Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut
akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Pembangunan di bidang
kesehatan gigi merupakan bagian integral pembangunan nasional, artinya dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi
tidak boleh ditinggalkan. Upaya di bidang kesehatan gigi perlu mendapat
perhatian untuk menunjang kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan
dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan
masyarakat dan keluarga dalam pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit
serta pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di
negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah
penyakit jaringan keras gigi (caries dentin).Hal ini karena prevalensi karies di
Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil
yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya
prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin
dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor
perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat
Indonesia. (Magdarina, 2005)
Salah satu sarana yang digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit adalah salah satu
sarana
kesehatan
tempat
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
dengan
2.
1.3 Manfaat
1.
2.
3.
BAB II
HASIL KEGIATAN
Dalam pelaksanaan PKL IKGM IV, saya ditempatkan di RSUD Balung,
Puskesmas Ambulu, dan Puskesmas Kencong. Waktu pelaksanaan kegiatan di
RSUD Balung dimulai pada tanggal 26 Agustus - 05 September 2015, di
Puskesmas Ambulu dimulai pada tanggal 07 September - 19 September 2015 dan
di Puskesmas Kencong dimulai pada tanggal 21 September 03 Oktober 2015.
Adapun hasil kegiatan yang saya lakukan di ketiga tempat tersebut adalah sebagai
berikut:
II.1 RSUD Balung
II.1.1 Profil RSUD Balung
Peningkatan pelayanan bagi masyarakat Kabupaten Jember bagian selatan
dan barat, diwujudkan dengan dirubahnya status Puskesmas Perawatan Balung
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balung kelas C dengan pelayanan
kesehatan spesialistik berdasarkan SK Bupati Jember No. 188.45/388/012/2001
tahun 2001, dan SK Bupati No. 9 tahun 2010, serta Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 931/Menkes/SK/VI/ 2003 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Balung
Kabupaten Jember. Sejak tahun 2008 RSUD Balung berubah status menjadi
Rumah Sakit Daerah Balung berdasarkan Peraturan Bupati No. 71 tahun 2009
tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi RSD Balung Kabupaten Jember.
RSUD Balung terletak di kecamatan Balung dengan jarak kurang lebih 30
km dari pusat kota Jember kearah barat-selatan, tepatnya di jalan Rambipuji No.
19 Balung Kabupaten Jember. Berdiri di atas lahan seluas 2,19 Ha, 45%
diantaranya berupa bangunan, baik medis, penunjang medis maupun non medis.
Tugas pokok dan fungsi RSD Balung berdasarkan Peraturan Bupati
Jember No. 71 Tahun 2009 adalah:
A. Tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Balung mempunyai tugas melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
E. Tujuan
Rumah Sakit Daerah Balung memiliki tujuan :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif,
efektif, efisien dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek
sosial
b. Menyelenggarakan pelayanan rujukan di wilayahnya yang berfungsi
sebagai pusat rujukan antara dengan menggunakan teknologi modern
c. Membangun sumber daya manusia Rumah Sakit yang profesional,
akuntabel, yang berorientasi pada pelanggan serta mempunyai
integritas tinggi dalam memberikan pelayanan
d. Melaksanakan proses pembelajaran yang menunjang pelayanan
kesehatan prima berdasarkan standar nasional dan internasional
e. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan
teknologi di bidang kedokteran dan pelayanan perumahan sakitan
f. Menerapkan sistem informasi manajemen Rumah Sakit dalam rangka
memberi pelayanan yang menyenangkan pelanggan
II.1.2 Kegiatan Orientasi di RSUD Balung
A.
adalah tiap hari senin sabtu jam 07.00 14.00. Pelayanan yang dilakukan
meliputi pelayanan anak sakit, imunisasi, tindik. Imunisasi yang dilayani semua
jenis namun tidak semua vaksin tersedia. Vaksin yang tersedia hanya vaksin dari
program pemerintah. Dan imunisasi yang terjadwal, yaitu BCG dan campak, tiap
dua minggu sekali dilaksanakan pada hari Rabu. Untuk imunisasi yang bukan
program pemerintah maka harus konsultasi dengan apotek mengenai jenis vaksin.
B.
adalah tiap hari senin sabtu jam 07.00 14.00. Pelayanan yang dilakukan
meliputi pelayanan pemeriksaan bagian telinga, hidung ataupun tenggorokan.
Adapun pengobatan yang dilakukan di tempat meliputi pengobatan seperti obat
tetes maupun salep alergen. Apabila dibutuhkan obat minum, maka pasien dapat
menebusnya di bagian apotek rumah sakit.
C.
adalah tiap hari senin sampai sabtu jam 07.00 14.00. Di bagian poli penyakit
dalam ini, tenaga medis meliputi 1 orang dokter spesialis dan 2 perawat. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada poli ini meliputi pemeriksaan dan rehab medik
D.
melaksanakan fungsi pelayanan di rumah sakit daerah Balung. Pada bagian ini
pasien didata identitas dan keperluan kunjungannya ke Rumah Sakit, bagian
menjadi acuan data pasien untuk proses-proses berikutnya, apabila proses di
bagian pendaftaran salah, maka proses data pasien di bagian lain juga otomatis
akan salah.
