You are on page 1of 3

SUMARRY

Kebijakan Fiskal mempengaruhi makro ekonomi



Kebijakan fiskal adalah jenis intervensi ekonomi di mana pemerintah
melakukan kebijakan ke dalam ekonomi untuk baik memperluas pertumbuhan
ekonomi atau untuk membelanjakannya guna melaksanakan pembangunan.
Dengan mengubah tingkat pengeluaran dan perpajakan, pemerintah dapat
langsung atau tidak langsung mempengaruhi permintaan agregat, yang
merupakan jumlah total barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Satu hal yang perlu diingat tentang kebijakan fiskal adalah bahwa resesi
secara umum didefinisikan sebagai periode waktu setidaknya dua kuartal
berturut-turut penurunan pertumbuhan. Hal ini mungkin memerlukan waktu
untuk bahkan mengenali apakah ada atau tidak ada resesi. Dengan kebijakan
fiskal, akan ada tingkat tertentu jeda waktu di mana kondisi akan memburuk
sebelum diakui. Pada saat yang sama, kebijakan fiskal membutuhkan waktu
untuk menerapkan karena proses legislatif dan administratif, serta kebijakan-
kebijakan yang sama akan mengambil waktu untuk menunjukkan hasil setelah
implementasi.
Konsumen juga dapat bereaksi terhadap kebijakan ini positif atau negatif.
Sebagian besar konsumen akan memiliki reaksi positif per mengatakan untuk
kebijakan yang menurunkan pajak, sementara beberapa akan memiliki masalah
dengan menghabiskan pemerintah lebih yang akan meningkatkan beban utang
negara warga.
Namun demikian, kebijakan fiskal adalah jenis intervensi yang dapat
membantu untuk mengontrol arah ekonomi. Memutuskan apakah dan kapan
harus digunakan dan tentu akan terus diperdebatkan.

Efek dari tax cut terhadap daya beli masyarakat

Untuk mengilustrasi pentingnya perbedaan antara 2 paham stabilisasi

kebijakan fiskal, mempertimbangan efek dari pemotongan wajib pajak orang


pribadi countercyclical kebijakan fiscal. Pajak yang lebih rendah menjadikan
semua hal menjadi konstan sehingga dapat meningkatkan daya beli/pengeluaran

rumah tangga. Konsekuensi dari pemotongan ini adalah bagaimana respon dari
aktivitas ekonomi, tergantung pada bagaimana cara rumah tangga membuat
keputusan dan kondisi umum makroekonomi.

Sejauh ini, dapat diperkirakan bahwa efek dari pemotongan pajak

terhadap rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi menjadi lebih konstan.


Bahkan dalam keadaan kondisi full employment konsumsi mungkin bertambah
sebagai dampak dari diterapkannya tax cut, jika capital market tidak sempurna.
Consumer yang likuiditasnya terbatas hidup menggunakan hutang dibayar
dengan hutang dan dibayar hutang seterusnya akan menambah jumlah
pengeluaran mereka bahkan jika mereka menginternalisasi utang publik.
Konsumsi juga akan meningkat jika pemerintah dapat meminjam hutang dengan
Bunga yang lebih kecil dari pada utang consumer. Tetapi konsumsi dapaet
bertambah secara signifikan ketika ekonomi sedang pada keadaan tidak full
employment dan jika tax cut digunakan sebagai kebijakan fiskal secara
berkelanjutan untuk menstabilkan aktivitas ekonomi atau jika tax cut digunakan
sebagai instrument untuk meningkatkan pendapatan per kapita tiap rumah
tangga dengan menaikan kapasitas produktif ekonomi di masa depan.















TANGGAPAN

You might also like