You are on page 1of 48

I

iirtf. &. lr, R.ll. Tejoyu*rono ilotoha;Iiprawiro

I
I

i
r

i
i.

t
I
I

t
:

iI
I

L.-

-,

7- ...-...'-.

+-.
:.

t3tur{
u0T

SELIDIK CBPAT CIRI TANAH

DI

TAPANGAN

'l
;"

Prof. Dr. lr. R.M. Tejoyurirono Notohadiprawiro


LABORATORIUM PEDOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVEBSITAS GADJAH MADA

SoHALra rxDof,Esra

t.

PENEREITAII

SGHALIA

T()I(O BUKU

INDONESIA

Jl. Pramuka Raya 4 Tel. 884814 - 883842 Jakarta Timu]

c6i

Toko Buku GHALIA INDONESIA


Pusat Perdagangan Senen Blok I Lantai

J'

n
5F

$.8
Ei:s
Ho\

o =trE-.

IV No. 27, 28,

29 Tel. 357382

Crbnng-abang:

: Jl. Pramuka Raya 4, tel. 884814 - 883842


: Jl. Biliton 73, tel. ,10458
: Sumbcrsari Indah No. l2-7, tcl. 611494,
BANDUNG
Jl. Sockarno - Hatta
YOGYAKARTA : Jl. Tegalrejo Tr. III25.4A Rt. 14
SEMARANG : Jl. Kauman Butulan 138, tel. 26230

Prakdtd

JAKARTA

SURABAYA

.=G

DB

E;r

at
J!
o

PERCEIAION

PALEMBANG : JI. Dr. Cipto 35


UJUNG PANDANG : Jl. Rehabilitasi Cacad No. 24

F.

Pcnyalur tunggal buku terbitan

Penerbit BAI.AI AKSARA

- Pcnerbit YUDHISTIRA

dm

Pust*i SAADIYAH

MI[.'K
P!:8.PUSTA.

I AI,i

Jnri{1.q, TI

.
rnrsal

DA ER,rH

l!.t U rt

/Z/,tfa''
/Sf p97

?.rPur,ok"tt

Salah satu keberatan yang sering dilontarkan orang terhadap "soil


Taxonomy" susunan usDA 1975 ialah, bahwa sistem yang serbicakup
(comprehensive) dan baik sekali untuk krasifikasi tanih itu sulit
diterapkan untuk pemetaan tanah. Hal ini disebabkan karena sistem ini
- untuk memperoleh pemilahan tanah secara seobjektif-objektifnya menggariskan tatacara pencirian tanah secara ketat sekali. Tatacara
demikian itu hanya dapat dikerjakan dengan baik dalam laboratorium.
Dengan demikian pada asasnya semua contoh tanah dari tiap titik
pengamatan harus dianalisis dalam laboratorium terlebih dulu sebelum
satuan pemetaan tanah dapat dipilahkan. Ini berarti, bahwa waktU dan
biaya untuk menghasilkan peta tanah menjadi meningkat. Bahkan
untuk membuat suatu peta tanah tinjau (reconnaissance) saja diperlukan dukungan laboratorium yang cukup lengkap. Hal semacam ini
sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi negara berkembang,

yang prasarana dan sarana penelitiannya pada umumnya sangat

Dacrah

terbatas. Pekerjaan inventarisasi sumberdaya tanah, yang merupakan


salah satu sumberdaya alam terpenting, akan terhambat terutama oleh
ketak-tersediaan laboratorium yang memadai dan tenaga yang cukup
terdidik untuk menjalankan analisis.
Kadang-kadang orang

untuk tujuan p"ngerul"n tanah tingkat

pertama - hanya memerlukan tatacara penyidikan tanah secara sederhana yang dapat dikerjakan secara cepat. Pekerjaan semacam ini biasa
dilakukan pada tahap pertama inventarisasi kemampuan sumberdaya
tanah untuk pewilayahan peruntukan lahan secara makro.
CETAKAN PERTAMA JUMADIL AWAL 1405 _ FEBRUARI IE85
RENCANA KULIT BONET YULIUS
OICETAK DAN DITERBITKAN OLEH GHALIA INOONESIA
COPYRIGHT PAOA GHALIA INDONESIA
HAK PENGARANG DILINDUNGI UNDANG.UNOANG

Buku kecil ini berisi sejumlah tatacara yang berguna untuk selidik
cepat ciri tanah di lapangan. Menurut pengalaman menggunakannya
selama beberapa tahun di berbagai tempat di Indonesia, terutama di

Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya, selidik cepat ini terbukti
bermanfaat untuk melancarkan pemilahan satuan pemetaan tanah di
lapangan. Tatacara ini ternyata juga berguna sekali untuk penyifatan
tanah secara cepat untuk maksud-maksud yang tidak memerlukan
pengetahuan tentang tanah secara mendalam (misalnya untuk pemilihan tempat permukiman atau kawasan industri).
Selidik cepat ini disusun sebagai pendekatan analisis laboratorium
dan sama sekali bukan untuk menggantikannyai Dengan tatacara ini
pembatasan satuan pemetaan tanah sudah dapat dikerjakan di lapangan, sehingga tidak perlu harus menunggu kesudahan analisis laboratorium. Analisis laboratorium tetap diperlukan untuk mencirikan satuan
pemetaan tanah secara cermat.
Mudah-mudahan penerbitan buku kecil ini - yang dimaksudkan
untuk dapat dipakai sebagai buku saku - dapat memenuhi berbagai
keperluan, baik yang profesional mauPun yang pengetahuan tentang
tanah hanya merupakan pelengkap saja. Penerbitan ini juga dimaksudkan untuk mengisi kekosongan akan buku-buku sejenis ini.
Menilik pustaka dunia, tatacara selidik cepat masih terus berkembang. Maka tiap saran dan pendapat yang dapat menyumbang kepada
perbaikan buku ini akan selalu diterima dengan segala senang hati oleh
penulip.

Yogyakarta, Juli
Tejoyuwono Notohadiprawiro
1983

Daftar lsi
Prakata
Asas Tatacara

Peralatan, Perlengkapan, Bahan dan Kemikalia

1'l

Ciri Kimiawidan Yang Berkaitan dengan Proses Kimiawi ......................

15

Horison Histik,...,.....,..

17

Kandungan Bahan Organik Tanah Mineral

22

Bahan Sulfidik atau Pirit

24

Bahan Sullurik

27

Suasana Redoks

28

Horison Oksik .............

31

Bahan Lempung Bermuatan Aneka ...............

32

Mineralogi Lempung

34

Mineralogi Pasir ..............

39

Persen Kejenuhan Basa (V)

Kadar Garam Terlarutkan

47

Kandungan Klorida .,.........

49

BahanAlkalin

50

Kadar Gamping ...................,

51

Kandungan Gips ...............

53

Kandungan Oksida Mangan ....................

58

Ciri Fisika dan Yang Berkaitan drngan Proses Fisika ..............

59

Kandungan Lengas Tanah

61

Pdodtas Aerasi Tanah

66

Penetapan Kelas Tekstur

68

lndeks Kematangan Fisik Tanah Mineral (Nilai n)

70

Kekuatan MekanikTanah

72

Kemantapan Agregat .........,....

77

Sementasi

79

Cid Morfologi Utama ............

81

Bagan Hubungan Antar Hosison Diagnostik

83

DaftarAcuan

86

Lampiran

89

Pengujian dan Pengaturan Alat Pengukur

91

Asas Tatacara

Selidik cepat ciri tanah di lapangan ini diciptakan untuk


memenuhi beberapa maksud pokok sebagai berikut:
1. Merupakan pendekatan yang cukup memadai bagi pencirian
horison dan/atau gejala diagnostik tanah menurut ketentuart
"Soil Taxonomy". Yang diartikan "cukup memadai" ialah
memperoleh nilai sidikan yang masih berada dalam kisaran
penyimpangan yang diperbolehkan menurut kategori klasifikasi yang dipakai.
2. Dapat dikerjakan di lapangan atau markas lapangan (base
camp) dengan peralatan sederhana dan terbatas, serta dapat
dikerjakan oleh seseorang yang tidak terdidik khusus. Beberapa kali latihan sudah cukup.
3. Dapat dikerjakan dengan cepat, sehingga dalam waktu sehari
- kalau perlu - satu tenaga dapat menyelesaikan sekitar 75
contoh tanah dan/atau air.
4. Kebutuhan kemikalia dan peralatan dapat diperoleh di kota
besar terdekat.
Untuk meningkatkan keterandalan kesudahan analisisnya,
ada pengamatan/pengukuran yang dikerjakan dengan dua atau
lebih tatacara, yang dapat saling menguji. Uji silang (cross check)
antar tatacara untuk satu parameter yang sama merupakan suatu
keharusan dalam selidik cepat pada umumnya.

P udktdn, P erlengkapan, B aban

ddn Kemikdlia
Berbagai macam peralatan, perlengkapan, bahan dan kemi
kalia pokok yang diperlukan tertera di bawah ini. Masih boleh
ditambah atau disulih dengan macam yang lain menurut keperluan dan pertimbangan pengamat. Agar supaya aman dan ringan
dibawa, sedapat-dapat memakai barang kelengkapan analisis
yang terbuat dari plastik, kecuali yang harus terbuat dari kaca
tahan api karena harus menerima perlakuan panas. Barang
plastik juga menjadi keharusan dalam analisis yang menggunakan asam atau garam fluorida, karena kaca akan termakan.
Ingat: Semua peralatan dan perlengkapan kerja memerlukan
pemeliharaan dan perawatan sebaik-baiknya dan semua
bahan dan kemikalia memerlukan penyimpanan seamanamannya dan penggunaan setertip-tertipnya. Kesemuanya
ini adalah wajib demi hasil pengamatan yang terandalkan.

