi. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif sebagai
data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I skor rata-rata hasil belajar
peserta didik sebesar 36,43 dengan persentase jumlah peserta didik dalam kategori rendah
sebesar 42,86% sedangkan pada siklus II skor rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar
62,66 dengan persentase jumlah peserta didik dalam kategori rendah sebesar 11,43%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika pada materi gerak lurus berubah
beraturan dan hukum Newton peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Kata Kunci: Model pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar fisika

PENDAHULUAN

belajar fisika peserta didik. Adapun model

Pada umumnya mata pelajaran fisika merupakan

pembelajaran yang digunakan adalah model

mata pelajaran yang membosankan bagi peserta

pembelajaran

didik. Disinilah peran guru untuk menciptakan

memilih model ini karena peserta didik terlibat

pelajaran fisika sebagai sesuatu yang menarik

langsung

sehingga

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

peserta

didik

terangsang

untuk

melibatkan diri secara aktif dan kritis dalam

berbasis

dalam

masalah,

proses

dan

alasan

pembelajaran

dan

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka

mendiskusikan permasalahan dalam pelajaran

penulis

fisika.

tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Hasil


Berdasarkan pengalaman peneliti khususnya

Belajar

akan

melakukan

Fisika

sebuah

Melalui Model

penelitian

Pembelajaran

di Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar

Berbasis Masalah Pada Peserta Didik Kelas X

menemukan berbagai masalah

MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar. Berdasarkan

yang dialami

peserta didik, masalah ini diidentifikasi melalui

latar

observasi yang dilakukan kurang lebih 2 bulan

masalah yang diangkan pada penelitian ini adalah

adapun masalah yang ditemukan yaitu kurangnya

bagaimana cara meningkatkan hasil belajar fisika

minat dan motivasi belajar peserta didik, adanya

melalui model pembelajaran berbasis masalah

peserta didik yang keluar masuk ketika belajar dan

pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10

mengganggu

Makassar?

temannya

ketika

diskusi

serta

rendahnya hasil belajar peserta didik.

belakang

Tujuan

yang

dikemukakan,

penelitian

ini

rumusan

adalah

untuk

Dari berbagai masalah di atas peneliti

meningkatkan hasil belajar fisika melalui model

mengangkat satu masalah yang dianggap penting

pembelajaran berbasis masalah pada peserta didik

yaitu hasil belajar peserta didik, karena dari 35

kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar.

peserta didik yang diberikan soal ulangan harian


diperoleh hasil bahwa tidak adanya peserta didik
memperoleh

skor

yang

mencapai

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:


1. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan

Kriteria

dalam pengelolaan proses pembelajaran dan

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

sekolah atau 100% yang tidak tuntas dan rata-rata

dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.

skor yang diperoleh sebesar 32,60.

2. Bagi

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang


dilakukan

oleh

guru

misalnya

dengan

guru

sebagai

bahan

menambah

wawasan

meningkatkan

mutu

masukan
dalam

pendidikan

dan
upaya

di

kelas

membimbing peserta didik untuk terlibat langsung

melalui model pembelajaran berbasis masalah

dalam kegiatan yang melibatkan peserta didik serta

untuk melihat hasil belajar fisika.

guru yang berperan sebagai pembimbing untuk


menyelesaikan suatu masalah.
Salah satu alternatif yang dilakukan oleh
peneliti dalam menyelesaikan masalah ini adalah

3. Bagi peserta didik kelas X MIA 6 dapat


meningkatkan hasil belajar fisika sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.
Menurut

Arends

salah

satu

model

dengan menggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran yang dapat membantu peserta didik

kelas yang inovatif agar dapat meningkatkan hasil

berlatih menyelesaikan masalah adalah model

Problem Based-Learning. Model ini merupakan

yang menekankan kepada siswa untuk berpikir

pendekatan pembelajaran peserta didik pada

kritis dan menyelesaikan suatu masalah secara

masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik

berkolaborasi serta lebih aktif dalam kegiatan

dapat

pembelajaran.

menyusun

pengetahuannya

sendiri,

menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi

Tahap-tahap model pembelajaran berbasis masalah

dan inkuiri, memandirikan peserta didik, dan

menurut Nurhadi (dalam Kunandar, 2007) sebagai

meningkatkan keterpecayaan dirinya. (Nurhayati

berikut:

Abas 2004).

