You are on page 1of 5

IDENTIFIKASI LAPISAN RESERVOAR BERDASARKAN

POLA LOG SECARA KUALITATIF


Cahyo Ary Prastanto Wicaksono
Chyogeo@yahoo.com
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur 55283, Indonesia

ABSTRAK
Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi sat ini terus didukung oleh parameter-parameter dan
data yang semakin akurat. Data log merupakan salah satu kriteria utama sebagai dasar dalam proses
pengambilan keputusan. Dalam eksplorasi migas lapisan reservoar adalah salah satu tujuan dalam eksplorasi.
Batuan reservoar adalah wadah di bawah permukaan yang mengandung minyak dan gas yang berupa ronggarongga atau pori-pori yang terdapat diantara butiran mineral atau dapat pula didalam rekahan batuan yang
mempunyai porositas. Interpretasi secara kualitatif untuk mengetahui lapisan reservoar dapat didukung dengan
pengamatan dari log GR, log SP, log Caliper, log resistivitas Log neutron, dan log densitas yang dari setiap pola
log menandakan arti penting dalam hal interpretasi log. Pada pengamatan lapisan reservoar dari pola log,
parameter - parameter yang harus diperhatikan ialah penentuan jenis litologi, identifikasi lapisan permeabel, dan
kandungan fluida pengisi formasi apakah air, minyak, atau gas.
Kata kunci : Reservoar, kualitatif, log
1.

PENDAHULUAN
Batuan reservoir adalah wadah di bawah
permukaan yang mengandung minyak dan gas.
Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir
berupa rongga-rongga atau pori-pori yang terdapat
diantara butiran mineral atau dapat pula didalam
rekahan batuan yang mempunyai porositas.. Pada
hakekatnya setiap batuan dapat bertindak sebagai
batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk
dapat menyimpan serta melepaskan minyak bumi.
Dalam menentukan lapisan reservoir salah
satunya dengan melihat pola log dengan metode
quick look log secara kualitatif. Data yang
digunakan ialah hasi dari kegiatan logging.
Well Logging merupakan data rekaman
parameter-parameter fisika dalam lubang bor
terhadap kedalaman sumur, data logging tersebut
dapat dikonversi untuk memberikan informasi secara
kualitatif maupun kuantitatif tentang formasi batuan
pada sumur dan jumlah cadangan minyak bumi yang
dapat diproduksi.
Tujuan dari pembuatan tulisan ini adalah
untuk mengetahui keberadaan lapisan reservoar pada
suatu formasi dengan melihat pola log dari data log
yang ada secara kualitatif.
2.

PEMBAHASAN
2.1 Wireline Logging
Log adalah suatu grafik kedalaman atau
waktu dari satu set data yang menunjukkan
parameter yang diukur secara berkesinambungan
didalam sebuah sumur. Adapun parameter-parameter
yang biasa diukur adalah sifat kelistrikan, tahanan
suara, dan keradioaktifan. Metode perekamannya
dengan cara menurunkan suatu sonde atay peralatan
ke dasar lubang sumur.

Kegiatan logging dapat dilakukan setelah


pemboran selesai dilakukan maupun bersamaan
dengan proses pemboran atau yang lebih dikenal
dengan Logging While Drilling.
Untuk dapat melakukan interpretasi log
dengan baik harus dipahami sifatsifat kurva dari
setiap jenis log serta kondisikondisi yang
berpengaruh terhadap bentuk kurva yang
bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang
dihasilkan diharapkan tidak jauh dari kondisi
sebenarnya.
Berikut ini adalah macammacam wireline
log yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu
formasi :
2.1.1 Log Spontaneous Potential
Log SP merupakan rekaman beda potensial
formasi. Tools SP mengukur beda potensial antara
sebuah elektroda yang ditempatkan di permukaan
tanah dengan suatu elektroda yang bergerak dalam
lubang sumur. Tools SP beroperasi berdasarkan arus
listrik, maka lumpur pengeboran yang digunakan
harus bersifat konduktif. Dalam evaluasi formasi
Log Sp biasa digunakan untuk mengidentifikasi zona
permeable dan non permeable serta untuk korelasi
well to well
Satuan SP adalah milivolt. Pada zona
lempung, kurva SP menunjukkan garis lurus yang
disebut Shale Base Line. Pada formasi yang
permeabel kurva SP menjauh dari garis lempung.
Pada zona permeabel yang cukup tebal, kurva SP
mencapai suatu garis konstan. Penyimpangan atau
defleksi positif atau negatif dari shale base line ini
terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara
lumpur dan kandungan fluida dalam batuan.

