You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir
( Prawirohardjo, 2008 ). Kehamilan persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan
pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap transisi lain
dalam fase kehidupan , peristiwa itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respon yang
terjadi dapat berupa kebahagiaan, maupun sebaliknya, seperti krisis lain dalam kehidupan dapat
juga menyebabkan kekecewaan ( Pusdiknakes, 2003 )
Kematian ibu adalah yang berhubungan dengan kehamilan, merupakan kejadian yang
jarang bila dibandingkan dengan kematian bayi. Angka yang rendah ini disebabkan oleh sifat
kematian ibu yang tersembunyi. Sekitar 99% kematian ibu didunia berasala dari Negara
berkembang, sering terjadi dirumah dan tidak pernah tercatat dalam sistem pelayanan kesehatan.
WHO memperkirakan setiap tahunnya 500.000 ibu meninggal sebagai akibat langsung dari
kehamilan. Sebagaian kematian itu sebenarnya dapat dicegah. Lima penyebab kematian ibu saat
ini adalah perdarahan, sepsis, hipertensi dalam kehamilan, partus lama, dan abortus terinfeksi.
Dengan perawatan yang baik , 90-95 % ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan
risiko tinggi dapat mehairkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan
risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan untuk memperbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor
risiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.
Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan
dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah ANC atau pemeriksaan kehamilan
secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila
terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan dilatasi sedini mungkin.
Peneyebab tingginya AKI dan AKB salah satunya adalah adanya 3 terlambatan yaitu
keterlambatan pengambilan keputusan. Terlambat merujuk, dan terlambat mendapatkan
pertolongan. Untuk mengatasi hal ini maka pemerintah bekerjasama dengan WHO meluncurkan
strategi Safe Motherhood dengan focus Making Pregnancy Safer (MPS) sejak tahun 1999. Salah
satu kegiatan dalam MPS adalah peningkatan deteksi dan penanganan ibu hamil resiko tinggi.
1

Deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
masyarakat melalui program Perencanaan dan Pencegahan komplikasin(P4K).
Program ini dicanangkan oleh Nenteri Kesehatan pada tahun 2007 yang merupakan salah
satu komponen pelaksanaan desa/kelurahan siaga yang tertera dalam rencana strategis
Kementerian Kesehatan tahun 2010 dalam Kepmeknes no HK.03.01/160/1/2010.
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) adalah suatu program
yang dicanangkan dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian ibu dengan cara
memantau, mencatat serta menandai setiap ibu hamil. Program ini dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan dibantu kader dan tokoh masyarakat dengan menempelkan stiker berisi nama, tanggal
taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalianan,
transportasi dan calon pendonor darah pada rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil. Dengan
begitu diharapkan setiap ibu hamil sampai dengan bersalin dan nifas dapat dipantau oleh
masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar
sehinggan proses persalianan sampai dengan nifas termasuk rujukannya berjalan dengan aman
dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan
sehat.
Komponen penyelenggaraan P4K yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan beserta
masyarakat terdiir dari 3 unsur kegiatan yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat tentang KIA,
kegiatan pelayanan SIAGA (siap, antar, jaga) dari dan untuk masyarakat serta kegiatan
pendukung dari pemerintah dan tokoh masyarakat. Focus kegiatan P4K oleh masyarakat terdiri
dari nontifikasi (penandaan),penggalangan donor darah, mempersiapkan tabungan ibu bersalin
dan dana social bersalin, serta ambulan desa.
Kecemasan menurut Stuart (1998) adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak p;asti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
objek yang spesifik ( Riyadi dan Purwanto, 2009 ). Respon yang timbul karena kecemasan yaitu
khawatir, gelisah tidak tenang, dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara
subjektif dan komunikasikan dalam hubungan interpersonal ( Riyadi dan Purwanto, 2005 )
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan selama kehamilan yaitu
pengetahuan, psikologi, ekonomi, pengalaman, dan dukungan kelurga. Sebelumnya sudah ada
ditemukan ada hubungan tingkat kecemasan terhadap perubahan fisiologi saat kehamilan pada
ibu primigravida juga ada hubungan tingkat pendidikan dan umur kehamilan dengan tingkat
kecemasan dengan menggunakan 40 responden.
Penelitian sebelumya menunjukan bahwa wanita berusia >35 tahun berisiko lebih tinggi
mengalami penyulit obsetrik serta mordibilitas dan mortalitas perinatal. Bagi wanita berumur
yang mengidap penyakit kronik atau kondisi fisik yang kurang resiko ini terjadinya kehamilan
resiko tinggi lebih tinggi ( Manuaba, 2010 ). Dampak dari kehamilan resiko tinggi terhadap janin
2