1. Orientasi siswa kepada masalah

Model pembelajaran masalah mempunyai

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar

ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang

3. Membimbing

masalah yang autentik dan bermakna yang akan

kelompok

penyelidikan

individual

dan

memberi kemudahan kepada para peserta didik

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

untuk melakukan penyelidikan. Peran guru dalam

5. Menganalisis

pembelajaran
masalah,

berbasis

masalah

mengajukan

menyajikan

pertanyaan,

dan

mengevaluasi

proses

menyelesaikan masalah

dan

Menurut

Arikunto

(dalam

Ekawarna,

memfasilitasi penyelidikan. Secara garis besar

2009:35) yang dimaksud dengan hasil belajar

pembelajaran

dari

adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang

mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh

autentik dan bermakna yang dapat memberikan

guru, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam

kemudahan kepada mereka untuk melakukan

bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang,

penyelidikan.

kurang, dan sebagainya.

berbasis

masalah

terdiri

Menurut Kunandar pembelajaran berbasis

Begitu pula menurut Hamalik (dalam

masalah suatu pendekatan pembelajaran yang

Ekawarna, 2009:35) hasil belajar adalah perubahan

menggunakan

sebagai

tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati

konteks bagi siswa untuk belajar. Sementara itu

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,

Boud & Feletti (dalam Yatim Riyanto, 2010)

sikap dan keterampilan.

masalah

dunia

nyata

mendefenisikan pembelajaran berbasis masalah

Jadi, dari beberapa pendapat tentang hasil

sebagai suatu pendekatan ke arah penataan

belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

pembelajaran yang melibatkan para peserta didik

adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah

untuk menghadapi permasalahan melalui praktik

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan

nyata sensual dengan kehidupan sehari-hari. Yatim

tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi

Riyanto menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah

masalah adalah suatu model pembelajaran yang

perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif

dirancang

untuk

dan

didik

perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut

dan

mengembangkan

dikembangkan
kemampuan

peserta

menyelesaikan masalah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran

psikomotorik.

Belajar

mengusahakan

sehingga hasil belajar merupakan perubahan


perilaku dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.

yaitu Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas

(Classroom

Action

Research)

yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika

pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015


dengan jumlah peserta didik 35 orang yang terdiri
dari 17 laki-laki dan 18 perempuan .

melalui model pembelajaran berbasis masalah

Rancangan penelitian ini mengikuti model

pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10

Kemmis dan Mc Taggart (1989) yang terdiri dari

Makassar.

empat komponen utama, yaitu (1) perencanaan, (2)

Dimana penelitian ini terdapat 2 variabel


yaitu hasil belajar sebagai variabel masalah dan

tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.


Model ini dapat digambarkan sebagai berikut.

model pembelajaran berbasis masalah sebagai


variabel tindakan.
Untuk memberikan batasan ruang lingkup
penelitian serta untuk menghindari beda penafsiran
tentang

variabel

dalam

penelitian,

maka

dirumuskan definisi operasional sebagai berikut:


1.

Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam


penelitian ini adalah skor tes hasil belajar
fisika pada akhir setiap siklus yang mencakup
mengingat

(C1),

memahami

(C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),


mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).
2.

Model pembelajaran berbasis masalah yang


dimaksud dalam penelitian ini adalah salah

satu

model

pembelajaran

yang menekankan

kepada peserta didik untuk menyelesaikan


masalah

yang

diberikan

dalam

proses

pembelajaran yang memiliki 5 tahap yaitu

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

orientasi

1. Perencanaan (planning)

siswa

kepada

masalah,
belajar,

Menggunakan model pembelajaran berbasis

membimbing penyelidikan individual dan

masalah untuk meningkatkan hasil belajar

kelompok, mengembangkan dan menyajikan

fisika

moengorganisasi

siswa

untuk

hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi


proses menyelesaikan masalah.