Peralatan dan Perlengkapan Lapangan


L. Bor tanah untuk
1.1. Tanah mineral
L.l.l. Bor tabung pengeruk (posthole, core-type atau
bucket auger) untuk penggunaan umum
1.1.2. Bor sekrup (screw auger) untuk tanah yang luarbiasa keras atau liat
1.1.3. Bor tusuk (soil probe) untuk pemeriksaan cepat
pada tanah lunak atau gembur
1.2. Tanah gambut (kalau diperlukan)
2. Sekop atau pacul (lebih baik sekop militer yang dapat dilipat
menjadi pacul)
3. Sendok tanah (cetok cekung)
4. Pisau berburu atau berkemah
SELrorK cEpAT crRr

uruex

11

5.
6.

7.
8.
9.
10.

Mistar gulung ukuran 2 m dan 50 m (yang ukuran 2 m dapat


disulih dengan mistar lipat tukang kayu ukuran 1 m)
Buku warna tanah baku, lengkap dengan warna merah tanah
tropika dan warna glei (misalnya buatan Munsell)
Lensa pembesar dengan pembesaran sekurang-kurangnya L0
kali
Penetrometer saku
Sudu geser saku (pocket shear vane)
Wadah pembawa contoh
10.1. Kantong plastik untuk contoh tanah terusik
10.2. Cincin pengambil contoh (ring sampler,) untuk contoh
tanah aseli (tak terusik)
1.0.3. Botol plastik untuk contoh air (dapat dipakai botol dot
bayi)

Peralatan dan Perlengkapan Markas Lapangan


1. Pengukur pH jinjing batere. Jika tidak diperlukan ketelitian
tinggi, dapat dipakai batang celup pengukur pH berketelitian
0,2 atau 0,3 satuan pH dengan satu atau lebih warna
pembanding (misalnya buatan Merck)
2. Pengukur DHL jinjing batere
3. Timbangan surat, sekurang-kurangnya teliti sampai 0,1 g
4. Sentrifus tangan
5. Pelita spiritus
6. Dapur pengering dengan kompor minyak tanah atau gas
selaku sumber panas, yang dapat diatur suhunya pada

kira-kira 105"C
takar volum berbagai ukuran (tahan karat)
Tabung takar plastik ukuran 5 dan L0 ml
Alat suntik plastik ukuran 5 dan 10 ml (sebagai sulih pipet
atau buret)
Alat suntik plastik ukuran 10 ml yang tabungnya telah
dibelah dua memanjang

7. Sendok
8.

9.
10.

Cawan porselin
12. Cupu plastik es krim tertutup (sebagai sulih gelas piala)
13. Tabung pereaksi bersumbat karet atau gabus berukuran
kira-kira L0 dan 50 ml
11.

12 selrorx

oEPAT

ctnt rANAH

14. Labu Erlenmeyer bersumbat gabus (untuk digantungi kertas


pereaksi) berukuran 100 ml
15. Corong plastik
16. Piring tetes plastik (spot plate)
17. Batang pengaduk dari kaca dan plastik
18. Spatel tahan karat (dapat dipakai pengoles lem atau sendok
es krim dari plastik)
19. Tangan penjepit (tongs)
20. Pinset
21. Pipet tetes mata
22, Botol semprot plastik
23. Tampah pengering contoh tanah
24. Rak tabung pereaksi
Bahan

1. Kertas tapis lembaran berdaya tapis menengah

2. Kertas saputangan (tissue paper)


3. Supidol
4. Karet gelang
5. Plester pengikat lebar 5 cm
6. Tali rafia
7. Kertas label
8. Buku pencatat pengamatan (observation log)
9. Bahan dan alat tulis

Zat Pereaksi (Kemikalia)


1. Air suling (pH tidak boleh kurang daripada 6)
2. Kertas pereaksi
2.1. Pb-asetat
2.2. Ba-rhodizonate

3.

4.

Asam

3.1. HCI 10Vo (asam pekat diencerkan 4x)


3.2. HF 23Vo (asam pekat diencerkan 2x)
3.3. Asam asetat IN (asam pekat 58 ml diencerkan dengan
air suling sampai dengan L liter, pH diatur hinggaZ,3l)
IJ,2O2
4.1. 3OVo

(cairan pekat)
4.2. 3Vo (cairan pekat diencerkan 10x)
sELtDtK cEpAT crnr

nruex 13

5. K2SO4IN (87, 133 g dalam air suling sampai dengan 1 liter)


6. KCI IN (74,557 g dalam air suling sampai dengan 1 liter)

7.

CaCl20,0LM (1,11 g dalam air suling sampai dengan 1 liter)


8. BaCl2 t0% (10 g dalam 100 ml air suling)
9. Suspensi CaCO3 20Vo (10 ml tepung kering dalam 50 ml air
suling)
10. Larutan gips jenuh (0,258 g CaSOa.2H2O dalam air suling
sampai 100 ml)
11. Na-pirofosfat jenuh (1 g dalam 4 ml air suling)
L2. Na2Co3 5Vo (5 g dalam air suling sampai dengan 100 ml)
L3. NaF 1N (41,99 g dalam air suling sampai dengan 1 liter)
14. NaOH O,LN (4,000 g dalam air suling sampai dengan 1 liter)
15. Na-azide 3Vo (3 g dalam 1,00 ml J O,1N)
16. KCNS l|Vo (10 g dalam 100 ml air suling)
17. K3Fe(CN)6 0,5Vo (0,5 g dalam 100 ml air suling)
18. HgCl2 l% (l g dalam air suling sampai dengan 100 ml)
19. NHa-asetat IN (77,086 g dalam air suling sampai dengan L
liter, pH diatur hingga 7,00)
20. AgNO3 0,02M (3,398 g dalam 1 liter air suling, disimpan
dalam botol warna gelaP)
21. Aseton
22. Campuran a,a'-dipiridil 0,0wo dan nitrilo-tri-asam asetat
0,025M (NTA : (CH3COO)sN) dalam NH4-asetat 1N pH 7
(0,01 g a,a'-dipiridil + 0,48 g NTA dilarutkan dalam
NHaOAc 1N pH 7 sampai 100 ml)
23. Indikator atau zat pewarna
23.1. Phenolphthalein (PP) IVo (1 g dalam 100 ml etanol

Cii

Kimiawi

d,an

drog*
Proses kmiawi

Ydng Bukditnn

95Vo)

23.2. Metil jingga (MO) O,LVo (0,1g dalam L00 ml air suling)
23.3. Malachite hijau (larutan pekat dalam nitrobenzene)
23.4. Benzidine, (NH2)2(C6H4)2
23.5. Aniline
23.6. Gentian ungu
23.7. Eosin merah
24. Bromoform b.j. 2,9 (harus disimpan dalam wadah yang
dapat disumbat rapat-rapat untuk mencegah penguapan)
25. Spiritus atau alkohol
14 selrorr

CEPAT ctRt rANAH

sELrDrK cEpAT

oRr

ralnr

15

Horison Histik
1. Penyidikan
1.1. Kerapatan bongkah (bulk density)

Ambil sebongkah contoh dengan volum sekitar 10 ml.


Kering anginkan secukupnya sehingga dapat diceraikan

de-

ngan tangan.
Masukkan ke dalam sebuah tabung takar secara sedikit demi
sedikit sambil diketuk-ketukkan untuk mendapatkan pemampatan yang baik dan seragam dengan permukaan yang datar.
Baca volumnya (v ml).
Timbanglah berat bahan tadi (b g)
Kalau horison histik maka terapiian bongkah $ sekitar
0,2. Apabila bahan berserat banyak, kerapatan Uonlkatr dapat

<

0,1.

1.2. Kadar bahan organik


- Ambil sebongkah contoh yang kalau dalam keadaan kering
diperkirakan seberat sekitar 5 g.
- Kering anginkan secukupnya sehingga dapat ditepungkan
dengan tangan.
- Timbang beratnya (u g).
- Letakkan bahan dalam cawan cekung, tuangi spiritus hingga
basah betul dan segera dibakar. Kalau perlu pembakaran ini
diulangi untuk memperoleh kesudahan yang sempurna (semua
bahan organik habis terbakar).
- Dengan hati-hati

\\,r';:ry;r-

tidak terbakar berupa bahan mineral yang semula


sudah ada ditimbang beratnya (b g). Acapkali bahan mineral
akan menjadi berwarna merah karena panas pembakaran
(oksida besi).
Kadar bahan organik : 100 (a - b) : a.
Kalau horison histik maka kadar bahan organik harus:
- > 30V; apabila bahan mineralnya bersifat lempungan, atau
- 2 2OVo apabila bahan mineralnya bersifat pasiran.
Catatan: Abu bakaran dapat dikumpulkan dan ditimbang,
kalau ingin menetapkan kadar abu dalam bahan
organik. Kadar abu dapat dipakai mengharkatkan
kekayaan bahan organik. Hal ini berkaitan dengan
kesuburan tanah tempat tumbuh vegetasi yang
menghasilkan bahan histik. Maka kadar abu dapat
digunakan untuk mengklasifikasi horison histik lebih

Sisa yang

2. Taraf Perombakan
Ambil segenggam bahan dan peraslah dengan tangan.
Perhatikan cairan yang terperas keluar dan sisa perasan dalam
tangan:

Cairan terperas

Sisa perasan

Jernih
Jernih, berwarna
Berlumpur
Kental
Sangat kental

Kelabu-kuning, keseluruhan berserat


Coklat muda pucat, hampir keseluruhan berserat
Coklat muda, bagian terbesar berserat
Coklat muda, sebagian berserat
Coklat, masih ada serat
Coklat, masih ada serat, dirajai bahan organik tanpa
struktur makro
Coklat tua, berserat sedikit
Coklat tua, berserat sedikit, jumlah sisa tidak ba-

Bahan gambut
Tanpa berlemak

nyak

Sukar terperas

Coklat sangat tua, serat sedikit sekali, tampak ber-

Taraf
perombakan

H I (fibrik)
H 2 (fibrik)
H 3 (fibrik)
H 4 (hemik)
H 5 (hemik)
H 6 (hemik)
H
H

7 (hemik)
8 (saprik)

9 (saprik)

10 (saprik)

lemak

Tidak terperas

Hitam, tidak berserat, tampak berlemak

18 seltorx oEPAT ctRt rANAH

Fibrik

- KAM 850- > 3.000Vo.