itu sendiri adalah terjadinya gawat janin, penulit saat persalinan dan juga bisa berdampak
kematian ( Manuaba, 2010 ).
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah adalah pengaruh usia ibu hamil terhadap kecemasan
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu hamil < 20 tahun
b. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu hamil 20-35 tahun
c. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu hamil > 35 tahun
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah
primigravidarum

pengetahuan dan wawasan tentang usia pada ibu hamil

2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tingkat faktor resiko pada ibu hamil

BAB II
3

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atai implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan
( Prawiroharjo, 2008 )
b. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi 3
bagian, yaitu :
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea ( tidak dapat haid )
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid
terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus
Neagie:HT-3 ( bulan+7 )
b) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut
morning sickness
c) Mengidam ( ingin makanan khusus )
4

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi


menghilang dengan makin tuanya kehamilan
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu
e) Anoreksia (tidaka ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi
f) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan
progesterone yang merangang duktus dan alveoli payudara
g) Konstipasi dan obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormone steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar
h) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormone estrogen dan progestron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut Membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut
b) Uterus Membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan bentuknya makin lama makin bundar

c) Tanda Hegar
5

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,


terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalamihipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva,vagina, dan servik. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
e) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda
Braaxton-Hicks tidak ditemukan
f) Reaksi Kehamilan
Cara khas yang dipakai dengan menetukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat
membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin
3) Tanda Pasti Kehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba juga
bagaian-bagian janin
b) Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf
c) Terlihta tulang-tulang janin dalam foto rontgen

c. Diagnosa Banding Kehamilan


6

Diagnose banding kehamilan menurut manuaba (2007, p.127 ), meliputi :


1) Hamil palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan
tes biologis tidak menunjukkan kehamilan
2) Mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk
pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi
3) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, dating bulan
terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan dan pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan tes negative
4) Hematometra
Terlambat dating bulan melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit
setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan
hamil tidak menunjukkan hasil yang positif
d. Perawatan Ibu Hamil
Perawatan adalah proses menjaga kehamilan mulai dari diketahui adanya
tanda-tanda kehamilan, masa kehamilan sampai dengan menjelang persalinan,
agar ibu dan janin terjaga keselamatannya dan sehat ( Lamadhah,2008,p.49 )
Perawatan ibu hamil berdasarkan BKKBN ( 2003,p.26 ), meliputi :
1) Merawat diri selama hamil
2) Cukup istirahat, tidur siang selama 1 jam dan 8 jam pada malam hari.
Posisi tidur yang baik baik bagi ibu hamil yaitu tidur dengan posisi miring
ke kanan atau ke kiri secara bergantian.
3) Makan-makanan yang mengandung gizi seimbang
4) Senam hamil yang bermanfaat untuk kelancaran proses persalinan
5) Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa namun
perlu berhati-hati pada kehaamilan 1-3 bulan dan pada bulan-bulan
terakhir kehamilan
6) Ibu hamil hendaknya menggunakan pakaian yang longgar
7

B. Faktor Risiko
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan
dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya
terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka
pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan baik. Dalam
kehamilan, plasenta akan berfungsi sebagai alat respiratorik, metabolic, nutrisi,
endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin
atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka
pertumbuhan janin akan terganggu. Demikian juga bila ditemukan kelainan
pertumbuhan janin baik berupa kelainan karena pengaruh lingkungan, maka
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami gangguan.
Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan
meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seseorang wanita mengalami
masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama
pada kehamilan yang akan resikonya untuk mengalami hal yang sama pada
kehamilan yang akan dating adalah lebih besar. Untuk menentukan suatu kehamilan
resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah
dia memiliki keadaan yang menyebabkan dia ataupun janninya lebih rentan terhadap
penyakit atau kematian. Faktor itu bisa digolongkan dua faktor, yaitu faktor medis
dan faktor non medis. Faktor medis meliputu, usia, patitas,graviditas, jarak
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah
pengawasan antenatal (Manuaba,1998)
Menurut Rustam (1998) faktor non medis dan faktor medis yang dapat
mempengaruhi kehamilan adalah :
1. Faktor medis antara lain:
Status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adatr,
tradisi, kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana kesehatan yang serba kekurangan
merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama dinegara-negara
berkembang yang berdasarkan penelitian sangat mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas.
2.Faktor medis antara lain:
Penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obsetrik, gangguan plasenta, gangguan
tali pusat, komplikasi persalinan.