2. Tindakan (Action)
Mengajarkan

materi

fisika

dengan

Penelitian ini diadakan di ruang kelas X

menggunakan model pembelajaran berbasis

MIA 6 dan laboratorium fisika di SMA Negeri 10

masalah di kelas X MIA 6 SMA Negeri 10

Makassar Jl. Tamangapa V No. 12 Makassar Kode

Makassar dan membagi peserta didik menjadi 7

Pos 90235 No. Telepon 0351-492675 dan subjek

kelompok yang terdiri 5 peserta didik setiap

penelitian adalah peserta didik pada satu kelas

kelompok.

3. Observasi (Observation)

a. Data tentang hasil belajar peserta didik diambil

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi

dengan menggunakan tes hasil belajar fisika

terhadap

pada setiap siklus.

pelaksanaan

tindakan

dengan

menggunakan lembar observasi yang telah


dibuat. Dan diamati oleh observer.

b. Data tentang aktivitas peserta didik diambil


dengan

4. Tahap refleksi (Reflection)

menggunakan

lembar

observasi

aktivitas peserta didik.

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi

Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi

dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini,

dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data hasil

demikian pula dengan evaluasinya.

belajar

Pada tahap ini dilakukan refleksi atau menelaah

pendukung dianalisis secara kuantitatif dengan

kembali

hasil

menggunakan statistik deskriptif yang meliputi

observasi dan penilaiannya selama proses

skor rata-rata, presentase, stndar deviasi, skor

pembelajaran

minimum dan skor maksimum yang dicapai setiap

penelitian

ini

berdasarkan

berlangsung.

Mendiskusikan

hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan

Fisika

peserta

didik

sebagai

data

siklus.

observer. Dari hasil diskusi yang diperoleh,

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah

peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat

apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari hasil

sejauh mana faktor-faktor yang diselidiki pada

tes belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6

data observasi telah tercapai. Hal-hal yang

SMA Negeri 10 Makassar dari siklus pertama ke

masih belum berhasil pada siklus ini akan

siklus berikutnya.

ditindak lanjuti atau direvisi pada siklus II dan


hal-hal

yang

sudah

dianggap

benar

dipertahankan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

peserta didik pada akhir siklus I, maka diperoleh

adalah

hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor tes

1. Sumber data

hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini

SMA Negeri 10 Makassar terhadap materi gerak

adalah peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri

lurus berubah beraturan yang diajarkan pada siklus

10 Makassar dengan jumlah 35 orang yang terdiri

I selama 4 kali pertemuan dengan menggunakan

dari 17 orang peserta didik laki-laki dan 18 orang

model pembelajaran berbasis masalah pada proses

peserta didik perempuan dan guru

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1.

2. Jenis data

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-

Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif

rata (mean) hasil belajar Fisika peserta didik kelas

berupa lembar observasi dan data kuantitaif berupa

X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar terhadap

tes hasil belajar sebagai data pendukung.

materi gerak lurus berubah beraturan setelah diajar

3. Cara pengumpulan data

dengan menerapkan model pembelajaran berbasis

Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data

masalah pada siklus I adalah sebesar 36,43 dari

yang diperoleh:

skor ideal yang mungkin dicapai 100 sedangkan


secara individual, skor yang dicapai responden

pada materi gerak lurus berubah beraturan tersebar

Tabel 3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Peserta

antara skor terendah 7 dari skor tertinggi yang

didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar

mungkin dicapai 100 sampai dengan skor tertinggi

Pada Siklus I Untuk 35 responden.

60 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100.