Warna coklat kekuningan muda, coklat tua, atau


coklat kemerahan.

Hemik- KAM 450-850Vo.


Warna coklat tua, atau coklat kemerahan.

Saprik- KAM <450%.

2.3. Warna larutan dalam Na-pirofosfot

2.1, Cara peras Von Post

Koloidal

Menggunakan sifat:
- Kadar air maksimum (KAM), yaitu kadar jenuh (setelah
kelebihan air teratus keluar) dihitung terhadap berat kering
matahari (dikeringkan di tempat panas yang langsung kena
sinar matahari), dan
- Warna aseli (segera setelah diambil dari rawa, sebelum kena
udara).

Warna coklat tua, coklat kehitaman, atau hitam.

lanjut.

2.2. Tanda fisika

Isi lekuk piring tetes setengah penuh dengan contoh.


Beri 5 tetes larutan jenuh Na-pirofosfat, aduk, biarkan 5
merlit, aduk lagi, biarkan 5 menit lagi, lalu aduk sekali lagi
sampai campur benar.
Celupkan ujung secarik kertas tapis berukuran 1 x 5 cm ke
dalam larutan, cabut kertas tapisnya setelah larutan terisap
setinggi kita-kira lr/q cm (untuk memudahkan, beri terlebih
dulu tanda garis pensil pada kertas tapis sejarak |r/t cm dari
batas pencelupan; jangan pakai ballpoint yang dapat melunturi
larutan).
Biarkan kertas tapis mengering sampai kilat airnya hilang.
Baca warna yang tampak pada pertengahan jarak rambatan
cairan antara batas pencelupan dan akhir rambatan, dengan
buku warna Munsell pada hue IOYR.
Catat IP (indeks pirofosfat), yaitu angka value dikurangi
dengan angka chroma:
Fibrik, IP > 5 (811,, 812, 813, 7ll, 712, 6ll).
sELrDrK cEPAT crnr

rerulx 19

Hemik, IP : 4 (814, 713, 612, 511)'.


Saprik, IP < 3 (8/6, 8/8, 714, 716, 613, 614, 616, 512,

2.5. Gabungan IP dan ktdar


513, 514,

411.,

412, 413, 414, 3lr, 312, 313, 2ll, 212).


Catatan: Untuk memperoleh kesudahan yang tepat, suhu
udara dan suspensi selama pengamatan harus sekitar
21"c.

Isi tabung suntik yang telah dibelah dua memanjang dengan


contoh secara merata.
Tekan hati-hati dengan toraknya sehingga bahan tampak
jenuh air dan semua udara yang tersekap dalam pori-pori
tertekan keluar. Jangan sampai ada air yang ikut tertekan keluar. Ukur volumnya (ml).
Pindahkan bahan ke dalam saringan 0,16 mm (100 mesh) dan
cuci dengan air mengalir hingga air cucian tampak jernih.
Hilangkan air turah dengan cara mengisapnya dari sisi bawah
saringan dengan kertas isap.
Kembalikan bahan ke dalam tabung suntik tadi secara merata,
tekan hati-hati dengan toraknya sambil mengisap air turah
yang keluar sampai tampak jenuh air seperti pada langkah
kedua. Ukur volumnya (ml) dan hitung persennya terhadap
volum awal. Ini adalah kadar serat utuh.
Kembalikan lagi bahan ini ke dalam saringan tadi dan cuci
dengan air mengalir sambil digosok-gosok di antara ibu jari
dan jari telunjuk (jangan keras-keras), hingga air cucian
tampak jernih.
Kerjakan lebih lanjut seperti langkah keempat (penentuan
kadar serat utuh). Ukur volumnya (ml) dan hitung persennya
terhadap volum awal. Ini adalah kadar serat gosok.
Kadar serat
Taraf perombakan: Kadar serat utuh:
gosok:
> 75%.
> 66Vo
Fibrik
1515Vo
Hemik
3346%
< 33%
4 l5Vo
Saprik

20 ssrrorx

cEpAT clnt rANAH

7
Fibrik

lP3

lP3

2
Saprik

Fibrik

5
Hemik

2.4. Kadar seral

serat

33

66 1OO%

Kadar serat utuh

Hemik

p
r

O 15

40

tS

1OO%

Kadar serat gosok

3. Reaksi (pH)

Campur 2,5 ml contoh segar lapangan (kalau terlalu basah


agak dianginkan agar cairan tidak menetes) dengan 4 ml
larutan CaCLr 0,01M.
Aduk sebaik-baiknya dan biarkan mencapai keseimbangan
selama sekurang-kurangnya 1 jam.
Ukur pH dengan pengukur pH jinjing batere, atau dengan
batang celup pengukur pH (sekurang-kurangnya dengan 3
warna banding).

4. Kadar Abu

Lihat catatan dalam pasal1.2. Sisa bakaran ialah abu kasar,


karena masih dapat tercampur dengan bahan mineral yang
semula sudah ada dalam bahan histik.
Untuk mendapatkan kadar abu murni, bahan bakaran dilarutkan dalam air. Sisa yang tidak larut dalam air adalah bahan
mineral.

Kadar abu

(berat bahan bakaran)

- (sisa tidak larut air)


(berat bahan sebelum dibakar)
sELtDtK CEPAT crnr

100.

raruax 21

Cara ini dapat dipakai untuk mengenali horison A, atau


horison spodik yang mengandung bahan organik illuvial,

Kandungan Bnhdn

\rgdnik
l.

Tanah

apabila kenampakannya pada pengamatan langsung kurang


kentara.
Catatan: NarCO3 dapat disulih dengan Na-pirofosfat (lihat
pada Horison Histik bab 2 pasal 2.3).

lfiinual

Hilang Karena Pembakaran


Kerjakan seperti pada Horison Histik bab I pasal 1.2, akan
tetapi dengan sebongkah contoh seberat sekitar 1 g.
Catatan:
a. Salah satu ciri horison molik, umbrik, antropik dan plaggen
ialah, bahwa kadar bahan organiknya > l% sampai < 30Vo
apabila bahan mineralnya lempungan, atau LVo sampai <

2OVo apabila bahan mineral pasiran, dan sekurang-kurangnya LVo lebih tinggi daripada horison C.

b. Horison okrik mempunyai kadar bahan organik { lVo.


Dapat berkadar lebih tinggi, asal ciri-ciri lainnya tidak
memenuhi syarat bagi horison molik, umbrik, antropik,
plaggen, atat histik (terlalu tipis, warna terlalu muda,
terlalu kering, terlalu keras).

2. Penyidikan Dengan

Larutan Alkali

Masukkan tanah tepungan sebanyak kira-kira L0 ml ke dalam


tabung pereaksi, tambahkan larutan Na2CO3 57o sebanyak
kira-kira 20 ml, sumbat, dan kocok kuat-kuat.
Biarkan suspensi tanah mengendap sebentar. Kalau ada bahan
organik terlarutkan, cairan ekstrak di atas endapan berwarna
tua. Makin tua warnanya, pertanda makin banyak bahan
organik.
22 selrorx

cEPAT crRr rANAH

sELtDtK CEPAT crRr tnrunn 23

3. Pembebasan H2S

Ambil sebongkah contoh tanah segar lapangan


kira 5 ml, letakkan dalam labu Erlenmeyer.

sebesar kira-

Gantungkan pada sumbat labu itu secarik k-ertas pbOAc.


Tambahkan kepada contoh tanah 20 ml HCI t07o, labu

Bdhan Salt'idik dtau

Erlenmeyer secepatnya disumbat erat, goyang-goyangkan labu


untuk melancarkan reaksi. Hati-hati jangan sampai kertas
PbOAc kena percikan.
Perubahan kertas PbOAc dari putih menjadi hitam atau hitam
kecoklatan adalah pertanda kandungan pirit cuktp banyak.
Kalau sumbat dibuka tercium bau iIrS.
Realcsi: sulfida * HCI = HzS
H2S + PbOAc : PbS (hitam)

Pirit

1. Penurunan pH oleh Oksidasi Kuat

Ambil sebongkah contoh tanah segar lapangan sebesar kirakira 5 ml, letakkan dalam cupu plastik, tambahkan secara
hati-hati 20 ml HrOr 30Vo (dapat bereaksi keras), biarkan
selama kira-kira 15 menit.
Aduk menjadi suspensi homogen. Untuk memastikan kesempurnaan reaksi, tambahkan lagi 10 mlH2O2 tadi, biarkan lagi
selama kira-kira 15 menit, tambahkan air suling 20 ml dan
aduk.