2.1.2 Log Gamma Ray (GR)


Prinsip log GR adalah perekaman sifat
radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR berasal
dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama yang ada di
dalam batuan, yaitu Uranium-U, Thorium-T dan
Potassium-K, yang secara kontinyu memancarkan
GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi.
Sinar gamma ray ini mampu menembus batuan dan
dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya
berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi
akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor.
Satuan GR adalah API (American Petroleum
Institute). Parameter yang direkam adalah jumlah
dari pulsa yang tercatat persatuan waktu.
Sinar gamma sangat efektif dalam
membedakan lapisan permeabel dan nonpermeabel
karena unsur unsur radioaktif cenderung berpusat di
dalam serpih yang nonpermeabel, dan tidak banyak
terdapat pada batuan pasir dan karbonat yang secara
umum adalah permeabel.
Kegunaan Log GR, antara lain :
1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh)
2. Menetukan lapisan permeabel
3. Korelasi antar sumur.
4. Menentukan volume lempung
5. Mendeteksi adanya mineral radioaktif
2.1.3 Log Caliper
Log Caliper merupakan log penunjang
dalam interpretasi log dimana kurva ini dapat
menunjukkan kondisi diameter lubang bor. Manfaat
utama dari caliper adalah untuk mengetahui
diameter lubang bor terhadap kedalaman yang
nantinya berguna untuk perhitungan volume lubang
bor terhadap kedalaman yang nantinya berguna
untuk perhitungan volume lubang bor dalam
kegiatan penyemenan. Satuan caliper adalah inch.
Penggunaan caliper log didasarkan adanya
perbedaan tekanan hidrostatik lumpur dengan
tekanan formasi, yang dapat menyebabkan
terjadinya mud cake semakin tebal, sedangkan
lapisan mud cake akan memperkecil diameter
lubang bor, dan keadaan inilah yang akan direkam
oleh caliper log.
2.1.4 Log Resistivitas
Resistivitas suatu medium adalah tahanan
atau hambatan yang diberikan oleh medium tersebut
terhadap arus listrik yang melaluinya, semakin besar
hambatan yang diterima semakin besar pula
resistivitasnya. Log resistivity (log tahanan jenis)
bekerja untuk merekam daya hantar listrik sebuah
batuan, semakin kecil tahanan jenis batuan, maka
daya hantar listriknya semakin besar. Butiran dan
matrik batuan dapat dianggap tidak menghantarkan
listrik, maka log tahanan jenis dapat mengetahui
jenis fluida yang mengisi pori-pori batuan.
Log resistivitas dugunakan untuk mengukur
resistivitas batuan yang dibor serta dipakai untuk

mengidentifikasi zona-zona yang mengandung


hidrokarbon. Satuan log resistivitas ialah Ohm
meter.
2.1.5 Log Densitas
Log densitas menggunakan prinsip kerja
Compton Scatering. Pada kejadian hamburan
Compton, foton sinar gamma bertumbukan dengan
elektron dari atom di dalam batuan, foton akan
kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan
dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah
foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang
sebetulnya diserap oleh elektron sehingga elektron
dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi
elektron bebas (Adi Harsono,1997).
Tujuan utama dari density log adalah
menentukan porositas dengan mengukur density
bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan
untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau air,
digunakan besama-sama dengan neutron log, juga
menentukan densitas hidrokarbon (h) dan
membantu didalam evaluasi lapisan shaly.
Dalam melakukan evaluasi formasi sumur,
log densitas berguna untuk :
- Menentukan porositas
- Identifikasi adanya kandungan gas
- Mendeterminasi densitas hidrokarbon
- Identitas litologi
2.1.6 Log Neutron
Log neutron termasuk juga alat porositas
dan pada prinsipnya untuk menentukan formasi yang
porous dan penentuan porositas. Alat ini disebut alat
neutron terkompensasi (Compensated Neutron Tool)
atau disingkat dengan CNT.
Tanggapan
alat
neutron
terutama
mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam
formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah
hidrogen (per unit volume) yang hampir sama,
neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida
dalam formasi bersih. Tetapi neutron tidak dapat
membedakan atom hidrogen bebas dengan atom
hidrogen yang secara kimia terikat pada mineral
batuan, sehingga tanggapan alat neutron pada
formasi lempung yang banyak mengandung atom
hidrogen dalam susunan molekulnya berakibat
seolah-olah porositasnya lebih tinggi (Adi Harsono,
1997).
2.1.7 Log Sonic
Log sonic merupakan jenis log yang
digunakan untuk mengukur porositas, selain density
log dan neutron log dengan cara mengukur interval
transite time (t), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang suara untuk merambat didalam batuan
formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log
menggunakan sebuah transmitter (pemancar

gelombang suara) dan dua buah receiver (penerima).