Orientasi pada bagian PAT dijelaskan oleh Pak Seno. Pak Seno
menjelaskan bagian pendaftaran atau registrasi ini mencatat informasi tentang data
pribadi pasien dan data lain yang diperlukan seperti penanggung pasien, asuransi,
pekerjaan, alamat darurat dan lain sebagainya, di samping itu juga mencatat data
kunjungan pasien atau pasien hendak berkunjung kemana, poliklinik spesialis,
laboratorium, IRD dan lain sebagainya. Berikut ini alur pasien di RSD Balung:
Pasien Datang
BPJS
Membawa:
-Surat rujukan
- Foto copy kartu BPJS
Umum
Membawa:
-Kartu Identitas
Radiologi
Konsul/Tindakan
Rawat Inap
Rujuk
Apotik
Rawat Jalan
Gb. Alur Pasien RSD Balung
pekerjaan, alamat darurat dan lain sebagainya, di samping itu juga mencatat data
kunjungan pasien atau pasien hendak berkunjung kemana, poliklinik spesialis,
laboratorium, IGD dan lain sebagainya.
Untuk pendaftaran Rawat Inap, dicatat pula pasien masuk ke bangsal apa,
kelas berapa. Hal ini penting karena beberapa komponen biaya di rumah sakit
akan mengacu kepada data pasien tersebut, oleh karena itu pencatat data yang
benar diawal akan sangat menentukan keakuratan data proses berikutnya.
G.
adalah tiap hari senin sabtu jam 07.00 14.00. Pelayanan yang dilakukan
meliputi pelayanan pemeriksaan bagian mata. Adapun pengobatan yang dilakukan
di tempat meliputi pengobatan seperti obat tetes. Apabila dibutuhkan obat minum,
maka pasien dapat menebusnya di bagian apotek rumah sakit.
H.
adalah tiap hari senin sabtu jam 07.00 14.00. Pelayanan yang dilakukan
meliputi pelayanan pemeriksaan umum dan bagian syaraf. Adapun pengobatan
yang dilakukan yaitu obat minum, maka pasien dapat menebusnya di bagian
apotek rumah sakit.
I.
Jam pelayanan bagian laboratorium RSD Balung adalah setiap hari selama
24 jam. Terdapat 2 shift dalam 1 hari, yaitu pagi dan malam. Dalam melaksanakan
tugasnya, petugas menggunakan sarung tangan dan masker untuk proteksi diri.
J.
protein pada balita, gangguan akibat kekurangan iodium, anemia (kekurangan zat
besi) dan defisiensi vitamin A. Kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan gizi
melalui
pelayanan
dan
pemantauan
status
gizi
antara
lain
program
L.
adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem pelayanan pasien, penyediaan
obat bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tugas pokok dari
unit farmasi adalah menyediakan, mengelola yang dilakukan apotik melalui
perencanaan, penerimaan, perhimpunan, pendistribusian dan pelayanan obatobatan yang dibuat oleh dokter dan tenaga kesehatan lain untuk pasien. Selain
obat-obatan, apotik juga melaksanakan permintaan alat-alat kesehatan melalui
resep.
Terdapat 3 bagian yaitu depo rawat inap (mbak Sofiati), depo rawat jalan
(mbak novi) dan gudang farmasi (mbak Sri). Perencanaan obat yang dibutuhkan
(order obat tiap minggu sekali) langsung ke distributor. Terdapat 2 macam obat
yaitu obat regular dan BPJS. Bagian gudang berfungsi untuk order obat (obat, alat
kesehatan dan bahan kedokteran gigi). Distribusi obat ke tiap-tiap poli dilakukan
tiap hari senin dan kamis. Penyimpanan obat di gudang khusus untuk obat oral
saja, sedangkan penyimpanan obat di rawat inap untuk jenis obat injeksi, dan alat
kesehatan. Penyimpanan obat yang dilakukan ada 3 metode yaitu berdasarkan
10
stabilitas suhu (di kulkas atau suhu kamar), berdasarkan alfabetis, dan berdasarkan
sediaan obat. Untuk obat-obat yang lebih cepat kadaluarsa, obat tersebut dijual
lebih dulu. Dan untuk obat jenis psikotropika, tempat penyimpanannya di ruangan
khusus yang memiliki double door.
M.
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah timur
Sebelah barat
12
Puskesmas Ambulu memiliki Unit Loket, pada 6 hari masa kerja loket
buka 07.30-12.00 wib pada hari senin sampai kamis, 07.30-10.00 wib pada hari
jumat dan
pelayanan loket yang memiliki tanggung jawab dan tugas yang berbeda-beda
antara lain:
- Pemanggilan pasien, menyiapkan serta mengembalikan rekam medis
- Memasukkan data pasien ke komputer dan melakukan back-up dengan
menulis data di buku registrasi
- Memasukkan serta crosscheck data pasien khusus pasien peserta BPJS.
