Professional Documents
Culture Documents
Page 1
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. H
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: Lombok Barat
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Menikah
Suku
: Sasak
: 27 33 18
Waktu Pemeriksaan
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Jerawat pada kedua pipi dan dahi
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Kulit RSUD Gerung pada tanggal 28 Mei 2015,
dikeluhkan terdapat jerawat pada wajah sekitar dahi dan kedua pipi. Keluhan
muncul sekitar 3 bulan yang lalu. Pada awalnya jerawat berbentuk bulat di daerah
pipi. Jerawat dirasakan disertai nyeri dan gatal. Keluhan sempat sembuh setelah
memakai obat tradisional yang di beli di apotek, namun keluhan muncul lagi 1
bulan yang lalu. Pasien mengatakan bila mengkonsumsi kacang-kacangan
mengakibatkan jerawat bertambah banyak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat
hipertensi, Diabetes Melitus disangkal oleh pasien.
Page 2
Page 3
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Kepala Leher
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
: konjungtiva anemis -/-, sklera ikteris -/: benjolan -/-, lesi -/-, nyeri -/: benjolan +/+, lesi +/+-, nyeri +/+
: Bibir pucat (-), Lesi (-)
: dalam batas normal
Status Dermatologis
Page 4
Regio maksilaris dekstra sinistra dan dahi. Terdapat papul, pustule disertai
komedo berbatas tegas, dengan ukuran 1 cm x 1 cm dengan krusta berwarna
kecoklatan di daerah maksilaris sinistra.
Page 5
Diagnosa Banding
1. Akne vulgaris
2. Rosasea
3. Dermatitis seboroik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Histopatologi
Diagnosis Kerja
Akne Vulgaris
Tatalaksana
1. Asam Mefenamat 500 mg 3x/hari
2. Doksisiklin 50 mg/hari
Edukasi
1.
2.
3.
4.
Prognosis
Umumnya prognosis cukup baik
Page 6
PEMBAHASAN
Terdapat kasus akne vulgaris pada seorang perempuan berumur 19 tahun.
Akne vulgaris merupakan penyakit radang menahun folikel pilosebasea dengan
adanya komedo, papul, pustul, kista dan nodus dengan tempat predileksi di muka,
bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan atas. Etiologi penyakit ini
masih belum sepenuhnya diketahui, namun ada beberapa faktor yang berkaitan
dengan patogenesis penyakit. 1,2
Alasan penulis mendiagnosis pasien ini dengan akne vulgaris karena
tampakan dari ujud kelainan kulit dari pasien. Tempat predileksi dari lesi pasien
sama halnya dengan predileksi akne vulgaris yaitu didaerah wajah. Gejala klinis
yang dikeluhkan pasien yaitu gatal dan perih didaerah lesi. Hal ini disebabkan
oleh karena beberapa faktor seperti elenjar minyak menjadi besar (hipertropi)
dengan peningkatan penghasilan sebum (akibat rangsangan hormon androgen).
Akne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada waktu kelenjar sebasea
membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Meningkatnya produksi sebum
pada penderita akne disebabkan oleh respon organ akhir yang berlebihan (endorgan hyperresponse) pada kelenjar sebasea terhadap kadar normal androgen
dalam darah. Produksi sebum ini lebih banyak dihasilkan pada seseorang yang
menderita akne dibanding dengan yang tidak menderita akne. 1,2,3
Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) epitelium folikular (pertumbuhan selsel yang cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug).
Akibat dari meningkatnya sebum pada penderita akne, terjadi penurunan
konsentrasi asam linoleik. Hal ini dapat menyebabkan defisiensi asam linoleik
setempat pada epitel folikel, yang akan menimbulkan hiperkeratosis folikuler dan
Page 7
penurunan fungsi barier dari epitel. Dinding komedo lebih mudah ditembus
bahan-bahan yang dapat menimbulkan peradangan. 1,2,3
Pertumbuhan kuman, propionibacterium acnes yang cepat (folikel
polisebaceous yang tersumbat akan memerangkap nutrien dan sebum serta
menggalakkan pertumbuhan kuman. Bakteri ini memproduksi porfirin yang bila
dilepaskan dalam folikel akan menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi
skualen, sehingga oksigen dalam folikel tamabah berkurang lagi. Penurunan
tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan
folikel. 1,2,3
Inflamasi (radang) akibat hasil sampingan kuman propionibacterium
acnes, karena kuman ini memproduksi lipase, hialuronidase, protease, lesitinase
dan neuramidase yang diduga memegang peranan penting dalam proses terjadinya
peradangan. 1,2
Page 8
Page 9
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus akne vulgaris pada seorang perempuan usia 19
tahun. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil
anamnesis didapatkan terdapat ujud kelainan kulit berupa papul dan pustule yang
predileksinya didaerah wajah. Keluhan diawali dengan jerawat didaerah pipi dan
semakin lama menyebar.
Pada pemeriksaan fisik tampak papul disertai pustul berbatas tegas pada
regio maksilaris dekstra sinistra dan daerah dahi, ukuran milier sampai nomular
1x1 cm dengan disertai krusta yang berwarna kecoklatan pada regio maksilaris
dekstra.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien terbatas pada terapi berupa
pengobatan nyeri dan pencegahan terhadap infeksi sekunder. Prognosis pada
pasien ini cukup baik.
Page 10
Daftar Pustaka
1. Wasitaatmadja SM. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima
Dalam:
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Balai
Penerbit FK UI. Jakarta. 1999; 232 237.
2. Landow R. Kenneth. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. EGC. Jakarta. 1994; 1
8.
3. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta. 2000.; 35 - 45.
4. Baumann L. Cosmetic Dermatology (Principles and Practice), The McGraw-Hill
Companies. Hal; 55-61.
5. Wasitaatmadja S, Sugito TL. Dermatologi Kosmetik. PD Perdoski, Jakarta, Hal;
85 103.
6. Baran R, Maibach HI, Dunitz M. Cosmetic Dermatology. Hal; 433 444.
Page 11