Ukur pH-nya. Kalau memakai pengukur pH, pengukuran


dilakukan dalam suspensi. Kalau memakai batang celup
pengukur pH, pengukuran dikerjakan dalam cairan jernih di
atas suspensi yang mulai mengendap.
Kalau pH merosot hingga di bawah 2,5bahan bersifat sulfurik
potensial, atau mengandung pirit banyak-

2. Kemasaman Tertitrasikan

Suspensi tersebut dalam bab 1 ditapis, ambil 25 ml cairan tapis


dan tuangkan ke dalam cupu plastik, tambahkan 3-4 tetes
larutan indikator PP, lalu dititrasi dengan NaOH O,1N sampai

titik akhir (sampai warna mulai berubah ke merah).


Kalau NaOH yang terpakai 25 ml atau lebih, bahan adalah
sulfurik potensi.al, atau mengandung pirit banyak.

dengan

24 sErrorx cEPAT

crRr IANAH

Catatan: Selidik cepat ini hanya bermanfaat kalau tidak ada


pelepasan H2S dari proses pembusukan bahan organik. Maka perlu dipastikan dulu sebelum menambah
asam pereaksi.

4. Pembentukan Sutfat Oleh Oksidasi Kuat

Kerjakan seperti bab 1 tanpa mengukur pH.


Suspensi ditapis dan cairan tapis dimasamkan dengan HCI
(diperiksa dengan indikator metil jingga), lalu ditetesi BaCl2
rc%.
Endapan putih yang terbentuk jelas menandakan ada sulfat.
Untuk memastikan, bahwa sulfat terbentuk dari oksidasi
sulfida'dan bukan ada secara aseli, dikerjakan uji blangko.
Ambil sebongkah contoh tanah segar lapangan sebesar kirakira 5 ml, letakkan dalam cupu plastik, tambahkan air suling
50 ml dan aduk sampai homogen.
Biarkan selama kira-kira 15 menit, aduk lagi dan ditapis.
Cairan tapis diperlakukan sama dengan langkah kedua. Jika
tidak ada endapan putih (atau hanya samar-samar), sedang
langkah kedua memberikan endapan nyata, maka bahan
sulfidik tersidik jelas.
sELtDrK cEpAT ctBt rANAH 25

5. Pembentukan Gas N2 Dan Pemudaran Warna Jodium

Letakkan contoh tanah segar lapangan pada cawan, tambahkan larutan HgCl2 secukupnya untuk membentuk HgS dan
berikan beberapa tetes larutan NaN3 (Na-azide).
Kalau ada sulfida, segera akan terbentuk gelembung gas N2
(kalau perlu periksa dengan lensa pembesar). Di samping ini
warna J2 yang dipakai melarutkan NaN3 (ungu hitam) akan
memudar karena terbentuk NaJ yang tidak berwarna.
Catatan:

a. Dalam reaksi ini sulfida bertindak sebagai katalisator. saja


untuk mendorong reaksi NaN3 dengan J2. Tanpa sulfida
reaksi itu dapat dikatakan tidak berjalan.
b. Pirit bereaksi lemah, sehingga perlu diubah dulu menjadi
HgS. Kalau reaksi sudah dapat berlangsung nyata tanpa
penambahan HgCl2, sulfida yang ada sangat bolehjadi
bukan pirit.
c. Reaksi ini merupakan penyidik peka sekali terhadap
sulfida, baik yang organik maupun yang anorganik, baik
yang berbentuk larutan maupun yang padat.

Bdhdn Sulfaik
1. Pengukuran pH

Ambil contoh tanah segar lapangan sebanyak kira-kira 5 ml,


letakkan dalam cupu plastik, tambahkan air suling 12,5 ml dan
aduk sebaik-baikriya.
Biarkan selama kira-kira 15 menit, aduk lagi dan ukur pH
suspensi (dengan pengukur pH jinjing batere), atau pH cairan
jernih (dengan batang celup pengukur pH).
Kalau pH di bawah 3,5 menandakan bahan sulfurik.
Catatan: Batang celup pengukur pH dapat juga dipakai
mengukur pH suspensi dengan cara membungkusnya
dulu dengan kertas tapis sebelum dicelupkan ke
dalam suspensi. Dengan demikian kotak-kotak warna indikator tidak terkotori oleh bahan tersuspensi.

2. Pengendapan BaSOa

26

seutotx cEPAT clnl rANAH

Buatlah suspensi contoh tanah seperti pada bab 1.


Bahan tersuspensi dibiarkan mengendap untuk memisahkan
cairan jernih. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan menapis
atau dengan sentrifus.
Cairan jernih diperlakukan seperti pada Bahan Sulfidik bab 4
langkah 2.
Endapan putih nyata menandakan cukup banyak sulfat larut
air, dan kalau ini berkaitan dengan pH(H2O) di bawah 3,5
berarti bahan sulfurik tersidik jelas.
sELrDtK cEPAT ctRt

rnux

27

2. Menyidik Besi Fero

Ambil sebongkah tanah segar lapangan, tetesi segera dengu,


larutan campuran a,a'-dipiridil dan NTA pada bidang bongkah
yang baru saja disingkapkan.
Besi fero membentuk kompleks berwarna merah darah.
Sunsana Redoks

l. Imbangan Besi Fero Terhadap Besi Feri


- Ambil dua bongkah tanah segar lapangan,
sebesar kuku ibu

jari,

masing-masing
letakkan secara terpisah pada salah satu

sisi sehelai kertas tapis, kemudian kedua bongkah tanah tadi


dibasahi dengan larutan HCI 10Vo.
Kertas tapis dilipat sehingga menutupi kedua bongkah tanah,
bongkah tanah yang telah dibasahi tersebut ditekan di antara
helaian kertas tapis sehingga cairan terperas keluar membasahi
kertas tapis.
Pada bercak basah yang satu diteteskan larutan KCNS 107o
dan pada bercak basah yang lain diteteskan larutan K3Fe(CN)6
0,5Vo. Besi feri dengan KCNS menimbulkan warna merah,
sedang besi fero dengan K3Fe(CN)6 menimbulkan warna biru.
Penafsiran hasil:
- Hanya timbul warna merah suasana oksidatif (oksik)
mutlak (03)
nyata
- Merah nyata disertai hijau suasana oksik kuat (02)
- Merah nyata disertai biru suasanya oksik sedang (01)
atau reduktif (anoksik) senyata
dang (R1)
Biru
merah
suasana
anoksik kuat (R2)
nyata
disertai
jambu
- Hanya timbul warna biru suasana anoksik mutlak
(Rr)
nyata
Catatan: Larutan K3Fe(CN)6 berwarna kuning, sehingga warna kuning saja bukan warna reaksi fero. Reaksi fero
lemah menimbulkan warna hijau, karena biru campur kuning menjadi hijau.

28 seLtotxceplrctntrANAH

Penafsiran hasil:
- Warna merah darah timbul
seketika
- Warna merah muda timbul
seketika, atau merah darah
timbul secara berangsur
- Hanya timbul warna merah
samar-samar,
merah
muda timbul"atau
secara ber-

suasana anoksik mutlak (R3)

suasana anoksik kuat (Rr)

suasana anoksik lemah (R1)

angsur

- Tidak timbul
apa pun

warna merah

suasana anoksik
dik (Ro)

tidak tersi-

Catatan:

a. Besi feri dapat mengalami reduksi menjadi besi fero secara


fotokimiawi jika berada bersama dengan senyawa organik
terlarutkan (fenol, asam fulvat dan lain-lain). Reaksi ini
akan menyebabkan hasil sidikan menjadi lebih nyata
daripada yang seharusnya. Untuk mencegah hal ini, pada
larutan a,a'-dipiridil perlu ditambahkan larutan NTA.
b. a,a'-dipiridil adalah zat racun. Maka harus dijaga jangan
sampai terisap atau mengenai kulit.
3. Perhatikan

Oleh karena gejala anoksik (reduksi, gleisasi) seringkali tidak

merata maka untuk memperoleh gambaran purata perlu


dilakukan pengamatan beberapa kali, yang diagihkan 6Xtributed) secara rambang (random) pada setiap jeluk (depth)
pengamatan.
sELrDrK cEPAT ctnr

rarunx 29

Terutama pada cara dengan a,a'-dipiridil, yang merupakan


penyidik bisi fero yang sangat peka, jangan menggunakan
Liaung muka contoh tanah yang terkena alat yang terbuat dari
besi aiau baja (pisau, sendok tanah, bor tanah dan sebagainya). Gunakan ielalu bidang muka bongkah tanah yang baru
saja dibuka dengan tangan.

Horison

1kik

tr. Selisih Antara pH-H2O Dan pH-K2SOa

Ukur pH-H2O menurut cara untuk Bahan Sulfurik bab I.


Kemudian ukur pH-K2SOa menurut cara itu pula hanya saja
air suling diganti dengan larutan 1N K2SO4.
Apabila angka selisih pH-K2SOa - pH-H2O adalah positif
(lebih besar daripada nol), horison itu sangat bolehjadi adalah
oksik.

2. Uji Warna

30 seltotx

oEPAT clRl rANAH

Tabung pereaksi diisi dengan larutan eosin merah, tambahkan


contoh tanah tepungan, sumbat, kocok kuat dan pisahkan
cairan secara ditapis atau disentrifus.
Kalau warna merah cairan memucat atau hilang, pertanda
kompleks jerap bermuatan positif (lempung oksida) terdapat
dalam jumlah cukup, berarti yang tersidik sangat bolehjadi
adalah horison oksik.
Yang berwarna pada eosin merah adalah anionnya, yang akan
terjerap oleh kompleks jerap bermuatan positif. Makin memudar warna merah cairannya, makin besar muatan positifnya
atau makin tinggi kadar kompleks jerap yang bermuatan
positif.