Sistem pelayanannya yaitu pasien datang menuju loket pendaftaran
untuk mengambil nomer urutan pendaftaran. Setelah itu, pasien ditanya apakah
sudah pernah berkunjung atau tidak. Semua pasien harus terregistrasi ke bagian
loket sebelum mendapatkan pelayanan di puskesmas ambulu. Alur pendaftaran di
loket adalah sebagai berikut:
Baru
Pasien
datang
Pendafaran
Registrasi dan
Pembuatan
Rekam Medik
Menuju BP
Umum/ BP
Gigi/ Bagian
KIA
menjelaskan
menggunakan
sistem
pengambilan nomer urutan datang. Pengambilan nomor urutan dimulai pada pukul
07.00 wib. Pemanggilan pasien untuk mendaftar disesuaikan dengan urutan
mengambil nomer. Pada kasus-kasus kegawatdaruratan pasien langsung menuju
UGD tanpa perlu mendaftar di loket, pendaftaran bisa dilakukan setelah pelayanan
kesehatan telah dilakukan. Apabila terdapat pasien pada saat loket tutup maka
untuk segala administrasi di lakukan di loket UGD, oleh bagian UGD data pasien
tersebut di laporkan ke Loket untuk kemudian dilakukan pencatatan pada rekam
medis.
Loket memiliki peran penting utamanya dalam memilah-milah pelayanan
kesehatan apa yang diperlukan oleh pasien serta memilah asal daerah pasien
apakah masuk dalam wilayah kerja puskesmas. Hal ini terlihat sepele namun akan
13
berakibat fatal pada kasus kasus yang membutuhkan rujukan maupun pasienpasien pengguna BPJS.
C.
puskesmas ambulu. Bagian T.U puskesmas ambulu bertanggung jawab atas 3 hal,
yaitu kepegawaian, keuangan dan SP2TP. Bagian ini merupakan tangan kanan
dari kepala puskesmas, karena semua bagian di puskemas melapor ke bagian T.U.
Dalam hal kepegawaian, T.U bertugas untuk membuat struktur organisasi, daftar
kepangkatan pegawai, absensi pegawai, pengangkatan pegawai, dan sebagainya.
Dalam hal SP2TP, T.U bertugas untuk membuat serta mencatat laporan bulanan
maupun tahunan kegiatan puskesmas yang selanjutnya akan dilaporkan ke Dinkes
Jember.
E.
dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif
adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.
Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam
gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan
kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan
adalah KB suntik, Pil, dan Kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :
a.
14
b.
c.
Melaksanakan pelayanan KB
d.
e.
15
sesuai target, maka bagian kepala puskesmas berhak untuk mengevaluasi. Bagian
ini juga merupakan tempat penyimpanan data dan juga bertanggung jawaab
terhadap sistem informasi kesehatan puskesmas.
G.
Ambulu di bagian urusan program farmasi. Unit ini bertugas untuk menyediakan
obat secara gratis bagi pasien yang memerlukan obat. Pengobatan gratis diberikan
kepada seluruh pasien mulai tahun 2006 sesuai Peraturan Daerah Kabupaten
Jember. Petugas dalam unit ini 2 orang di bagian Apotek dan 1 orang di bagian
Gudang. Semua obat yang disediakan adalah obat generik yang di peroleh dari
gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
Obat-obatan psikotropika disimpan dengan menggunakan kotak ganda
dengan gembok di tiap kotaknya. Pemesanan obat psikotropika juga terdapat
blanko khusus. Seluruh obat-obatan yang mendekati kadaluarsa dikembalikan ke
gudang farmasi. Untuk jumlah pemesanan obat berikutnya akan dikurangi jumlah
obat yang dkembalikan.
Orientasi pada bagian farmasi dan gudang obat dijelaskan oleh ibu Anawafi. Ibu
Anawafi menjelaskan bahwa alur pengadaan obat berawal dari laporan
penggunaaan obat puskesmas. Jumlah obat pada periode tersebut berpengaruh
pada pengadaan obat pada periode sesudahnya.
H.
penyediaan vaksin. Imunisasi terdiri atas imunisasi dasar lengkap pada bayi usia
0-11 bulan yaitu HbO pada usia 0-7 hari, BCG pada usia 0-2 bulan. selain itu ada
pula imunisasi DPTHB kombo I s.d IV yang diberikan sebanyak 4x dengan
interval pemberian 28 hari, pada imunisasi ini sering timbul reaksi panas,
penanggulangannya dengan pemberian parasetamol 100 mg. Imunisasi polio juga
diberikan sebanyak 4x tetapi secara per oral. Imunisasi campak pada usia 9-11
bulan secara intramuscular/subkutan. Pada balita usia 18 bulan diberikan
16
imunisasi boster berupa pentavalen. Setelah itu imunisasi DPT, HB kombo dan
HB campak diberikan lagi ada usia 2-3 tahun.
I.
2015)
Bagian ini menangani tiga masalah utama, yaitu :
1. Pemberantasan penyakit TB, pemeriksaannya antara lain BTA (+), Ro (+)
Penyakit Tubercolosis dibagi menjadi 5 kategori:
a. Kategori I merupakan fase aktif. Penegakan diagnosa berdasarkan
kultur dahak dan Ro. Penderita baru saja mengalami gejala penyakit
TB, kuman masih aktif, dan obat diberikan secara per oral. Obat yang
diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid
dan Etambuton (RHZE) selama 6 bulan.
b. Kategori II merupakan penderita TB yang putus obat atau kambuhan.