C. Kehamilan Resiko
a. Definisi
Kehamilan resiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukann tatalaksana
secara
umum
seperti yang
dilakuakan
pada
kasus
normal
( Manuaba, 2007,p.43 )
Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
risiko tinggi ( Depkes RI,3003 )
Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan karakteristik
ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun ( 2009,p.132 ), meliputi :
1) Ibu hamil risiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan
risko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu
hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP minggu ke-36
2) Ibu hamil risiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat
sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap
nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan
terjadinya penyulit pada waktu persalinan.
3) Ibu hamil risiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tinggi,
antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan
menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik
pada saat hamil maupun persalinan nanti.

b. Termasuk kehamilan risiko


Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil adalah :
1) Kehamilan risiko rendah
a) Primipara tanpa komplikasi
9

Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah
mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase
kepala,umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah masuk PAP
b) Multipara tanpa komplikasi
Adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viable atau lebih.
c) Persalinan spontan dengan kehamilan premature dan bayi hidup
Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37
minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.
2) Kehamilan risiko sedang
a) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori 4T Terlalu
(1) Umur ibu terlalu muda (<20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan
baik dan relative masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis
belum matang.
Sebaiknya tidak hamil pada usia dibawah 20 tahun. Apabila telah
menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu
alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama
sampai usia yang ideal untuk hamil (BKKBN,2005,p.6)
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(a) Ginekoid : paling ideal, bentuk bulat 45 %
(b) Android : panggul pria, bentuk segitiga 15 %
(c) Antropoid : agak lonjong seperti telur 35%
(d) Platipelloid : menyempit arah muka belakang 5%
(Prawirohardjo,2008,p.105-106)
(2) Umur ibu terlalu tua (>35 tahun )
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan terjadi
persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.
(3) Jarak kehamilan terlalu dekat (<2 tahun )
10

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum
pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama atau
perdarahan.
(4) Jumlah anak terlalu banyak ( >4 anak )
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi,
perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalian lama, karena
senmakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.
b) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan dari 145 cm, dalam
keadaan sperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena
dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
c) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan,
dihitung berdasarkan rumus Naegele.
Gejala dan tanda :
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak
janinnnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,
air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stress.
Penanganan :
Persalianan anjuran atau induksi persalinan, bila keadaan janin baik
maka tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai
gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera
lakukan seksio sesarea. ( Mansjoer,2001,p.275-276)
d) Persalianan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk
primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah
kelainan letak janin, kelaianan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan.
Gejala dan tanda :
KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut
kembung dan edema alat genital.
11

Bahaya :
Bisa terjadi infeksi, fetal distress dannruptur uteri
Penanganan :
Memberikan rehidrasi dan infuse cairan pengganti, memberikan
perlindungan antibiotika-antipiretika. ( Prawirohardjo,2008 )

D. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi


3) Kehamilan risiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi
(Manuaba,1998). Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah
beberapa situsasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa
kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan
jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
Sedangkan menurut Depkes (1999) yang dimaksud faktor risiko tinggi
adalah keadaan pada ibu hamil, baik berupa faktor biologis maupun nonbiologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam
kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain.
e) Penyakit pada ibu hamil
1) Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu
pada saat proses persalinan (BKKBN,2003,p.24). kondisi ibu
hamil dengar kadar Hemoglobin kurang dari 11% pada trimester 1
dan 3 dan <10,5 g% pada trimester 2. Anemia dapat meninmbulkan
dampak buruk terhadap ibu maupun jenis, seperti infeksi, partus
prematurus,
abortus,
kematian
janin,
cacat
bawaan
(Praworihardjo,2008,p.281)
Gejala dan tanda :
Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi
masih dalam batas normal perlu dicurgai anemia defisiensi. Secara
klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat
Penanganan umum:
12

Kekurangan darah merah in harus dipenuhi dengan mengkonsumsi


makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori
300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya
cukup mencegah anemia
2) Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium)
dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
Gejala dan tanda :
Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat
lainnya
Penanganan :
Dengan pemberian obat kontrasepsi jenis klorokuin dengan dosis
300 mg/minggu
3) TBC paru
Tuberculosis adalah penyaklit infeksi yang disebabkan oleh infeksi
mycobacterium tuberculosis . sebagaian besar kuman tuberculosis
menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada
sistem pernafasan
Gejala dan tanda :
Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering
Penanganan :

Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan


dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada
pemeriksaan antenatal

Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah,


sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi.
Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin
istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang
intensig dan teratur

4) Penyakit jantung
13

Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantu g harus ekstra hati-hati.


Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan
agar beban kerja jantung bisa berkurang.

Gejala dan tanda :


Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas
apabila disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa
berat pada kehamilan muda dan mengeluh tentang bertambah
besarnya rahim yang tidak sesuai
5) Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak
menghasilakan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaiknya, tubuh
kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin
adalah hormone yang dihasilakn oleh pancreas, yang berfungsi
mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan
sebagai bahan bakar tubuh.
Gejala dan tanda :
Pada masa awal kehamilan dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat bawaan, berat badan berlebihan , lahir mati, dan gangguan
kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia ( kadar gula
darah kurang dari normal) dan dan sakit kuning
Penanganan :
Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus
memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta
menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita
penyakit ini (Prawirohardjo,2008,p.290)
6) Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebakan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan
yang menderita penyakit tersebut
f) Riwayat obsetrik buruk
(1) Persalian dengan tindakan
14

(a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang


timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalianan. Dilakukan
tindakan ini karena adanya komplikasi pada ibu hamil maupun
janin, misalnya ibu hamil denmgan KPD, pre eklampsia,
serotinus
(b) Section caesaria merupakan tindakan untuk melahirakan bayi
melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara
mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan ini
dilakuakan karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya
plasenta previa totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah
pernah SC dua kali, dan alin-lain
(2) Pernah gagal kehamilan (keguguran)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang dari
20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah kehamilan
mampu untuk hidup diluar kandungan
Gejala dan tanda :
Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan hebat
pada kehamilan muda
Penanganan :

Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi


pasien ( gawat darurat, komplikasi berat atau masih stabil )

Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi


pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi
medic atau merujuk ) (Prawirohardjo,2008,p.145)

g) Pre eklampsia
Pre eklampsia adalah keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai
proteinnuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
minggu atau segera setelah lahir
Gejala dan tanda :
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg. Proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam
15

Penanganan umum :
Istirahat ( tirah baring ), diet rendah garam, diet tinggi protein,
suplemen kalsium, magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di
rumah sakit bila ada kecendrungan menjadi eklamsia

h) Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari pre eklamsiaberat ditambah
dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung mendadak
Gejala dan tanda :
Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre-eklamsia berat dan kejang
atau koma
Penanganan :
Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang
dapat
menimbulkan
penyulit
yang
lebih
berat.
(Prawirohardjo,2008,p.212)
i) Hamil kembar (gemili)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur,
dan paritas.
Gejala dan tanda :
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya
kehamilan, gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih
cepat membesar, pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba
ada 3bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen terdengar 2 denyut
jantung janin
Penanganan dalam kehamilan :
Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul , periksa darah lengkap, hb, dan
golongan darah

16

j) Kehamilan dengan kelainan letak


(1) Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu
Etilogi :
Kelemaham dinding perut/uterus karena multiparas, kesempitan
panggul, plasenta previa, prematuritas, gemili dan lain-lain
(2) Letak sunsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum uteri.
Penyebabnya:
Prematuritas, gemili, multiparas, plasenta previa dan lain-lain
k) Perdarahan kehamilan
(1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagaian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda :
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan
berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari
sewaktu bangun tidur
Penanganan:
Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang
lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim kerumah sakit
tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rectal maupun vaginal.
Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup,
belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau berat
badan janin dibawah 2500 gram, maka kehamilan dapat
17

dipertahankan istirahat
observasilah dengan teliti

dan

pemberian

obat-obatan

dan

(2) Solusio plasenta


Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.