Catatan: Uji warna hanya berguna kalau kadar bahan organik


rendah, karena koloid organik juga mempunyai loka
(site) bermuatan positif. Akan tetapi horison olcsik
biasanya memang berkadar bahan organik rendah.
sELrDrK cEPAT crnr

terulx

31

B nhan

Lempung

ennuatan

Aneka

b.2. Contoh tanah dicampur dengan air suling banyak,


diaduk-aduk sampai homogen benar-benar, biarkan
beberapa lama untuk melarutkan garam-garam, lalu
disentrifus untuk membuang cairan jernih yang berisi
larutan garam. Pekerjaan ini diulangi beberapa kali
sampai cairan jernih terakhir bebas garam (diperiksa

DHL-nya).

1. Selisih Antara pH-H2O Dan pH-KCI

Ukur pH-H2O seperti pada Bahan Sulfurik bab 1.


Kemudian ukur pH-KCl menurut cara yang sama hanya saja
air suling diganti dengan larutan IN KCl.
Apabila angka selisih pH-KCl-pH-H2O adalah - 0,5 atau
lebih besar (negatif lebih kecil, nol, atau positif), bahan sangat
bolehjadi adalah lempung bermuatan aneka (variable charge
clay).
Catatan:

a. Sidikan lempung bermuatan angka dapat dipakai membantu sidikan horison oksik, oleh karena lempung bermuatan
aneka seringkali hadir bersama dengan lempung oksida
(penyusun utama horison oksik).
b. Pada penerapan kriterium ini perlu hati-hati, karena pHKCI sama atau lebih besar daripada pH-H2O dapat juga
disebabkan karena tanah mengandung cukup banyak garam
netral terlarutkan. Kalau ada dugaan kuat tentang hal ini
(atau angka DHL menunjukkan kadar garam terlarutkan
cukup tinggi), contoh tanah dibersihkan dulu dari garamgaram ini sebelum diukur pH-nya. Caranya ialah:
b.1. Contoh tanah diletakkan dalam corong yang telah
dilapisi dengan kertas tapis, lalu dilindi dengan air
suling sampai bebas garam (air lindian terakhir diperiksa DHL-nya), atau
32 selrox

cEPAT ctRt rANAH

sELrDrK CEPAT ctRr rANAH 33

r
-

Kandungan alofan diperkirakan berdasarkan


sebagai berikut:
Kandungan alofan

pH

diukur

llinualogi

>

1. Bahan Amorf, Terutama Alofan


1.1. Kerapatan bongkah
- Kerjakan seperti pada Horison Histik bab L pasal L.L.
- Kalau kaya bahan amorf (alofan) maka kerapatan bongkah
sekitar 0,85 atau kurang.

1.2. Tiluotropi
- Tusukkan pisau ke dalam profil tanah dan tarik kembali:
- Kalau dikerjakan secara lambat-lambat terasa berat dan
tanah melekat pada pisau, sedang

Kalau dikerjakan secara cepat terasa ringan dan pada pisau


hanya terdapat calit (smear) tanah
maka ini menunjukkan, bahwa tanah mengandung banyak
bahan amorf (alofan).
Penyidikan ini dapat juga dilakukan dengan mengambil
sebongkah tanah dan ditekan lambat-lambat di antara ibu jari
dan jari telunjuk. Kalau tanah dirajai oleh bahan alofan,
mula-mula tekanan terasa berat, akan tetapi kalau diteruskan
seketika berubah menjadi ringan karena licin dan bersamaan
dengan itu tanah terasa basah. Setelah dilepaskan kembali,
bongkah tanah secara berangsur tampak mengering kembali.

1.3. Hidrolisis

Al oleh No.F

Timbang kira-kira 1g tanah dan campur dengan 50 ml IN NaF,


aduk sebaik-baiknya, ukur pH suspensinya.

34 selrorx

cEPAT crRr rANAH

pada

< 9,2
9,2-10,0
10,0-11,0

Lempang

pH hidrolisis

11,0

akhir 2 menit

akhir 4 menit

tidak ada
tidak ada atau sedikit
sedang sampai cukup
cukup sampai banyak

sedang

cukup

Catatan:

a. Disamping alofan, bahan amorf dalam horison spodik dan


haloisit berpengaruh atas pH dalam kisaran 9,2 sampai 11,0.
Disamping
b.
alofan, bahan amorf berpengaruh atas pH di
atas L1,0.
c. Oleh karena bahan kaca termakan oleh NaF maka semua
alat yang dipakai (botol penyimpan, cupu pensuspensi dan
pengaduk) harus terbuat dari plastik. Kalau pH diukur
dengan pengukur pH, elektrode tidak boleh terlalu lama
berada dalam suspensi dan setiap kali habis pakai segera
dicuci dengan air suling.
d. Cara ini tidak jalan pada tanah yang mengandung CaCO3
karena terjadi endapan CaF2 dan larutan mengandung
Na2CO3 yang menyebabkan pH meningkat tinggi. Akan
tetapi gamping dan alofan jarang berada bersama, sehingga
kemungkinan gangguan ini kecil.

2. Bahan Kristalin Aluminosilikat


2.1. Gejala pengeringan

Buat suspensi tanah dengan air suling, biarkan zarah-zarah


yang lebih kasar mengendap, ambil suspensi yang lebih halus
sELrDrK CEPAT crnr

rmtnx 35

dan biarkan mengendap untuk memisahkan suspensi yang

halus.

Mineral lempung

Ambil suspensi yang halus ini, tambah HCI sedikit untuk


menjonjotkannya dan buang larutan jernih di atas jonjot.
Tuangkan jonjot secara tipis dan merata di atas piring

golongan

lempengan.
Biarkan mengering dan amati gejala pengeringan berikut ini:
- Lapisan lempung tetap rata dengan piring, tidak mengikal
atau mengelupas dan merupakan tepung gembur: kemungkinan besar kaolinit.
- Lapispn lempung mengerut, meretak, mengikal dan mengelupas menjadi lempengan-lempengan yang keras dan rapuh:
kemungkinan besar montmorilonit.

Lapisan lempung mengerut dan mengelupas sedikit: kemungkinan besar ilit atau vermikulit.

Catatan: Jika terdapat banyak sekali alofan atau bahan


organik, terjadi pengerutan luar biasa dan bahan
tinggal berupa sekelumit onggokan rapuh. Luas
bidang onggokan jauh lebih sempit daripada luas
bidang yang semula dimiliki oleh lapisan pasta
lempung.

2.2. Reaksi warna

Siapkan contoh bahan lempung seperti pada pasal 2.1 di atas


sampai dengan langkah 2. Contoh dibagi dua menjadi contoh
A dan B.
Contoh A langsung dipakai untuk uji warna dengan benzidine.
Contoh B dilindi dengan }ICI 107o beberapa kali untuk
menjadikannya lempung hidrogen, lalu dilindi dengan air
suling sampai bebas Cl. Contoh B dipakai untuk uji warna
dengan malachite hijau.
Hasil reaksi warna adalah sebagai berikut:

36 seutotx cEPAT clnl IANAH

Kaolinit
Haloisit

illit
Montmorilonit

Contoh B dengan
malachite hijau
Biru kehijauan dan
hijau kebiruan* atau
tidak terwarnai'*
Berbecak hijau keTidak ada reaksi
kuningan, kuning
kehijadan dan biru
kehijauan
Hijau kebiruan.
Tidak ada reaksi
Biru keunguan atau Kuning kemerahan
hijau kebiruan+
atau hijau ke-

Contoh A dengan
benzidine
Tidak ada reaksi

brruan

'
**

t**

Zat pewarna terjerap tanpa perubahan warna


Kalau jenis dikit atau nakrit (berbeda struktur

dengan

kaolinit)

Zat pewarna terjerap tanpa perubahan warna pada jenis


nontronit (kaya besi) atau hektorit (kaya Mg, tanpa Al)
Kalau jenis nontronit atau hektorit
Dapat juga disidik dengan zat warna gentian ungu sebagai
berikut:
- 'Tabung pereaksi diisi larutan gentian ungu, tambahkan
contoh tanah tepungan, sumbat, kocok kuat dan pisahkan
cairannya secara ditapis atau disentrifus.
Kalau warna ungu cairannya tidak banyak memucat pertanda kaolinit merajai, sedang kalau montmorilonit yang
merajai warna ungu sangat memucat bahkan dapat hilang.
Yang berwarna ungu adalah kation organik, yang akan
terjerap oleh mineral lempung yang bermuatan negatif.
Makin besar muatan negatifnya, makin banyak kation yang
terjerap.
sELrorK CEPAT

ctnt rmmr 37

Catatan:

a. MnO2 dapat menjalankan reaksi redoks dengan benzidine


yang menghasilkan warna uji, seperti mineral lempung.
Reaksi warna dengan benzidine dapat terhalangi oleh besi
fero dan senyawa pereduksi lain (bahan organik terlarutkan).
b. Perlakuan dengan asam sebelum uji warna dengan malachite hijau dapat merusakkan nontronit dan hektorit, sehingga
kalau ada tidak tersidik.
c. Warna aseli tanah yang kuat (khusus yang kaya besi oksida)
cenderung menutupi warna reaksi.
d. Bahan organik dapat sangat mengganggu uji warna dengan
gentian ungu, karena ikut menjerap kationnya. Maka kalau
perlu dihilangkan dulu. Penghilangan bahan organik juga
berguna dalam uji warna dengan benzidine (gunakan cara
pada Kandungan Bahan Organik Tanah Mineral bab 1).
e. Uji warna harus dikerjakan semua untuk memperoleh uji
silang. Pada tanah yang bersusunan mineral lempung
tunggal atau sederhana, uji warna dapat memberikan hasil
yang memuaskan.

lrlinudlogi Pasir
1. Skala Kekerasan Mineral Menurut Mohs
1.1. Deret 10 mineral penyidik kekerasan
Macam mineral
Talkum
Gips
Kalsit

Fluorit

Apatit

2.3. Pendugoan dengan nilai KPK

Ortoklas

Kuarsa

Gunakan nilai pendekatan KPK pada Persen Kejenuhan Basa


bab 2 pasal 2.3.
Apabila KPK dalam meVo 130, kemungkinan besar kaolinit
merajai dan kalau 2 45 kemungkinan besar montmorilonit
atau vermikulit merajai.
Catatan: Ini hanya berlaku kalau kadar bahan organik 4 5Vo.