Obat yang diberikan pada kategori ini adalah adalah Rifampisin,
Ishoniazid, Pirazenamid, Etambuton dan Spiromycin (RHZES) Obat
diberikan secara injeksi selama 9 bulan
c. Kategori III merupakan TB Ex Paru. Obat yang diberikan pada
kategori ini adalah adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid dan
Etambuton (RHZE) selama 6 bulan
d. Kategori IV adalah kategori TB anak. Penegakan diagnosa berdasarkan
foto Ro. Obat yang diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin,
Ishoniazid, Pirazenamid (RHZ) selama 6 bulan.
e. Kategori V adalah TB MDR (Multi Drug Resisten). Pasien kategori ini
memerlukan pemeriksaan tes alergi obat yang akan menunjukkan obat
mana yang menunjukkan resisten obat. Pengobatannya selama 18-24
bulan.
2. Pemberantasan Penyakit Kusta
Penyakit kusta menyerang saraf tepi, terutama saraf tangan dan
kaki, telinga, wajah. Oleh karena itu penyakit ini dapat menimbulkan
kelumpuhan. Penularan bakteri ini diantaranya melalui dahak, sekret,
saliva, masa inkubasi 2-5 tahun. Kusta dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
17
a. MH MB (Morbus Hansen Multi Basiler) yang memerlukan obatobatan selama 12 bulan/12 lembar (diselesaikan 12-18 bulan)
b. MH PB (Morbus Hansen Pousi Basiler) yang memerlukan obat-obatan
selama 6 bulan/6 lembar (diselesaikan 6-9 bulan)
3. SE (Surveilan Epidemiologi)
SE diperlukan untuk mengetahui pola perjalanan penyakit serta
penyebarannya, Sehingga petugas kesehatan dapat mengetahui penyebab
penyakit serta penanganannya agar penyakit tidak menjadi KLB (kejadian
luar biasa). Suatu penyakit dapat dikatakan KLB jika muncul sekurangkurangnya 1 penyakit setelah dilakukan imunisasi. Beberapa penyakit
yang termasuk SE yaitu: Diare, DBD, Hepatitis, Typhoid, Malaria,
Diphteri, dll.
P2M
kepanjangan
dari
Pemberantasan
Penyakit
Menular
mata
rantai
penyakit,
mengobati
penderita,
dan
gawat darurat yang berada di puskesmas ambulu. Buka selama 24 jam tanpa hari
libur. Petugas yang berjaga di UGD di bagi dalam 3 shift per hari. Kasus-kasus
yang ditangani di bagian ini meliputi: tindakan medis, kasus kegawat daruratan
kasus yang mengancam jiwa, kasus yang memerlukan tindakan lanjutan; misalnya
untuk pasien typhoid yang berobat di BP. umum dirujuk ke UGD karena pasien
perlu diinfus. Dokter yang bertanggung jawab di bagian ini adalah dr. Swinasis.
Pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit atau pasien dengan trauma yang
memerlukan tindakan pembedahan sederhana harus sepengetahuan dr. Swinasis.
Peralatan medis yang tersedia di bagian
UGD puskesmas Ambulu diantaranya: emergency kit, hecting set,
peralatan kedaruratan (suction,oxygen), peralatan syok anafilaktik, dll.
18
K.
ketika dilakukan penjaringan kesehatan ada murid yang tidak masuk. Kurangnya
koordinasi petugas dengan pihak sekolah dan rendahnya frekuensi pembinaan di
sekolah yang dikarenakan kurangnya komitmen dari petugas menjadi penyebab
dari masalah ini.
Untuk bidang surveilons disini tugasnya mensurvey penyakit penyakit
yang ada di masyarakat. dan untuk kesehatan olahraga sudah mulai dilakukan
dilingkungan Puskesmas Ambulu itu sendiri.
Orientasi pada bagian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dijelaskan oleh
Ibu Maryulin. Ibu Maryulin menjelaskan bahwa bagian ini mendata nama-nama
sekolah, karang taruna, maupun klub-klub olahraga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ambulu.
Kegiatan pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi:
a. Pendataan jumlah murid baru
b. Screening UKGS, UKS, Lab dokter, gizi (untuk gondok, OA, dan OB)
c. Penyuluhan
d. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk kelas 1 3 (OT dan TT kelas
I, II, dan III)
e. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
f. Konseling kesehatan remaja
L.
ketika dilakukan penjaringan kesehatan ada murid yang tidak masuk. Kurangnya
koordinasi petugas dengan pihak sekolah dan rendahnya frekuensi pembinaan di
sekolah yang dikarenakan kurangnya komitmen dari petugas menjadi penyebab
dari masalah ini.
Untuk bidang surveilans disini tugasnya mensurvey penyakit penyakit
yang ada di masyarakat. dan untuk kesehatan olahraga sudah mulai dilakukan
dilingkungan Puskesmas Ambulu itu sendiri.
Orientasi pada bagian UKS, Remaja, dan Olahraga dijelaskan oleh Ibu
Maryulin. Ibu Maryulin menjelaskan bahwa bagian ini mendata nama-nama
19
sekolah, karang taruna, maupun klub-klub olahraga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ambulu.