Gejala dan tanda :


Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin
berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung
janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi
gangguan pembekuan darah.
Penanganan :
Perdarahan yang terhenti dan keadaan baik pada kehamilan
premature dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat
sedang dan berat penanganannya dilakukan dirumah sakit

e. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko:


1) Bayi lahir belum cukup bulan
2) Bayi lahir dengan BBLR
3) Keguguran (abortus)
4) Perdarahan ante partum dan post partum
5) IUFD
6) Keracunan dalam kehamilan
7) Kejang
(Prawirohardjo,2008)
f. Pencegahan

18

Sebagaian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat


penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko
tinggi dapat dilakukan tindakan pencegahan, antara lain:
1) Sering memeriksakan kehamilan sendiri mungkin dan teratur, minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu :
a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama )
b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam)
c) Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh samapai bulan
kesembilan)
2) Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali pertama kehamilan
dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru
lahir.
3) Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering
dan intensif
4) Makan-makanan yang bergizi
Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu
dan menghindarinya dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi.
5) Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil :
a) Berdekatan dengan penderita penyakit menular
b) Asap rokok dan jangan merokok
c) Makanan dan minuman beralkohol
d) Pekerjaan berat
e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan
f) Pemijatan/urut perut selama hamil
g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil
6) Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai
penyakit apa saja pada ibu hamil
19

7) Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.


Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di polindes,puskesmas,puskesmas
pembantu,rumah bersalin,rumah sakit pemerintah/swasta

E. Faktor Resiko Tinggi Yang Mempengaruhi Kehamilan


1. Usia
Bahaya dan risiko dalam kehamilan serta persalinan aka lebih besar pada
wanita yang hamil usia terlalu tua. Seiring dengan semakin tua usia seorang wanita
hamil maka semakin tinggi pula terjadinya hipertensi, toksemia, dan hipertensi
esensial. Sedangkan umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
juga merupakan suatu faktor predisposisi terjadinya kelahiran premature. Walaupun
wanita hamil dengan usia tua lebih matang dakam berfikir, tetapi penurunan
kesehatan dan stamina secara alami mempengaruhi baik kehidupan janin maupun
dalam proses persalinan (Rochjati,2005)

a. Usia <20 tahun (terlalu muda untuk hamil)


Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia
< 20 tahun. Pada usia <20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul
belum berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan resiko
kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan
pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat karena apabila usia
ibu hamil kurang dari 20 tahun atau terlalu muda dapat terkadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan.
Dampak kehamilan resiko tinggi pada usia muda antara lain :
(a) Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
Seperti karena terkejut, cemas, stress. Tetapi ada juga keguguran
yang sengaja dilakukan oleh tenaga non professional sehingga dapat
meninmbulkan akibat efekmsamping yang serius seperti tingginya

20

angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akibatnya


dapat menimbulkan kemandulan.
(b) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat
badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang
dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
Cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain
itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetic) proses
pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan
atau dengan lompatan dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi
masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang
diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan
makin tingginya kelahiran premature, berat badan lahir rendah dan
cacat bawaan.
(c) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk,tingkat social ekonomi rendah dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
(d) Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan
anemia makin meningkatkan terjadinya kleracunan hamil dalam
bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia
memmerlukan prhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
(e) Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur
kamdung juga cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga
non professional

21

Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara


lain :
1. Resiko bagi ibunya :
(a) Mengalami perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan
karena otot rahim yang terlalu dalam proses involusi. Selain
itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal didalam rahim) kemudian proses pembekuan darah
yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir
(b) Persalinan yang lama dan sulit
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.
Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his
dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah
(c) Kematian ibu
Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeski
2. Dari bayinya :
(a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan
Adalah kelahiran premature yang kurang dari 37 minggu (259
hari). Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat
yang diperlukan berkurang
(b) Berat badan lahir rendah (BBLR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari
2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi
saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. Dapat
juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu
hamil
(c) Cacat bawaan
22

Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak


saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kelainan genetic dan kromosom, infeksi, virus
rubella serta faktor gizi dan kelainan hormone.
(d) Kematian bayi
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya
atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang
dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari),
kelahiran congenital serta lahir dengan asfiksia
b. Usia 20-35 tahun (usia reproduksi)
Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun
waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun, dimana organ
reproduksi sudah sempurna dalam menjalani fungsinya (BKKBN,1999)
c. Usia >35 tahun (terlalu tua untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun
kondisi kesehatan ibu dan fungsinya berbagai organ dan sistem tubuh
diantaranya otot, syaraf, endokrin dan reproduksi mulai menurun. Bila
seorang wamnita hamil setelah berumur 35 tahun ke atas, kesehatan
tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur 20-35 tahun dan kemungkinan
memperoleh anak cacat lebih besar. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi
penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium.
Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan
kondisi itu, sehingga dapat menganggu sirkulasi darah kejanin yang
berisiko meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain :
keguguran, eklampsia dan perdarahan
2.Paritas
Paritas merupakan faktor penting selama kehamilan. Angka kematian bayi
dari ibu hamil ketiga meningkat bila dibandingkan dengan kehamilan
kedua dan kemungkinan terjadi akan semakin meningkat pada kehamilan
kelima. Paritas tinggi juga berhubungan dengan makin sering timbulnya
kelainan-kelainan ginekologis seperti prolapsus uteri, cervicalis, erosi
cervix, dan carcinoma cervix. Demikian juga masalah kesehatan yang
sifatnya non-obsetrik (Rochjati,2005)
23

