Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Aldi Setyo A
01.211.6316
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
November 2015
Disahkan Oleh:
Pembimbing
Dosen Penguji 1
DAFTAR ISI
Dosen Penguji 2
dr. Ratnawati
Halaman Judul...............................................................................1
BAB I Pendahuluan........................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................3
1.3. Tujuan................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum...............................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus..............................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................4
2.1. Faktor Risiko Sebelum Kehamilan.......................................4
2.1.1. Karakteristik ibu...............................................................4
2.1.2. Riwayat Kehamilan Sebelumnya......................................6
2.1.3. Kelainan struktur..............................................................8
2.1.4. Keadaan kesehatan..........................................................8
2.1.5. Riwayat keluarga..............................................................8
2.2. Faktor Risiko Selama Kehamilan..........................................8
2.2.1. Obat-obatan atau infeksi...............................................8
2.2.2. Keadaan kesehatan.....................................................11
2.2.3. Komplikasi kehamilan..................................................11
2.3. Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi...................................13
2.4. Penilaian Kehamilan Dalam Resiko Tinggi.........................17
2.5. Deteksi Dan Pencegahan..................................................19
BAB III Status Present..................................................................23
Riwayat Haid............................................................................24
Riwayat Keluarga.....................................................................24
Keluarga Berencana.................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kematian maternal menurut batasan dari
The Tenth
tahun
diperkirakan
529.000
wanita
di
dunia
atau AIDS
(19%).2,4
Gangguan
dan
penyulit
pada
kehamilan
umumnya
resiko
tinggi
adalah
kehamilan
yang
akan
masa
kehamilan,
melahirkan
ataupun
nifas
bila
atas
terganggu,
maka
janin
seperti
tercekik,
dan
1.3.2.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan Risiko Tinggi adalah suatu kehamilan dimana
jiwa dan kesehatan ibu serta janin atau bayi yang dilahirkan
terancam. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap
kehamilan
dengan
menyebabkan
adanya
wanita
faktor
tersebut
resiko
dan
tertentu
bayinya
akan
menghadapi
yang
hamil,
seorang
menyebabkan
wanita
bisa
meningkatnya
memiliki
resiko
suatu
selama
wanita
mempengaruhi
resiko
kehamilan.
Anak
proses
persalinan
tidak
berjalan
lancar
sehingga
1,2
1,2
1,2
bayi
besar.
Obesitas
juga
menyebabkan
untuk
penyebab
terjadinya
keguguran
diketahui,
maka
kehamilan
berikutnya.
Seorang
wanita
yang
pernah
melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg, memiliki
resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada
kehamilan berikutnya.1,2
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat
badan lebih dari 4 kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika
selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka
resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu maupun
bayinya meningkat.1,2
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil
ketika memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita
yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih,
lebih mungkin mengalami: kontraksi yang lemah pada saat
persalinan (karena otot rahimnya lemah), perdarahan setelah
persalinan (karena otot rahimnya lemah), persalinan yang cepat,
seorang
wanita
pernah
melahirkan
bayi
yang
menyebabkan
ibu
membentuk
antibodi.
biasanya
pada
ibu
yang
memiliki
Rh-negatif
1,2
1,2
10
1,2
kelainan
letak
janin,
kelainan
letak
plasenta,
keguguran berulang.
2.1.4. Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa
membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya. Keadaan
kesehatan yang sangat penting adalah: Tekanan darah tinggi
menahun, Penyakit ginjal, Diabetes, Penyakit jantung yang berat,
Penyakit sel sabit, Penyakit tiroid, Lupus, Kelainan pembekuan
darah.
2.1.5. Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit
keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan
meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada
bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga
sifatnya diturunkan.
2.2. FAKTOR RISIKO SELAMA KEHAMILAN
Seorang
wanita
hamil
dengan
resiko
rendah
bisa
11
yang
triamteren
kerjanya
atau
melawan
trimethoprim),
asam
folat
Lithium,
(misalnya
Streptomycin,
(rubella),
Toksoplasmosis,
Cacar
air
Infeksi
(varisela),
oleh
Sifilis,
virus
Listeriosis,
coxsackie
atau
sitomegalovirus.