M.
selaku Kabag Kesling puskesmas ambulu. Sanitasi adalah tata cara/ kegiatan/
sarana yang dapat menciptakan kondisi lingkungan sehat, tidak menjadi mediator
penularan penyakit.
Tugas petugas sanitasi antara lain:
1
b.
c.
Pengendalian sampah :
Sediakan tempat sampah minimal kapasitas 5 liter per
keluarga/tenda/camp
Sediakan TPS (jurang/jublangan)
Reduksi sampah (sanitary landfill sederhana, dibakar)
Sampah medis dikendalikan dengan adanya drum seng (sekaligus
bahan bakar untuk membakar sampah medis)
d.
20
kerja, angkutan umum dan TP2M (Tempat Penjualan dan Pengolahan Makanan
Minuman).
Ciri pokok kegiatan sanitasi adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
Inspeksi sanitasi
Pengambilan sampel parameter lingkungan
Pemeriksaan sampel parameter lingkungan
Membuat diagnosa kesling
Menginformasikan/membuat rekomendasi hasil analisis kegiatan di atas
beserta saran/tindakan pencegahan dan perbaikan kepada tingkat pemilik
f.
g.
h.
i.
N.
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam
rumah. Kendala yang dihadapi bagian promkes adalah sulitnya mengubah
perilaku masyarakat.
O.
dari program ini adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Kesehatan ibu
a) Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil sesuai dengan standar untuk
kunjungan lengkap
b) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
c) Pelayanan nifas paripurna sesuai standar
d) Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi
e) Jumlah kematian maternal yang diaudit
2. Kesehatan bayi
a) Penanganan dan rujukan kesehatan resiko tinggi
b) Cakupan EBLR ditangani
c) Cakupan bayi paripurna
d) Cakupan PM2
3. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah
a) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita dan apras
(kontak pertama)
b) Jumlah balita dan apras paripurna
P.
2015)
MTBS adalah kepanjangan dari manajemen terpadu balita sehat. Bagian
ini focus terhadap penyakit pada balita usia di bawah 5 tahun. Biasanya penyakit
yang menyerang balita adalah penyakit musiman. Alur dan pelayanan yang
diberikan sama seperti pelayanan di BP Umum hanya berbeda dari segi usia
pasien.
Q.
rawat inap terdiri dari beberapa ruangan antara lain ruang anak, ruang pria, ruang
wanita, dan ruang khusus yang disediakan bagi pasien yang menginginkan
perawatan dengan jumlah pasien yang sedikit di setiap ruangannya.
Laporan rawat inap terdiri dari laporan harian (laporan keluhan pasien tiap
harinya,biasanya dilaporkan pada pergantian shift), laporan bulanan(berapa
jumlah pasien, jumlah pemasukan dan pengeluaran, serta pencapaian selama 1
bulan), laporan tahunan (merupakan kumulatif
bulanan). Untuk pelayanan rawat inap maksimal 3 hari, jika lebih tidak
menunjukkan arah kesembuhan maka dirujuk ke rumah sakit. Terdapat dua
ruangan yang berisi 1 tempat tidur, dan delapan ruangan lainnya berisi 2 tempat
tidur pada tiap-tiap ruangannya. Pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis
yaitu visite dokter setiap pagi dan asuhan keperawatan oleh perawat 24 jam sehari.
Orientasi pada bagian rawat inap dijelaskan oleh Ibu Susi. Ibu Susi
menjelaskan bahwa pasien masuk bisa berasal dari balai pengobatan maupun dari
bagian UGD. Pasien keluar kemungkinan karena pulang sembuh, pulang paksa,
maupun rujukan ke rumah sakit.
R.
luar gedung. Kegiatan di dalam gedung adalah menyiapkan siklus menu bagi
pasien rawat inap. Sedangkan kegiatan di luar gedung antara lain pembagian
vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi usia 6-11 bulan dan usia 12
bulan ke atas. Ada pula program penanggulangan anemia dengan pembagian
syrup Fe untuk balita, siswa SD, dan WUS (wanita usia subur), dan pembagian
obat cacing. Pada bulan November ada operasi timbang semua balita untuk
mengetahui status gizi, penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan
iodium), PMT (pemberian makanan tambahan), dan penanganan bumil KEK
(Kurang energi kronis).
II.2.3 Diskusi
23
24
Luas wilayah
: 41.88 km2
b.
Dataran rendah
: 100%
c.
Dataran tinggi
: 0%
d.
Jumlah desa
:2
e.
Jumlah dusun
: 13
25
f.
Jumlah posyandu
g.
: 46
Batas Wilayah
a. Utara
: Kecamatan Umbulsari
b. Timur
: Kecamatan Gumukmas
c. Selatan
: Kecamatan Gumukmas
d. Barat
: Kecamatan Jombang
kepegawaian dan SP2TP. Sub bagian umum mengurus surat menyurat, baik surat
26
masuk maupun surat keluar harus diproses oleh bagian ini terlebih dahulu,
kemudian diinput ke dalam computer. Sub bagian kepegawaian memonitoring
tentang kenaikan gaji dan pangkat, hukum perceraian, dan daftar urutan
kepangkatan.