Jarak antar keduanya adalah 1 ft.
Bila pada transmitter dipancarkan gelombang
suara, maka gelombang tersebut akan merambat
kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu
yang akan tergantung pada sifat elastisitas batuan,
kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi.
Kemudian gelombang ini akan terpantul kembali
menuju lubang bor dan akan diterima oleh kedua
receiver. Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh
log dengan satuan microsecond per feet (sec/ft)
yang dapat dikonversikan dari kecepatan rambat
gelombang suara dalan ft/sec.

2.2 Interpretasi Kualitatif


Para ahli geologi telah sepakat bahwa
penentuan lingkungan pengendapan dapat dilihat
dari bentuk kurva log terutama log gamma-ray (GR)
dan spontaneous potensial (SP). Tidak adanya
bentuk kurva log yang unik dari setiap lingkungan
pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data
tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi
lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat
dari data core.
Lapisan prospek dapat teridentifikasi degan
melakukan interpretasi
logging.
Interpretasi
kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan
porous permeabel dan ada tidaknya fluida
Setelah selesai melakukan logging maka
selanjutnya yang akan dikerjakan adalah melakukan
interpretasi terhadap data pengukuran secara
kualitatif guna memperkirakan kemungkinan adanya
lapisan porous permeabel dan ada tidaknya fluida.
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat harus
dilakukan pengamatan terhadap log yang kemudian
satu sama lainnya dibandingkan.
Tujuan dari interpretasi kualitatif adalah
identifikasi lithologi dan fluida hidrokarbon yang
meliputi identifikasi lapisan porous permeabel,
ketebalan dan batas lapisan, serta kandungan
fluidanya.
2.2.1
Identifikasi Lapisan Permeabel
Untuk identifikasi lapisan permeabel dapat
diketahui dengan: defleksi SP, separasi resistivity,
caliper log, gamma ray log, dan harga log neutron
dan log densitas. Bentukan log dapat dilihat pada
(Gambar 1). Adapun masing-masing log dapat
diketahui sebagai berikut :
- Defleksi SP : bilamana lumpur pemboran
mempunyai perbedaan salinitas dengan air
formasi maka akan terbentuk defleksi pada log
SP baik positif maupun negatif. Dan brntuk log
SP menjauhi garis dasar serpih atau shale base
line.
- Separasi resistivity : adanya invasi dan lapisan
permeabel sering ditunjukkan dengan adanya
separasi antara harga Rxo dan Rt.

Caliper log : Adanya kerak lumpur pemboran


dapat dibaca dari log caliper. Apabila
pembacaan
log
caliper
lebih
kecil
dibandingkan bit size inch pada head log maka
akan terbentuk kerak lumpur dan menandakan
adanya invasi lumpur pemboran.
Gamma Ray log : Pada log gamma ray akan
menunjukkan defleksi negatif dari pembacaan
log gamma ray. Defleksi negatif atau kekiri
dikarenakan minimnya kandungan U, Th, K.
pada interpretasi yang diindikasikan ialah sand
yang memiliki nilai gamma ray yang rendah.
Pola log seperti pada (Gambar 1)
Log Neutron dan density : pada track porositas
akan terbentuk crossover pada kedua log ini
dimana nilai neutron lebih rendah dari pada
densitas.

Gambar 1. Kurva log lapisan permeabel


2.2.2 Jenis Lithologi
Jenis litologi zona reservoar dapat ditentukan
berdasarkan kenampakan defleksi log tanpa
melakukan perhitungan. Kenampakan beberapa jenis
litologi batuan reservoir ialah sebagai berikut :
Batupasir pada log dicirikan oleh :
Pada log GR akan menunjukkan defleksi ke
arah kiri dan memiliki nilah GR yang rendah.
Kurva SP menjauhi nilai shale base line karena
terjadi perbedaan salinitas antara mud filtrate
dan lumpur formasi.
Kadang kaedang diameter lubang bor yang
mengecil karena cenderung untuk membentuk
kerak lumpur atau mudcake hasil dari
pembacaan log caliper.