Hal ini memperlihatkan bahwa skor hasil belajar
peserta didik diberikan berdasarkan pedoman
pengskoran yang telah dibuat.
Tabel.1. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta

Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes

Didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar

siklus berupa tes hasil belajar yang terdiri dari 15

Terhadap Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan

butir soal pilihan ganda. Keberhasilan peserta

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

didik dilihat pada perolehan nilai yang mencapai

Pada Siklus I Untuk 35 Responden.

KKM fisika. KKM fisika adalah 75. Berdasarkan


analisis tersebut diperoleh tidak adanya peserta
didik yang mencapai KKM yang ditetukan oleh
sekolah sehingga penelitian ini dilanjutkan ke
Siklus II.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada
peserta didik pada akhir siklus II, maka diperoleh
hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor hasil
belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6 SMA
Negeri 10 Makassar terhadap

materi hukum

Newton yang diajarkan dengan menggunakan


metode model pembelajaran berbasis masalah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor

dalam proses pembelajaran pada siklus II dapat

Hasil Belajar Fisika Peserta didik Kelas X MIA 6

dilihat pada tabel berikut

SMA Negeri 10 Makassar Terhadap Materi Gerak

Tabel 4. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta

Lurus

Model

didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siklus I

Terhadap Materi Hukum Newton Melalui Model

Untuk 35 Responden.

pembelajaran berbasis masalah Pada Siklus II

Berubah

Beraturan

Melalui

Untuk 35 responden.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dan Persentase

Perubahan tersebut merupakan data kualitatif yang

Skor Hasil Belajar Fisika Peserta didik

Kelas X

diperoleh dari lembar observasi yang telah dibuat.

MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar Terhadap Materi

Lembar observasi ini digunakan setiap pertemuan

Hukum Newton Melalui Model pembelajaran

proses belajar mengajar dalam tiap siklus dan diisi

berbasis masalah Pada Siklus II Untuk 35

oleh seorang observer, dalam hal ini guru bidang

responden.

studi fisika dan team teaching tempat penelitian


berlangsung. Dapat dilihat pada tabel 7 hasil
observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan
sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar
Siklus I.

Tabel 6. Deskripsi Ketuntasan Belajar Peserta


didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Pada Siklus II Untuk 35 Responden.

Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai,


maka diakhir pertemuan dilakukan tes siklus II
dengan memberikan tes hasil belajar untuk melihat
hasil belajar fisika peserta didik. Hasil evaluasi
yang diperoleh dari siklus II ini merupakan
kesimpulan

yang

menggambarkan

adanya

peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X


MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar setelah diajar
dengan model pembelajaran berbasis masalah pada
materi

hukum

Newton

dengan

persentase

ketuntasan belajar peserta didik menjadi 11,43 %


atau sebanyak 4 peserta didik yang tuntas, dan
skor rata-rata sebesar 62,66. Rata-rata skor ini
mengalami peningkatan sebesar 72,00%. hasil
tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan
namun masih bisa dilanjutkan ke siklus III untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Selain peningkatan hasil belajar fisika, selama
penelitian pada siklus I dan siklus II tercatat
sejumlah

perubahan

perilaku

peserta

didik.

Tabel 8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar


Siklus II.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah


suatu model pembelajaran yang menekankan
kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan

evaluasi tes hasil belajar adalah 62,66 atau terjadi


peningkatan rata-rata skor sebesar 72,00%.
Pembelajaran

melalui

penerapan

model

masalah

dapat

menyelesaikan suatu masalah secara berkolaborasi

pembelajaran

sehingga peserta didik mengalami pengalaman

meningkatkan aktivitas belajar fisika peserta didik

belajar sendiri. Dalam hal ini guru merancang

karena peserta didik merasa diberi tanggungjawab

sedemikian rupa proses pembelajaran dengan

sepenuhnya

merumuskan setiap materi pembelajaran sesuai

menyelesaikan masalah dalam materi pelajaran

dengan

yang diajarkan sehingga peserta didik menjadi

langkah-langkah

dalam

model

berbasis

dan

dilibatkan

dalam

proses

pembelajaran berbasis masalah sehingga peserta

lebih

didik dapat melaksanakan proses pembelajaran

berlangsung dan akhirnya peserta didik mendapat

dengan terarah untuk menemukan solusi sendiri

pengetahuan melalui pengalaman belajar sendiri

secara berkelompok pada setiap konsep atau

dengan bimbingan oleh guru serta materi pelajaran

prinsip yang dipelajari peserta didik. Oleh karena

dapat menjadi lebih bermakna dan tidak mudah

itu pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidak

dilupakan oleh peserta didik.