C.
balai pengobatan umum, gigi, rawat inap, KIA dan lain lain serta melakukan
pencatatan dan pelaporan setiap bulan yang berisi tentang jumlah pengeluaran
obat, sisa obat, dan jumlah obat yang baru distok ke dinas kesehatan. Pelaporan
obat setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat). Obat di Puskesmas dipasok dari GFK (Gudang Farmasi
Kabupaten) dimana pihak puskesmas yang mengambil kesana setiap bulan. Obat
yang baru datang langsung dihitung dan dimasukkan gudang penyimpanan
kemudian baru didistribusikan ke unit-unit lainnya seperti rawat inap, KIA, UGD,
poli gigi, poli umum dll. Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan
dengan resep yang diterima pasien. Distribusi obat juga dilakukan ke wilayah
pustu dan bidan desa.
Bagian ini bertugas untuk menyediakan pelayanan permintaan obat dari
balai pengobatan umum, gigi, rawat inap, KIA dan lain lain serta melakukan
pencatatan dan pelaporan setiap bulan yang berisi tentang jumlah pengeluaran
obat, sisa obat, dan jumlah obat yang baru distok ke dinas kesehatan. Pelaporan
obat setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat). Obat di Puskesmas dipasok dari GFK (Gudang Farmasi
Kabupaten) dimana pihak puskesmas yang mengambil kesana setiap bulan. Obat
yang baru datang langsung dihitung dan dimasukkan gudang penyimpanan
kemudian baru didistribusikan ke unit-unit lainnya seperti rawat inap, KIA, UGD,
poli gigi, poli umum dll. Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan
dengan resep yang diterima pasien. Distribusi obat juga dilakukan ke wilayah
pustu dan bidan desa.
D.
27
2015)
Bagian ini menangani tiga masalah utama, yaitu :
1. Pemberantasan penyakit TB, pemeriksaannya antara lain BTA (+), Ro (+)
Penyakit Tubercolosis dibagi menjadi 5 kategori:
a. Kategori I merupakan fase aktif. Penegakan diagnosa berdasarkan
kultur dahak dan Ro. Penderita baru saja mengalami gejala penyakit
TB, kuman masih aktif, dan obat diberikan secara per oral. Obat yang
diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid
dan Etambuton (RHZE) selama 6 bulan.
b. Kategori II merupakan penderita TB yang putus obat atau kambuhan.
Obat yang diberikan pada kategori ini adalah adalah Rifampisin,
Ishoniazid, Pirazenamid, Etambuton dan Spiromycin (RHZES) Obat
diberikan secara injeksi selama 9 bulan
c. Kategori III merupakan TB Ex Paru. Obat yang diberikan pada
kategori ini adalah adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid dan
Etambuton (RHZE) selama 6 bulan
28
kepanjangan
dari
Pemberantasan
Penyakit
Menular
mata
rantai
penyakit,
mengobati
penderita,
dan
29
F.
datang. Jam buka loket yaitu utnuk hari senin-sabtu mulai pukul 07.00 11.00,
kecuali hari jumat pukul 07.30 10.00. Bagian loket memiliki tiga tugas utama,
yaitu: (1) mendata pasien datang baru maupun lama dan mengarahkan masuk ke
bagian pelayanan atau ke UGD, (2) mengembalikan folder RM dan
menyimpannya, (3) melaporkan kunjungan pasien setiap bulan ke SP2TP. Data
pasien yang dilaporkan ke SP2TP meliputi pasien umum dan BPJS (ASKES dan
JPS).
Pembagian pelayanan yang harus didaftarkan di bagian loket adalah BP.
Umum MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), KIA (Kesehatan Ibu dan Anak),
BP. Gigi, UGD, dan VK (Kamar Bersalin). Seaat pasien datang, pasien wajib
mengambil no. antrian, lalu pasien akan dipanggil menurut no. antrian. Setelah itu
pasien harus melakukan registrasi dengan cara pasien baru diwajibkan membawa
KTP untuk mengisi data pasien tersebut dan dibuatkan kartu kunjungan.
Sedangkan untuk pasien lama cukup menyerahkan kartu puskesmas yang
dibuatkan loket sebelumnya. Jika kartu tersebut hilang, petugas loket akan
meminta KTP untuk mencari identitas pasien yang terdata di komputer.
Rata-rata pasien yang berkunjung ke puskesmas Kencong setiap harinya
80 orang. Pasien yang telah registrasi akan dicari kartu statusnya dan
didistribuskan pada poli / unit tujuan pasien datang. Map biru untuk poli umum,
map merah untuk poli gigi dan mulut, map kuning untuk KIA, dan map hijau
untuk UGD. Pendaftaran pasien di loket yang berdomisili di Kecamatan Kencong
tidak dipungut biaya (gratis). Kendala yang sering dialami bagian lokat adalah
apabila terjadi error pada server karena akan menghambat input data registrasi
pasien. Bagian loket melakukan rekapan data setuap tanggal 1 5 tiap bulannya.
G.