Terbentuk separasi antara harga Rt yaitu jenis


log yang tidak terinvasi dan Rxo yaitu jenis log
yang terinvasi.
Batu gamping pada log dicirikan oleh :
Pada log GR akan menunjukkan defleksi ke
arah kiri dan memiliki nilah GR yang rendah.
Kurva SP menjauhi nilai shale base line karena
terjadi perbedaan salinitas antara mud filtrate
dan lumpur formasi.
Diameter lubang bor tidak teratur terutama
pembacaan pada log caliper. Hal ini dapat
dikarenakan pada batugaping terdapat kekar
yang mempengaruhi pembacaan log caliper.
Kurva neutron dan densitas berimpit dimana
kurva neutron memiliki nilai yang kecil dan
diikuti dengan kurva densitas.
Terjadi separasi positif pada kurva tahanan
jenis mikro apabila batugamping tersebut
porous, separasi antara log mikro invers dan
mikro normal.
2.2.3 Identifikasi Fluida Formasi
Untuk membedakan jenis cairan yang
terdapat didalam formasi, air, minyak, atau gas dapat
ditentukan dengan melihat log tahanan jenis dan
gabungan log neutron dan densitas.
Zona gas oleh harga porositas neutron yang
jauh lebih kecil dari harga porositas densitas,
sehingga akan ditunjukkan oleh crossover kurva log
neutron-densitas yang lebih besar dilihat pada
(Gambar 2). Pada zona gas juga di tandai dengan
nilai resistivitas yang tinggi.
Dalam zona minyak kurva neutron dan kurva
densitas membentuk crossover yang lebih sempit
daripada zona gas dimana harga neutron lebih kecil
dibandingkan harga densitas dapat dilihat pada
(Gambar 2)

Pada zona air dibandingkan dengan zona


minyak yaitu zona air akan menunjukkan harga
tahanan jenis formasi (Rt) yang lebih rendah dari
pada zona minyak. Dan harga neutron dan densitas
tidak membentuk crossover.
3.

KESIMPULAN
Batuan reservoir adalah wadah di bawah
permukaan yang mengandung minyak dan gas.
berupa rongga-rongga atau pori-pori yang
terdapat diantara butiran mineral atau dapat pula
didalam rekahan batuan yang mempunyai
porositas
Well Logging merupakan data rekaman
parameter-parameter fisika dalam lubang bor
terhadap kedalaman sumur
Interpretasi secara kualitatif dapat didukung
dengan pengamatan dari log GR, log SP, log
Caliper, log resistivitas Log neutron, dan log
densitas yang dari setiap pola log nya
menandakan arti penting dalam hal interpretasi
log.
Dalam pengamatan lapisan reservoar dari
pola log, parameter yang harus diperhatikan ialah
jenis litologi, identifikasi lapisan permeabel,
kandungan fluida pengisi formasi.
Identifikasi lapisan permeabel dapat dilihat
dari defleksi log Sp menjauhi base line, harga
resistivitas yang tinggi, ukuran log caliper kecil,
harga gamma ray yang mengecil, dan harga log
neutron yang lebih kecil dibandingkan log
densitas.
Jenis litologi pada lapisan permeabel ialah
litologi yang memiliki nilai porositas dan
permeabilitas yang baik yang merupakan syarat
sebagai lapisan reservoar.
Batupasir dalam log dicirikan dengan
kenampakan log GR yang bernilai lebih kecil,
kurva SP menjauhi base line, diameter lubang
bor mengecil dilihat dari log caliper, adanya
separasti pada log resistivitas antara RT dan Rxo.
Pada batugamping pola log dicirikan
dengan diameter lubang bor tidak teratur karena
pada batugamping sering terdapat kekar dan
porositas sekunder, dan pada log GR akan
menunjukkan defleksi negatif ke kiri.
Zona gas harga porositas neutron yang jauh
lebih kecil dari harga porositas densitas,
sehingga akan ditunjukkan oleh crossover kurva
log neutron-densitas yang lebih besar. Pada zona
gas juga di tandai dengan nilai resistivitas yang
tinggi
Dalam zona minyak kurva neutron dan
kurva densitas membentuk crossover yang lebih
sempit daripada zona gas.

Gambar 2. Identifikasi fluida pengisi formasi

4. DAFTAR PUSTAKA
Harsono Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan
Aplikasi Log,Edisi revisi 8 mei 1997,
Shlumberger Oil Services.
Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak dan
Gas Bumi, Edisi kedua. Jilid 1, Penerbit ITB,
Bandung
Triwibowo, B., 2010, Sebaran Reservoar
Batugamping dan Perhitungan Cadangan
Hidrokarbon Lapangan Kapur, Jawa
Barat,
Yogyakarta,
UPN
Veteran
Yogyakarta
Widada, Sugeng., Staff asisten., dkk., 2014,
Petunjuk Praktikum Geologi Minyak Bumi,
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, UPNVY, Yogyakarta, Indonesia.
Widiastuti, R., dkk., 2011, Pemetaan Bawah
Permukaan Dan Perhitungan Cadangan
Hidrokarbon Lapangan Kyrani Formasi
Cibulakan Atas Cekungan Jawa Barat
Utara
Dengan
Metode
Volumetrik,
Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

You might also like