3. Jarak kehamilan
Dalam pemanfaatan layanan antenatal, jumlah anak hidup berhubungan dengan
pengasuhan anak, diasumsikan bahwa semakin banyak anak maka akan semakin
sedikit kesempatan ibu untuk meninggalkan rumah dan memeriksakan
kehamilannya(Rochjati,2005)
Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat juga menjadi faktor predisposisi terjadinya
kelahiran premature, perdarahan antepartum dan hipertensi (Wiknjosastro,2007)
Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang sebaiknya diatas 2
tahun karena bila kurang dari 2 tahun akan berpengaruh pada kehamilan dan
persalinan (Depkes RI,2001:28)
Jarak adalahselang waktu antara dua peristiwa, ruang antara dua objek bagia.
Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan. Kehamilan adalah keadaan
dimana terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
a. Kehamilan dengan jarak < 3 tahun
Pada kehamilan dengan jarak <3 tahun keadaan endometrium mengalami
perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu
timbulnya thrombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta
Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskuylasrisasi pada daerah
endometrium pada bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang
subur sehingga kehamilan dengan jarak <3 tahun dapat menimbulkan kelainan
yang berhubungan letak dan keadaan plasenta.
b. Kehamilan dengan jarak >3 tahun
Pada kehamilan dengan jarak >3 tahun keadaan endometrium yang semula
mengalami thrombosis dan nekrosis karena pelepasan plasenta dari dimding
endometrium (korpus uteri) telah mengalami pertumbuhan dan kemajuan
endometrium
Dinding-ding endometrium mulai regenerasi dan sel epitel kelenjar-kelenjar
endometrium mulai berkembang, bila pada saat ini terjadi kehamilan
endometrium telah siap menerima sel-sel memberikan nutrisi bagi
pertumbuhan sel telur
c. Kehamilan dengan jarak >4 tahun
24

Pada kehamilan dengan jarak >4 tahun sel telur yang dihasilkan sudah
tidak baik, sehingga bisa menimbulkan kelainan-kelainan bawaan seperti
sindrom down, saat persalinan pun berisiko terjadi perdarahan post partum.
Hal ini disebabkan otot-otot rahim tidak selentur dulu,hingga saat harus
mengkerut kembali bisa terjadi gangguan yang berisiko terjadi hemoragic post
partum(HPP) , resiko terjadi pre-eklampsia dan eklampsi juga sangat besar
karena terjadi kerusakan sel-sel endotel (Rochjati,2005)
4.

KEK (Kekurangan Energi Kronik)


Istilah KEK atau kekurangan energi kronik merupakan istilah lain dari
kurang enenrgi protein (KEP) yang diperuntukan untuk wanita yang kurus dan
lemah akibat kurang energy yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh World
Organization (WHO).seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA
(Lingkar Kengan Atas)<23,5 cm.
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertumbuh secara
normal dan terkenan penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan pesalinan sulit dan lama. Persalinan sebelum
waktunya(premature), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan
operasi cenderung meningkat.
Kekurangan gizi kronis pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra rendah (BBLR)
bila BBLR bayi mempunyai resiko kematoian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
Program puskesmas dalam penanggulangan KEK pada ibu hamil
merupakan kunci utama untuk menurunkan angka kelahiran bayi BBLR. Dengan
didukung oleh dana besar pemerintah lewat paket pemberian makanan
tambahan/PMT pemulihan Bumil KEK. Termasuk di dalamnya pemberian
penyuluhan kesehtan untuk ibu hamil serta program Desa Siaga, adalah program
nasional uyang membutuhkan peran serta masyarakat untuk menyukseskan.