30
mengancam jiwa hingga pasien yang periksa dan obat jalan saja, apabila pasien
membutuhkan pelayanan yang lebih lanjut maka UGD akan merujuk ke rumah
sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
Peralatan medis yang tersedia di bagian UGD puskesmas Kencong di
antaranya: emergency kit, heating set, peralatan kedarutan (suction,oxygen),
peralatan shock anafilaktik dll. Pasien yang datang ke puskesmas di atas jam
11.00 WIB (loket tutup) akan langsung dilayani di UGD.
H.
Puskesmas mayang adalah 25 SD, 2 MTs, 1 SMU, dan 1 SMP. Kegiatan UKS
meliputi penyuluhan preventif dan pengobatan. Program UKS diharapkan dapat
tetap terlaksana sesuai program kerja dan sesuai jadwal.
I.
penyediaan vaksin. Imunisasi terdiri atas imunisasi dasar lengkap pada bayi usia
0-11 bulan yaitu HbO pada usia 0-7 hari, BCG pada usia 0-2 bulan. selain itu ada
pula imunisasi DPTHB kombo I s.d IV yang diberikan sebanyak 4x dengan
interval pemberian 28 hari, pada imunisasi ini sering timbul reaksi panas,
penanggulangannya dengan pemberian parasetamol 100 mg. Imunisasi polio juga
diberikan sebanyak 4x tetapi secara per oral. Imunisasi campak pada usia 9-11
bulan secara intramuscular/subkutan. Pada balita usia 18 bulan diberikan
imunisasi boster berupa pentavalen. Setelah itu imunisasi DPT, HB kombo dan
HB campak diberikan lagi ada usia 2-3 tahun.
J.
2.
Pelayanan persalinan
3.
4.
5.
6.
sanitasi rumah sehat, inspeksi sanitasi tempat umum, inspeksi sanitasi tempat
pengelolaan makanan, inspeksi sanitasi jamban, dan pemeriksaan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk). PSN rutin dilakukan tiap Jumat dengan
bantuan kader per wilayah, dan supervise jika ada kasus.
L.
32
kategori umur. Umur 45-59 tahun disebut pra-lansia, umur 60-70 tahun disebut
lansia, umur 70 tahun disebut lansia resiko tinggi. Program kesehatan untuk
lansia, diantaranya :
1.
2.
Bimbingan kerohanian
3.
Posyandu lansia
4.
5.
Pengobatan dasar
6.
7.
8.
33
9.
Siraman rohani
10.
11.
Penjadwalan rekreasi
12.
permasalahan
gepeng
dan
pengemis,
pemakai
NAPZA
atau
penyalahgunaan obat.
Program puskesmas untuk kesehatan jiwa dibagi menjadi 2, yaitu program
luar gedung yang bersifat aktif, yaitu penyuluhan yang dilakukan 1x setahun di
balai desa, melakukan kerjasama lintas sektoral, sosialisasi kasus pemasungan,
serta kunjungan rumah yang dilakukan petugas, sebanyak 8x dalam setahun.
Sedangkan program dalam gedung sifatnya pasif, yaitu dengan melakukan
konseling pada pasien datang. Obat yang diberikan berupa tablet : klopromisin
25%, 50%, 100%; antidepresan; diazepam. Untuk suntik : skinoat (provomisin)
yang bersifat long action.
N.
kategori umur. Umur 45-59 tahun disebut pra-lansia, umur 60-70 tahun disebut
lansia, umur 70 tahun disebut lansia resiko tinggi. Program kesehatan untuk
lansia, diantaranya :
1
Bimbingan kerohanian
Posyandu lansia
Pengobatan dasar
34
Siraman rohani
10
11
Penjadwalan rekreasi
12
permasalahan
gepeng
dan
pengemis,
pemakai
NAPZA
atau
penyalahgunaan obat.
Program puskesmas untuk kesehatan jiwa dibagi menjadi 2, yaitu program
luar gedung yang bersifat aktif, yaitu penyuluhan yang dilakukan 1x setahun di
balai desa, melakukan kerjasama lintas sektoral, sosialisasi kasus pemasungan,
serta kunjungan rumah yang dilakukan petugas, sebanyak 8x dalam setahun.
Sedangkan program dalam gedung sifatnya pasif, yaitu dengan melakukan
konseling pada pasien datang. Obat yang diberikan berupa tablet : klopromisin
25%, 50%, 100%; antidepresan; diazepam. Untuk suntik : skinoat (provomisin)
yang bersifat long action.
O.
luar gedung. Kegiatan di dalam gedung adalah menyiapkan siklus menu bagi
pasien rawat inap. Sedangkan kegiatan di luar gedung antara lain pembagian
vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi usia 6-11 bulan dan usia 12
bulan ke atas. Ada pula program penanggulangan anemia dengan pembagian
syrup Fe untuk balita, siswa SD, dan WUS (wanita usia subur), dan pembagian
obat cacing. Pada bulan November ada operasi timbang semua balita untuk
mengetahui status gizi, penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan
iodium), PMT (pemberian makanan tambahan), dan penanganan bumil KEK
(Kurang energi kronis).
P.