Topas

Korundum

Intan

Skda

Ciri kekerasan

kekerasan

Mudah digores dengan kuku (ibu jari)


Dapat digores dengan kuku
Tidak dapat digores dengan kuku, akan tetapi dapat

2
3

digores dan menggores lempengan tembaga dan mudah diiris dengan pisau
Tidak dapat digores dengan lempengan tembaga dan
tidak dapat menggores kaca, akan tetapi dapat digores dengan pisau
Sukar digores dengan pisau atau kaca dan sukar
menggores kaca
Sukar sekali digores dengan pisau (pada pinggiran
yang tipis), akan tetapi dapat menggores kaca
Tidak dapat digores dengan pisau dan sukar digores
dengan kikir, akan tetapi mudah inenggores kaca
Mudah menggores kaca, dapat menggores kuarsa
dan dapat digores dengan korundum, akan tetapi
tidak dapat menggores korundum
Dapat menggores topas, akan tetapi sukar digores,
dan menggores silikon karbit (karborundum)
Dapat menggores, akan tetapj tidak dapat digo-

6
7
8

9
10

res, segala macam benda yang ada

Catatan:

a. Hasil goresan harus berupa alur, bukan hanya sekadar garis


bekas.
38 srlrorx

CEPAT crRr rANAH

sELrDrK oEPAT

ctnr

nnax

39

Secara hati-hati tuangkan bromoform yang tnengandung mine-

b. Pada beberapa mineral kekerasan berbagai bidang muka


berbeda. Yang tertulis dalam skala kekerasan adalah kekerasan bidang muka yang terkeras. Penyidikan kekerasan mineral
juga didasarkan atas kekerasan maksimum.

ral ringan ke dalam corong yang telah dilapisi kertas'tapis.


Biarkan bromoform menetes habis, keringkan bahan mineral
ringan dan timbang (b g).
Imbangan berat mineral ringan: mineral berat : b : (a - b),

1.2. Skala kekerasan benda penguji


Macam benda

Skata kekerasan (kira-kira)

Kuku (ibu jari)

2r/z
3

Lempengan tembaga
Kaca
Pisau (baja)

Kikir
Silikon karbid (SiC)

51/q

100.

Klasifikasi bahan tanah:


Sebutan

7
9

55

Felsik
Campuran (intermedier)

jernih.
Tuangkan endapan ke dalam labu Erlenmeyer dan sambil
dipegang miring, endapan disemprot dengan air suling untuk
mengusir ke luar bahan debu dan lempung yang bercampur
dengan zarah-zarah pasir. Pekerjaan ini dihentikan setelah
zarah-zarah pasir tampak bersih.
Keringkan bahan pasir dan timbang (a g).

2.1. Imbangan mineral ringan dan berat

- Isi tabung pereaksi dengan cairan bromoform. Tuangkan

bahan pasir yang telah ditimbang tersebut di atas ke dalam


cairan bromoform. Mineral ringan (b.j. < 2,9) akan terapung,
sedang mineral berat akan mengendap (b.i. > 2,9).
CEPAT crnr rANAH

100 dan persen mine-

Kadar mineral ringan

Buat suspensi tanah dengan air suling, biarkan mengendap dan


buang suspensi di atas endapan.
Endapan disuspensikan lagi, biarkan mengendap dan buang
suspensi di atas endapan. Pekerjaan ini diulang beberapa kali
hingga suspensi di atas endapan yang dibuang tampak cukup

40 seuorx

ralberat:u-bx
a

: | ,

53/q

2. Pemilahan Dasar

htau persen mineral ringan

> 55Vo
- 45%o
< 45Vo

Mafik

Catatan:

a. Penetapan ini bersifat pendekatan susunan mineral primer,


karena dalam fraksi mineral berat dapat tercampur mineral
sekunder oksida dan hidroksida besi (terutama dalam tanah
oxisol, alftsol, dan ultisol).
b. Sibir (fragment) batuan dapat menambah berat fraksi
mineral ringan atau fraksi mineral berat, tergantung pada
susunan mineralnya.
c. Zarah-zarah gamping atau gips akan menambah berat fraksi
mineral ringan.
d. Kalau tujuan pemisahan fraksi ringan dan berat terutama
untuk menyidik kekayaan tanah akan sumber hara, catatan
a s.d. c tidak mengganggu hasil. Hara K dan Ca memang
terkait pada mineral ringan (K pada ortoklas dan muskovit,
Ca pada plagioklas), sedang hara Fe terkait pada mineral
berat. Sibir batuan akan tergabung pada mineral ringan
kalau susunan mineralnya memang dirajai oleh mineral
felsik, sedang kalau dirajai oleh mineral mafik akan
tergabung pada mineral berat. Pertimbangan ini dapat
diterapkan pada Soil Taxonomy, karena kriteria mineralogi
baru digunakan pada kategori rendah (familia).
Serrorx

ceplr

crRr

rarult

41

r
2.2. Pembedtan kuarsa dari mineral felsik, terutnma felspar

Fraksi mineral ringan yang telah terpisahkan pada pasal 2.1.


dibersihkan dengan }{CI lUVo, kemudian dibilas dengan air
suling.
Teteskan HF secara merata pada butir-butir yang diperiksa,
biarkan bereaksi selama kira-kira L menit, kelebihan asam
dihilangkan secara diserap dengan kertas tapis, dibilas dengan
air suling dan dikeringkan dengan alkohol.
Teteskan larutan anilin pada butir-butir yang telah diperlakukan dengan HF dan amati perubahan warna set'elah 5-10
menit:
- Kristal kuarsa tetap tidak berwarna, karena tidak terbetok
(etched) oleh HF.
- Kristal felspar menjadi berwarna biru, karena terbetok oleh
HF, dan intensitas warna biru meningkat dalam urqtan
ortoklas < albit (plagioklas Na) < anortit (plagioklas Ca).
Perkirakan persen kuarsa terhadap keseluruhan fraksi mineral
ringan dan selanjutnya hitung Vo ktarsa terhadap keseluruhan
fraksi pasir (pasal 2.1,.):
kuarsa
"'='-, -, rinsan
""?*" x 100.
x mineral
traksl paslr
mineral ringan
Kalau > 90% tanah disebut kersikan (Soil Taxonomy).

kuarsa
atau
dapat
(mineral ringan) - (kuarsa) ,
felspar
dipakai sebagai nisbah pelapukan. Makin besar nisbah ini
dibandingkan dengan nisbahnya dalam bahan induk, makin
jauh tingkat pelapukan tanahnya.
d. Semua peralatan yang dipakai harus dari plastik, karena
kaca termakan oleh HF.

Catatan:

a. Kalau hanya mengikuti kriterium Soil Taxonomy, pembedaan kuarsa hanya diperlukan pada tanah felsik yang
berkadar mineral ringan di atas 90Vo.
b. Terlepas dari Soi/ Taxonomy, pembedaan kuarsa perlu
untuk memperkirakan kandungan mineral terlapukkan
(cadangan hara): 100 - Vo ktarsa

lN-70Vo

7M0%
4HVo
42

c. Nisbah kuarsa

sELrDtK CEPAT ctRl rANAH

baik
sedang

buruk
sELtDtK cEpAT ctRt rANAH

43

2. Penghitungan Dari Nilai S Dan H


2.1. Penetapan S (kation logam tertukarknn total) menurut"Brown

Persen Kejenaban Bdsd

ff)
-

1. Hubungan Dengan pH-HzO

Tetapkan pH seperti pada Bahan Sulfurik bab L langkah L dan


2.

Pendugaan

pH-H2O

6,5
6,0
5,5
5,0

rt4

V dari pH

(l

z 2,5)

- 7,2
- 6,5
- 6,0
- 5,5
<

5,0

adalah seperti ini:

Y
81

Jadi kalau memakai tanat,u

(Vo)

61-80
4L-60

2t-40

<20

Catatan:

",yanga>.1,

hasil hitungan dikalikan dengan

100

a. Hubungan ini diperoleh dengan pH-H2O yang ditetapkan


dengan memakai perbandingan tanah : air : | :2,5. Pada
perbandingan lain hubungannya belum tentu sama.
b. Hubungan ini dipengaruhi oleh bahan organik, macam
mineral lempung, macam kation tertukarkan yang merajai
dan tekstur. Maka hubungan ini dapat tidak berlaku pada
tanah-tanah yang kaya bahan organik, dirajai oleh lempung
bermuatan aneka, kation tertukarkan dirajai oleh Na, atau
bertekstur sangat kasar (kadar pasir sangat tinggi).
sELtDtK CEPAT ctRt rANAH

Timbang 2,5 E contoh tanah kering, tambahkan 25 ml IN


HOAc (asam asetat), kocok secara berkala dalam waktu L
jam.
Ukur pH suspensi, teliti sampai 0,0L atau 0,02 satuan.
Ukur pH semula larutan IN HOAc (kalau pembuatannya
baik, pH-nya 2,31).
S dalam me Vo = (pH suspensi - pH semula) x 22.
Catatan: Persamaan ini hanya berlaku untuk pH suspensi
sampai dengan 2,80, berarti sampai dengan l0 meVo
, S. Kalau tanah mempunyai S antara 10 dan 20 meVo,
gunakan tanah setengahnya saja (1,25 g) dan hasil
hitungan meVo dlkalikan 2.

a.