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya,
tetapi hanya sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama
hamil. Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama
hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita
hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami: komplikasi
plasenta,
ketubah
pecah
sebelum
waktunya,
persalinan
selama
resiko
hamil
terjadinya
juga
bisa
sindroma
menyebabkan
kematian
bayi
diduga
disebabkan
oleh
karbon
monoksida
(yang
12
nikotin
(yang
merangsang
pelepasan
hormon
yang
mikrosefalus
otak
yang
dibawah
normal,
kelainan
perkembangan perilaku.
Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan
keterbelakangan
mental.
Selain
itu,
alkohol
juga
bisa
1,2
adalah
peminum
berat.
Berat
badan
bayi
yang
besar,
yaitu
kromatografi,
bisa
digunakan
untuk
Anemia,Bakteremia,
Endokarditis,
Abses
kulit,
13
obat
pembuluh
bius
darah.
lokal
dan
Pembuluh
menyebabkan
darah
yang
pengkerutan
mengkerut
bisa
1,2
dilakukan
jika:
seorang
wanita
hamil
tiba-tiba
19%
melahirkan
bayi
yang
pertumbuhannya
pemakaian
kokain
dihentikan
setelah
trimester
sebelum
waktunya
tetap
meningkat,
tetapi
1,2
14
1,2
Celsius)
pada
trimester
pertama
menyebabkan
saraf
pada
bayi.
Demam
pada
trimester
terakhir
1,2
2. Perdarahan
15
pada
trimester
ketiga
memiliki
resiko
bawaan
(misalnya
penyumbatan
kerongkongan
atau
cacat
bawaan
pada
saluran
kemih,
bayi
yang
16
ibu
menderita
pneumonia,
infeksi
ginjal
atau
apendisitis.12
5. Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan
meningkatnya
kemungkinan
terjadinya
cacat
bawaan
dan
17
Sering
mengalami
perdarahan
saat
hamil
18
Hamil
dengan
penyakit
menular
seksual
( Chlamidia, HIV, GO )
Hamil dengan Penyakit Metabolik ( DM, Penyakit
Thyroid )
Hamil dengan Kejang
Hamil dengan obesitas
Hamil dengan penyakit ginjal ( Glomerulonephritis,
Nefrotik syndrome )
Hamil dengan penyakit hepar ( Hepatitis )
Hamil dengan penyakit paru ( TBC, Asma bronchiale
)
Hamil
dengan
kelainan
endokrin
Pituitary,
Adrenal )
Hamil
dengan
penyakit
gastrointestinal
( Appendicitis )
e. Hasil kehamilan
Kelainan Kongenital ( Kemungkinan untuk berulang )
misalnya : Hidrosepalus, anensepalus, kembar siam
f. Riwayat infertilitas
C. Riwayat Medis Terdahulu
a. Perokok
b. Penyalahgunaan Alkohol
c. Penyalahgunaan Obat-obatan
d. Ibu yang sedang sakit kronis dan sedang mendapatkan
pengobatan
e. Riwayat operasi
19
20
Kehamilan ganda
Saat Inpartu
Keadaan Resiko Tinggi Dari Sudut Ibu
- Ketuban Pecah dini
- Persalinan lama melampaui batas waktu
perhitungan partograf WHO
- Persalinan terlantar
- Ruptura uteri imminens
- Ruptura uteri
- Persalinan kelainan letak janin 18
-
Distosia
karena
tumor
jalan
lahir,
21
berbeda-beda,
namun
dengan
tujuan
yang
sama
Primi Muda
Primi tua
Primi tua sekunder
Umur 35 tahun atau lebih
Tinggi badan 145 cm atau kurang
Grandemultiupara
Riwayat persalinan yang buruk
Bekas seksio sesaria
Preeklampsia
Hamil serotinus
Perdarahan antepartum
Kelainan letak
Kelainan medis dan lain-lain
22
Komplikasi obstetrik
a. Umur
- 19 tahun atau kurang
- 35 tahun ke atas
b. Paritas
- Primigravida
- Grandemultipara (para lebih dari 6)
c. Riwayat persalinan yang lalu
- 2 kali abortus atau lebih
- 2 kali partus prematurus atau lebih
- Kematian janin dalam kandungan atau kematian
perinatal
- Perdarahan pasca persalinan
- Preeklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola
- Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologi
- Pernah insersia uteri
d. Disporposi cefalo pelvik
e. Perdarah antepartum
f. Pre eklampsi dan eklampsi
g. Kehamilan ganda
h. Hidramnion
i. Kelainan letak pada hamil tua
j. Dismaturitas
k. Kehamilan pada infertilitas
l. Persaliinan terakhir 5 tahun atau lebih
m. Inkompetensi servik 21
n. Postmaturitas
o. Hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii)
p. Uji serologik lues positif
23
Komplikasi medis
disini
dikemukakan
daftar
skor
oleh
Rochayati
(Surabaya). Daftar skor ini dapat diisi pada setiap kaus yang
datang waktu pemeriksaan antenatal. Dengan perhitungan
secara statistik diperoleh nilai 150 sebagai batas pemisah antara
kehamilan
resiko
tinggi
dan
bukan
resiko
tinggi.