5. Riwayat obsetri
a) Jejas atau luka dalam pada alat-alat kandungan, ataupun jalan lahir yang
ditimbuhkan oleh persalinan terdahulu akan memberikan akibat buruk pada
kehamilan sekarang

25

b) Pernah mengalami abortus (sengaja atau tidak, dengan atau tanpa tindakan
kerokan.kuretase), terlebih lagi bila mengalami abortus ulangan,makin besar
kemungkinan terjadi pada kehamilan berikut dan kemungkinan perdarahan.
c) Pernah mengalami gangguan organic daerah panggul seperti adanya perangan,
tumor ataupun kista
d) Pernah mengalami penyulit kehamilan seperti hiperemesis gravidarum,
kematian janin, pre-eklampsi-eklampsi, hidramnion, kelianan letak janin,
kelainan janin bawaan, janin kembar (gemili)
e) Pernah mengalami penyakit seperti gangguan endokrin (diabetes mellitus,
hyperthyroid(, penyakit jantung, penyakit paru(asthma, TBC), penyakit ginjal,
penyakit hati,sendi dan penyakit kelamin seperti syphilis serta infeksi lainnya
baik oleh virus, bakteri maupun parasit
f) Pernah mengalami persalian dengan tindakan seperti ekstraksi forcep ataupun
vakum, seksio sesar, pengeluaran plasenta dengan tangan (manual plasenta).

F. Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi


Semakin dini masalah dideteksi, semakin baik penanganan yang dapat
diberikan bagi kesehatan ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa
pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan
masalah kemudian. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk
melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat
untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat
permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga
hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol). Serta makan-makanan
yang bergizi sesuai kebutuhan selama kehamilan.
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi atau komplikasi
kebidanan yang lebih fokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu.
Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalian.
Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang
saling mengerti. Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan srcara teratur selama
hamil. Oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali
pada trimestrer I, I kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (Rumus I1,2-1,3-2).
26

Adapun tuuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini,


keadaan risiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat :
1. Melakukan pengawasan yang lebih intesif
2. Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan
3. Melakuakn rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu (Manuaba,1998)
Tujuan kunjungan ulang :
a. Kunjungan I, hingga usia kehamilan 16 minggu dilakukan untuk :
1. Penapisan dan pengobatan anemia
2. Perencanaan persalinan
3. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk :
1. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2. Penapisan pre-eklampsi; gemeli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan
3. Mengulang perencanaan persalinan
c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir )
1. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2. Mengenali adanya kelaianan letak dan presentasi
3. Memantapkan rencana persalian
4. Mengenali tanda-tanda persalinan

G. Upaya Pencegahan
Usaha untuk pencegahan penyakit kehamilan dan persalinan tergantung
pada berbagai faktor dan tidak semata-mata tergantung dari sudut medis atau
kesehatan saja. Faktor social ekonomi juga sangat berpengaruh. Karena pada
27

umumnya seseorang dengan keadaan social ekonomi rendah tidak akan


terlepas dari kemiskinan dan ketidaktahuan sehingga mempunyai
kecenderungan untuk menikah pada usia muda dan tidak berpatisipasi dalam
keluarga berencana.
Disamping itu keadaan social ekonomi yang rendah juga akan
mengakibatkan gizi ibu dan perilaku pemanfaatan pelayan kesehatan yang
jelek. Transportasi yang baik disertai dengan ketersediaannya pusat-pusat
pelayanan yang bermutu akan dapat melayani ibu hamil untuk mendapatkan
asuhan anenatal yang baik, cakupannya luas dan jumlah pemeriksaan yang
cukup.
Di Negara maju setiap wanita hamil memeriksakan diri sekitar 15 kali
selama kehamilannya, sedangkan di Indonesia pada kehamilan resiko rendah
dianggap cukup bila memeriksakan diri 4-5 kali. Jadi secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyulit
pada kehamilan dan persalinan adalah :
1. Asuhan antenatal yang baik bermutu bagi setiap wanita hamil
2. Peningkatan pelayanan jaringan pelayanan dan sistem rujukan
kesehatan .
3. Peningkatan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan
4. Peningkatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah
kesehatan wanita dan reproduksi dan peningkatan status social
ekonominya
5. Menurunkan tingkat fertilitas yang tinggi melalui program keluarga
berencana.