2.2. Penetapan H (ion H tertulurkan) rnenurut Brown

Timbang 2,5 g contoh tanah kering, tambahkan 25 ml 1N


NHaOAc (amonium asetat), kocok secara berkala dalam
waktu 1 jam.
Ukur pH suspensi, teliti sampai 0,01 atau 0,02 satuan.
Ukur pH semula larutan IN NH4OAc (kalau pembuatannya
baik, pH-nya 7,00).
H dalam meVo = (pH semula - pH suspensi) x 22.
Catatan: Persamaan ini hanya berlaku untuk pH suspensi
sampai dengan 6,65,berarti sampai dengan L0 meVo
H. Kalau tanah mengandung H antara 10 dan 20
meVo, gunakan tanah setengahnya saja (1,25 g) dan
hasil hitunganmeVo dikalikan 2. Jadikalau memakai
tanah

f, *,

yang a

1, hasil hitungan dikalikan

dengan a.
sELrDrK cEPAT crnr

nuu

45

,7
2.3. Penghitungan V
s

- V dalam Vo : S +-.:Hx 100.


- S + H merupakan pendekatan KPK.
- Catatan:
a. V ) 50Vo merupakan ciri horison molik, horison B Luvisol
(FAO/Unesco) dan sebutan "eutric".

b.Y >35Vo merupakan ciri horison B Alfisol (Soil Taxonomy).


c. V ( 50Vo merupakan ciri
Auisol (FAO/Unesco) dan
d. V < 35Vo merupakan ciri
xonomy).
e. KPK > L6 me merupakan
f. KPK ( 16 me merupakan

horison umbrik, sombrik, B


sebutan "dystric".
horison B Ultisol (Soil Ta-

Kadar Gdram Terl,arutkan


1. Pengukuran DHL

cfti horison kambik.


cin horison olcsik.

46 seltotx

oEPAT

clnl IANAH

Contoh tanah ditepungkan dengan jari, ratakan di atas tampah


dan keringkan di terik matahari sampai terasa kering benar.
Dapat dikeringkan dalam dapur pengering pada suhu 105.C
selama 4 jam. Kalau tanahnya basah dan liat, biarkan agak
mengering dulu sampai terasa lembab agar lebih mudah
ditepungkan.
Timbang contoh tanah kering sebanyak 2 g dan campur
dengan air suling sebanyak 10 ml hingga homogen. Biarkan
selama kira-kira 15 menit, aduk lagi sebaik-baiknya dan ukur
DHL suspensi sambil diaduk terus.
Angka pembacaan DHL dikalikan 5 merupakan pendekatan
angka DHL pasta tanah jenuh air, yang merupakan tolok
baku. Faktor 5 berasal dari perbandingan tanah : air : L : 5.
Kalau dipakai perbandingan lain, faktor perkalian disesuaikan.
Faktor konversi 0,32 dipakai untuk menghitung kadar garam
dalam Vo dari angka pembacaan DHL1.5 dalam mS. cm-l (mS
: 103 s).
Klasifikasi kegaraman tanah menurut DHL jenuh dalam mS:
- bebas garam
- agak garaman
- garaman sedang
8-15
- garaman agak tinggi
>15
- garaman tinggi

0-2
2-4
4-8

sELtolK oEPAT ctRt TANAH 47

Catatan:

a. Tanah Solonchak (FAO/Unesco) mempunyai DHLj

>

t5

mS

a.1. Dalam jeluk 0-125 cm kalau tanah pasiran


a.2. Dalam jeluk f90 cm kalau tanah geluhan
a.3. Dalam jeluk H5 cm kalau tanah lempungan
b. Tanah juga disebut Solonchak kalau DHLj ) mS dalam
jeluk 0-25 cm disertai pH-HzO > 8,5
c. Horison satik (Soil Taxonomy) bersyaratkan indeks (%
garam terlarutkan) x (tebal horison dalam cm) : 60 atau
lebih, atau L87,5 atau lebih kalau memakai DHLl's dalam
mS.

Kdndungan Klondn

l. Penyidikan Dengan AgNO3


- Contoh tanah kering 5 g dicampur dengan air suling 25 ml,
-

kocok selama 20 menit (boleh secara berkala).


Ambil cairan jernih L0 ml, yang dipisahkan secara ditapis atau

disentrifus, dan ditetesi larutan 0,02M AgNO3 tetes demi tetes


sampai tidak tampak terjadi endapan putih AgCl lagi.
Endapan putih merupakan pertanda ada garam klorida larut
air.
Hasil penyidikan dapat dibagi menjadi 4 kelas:
- Tidak tampak endapan diberi lambang (-), kira-kira
(cairan tetap jernih)
setara I O,0lVo NaCl (bebas
garam)
diberi lambang (+), kira-kira
Tampak
endapan
sedikit
(cairan agak keruh)
setara 0,02Vo NaCl (bebas
garam)
- Tampak endapan cukup diberi lambang (++), kira(cairan keruh)
kira setara 0,2lVo NaCl (agak
garaman)
- Tampak endapan banyak diberi lambang (+++), kira(cairan keruh sekali)
kira setara ) 0,38Vo NaCl

(garaman sedang

sampai

tinggi)

48 selrorx

CEPAT ctRt rANAH

sELrDrK CEPAT crRr rnruen 49

kdar

Bahan Alkalin
1. Pengukuran pH

Kerjakan seperti pada Bahan Sulfurik bab 1.


Kalau pH 8,2 atau lebih menandakan bahan alkalin.
Catatan: Apabila disamping pH yang tinggi itu tanah berstruktur tiang dan muka bongkah diliputi selaput lempung
dan humus, sangat bolehjadi kita menghadapi horison natrik Tanah demikian dinamakan Solonetz
(FAO/Unesco).

l. Reaksi Percik
- Ambil sebongkah contoh tanah, tetesi dengan 10Vo
-

Tidak

Cukup jelas sampai je-

las, meskipun

Tidak
Tidak

Vo CaC0t

Bebas atau

ada
ada

0,1

0,5

Percikan sedikit, nyaris

1,0

tampak, terbatas di

agak

Percikan agak lebih 2,0


merata, lebih jelas

jauh dari telinga

Mudah terdengar

Percikan sedang,

Mudah terdengar

lembung sampai 3 mm,


mudah terlihat tanpa
lensa pembesar
Percikan kuat, merata,

ge-

5,0

10,0 atau lebih

gelembung sampai 7
mm, mudah sekali terlihat

oEPAT ctRt rANAH

Gejala terlihat
gunakan lensa pembesar

sana-sini

Kalau timbul warna merah jambu sampai merah, menandakan


bahan alkalin. Pada pH di bawah 8,3 indikator ini tidak
berwarna. Pada pH 8,3 indikator berwarna merah jambu, yang
secara berangsur meningkat menjadi merah sejalan dengan
kenaikan pH sampai dengan 10,0.
Catatan: Kalau tanah berwarna gelap, sebaiknya dikeringkan
sebentar agar warnanya menjadi lebih muda. Dengan demikian pembentukan warna merah jambu
akan menampak lebih jelas.

50 seltotr

ada

samar-samar, meningkat sampai agak jelas


Samar-samar, meningkat sampai cukup jelas

PP.

HCI dan

perhatikan kegiatan reaksinya, baik yang terdengar maupun


yang terlihat.
Pengiraan kadar gamping (CaCO3):

Gejala terdengar
dekatkan pada telinga

2. Indikator Reaksi Tanah


Ambil sebongkah tanah, tetesi dengan larutan indikator

Gamping

Catatan:

a. HCI diberikan merata pada seluruh contoh tanah agar


gejala reaksi mudah diamati.
sELrDrK cEPAT crnr rANAH 51

rr
b. Tanah kering kalau diberi cairan akan memperlihatkan
gejala yang mirip karena udara yang terdesak keluar dari
pori-pori oleh cairan yang meresap masuk. Untuk menghilangkan gangguan ini, contoh tanah dibasahi dulu dengan
air untuk mengusir udara yang tersekap dalam pori-pori,
sebelum diberi HCl.

c. Kalau suatu lapisan tanah memberikan reaksi paling kuat


(kadar gamping diperkirakan l0,0Vo atau lebih) dan kadarnya ini sekurang-kurangnya 5% di atas kadar dalam horison
C, sedang tebalnya tidak kurang daripada L5 cm, maka
sangat bolehjadi lapisan tadi adalah horison kalsik.

d. Hanya kalsit yang dapat bereaksi segera dengan HCI tanpa


pemanasan. Dolomit, siderit dan lain-lain karbonat baru
bereaksi nyata dengan HCI panas. Maka reaksi percik ini
khas untuk gamping, baik yang primer maupun yang
sekunder.

Kandungan Gips

l.