Dasar
dan
diobati
sehingga
dapat
mencegah
terjadinya
pencegahan
penyakit
pada
kehamilan
dan
24
13,14
13,14
dapat
dilakukan
untuk
pencegahan
penyulit
pada
dideteksi
dengan
screening
darah
dan
USG
pada
25
kromosomnya.
jika
janin
terbukti
menderita
down
syndrome maka dokter bisa melakukan konseling pada suamiistri. Apa yang akan terjadi, apa yang bisa dilakukan oleh dokter,
apakah kehamilan akan diteruskan atau tidak. Bila diteruskan
bagaimana risikonya dan lainnya.
1,2
kasus
kehamilan
resiko
tinggi
memerlukan
dilakukan
sesuai
dengan
faktor
resiko
yang
cara
pengakhiran
kehamilannya.Untuk
tujuan
tesebut,
26
kunjungan
prenatal
pertama,
anamnesis
yang
bentuk
standar
seperti
yang
telah
dibahas
diatas5,6.
Dan selama kehamilan dilakukan juga pemeriksaan rutin.
Dalam memerintahkan pemeriksaan laboratorium, keseimbangan
antara
keuntungan
informasi
yang
diperoleh
dan
biaya
dapat
dipertanyakan
dari
sudut
pandang
27
umur
gestasi,pemeriksaan
fundus
uteri,
pemantuan
pemantauan
yang
cermat
untuk
membantu
mencapai
hasil
yang
lebih
menjanjikan.
28
BAB III
ANALISA SITUASI
IDENTITAS
Nama
: Ny. S
Umur
: 37 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pedagamg
Alamat
: Bangetayu Kulon rt 8 rw 03
Suku/ Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
TTL
: 28 November 1978
Nama Suami
: Tn. M/ 39 tahun
29
Haid pertama dialami pada usia 12 tahun dengan siklus yang teratur dan
lamanya haid setiap siklus adalah 3 - 4 hari. HPHT tanggal 8 April 2015,
taksiran tanggal partus 15 Januari 2016.
Riwayat Keluarga
-
Keluarga Berencana
Pasien pernah ikut KB suntik. Pasien telah berhenti KB selama 1 tahun.
Riwayat kehamilan terdahulu
1. Pasien melahirkan anak pertama, perempuan pada tahun 1997, lahir
normal, berat badan lahir 3500 gr, hidup, lahir di bidan.
2. Pasien melahirkan anak pertama, laki-laki pada tahun 2009,
lahir
lahir
melalui SC atas indikasi KPD, berat badan lahir 3500 gr, hidup, lahir di RS
Sultan Agung.
4. Ini (2015)
30
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
- Keadaan Umum
- Kesadaran
: Cukup
: Compos mentis
: 80 kali/menit
- Pernapasan
: 24 kali/menit
- Suhu Badan
: 36,7 o C
- BB/TB : 83 kg / 155 cm
- Gizi
: Cukup
: +/+
31
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
-
TFU
Letak janin
BJA
His
32 cm
: jarang - jarang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
-
Hb
: 10,6 gr%
DIAGNOSIS SEMENTARA
G4P3A0, 37 tahun, hamil 34 35
32
BAB IV
ANALISA PEMBAHASAN
Pada anamnesis didapatkan pasien berumur 37 tahun dengan kehamilan keempat, dari anamnesis ditemukan belum ada pelepasan lendir campur darah,
belum ada pelepasan air dari jalan lahir dan pergerakan janin masih dirasakan.
Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 8 April 2015. Kehamilan sebelumnya
sebanyak tiga kali dengan persalinan melalui persalinan normal pada tahun 1997
dan 2009,
33
perkawinan ibu. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia
berisiko untuk hamil dan melahirkan. The Fifth Annual State of the Worlds
Mothers Report, yang dipublikasikan oleh The International Charity Save The
Children, melaporkan bahwa setiap tahun, 13 juta bayi dilahirkan oleh wanita
yang berusia < 20 tahun, dan 90% kelahiran ini terjadi negara berkembang. Para
wanita ini memiliki risiko kematian maternal akibat kehamilan dan kelahiran dua
sampai lima kali lebih tinggi bila dibandingkan wanita yang lebih tua. Risiko
paling besar terdapat pada ibu berusia 14 tahun.3,12
Penelitian di Bangladesh menunjukkan bahwa risiko kematian maternal
lima kali lebih tinggi pada ibu berusia 10 14 tahun daripada ibu berusia 20 24
tahun, sedangkan penelitian yang dilakukan di Nigeria menyebutkan bahwa
wanita usia 15 tahun memiliki risiko kematian maternal 7 kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita yang berusia 20 24 tahun.12,13
Kehamilan di atas usia 35 tahun menyebabkan wanita terpapar pada
komplikasi medik dan obstetrik, seperti risiko terjadinya hipertensi kehamilan,
diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal dan gangguan fungsi paru.
Kejadian perdarahan pada usia kehamilan lanjut meningkat pada wanita yang
hamil di usia > 35 tahun, dengan peningkatan insidensi perdarahan akibat solusio
plasenta dan plasenta previa. Persalinan dengan seksio sesaria pada kehamilan di
usia lebih dari 35 tahun juga meningkat, hal ini terjadi akibat banyak faktor,
seperti hipertensi kehamilan, diabetes, persalinan prematur dan penyebab kelainan
pada plasenta.13
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kematian
maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang hamil pada usia 35 39 tahun
bila dibanding wanita yang hamil pada usia 20 24 tahun. Usia kehamilan yang
paling aman untuk melahirkan adalah usia 20 30 tahun. 8,10,13
Paritas 2 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 (belum pernah melahirkan / baru melahirkan pertama kali)
dan paritas > 4 memiliki angka kematian maternal lebih tinggi. Paritas 1 dan
usia muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental,
sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami kemunduran
untuk menjalani kehamilan. Akan tetapi, pada kehamilan kedua atau ketigapun
34
jika kehamilannya terjadi pada keadaan yang tidak diharapkan (gagal KB,
ekonomi tidak baik, interval terlalu pendek), dapat meningkatkan risiko kematian
maternal. Menurut hasil SKRT 2001, proporsi kematian maternal tertinggi
terdapat pada ibu yang berusia > 34 tahun dan paritas > 4.3,4,14
Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) dapat
meningkatkan risiko untuk terjadinya kematian maternal. Persalinan dengan
interval kurang dari 24 bulan (terlalu sering) secara nasional sebesar 15%, dan
merupakan kelompok risiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan dan
kematian ibu. Jarak antar kehamilan yang disarankan pada umumnya adalah
paling sedikit dua tahun, untuk memungkinkan tubuh wanita dapat pulih dari
kebutuhan ekstra pada masa kehamilan dan laktasi. Penelitian yang dilakukan di
tiga rumah sakit di Bangkok pada tahun 1973 sampai 1977 memperlihatkan
bahwa wanita dengan interval kehamilan kurang dari dua tahun memiliki risiko
dua setengah kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan wanita yang
memiliki jarak kehamilan lebih lama.4,8
Pada anamnesis juga ditemukan bahwa pasien melakukan pemeriksaan
antenatal care sebanyak 4 kali yaitu sebanyak 3 kali di bidan dan 1 kali
dipukesmas
Akses terhadap pelayanan kesehatan memegang peranan yang penting. Hal
ini meliputi antara lain keterjangkauan lokasi tempat pelayanan kesehatan, dimana
tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis/sulit dicapai oleh para ibu
menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, jenis
dan kualitas pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi.
Akses terhadap tempat pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor,
seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan
antenatal, pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang
tersedia di masyarakat. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan, yaitu bidan, dokter dan
perawat yang sudah terlatih. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat.
Pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan sebelum 14 minggu),
35
satu kali selama trimester kedua (antara 14 sampai dengan 28 minggu), dan dua
kali selama trimester ketiga (antara minggu 28 s/d 36 minggu dan setelah 36
minggu).4,10
Pada pasien ini pemeriksaan antenatal care sudah dilakukan sebanyak
jumlah minimal yang disarankan, akan tetapi mengingat banyaknya faktor resiko
kehamilan, seharusnya pasien menjalani pemeriksaan antenatal care lebih sering
dan lebih teratur. Khusus pada pasien dengan bekas seksio, terutama bekas seksio
dua kali disarankan untuk pemeriksaan secara teratur di RS karena resiko
ancaman ruptur uteri yang lebih besar. Pada pasien ini juga sudah direncanakan
seksio sesarea elektif begitu kehamilan aterm.
Hal ini dilakukan dimana pasien dengan bekas seksio dua kali memiliki
resiko tiga kali lebih besar terjadinya ruptur uterus, sehingga jika kehamilan telah
mencapai usia 37-38 minggu (aterm), pasien dapat dianjurkan untuk masuk RS
dan direncanakan untuk seksio elektif untuk menghindari terjadinya ruptur uterus
dan pada usia kehamilan ini dipertimbangkan bahwa janin sudah memungkinkan
untuk hidup diluar kandungan.17,18,19
Pada umumnya kematian maternal di negara negara berkembang,
berkaitan dengan setidaknya satu dari tiga keterlambatan (The Three Delay
Models). Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam mengambil
keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi
obstetrik. Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk di dalamnya
adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah, ketakutan pada rumah
sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau karena
tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari
pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang
sedang tidak ada di tempat. Keterlambatan kedua terjadi setelah keputusan untuk
mencari perawatan kesehatan diambil. Keterlambatan ini terjadi akibat
keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan dan pada umumnya terjadi
akibat kesulitan transportasi. Keterlambatan ketiga yaitu keterlambatan dalam
memperoleh perawatan di fasilitas kesehatan. Seringkali para ibu harus menunggu
selama beberapa jam di pusat kesehatan rujukan karena manajemen staf yang
buruk, kebijakan pembayaran kesehatan di muka, atau kesulitan dalam
36
Genetik
Tidak ada masalah
Ibu Hamil
RISTI
Lingkungan
Tidak ada masalah
37
4.3.
Prioritas Masalah
Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kamudian
TH
Gambar 1 Diagram HL. Blum
TV
Total
2
+
3
+
-
TH
2
0
0
38
U
2
0
0
S
2
0
0
G
2
1
0
Total
6
1
0
Prioritas
1
2
3
Daftar prioritas
1. Resiko tinggi dengan dropout kb
2. Kurang pengetahuan tentang bahawa ibu hamil resiko
tinggi
3. Kurangnya konsumsi makanan untuk ibu hamil
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Metode
Tempat
Waktu
Konsultasi
kb
Penggunaan
kb
Pasien
dan
Suami
Rumah ibu
S
28
Novemb
2015
Pemberian
susu ibu
hamil dan
konsultasi
gizi
Meningkatkan
nutrisi ibu
hamil
pasien
Konsultasi
langsung
dua arah
dengan
pasien dan
suami
Komunikasi
dan
Pemberian
langsung
kepada
pasien
Rumah ibu
S
2
desemb
2015
34
Pemberian
leaflet Ibu
hamil Risti
Menambah
pengetahuan
tentang
bahawa
kehamilan risti
Konsultasi
Memotivasi
progam ibu pasien untuk
hamil
mengikuti
kelas bumil
4.4.
Pasien
dan
tetanggatetangga
pasie
pasien
Pemberian
secara
langsung
kepada
pasien dan
tetangga
Komunikasi
langsung
kepada
pasien dan
keluarga
Bangetayu
kulon rt 8
2
desemb
2015
Rumah ibu
S
28
novemb
2015
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisa pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
a. Penyebab masih tingginya angka kejadian ibu hamil resiko
tinggi di wilayah pukesmas Bangetayu oleh karena :
I. Faktor Perilaku
1. Resiko tinggi dengan dropout kb
2. Kurang pengetahuan tentang bahawa ibu
hamil resiko tinggi
3. Kurangnya konsumsi makanan untuk ibu
hamil
5.2. Saran
Pada saat
kehamilan
perlu
dilakukan
pemeriksaan
36
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO.
Maternal
mortality
in
2000.
Department
of
H,
Saifuddin
AB,
Rachimhadhi
T.
Ilmu
SAFE
Research
study
and
impacts.
Maternal
37
13.
former
east
germany
before
and
after
reunification:
38
DOKUMENTASI