You are on page 1of 15

PARTISI EKSTRAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan
sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat
diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.
Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara
kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses
pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan
kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen
penyusun campuran.Suatu campuran dapat berupa campuran homogen
(satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran
heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair,

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara fraksinasi pada sampel daun bandotan (Ageratum
conyzoides.L) dengan metode ekstraksi padat-cair.
2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk memperoleh data
hasil fraksinasi pada sampel daun bandotan (Ageratum conyzoides.L)
dengan metode ekstraksi padat-cair.

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
1. Klasifikasi Tanaman (ITIS.GOV) :
Kingdom

: Plantae

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Sub Class

: Asteridae

Ordo

: Asterales

Famili

: Asteraceae

Genus

: Ageratum

Spesies

: Ageratum coniziodes L.

2. Morfologi Tanaman (Hariana, 2009) :

www.tumbuhanbudidaya.com
Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm dan
menghasilkan bunga0bunga pink kecil dibagian atas batangnya. Daun
RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
bertangkai letaknya saling berhadapan dan bersilangan (composite),
helaian daun berbulu telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing,
tepi bergerigi, panjang 1 10 cm, lebar 0,5 6 cm, kedua pernukaan
daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak dipermukaan
bawah daun. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanag akan
mengeluarkan akar. Bunga kecil berwarna putih keunguan, bunga
majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata-rata yang keluar
dari ujung tangkai, warnahnya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm,
dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya
kecil, tinggi 30-90 cm dan bercabang.
Habita, tumbuh di ketinggian 1 sampai 200 meter di permukaan
laut. Tumbuh disawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun,
tepi jalan, tanggul, dan tepi air. Tumbuhan ini merupakan herba
manahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah
tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para
petani.
3. Kandungan Kimia
Ageratum mengandung senyawa bioaktif termasuk flavanoid,
alkaloid, cumarins, minyak esensial, chromenes, benzofurans, terpenoid
dan tanin. Para pabrik kimia utama yang ditemukan di pabrik meliputi 6,7
dimethoxy-2,2-dimethylcromene, ageratochromene, alfa-cubebene, alfapinen, alfa-tripinen, beta-caryophyllene-oksida, conyzorigin, coumarin,
dotriacontene, endo-borneol, endo-bornyl asetat, etil-eugenol, farnesol,
RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
friedelin, HCN, kaempferol, kaempferol-3, 7-diglucoside, dan quercetin-3rhamnosylglucoside.
Kandungan kimia dari tanaman ini adalah asam amino, menyak
tebang coumarin, agerathucromene, friedelin, betasitosterol, stigmasterol,
dan pottasium clorida.
Herba Ageratum conyzoides juga berkhasiat untuk pengobatan
demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru (pneumonia), radang
telinga tengah, pendarahan, seperti pendarahan rahim, luka berdarah
adan mimisan, diare, disentri mulas (kolil), muntah, perut kembung,
keseleo, pegalinu, mencegah kehamilan, prosuksi air seni sedikit, tumor
rahim adan perawatan rambut.
4. Khasiat Tanaman
Ageratum conyzoides telah

digunakan

secara

luas

dalam

pengobatan tradisonal oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Di


india Ageratum conyzoides digunakan sebagai bakterisida, antididentri,
dan anti lithik. Sedangkan di Brazil tanaman ini digunakan untuk
mengenali kolik, flu, dan demam diare, rheumatik dan efektif mengobati
luka bakar. Di Indonesia Ageratum conyzoides banyak digunakan untuk
obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.
Masyarakat Dayak Tanjung, menggunakan seduhan akarnya

dan

daunnya yang diremas-remas kemudian dibalurkan disekitar pusar dapat


sebagai obat sakit perut. Sedangkan oleh masyarakay Sunda di Jawa Barat
seluruh bagian tanaman ditumbuk dan dicampur dengan sedikit kapur sirih
dapat sebagai obat luka dan bisul.
RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
C. Teori Umum
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan
metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya
dalam

air)

dengan

menggunakan

pelarut

lain

(biasanya

organik)

(Khamidinal,2009).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di
antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat
berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik
maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro
maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga
banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia
organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat
berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai
yang paling rumit berupa alat Counter Current Craig (Khamidinal,2009).

Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang


diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan
ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran
yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan alam
seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang
berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut
banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam
tertentu dalam larutan air.
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar
perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling
bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka pelarut yang
digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya (Almin,2007).
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan
cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan
banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut
pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai
terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah
didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang
berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk
dilakukan analisis selanjutnya (Almin,2007).
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar ( 1000). Bila hal ini
terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara
kuantitatif. Namun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika dilakukan
RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi sedikit
(Underwood,2001).
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat
campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam
dua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya memberikan
pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun 1981 ia
menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua
cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding
konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur
tertentu. Menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun
hubungan ini berlaku cukup baik dalam kasus-kasus tertentu, pada
kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar, dalam pengertian
termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase
memelihara suatu rasio yang konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam
fase cair yang lain. Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1.
Tetapan sejati KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A (Zenta,2006).
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan
kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi
perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
(media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).
Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut
(atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang
baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar
terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut.
Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya
dengan bantuan perkakas pengaduk) (Zenta,2006).
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan
menyebabkan terbentuknya emulsi

yang tidak dapat lagi atau sukar

sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar.
Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang
batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat
mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan
yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi
sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup
besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain (Yazid,2005).
Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang
terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan
diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau
dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian padatan yang
telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah terbungkus

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
kertas saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organik
dimasukkan ke dalam pelarut godog. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai
dengan

menggunakan

pendingin

air.

Ekstraksi

dilakukan

dengan

memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak (Yazid,2005).

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
No

Pengamatan

Sampel I

Sampel II

Metode ekstraksi

Refluks

Maserasi

Bobot ekstrak (g)

5 gram

15 gram

Pelarut organik

25 ml (dietil eter)

600 ml (n-heksan)

Bobot Fraksi

2,3250 gram

10,1576 gram

B. Pembahasan
Partisi merupakan proses pemisahan suatu komponen senyawa dari suatu
sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair dan partisi padat-cair.
Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam dua
macam pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan
kosentrasi zat terlarut dalam pelarut organik dan pelarut air.
Ada beberapa metode sederhana yang dilakukan untuk menyari komponen
berkhasiat dalam sedian bahan alam diantaranya dengan melakukan perendaman ,
mengaliri simplisia dengan pelarut tertentu ataupun lebih umum dilakukan dengan
perebusan tanpa pendidihan.
Pelarut organik yang umumnya digunakan dalam mengekstraksi adalah air,
methanol, n-heksan, n-buanol. Namun dalam mengekstraksi bahan alam untuk
dikonsumsi oleh manusia anjuran dari WHO digunakan etanol 70% karena tidak

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
toksiK. Pemilihan pelarut untuk melarutkan komponen terlarut sangat dipengaruhi
oleh sifat polar dan non-polar dari pelarut.
Efisiensi ekstraksi dapat diperoleh dengan melakukan ekstraksi berulangulang dengan volume yang sama, jika suatu cairan ditambahkan kedalam suatu
ekstrak yang telah dilarutkan dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur dengan
cairan yang pertama, maka akan terbentuk dua lapisan. Satu komponen dari
campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan tersebut (fase) dan setelah
beberapa waktu dicapai kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan. Waktu
yang diperlukan untuk tercapainya kesetimbangan biasanya dipersingkat dengan
pencampuran kedua fase tersebut dalam corong pisah.
Dalam pemilihan pelarut yang digunakan dipilih pelarut yang dapat
melarutkan komponen zat terlarut yang sangat dipengaruhi oleh sifat kepolaran dan
ketidak polaran larutan yang digunakan tersebut.
Pada praktikum ini, dilakukan

ekstraksi cair-cair setelah dilakukan uji

pendahuluan dimana sampel setelah melakukan uji pendahuluan kelarutan sampel


dalam pelarut air daun Bandotan (Ageratum conyzoides) larut dalam air sehingga
digunakan metode ekstrak cair-cair.
Adapun hasil yang diperoleh, yaitu fraksi n-heksan yang diperoleh untuk
metode maserasi yaitu 10,1576 gram dan untuk metode refluks fraksi dietil eter
diperoleh yaitu 2,3250 gram.

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK

BAB VI
KEIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
Adapun hasil yang diperoleh, yaitu fraksi n-heksan yang diperoleh untuk
metode maserasi yaitu 10,1576 gram dan untuk metode refluks fraksi dietil eter
diperoleh yaitu 2,3250 gram.
B. Saran
Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi agar pengujian identifikasi dapat
berjalan sesuai prosedur penuntun yang ada.

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

PARTISI EKSTRAK
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I. Universitas
Muslim Indoseia: Makassar
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MS, Alimin, Muh Yunus dan Irfan Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar: UIN
Alauddin Makassar.
R.A. Day dan A.L.2001. Underwood. Quantitative Analysis. Terj. Iis Sopyan.
Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Yazid, Estien Yazid.2005 Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: ANDI.
Zenta, Firdaus dan H.A.S Kumanireng,2006. Teknik Laboratorium Kimia
Organik. Makassar: UNHAS.
Sastronomidjojo., 2001, Obat Asli Indonesia, dian takyat : Jakarta .
www.itis.gov

RITA RAHAYU
15020130211

SUCI NOVIYANAH ANSARY.,S.Farm

You might also like