hanya

berupa

kebermaknaan
dalam

belajar

hafalan

tetapi

dalam menyelesaikan
sehingga

aktif

pada

saat

proses

pembelajaran

tercapai
masalah

pengetahuan

Kesimpulan

yang

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah

diperoleh peserta didik dapat dipahami dengan

pada mata pelajaran fisika kelas X MIA 6 SMA

baik.

Negeri 10 Makassar dapat disimpulkan secara

Pada siklus I ini belum mendapatkan hasil

keseluruhan terjadi peningkatan. Hal tesebut

yang diharapkan, dimana hasil yang diperoleh

terlihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus

tidak adanya siswa yang tuntas dari 35 peserta

II. Hal ini dapat meningkat karena pada proses

didik dan rata-rata nilai 36,43. Berdasarkan hasil

pembelajaran pada siklus II menggunakan model

observasi aktivitas yang diperoleh peserta didik

pembelajaran berbasis masalah yang disertai

yang mengajukan pendapat atau tanggapan pada

dengan pemberian buku bacaan untuk setiap

saat berdiskusi masih tergolong rendah hanya

peserta didik, jumlah peserta didik dalam setiap

16,43% dan adanya beberapa peserta didik yang

kelompok 3-4 orang dan pada akhir pembelajaran

motivasi belajarnya masih kurang tetapi untuk

diberikan tugas akhir untuk dikerjakan di rumah

motivasi peserta didik termasuk dalam kategori

dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

baik. Berdasarkan analisis tersebut maka penelitian


ini dilanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki

Saran

kekurangan pada siklus I dan mempertahankan

1. Bagi sekolah, salah satu metode yang perlu

yang dianggap sudah baik.

untuk dipertimbangkan dalam pembelajaran

Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar

fisika adalah model pembelajaran berbasis

meskipun hanya 4 peserta didik yang tuntas atau

masalah pada proses pembelajaran khususnya

11,43%. Sedangkan rata-rata skor berdasarkan

pada mata pelajaran fisika, karena berdasarkan

hasil

penelitian

menunjukkan

adanya

peningkatan hasil belajar.

masalah.

2. Bagi guru bidang studi fisika agar dalam


penerapan

metode

pembelajaran

berbasis

masalah benar-benar diefektifkan sesuai dengan


prosedur

metode

pembelajaran

berbasis

masalah agar peserta didik terbiasa dan lebih


mudah dalam memahami, menganalisa dan
menyelesaikan masalah berdasarkan fenomena
yang terjadi di masyarakat. Penggunaan media
belajar

yang

bervariasi

berupa

simulasi,

stimulus belajar dengan memberikan hadiah.

DAFTAR PUSTAKA
Abas

Nurhayati.

2004.

Penerapan

Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem


Based-Learning) dalam pembelajaran Matematika
di SMU. Jakarta: dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan
Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jambi: GP Press
Hanafiah Nanang dan Cucu Sahana. 2009. Materi
Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta:
Rajawali Pers
Riyanto

Yatim.

2009.

Paradigma

Baru

Pembelajaran. Surabaya: Kencana


Sadia I Wayan. 2007. Pengembangan Kemampuan
Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning
dan Cycle Learning Dalam Pembelajaran Fisika.
Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
UNDIKSHA

Sampurno Agus. 2007. Pembelajaran berdasarkan

http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/pemb
elajaran-berdasarkan-masalah/

You might also like