28

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam Bulan juni 2015
Usia ibu hamil

Jumlah

<20 tahun

Persentase

60%

20-35 tahun

65

100%

>35 tahun

10

100%

Jumlah

78

260%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah ibu hamil yang berusia <20 tahun sebanyak
3 orang atau 405, usia 20-35 sebanyak 65 orang atau 100% dan yang berusia >35 tahun
sebanyak 10 orang atau 100%
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi LILA pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam Bulan juni 2015
LILA

Jumlah

Presentase

<23,5 cm

13

100%

>23,5 cm

36

100%

Jumlah

49

100%

29

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang memili LILA <23,5
cm sebanyak 13 orang atau 100% dan yang memiliki LILA >23,5 sebanyak 36 orang atau 100%

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Kehamilan Resiko Tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam bulan juni 20154

Kehamilan Resiko Tinggi

Jumlah

Presentase

Iya

100%

Tidak

34

100%

Jumlah

43

100%

Bedasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kehamilan yang berisiko tinggi sebanyak 9 orang
sedangkan yang tidak berisiko tinggi sebanyak 34 orang.

2. Pembahasan
a.Usia
Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang berusia 20 tahun
sebanyak 3 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 65 orang dan berusia >35 tahun sebanyak 10
orang.
Hal ini sesuai dengan Rochjati (2003) yang menjelaskan usia 20-35 tahun merupakan
usia yang baik untuk seeorang ibu mengandung, karena apabila usia ibu hamil kurang dari 20
tahun atau terlalu muda pada usia <20tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkurang optimal, sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada
kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat karena
apabila usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau terlalu muda dapat terjadi kompetisi makanan
antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan. Begitu pula dengan usia diatas 35 tahun atau terlalu tua
untuk hamil , dapat menyebabkan resiko tinggi pada ibu,kehamilan dan janin. Sehingga usia
30

yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status
gizi ibu hamil akan lebih baik.

b. Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah ibi hamil yang memiliki LILA
<23,5 cm sebanyak 13 orang, yang memiliki LILA >23,5 cm sebanyak 36 orang.
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya(premature), perdarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
Kekurangan gizi kronis gizi pada ibu hamil juga dapat mempengarahi proses
pertumbuhan janin dan dapat meninmbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksiaintra partum(mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) . bila BBLR bayi mempunyai
resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak.
b.kehamilan resiko tinggi
Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa kehamilan yang berisiko tinggi
sebanyak 9 orang sedangkan kehamilan yang tidak berisiko tinggi hanya 34 orang.
Dapat disimpulkan bahwa kalau hamil resiko tinggi, jika tidak ditangani dengan baik
bisa berdampak pada kematian ibu maupun kematian bayi. Dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu .

31

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Jumlah angka kejadian kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Garah sebanyak 9 orang.
2. Dilihat dari faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan adalah sebagai
berikut :
a. Usia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam masih banyak 20 tahun
dan di atas 35 tahun yaitu sebanyak 65 orang .
b. Jumlah angka kejadian kurang energy kronis pada wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam sebanyak 13 orang
B. Saran
1. Untuk ibu hamil
Untuk ibu hamil disarankan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang kehamilan
resiko tinggi dengan cara aktif mencari informasi tentang hal tersebut selama masa
kehamilan baik bertanya kepada petugas kesehatan maupun inisiatif mencari
inforamsi melalui media-media informasi. Serta diharapkan partisipasi masyarakat
untuk melaksanakan deteksi dini pada ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi. Dengan
deteksi dini diharapkan untuk selanjutnya dapat dilakukan pencegahan maupun
penanggulangan yang sesuia. Dan untuk ibu-ibu yang memiliki resiko kehamilan agar
memmeriksakan kehamilannya secara teratur agar jika terjadi masalah dengan
kehamilannnya dapat ditangani dengan cepat.
2. Untuk puskesmas
Diharapkan meni gkatkan pelayanannya melalui program Making Pragnancy Safer
(MPS)Nyaitu strategi sector kesehatan yang merupakan kelanjutan dari program
Safe Motherhood dengan tiga pesan kuncinya yaitu, setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan
32

yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses pencegahan terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan penanganan komplikasi selalu
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Bahri Saifudin, dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekolog, 1982, Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran
Padjajaran Bandung. Obstetri Sosial,1982
2. Manuaba,1998. Ilmu kebidanan Penyakit dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
3. Mochtar,R.1998. Sinopsis Obsetri. Jilid 2. EGC Jakarta
4. Sastrawinata, Sulaiman.2004. Obsetri Patologi. EGC, Jakarta

33

You might also like