35
Rawat inap di puskesmas Kencong terdiri atas ruangan VIP dengan 2 bed
dalam 1 ruang yaitu Asparaga, Anggrek, Melati, dan Mawar. Ruang non VIP
terdiri atas 6 bed dalam 1 ruang ruang Srikandi (khusus wanita), ruang Arjuna
(khusus laki-laki) terdiri atas 10 bed dalam 1 ruang, dan ruang Flamboyan (ruang
anak). Perbedaan fasilitas selain dari jumlah ruangan juga dari penyajian ruangan.
Q.
2015)
MTBS adalah kepanjangan dari manajemen terpadu balita sehat. Bagian
ini focus terhadap penyakit pada balita usia di bawah 5 tahun. Biasanya penyakit
yang menyerang balita adalah penyakit musiman. Alur dan pelayanan yang
diberikan sama seperti pelayanan di BP Umum hanya berbeda dari segi usia
pasien.
S.
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) yang siap siaga selama 24 jam.
Pelayanannya meliputi persalinan normal, persalinan patologis yang bias lahir
tanpa operasi, post mortem, ibu hamil dengan hiperemesis, dan observasi
perdarahan. Bidan dan perawat berjaga selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift.
Bagi ibu yang tidak ada komplikasi saat melahirkan, pasca 6 jam sesudah
persalinan bisa pulang, sedangkan untuk ibu yang memiliki kasus PEB (post
eclampsi berat), keracunan, HPP, infeksi nifas diperlukan perawatan 6 jam di
puskesmas. Hal ini bertujuan untuk memperkeil resiko yang tidak diinginkan.
Semua perawatan yang dilakukan pada bagian ini gratis. Ruang VK puskesmas
Kencong memiliki 2 ruangan, yaitu kamar bersalin (berisi 3 bed) dan ruang nifas
(4 bed).
Prosedur pelayanan bagian USG (ultrasonografi) adalah harus melalui
rujukan dari KIA atau rujukan bidan setempat. Jam pelayanan di bagian ini sesuai
dengan jam pelayanan puskesmas. Fasilitasnya meliputi pemeriksaan USG 3D
maupun 2D. Untuk pemeriksaan janin, bisa dilakukan saat usia kehamilan sedini
mungkin. Petugas di bagian USG terdiri atas 1 bidan dan 1 dokter umum.
U.
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) yang siap siaga selama 24 jam.
Pelayanannya meliputi persalinan normal, persalinan patologis yang bias lahir
tanpa operasi, post mortem, ibu hamil dengan hiperemesis, dan observasi
37
perdarahan. Bidan dan perawat berjaga selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift.
Bagi ibu yang tidak ada komplikasi saat melahirkan, pasca 6 jam sesudah
persalinan bisa pulang, sedangkan untuk ibu yang memiliki kasus PEB (post
eclampsi berat), keracunan, HPP, infeksi nifas diperlukan perawatan 6 jam di
puskesmas. Hal ini bertujuan untuk memperkeil resiko yang tidak diinginkan.
Semua perawatan yang dilakukan pada bagian ini gratis. Ruang VK puskesmas
Kencong memiliki 2 ruangan, yaitu kamar bersalin (berisi 3 bed) dan ruang nifas
(4 bed).
Prosedur pelayanan bagian USG (ultrasonografi) adalah harus melalui
rujukan dari KIA atau rujukan bidan setempat. Jam pelayanan di bagian ini sesuai
dengan jam pelayanan puskesmas. Fasilitasnya meliputi pemeriksaan USG 3D
maupun 2D. Untuk pemeriksaan janin, bisa dilakukan saat usia kehamilan sedini
mungkin. Petugas di bagian USG terdiri atas 1 bidan dan 1 dokter umum.
V.
dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif
adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.
Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam
gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan
kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan
adalah KB suntik, Pil, dan kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :
a. Membina unit KB dalam pelaksanaan Quality Assurance
b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan
non medis KB
c. Melaksanakan pelayanan KB
d. Membantu pencatatan dan pelaporan KB
e. Membantu penataan/kebersihan ruangan KB
Bagian IMS khusus menangani pemeriksaan pasien yang infeksi menular
seksual. Pemeriksaan di bagian ini meliputi pemeriksaan laboratorium, VCT
(voluntery conseling and testing), dan PITC (provider inisiative testing and
38
dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif
adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.
Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam
gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan
kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan
adalah KB suntik, Pil, dan kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :
a.
b.
c.
Melaksanakan pelayanan KB
d.
e.
39
II.3.3 Diskusi
Diskusi dilakukan dengan dokter pembimbing lapangan yaitu drg. Salem
MB dengan topik:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
kesehatan
gigi
dan
mulut
untuk
kelas
diikuti
41
42
43
BAB III
KESIMPULAN
1. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat
disamping
memberikan
pelayanan
kesehatan
secara
44
Jenis
Kelamin
Tahun
2011-2013
[serial
http://jemberkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=58.
[18
on-line].
Desember
2014]
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman usaha kesehatan gigi masyarakat.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004.
Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.128/Menkes/SK/II/2009 tentang kebijaksanaan dasar pusat kesehatan
masyarakat, Jakarta : Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas Depkes RI
2009.
Depkes
RI.
2009.
Keputusan
Menkes
RI
No.
45
Living
46