Turbidimetri Dengan Aseton


Siapkan sederet tolok banding suspensi gips sebagai berikut:

Larutan jenuh gips


mI
4
5
6
7
8
9
10

Air

suling
ml
6
5
4
3
2
1

me/l

Aseton

mt

t2
15

18
2L

24
27
30

10
10
10
10
10
10
10

Timbang contoh tanah kering 1 g, tambahkan 50 ml air suling,


aduk sebaik-baiknya beberapa kali (atau dikocok), biarkan
mengendap.
Ambil larutan jernihnya 10 ml (kalau perlu dipisahkan dulu
dengan sentrifus), tambahkan aseton L0 ml, kocok dan setelah
dibiarkan selama 5 atau L0 menit bandingkan kekeruhannya
dengan deret tolok banding.
Untuk nisbah tanah : air : 1 : 50 (langkah 2), deret tolok
banding setara dengan:
52 selrotx

oEPAT crRr rANAH

sELtDtK oEPAT ctRt

mlrax 53

7'.
Tolok banding
me/l

meVo

12

60

15

75

18
2L

105

24
27
30

Setara kadar dalam tanah

90

a. Cara ini sangat peka, sehingga kadar gips yang rendah pun
mudah disidik.
b. Agar supaya kemampatan endapan dapat bertahan baik,
larutan jernih di atasnya harus dibuang sedapat-dapatnya,
sehingga kalau tergoyang-goyang tidak mudah mengusik

Vo

5,2
6,5
7r7
9,0

120

10,3

135
150

Ll,6

endapan.

c. Untuk memudahkan pekerjaan, deret tolok banding dapat


dijabarkan menjadi suatu grafik yang menghubungkan
tinggr endapan dengan kadar gips. Dengan demikian kita
cukup menyimpan grafik ini untuk pembandingpn berikutnya dan tidak perlu menyimpan larutan tolok banding.
Cara
ini hanya dapat dipakai kalau dalam tanah tidak ada
d.
karbonat (yang juga mengendap dengan Ba) atau senyawa
sulfat bukan gips. Sulfat bukan gips biasanya terdapat

12,9

Catatan:

a. Oleh karena maksimum kelarutan gips adalah 30 me/l maka


gips dari 1 g tanah yang maksimum dapat larut dalam 50 ntl
air pelarut ialah L,5 me, berarti 150 me/100 g tanah (150
meVo). Berat me gips adalah 0,086 maka meVo x 0,086 :
%.
b. Cairan tolok banding harus ditempatkan dalam tabung yang
dapat disumbat rapat-rapat (ditutup lilin) untuk mencegah
aseton menguap.

dalam tanah yang terbentuk dalam lingkungan pantai atau


volkan beriklim basah, yang biasanya juga bukan tanah
yang berkemungkinan mengandung gips. Kemungkinan
tanah mengandung karbonat perlu diperiksa dulu sebelum
pemeriksaan gips dikerjakan. Oleh karena gips lebih mudah
larut daripada gamping, di dalam profil tanah endapan gips
biasanya terletak di sebelah bawah endapan gamping,
berarti kedua macam endapan itu dalam keadaan lumrah
(normal) sudah tersegregasi secara alamiah.

2. Pengendapan Sulfat Dengan BaCl2

54

Siapkan sederet tolok banding seperti bab 1 langkah L, hanya


saja sebagai sulih aseton dipakai laiutan BaCl2l0%o.Tambahkan BaCl2 tetes demi tetes sampai tidak lagi terjadi endapan
putih pekat BaSO4. Mampatkan endapan dengan sentrifus,
ukur tinggi endapan. Gunakan tabung pengendap yang berukuran seragam, agar supaya tinggi endapan dapat mewakili
volum.
Selanjutnya kerjakan seperti bab 1 langkah 2 dan seterusnya
dengan menggunakan larutan BaCl2 sebagai sulih aseton.
Mampatkan endapan dengan sentrifus juga.
Kadar gips diperkirakan dengan cara membandingkan tinggi
endapan dengan tolok banding. Untuk ini perlu digunakan
tabung pengendap yang sama dengan tolok banding.

Catatan:

3. Pengukuran DHL Menurut Bower dan Huss


- Timbang 5 g contoh tanah kering, tambahkan 100 ml air

suling, kocok selama 30 menit, lalu ditapis sampai diperoleh


cairan tapisan jernih.
Ambil20 ml cairan tapisan, tambahkan 20 ml aseton, biarkan
selama kira-kira L0 menit untuk mengendapkan gips, kemudian dipusing dengan sentrifus.
Buang cairan jernih di atas endapan, tabung sentrifus didirikan
terbalik di atas selembar kertas tapis untuk pengatusan.
Endapan disuspensikan ulang dengan menambahkan L0 ml

sELtDtK CEPAT clRl rANAH


sELrDrK CEPAT crRr

rnNen 55

aseton, kerjakan lagi pemusingan dengan sentrifus dan pengatusan.


Tambahkan
tepat 40 ml air suling kepada endapan dalam
tabung sentrifus, tabung disumbat dan dikocok sampai seluruh
endapan larut.
- Ukur DHL larutan dan perkirakan kadar anhidrit (CaSOa)
dengan kurva di bawah ini. Kurva 1 dipakai untuk kadar tinggi
dan kurva 2 untuk kadar rendah.
- DHL diukur dalam mS. cm-l dan kadar diperoleh dalam
CaSOa me/L00 g tanah. Untuk memperoleh kadar gips
(CaSOa.2H2O), angka yang diperoleh dikalikan dengan faktor
L,26. Untuk menjadikannya kadar dalam Vo gips, dikalikan
lagi dengan faktor 0,086.
- Jadi: 0,11 x meVo CaSO+ : %o CaSOa.2H2O.
Horison gipsik:
Tebal sekurang-kurangnya L5 cm, kadar gips paling tidak 5%
lebih tinggi daripada horison C dan hasil kali tebal horison (cm)
dan kadar (Vo) > 150.
Misal: Lapisan setebal 30 cm berkadar gips 6Vo ticiak dinamakan
horison gipsik kalau horison C berkadar gips lebih
daripada lVo. Baru disebut horison gipsik kalau kadarnya
dalam horison C tidak lebih daripada lVo.
DHL, mS.cm-l

DHL, mS.cm-r
0,5

012345

mengikuti metode Bower dan Huss

10

15

20

me CaSOy'1@ g tanah

4. Setidik Kualitatif

- Kerjakan seperti pada bab 1 langkah 2.


- Ambil larutan jernih, celupkan ke dalamnya kertas Ba-

2.0

20 40 60 80
me CaSOy'1OO g tanah
56 seutotx oEPAT clBl

untuk kadar gips rendah


cara kerla harus tepat

rANAH

untuk kadar gips tinggi


cata kerja harus tepat
'mengikuti metode Bower & Huss

100

120

rhodizonate.
Kalau ada larutan garam sulfat, warna merah kertas itu akan
hilang, karena Ba diambil oleh sulfat.
Catatan:
a. Lihat catatan d bab 2.
b. Dengan melakukan selidik kualitatif dulu, contoh tanah
dapat disaring mana yang perlu disidik lebih lanjut dan
mana yang jelas tidak perlu.
c. Untuk meningkatkan kelarutan gips, pada air pelarut
ditambahkan sedikit HCI encer (l0Vo).
sELrDrK cEPAT crnr

ranlx

57

t-

Kandungdn 1ksida lvlangdn

1. Oksidasi Dengan

H2O2

Letakkan sebongkah contoh tanah dalam lekukan piring tetes


dan tetesi merata dengan HzOz encer (3Vo).
Kalau terdapat oksida Mn dalam jumlah cukup akan terjadi
reaksi percik yang jelas.

Ciri Fisika
Dan Yang Bukaitan
Dengan Proses Fisika

Catatan:

a. Lihat catatan b pada Kadar Gamping bab L.


b. Bahan organik juga bereaksi mirip itu dengan H2O2, akan
tetapi memerlukan H2O2 yang lebih pekat dan reaksinya
pun berlangsung lebih lemah, sehingga karena itu berjalan
lebih lama. Jadi kalau sudah dapat terjadi reaksi kuat
dengan HzOz encer maka sangat bolehjadi itu pertanda
oksida Mn.

2. Pengamatan \ilarna Cerat


- Apabila oksida Mn berbentuk butiran, dapat dilakukan uji
cerat.

Ambil sebutir bahan dan goreskan pada bidang muka piring

Catatan:

porselin yang kasar (tidak diglasir). Cerat oksida Mn berwarna


hitam keunguan.

Uji

cerat dapat juga dikerjakan atas mineral-mineral tanah


yang lain, a.l.
- Hermatit (Fe2O3) berwarna cerat merah kecoklatan
- Limonit (FeOOH) kuning kecoklatan
- Magnetit (Fe3Oa) hitam

58 seuorx

cEPAT crnr rANAH

sELrDrK cEPAT ctRt

tlrulx

59

Kandungdn Lmgas Tdndh

l. Memperkirakan Tingkat Kebasahan Tanah


- Pengiraan ini didasarkan atas tanda kebasahan yang tampak
dan konsistensi tanah.

Tanah disebut:

Basah

Lembab

Kering

Kalau memperlihatkan tanda:


Pada muka zarah-zarah dan gumpalgumpal tanah tampak selaput air. Tanah
mengeluarkan air pada waktu diremas
atau diinjak. Setara dengan tegangan
lengas 0,0L bar atau kurang.
Tanah berada di antara keadaan basah
dan kering. Setara dengan tegangan
lengas kurang daripada 15 bar, akan
tetapi tidak kufang daripada 0,01 bar.
Tanda-tandanya tergantung pada tekstur:
bahan galian bersifat
- Pasiran galir (loose) dan kersai, kalau ditetesi air
warna jelas bertambah gelap.
- Geluhan - bahan galian bersifat
rapuh dan mendebu
kalau diremas, kalau
ditetesi air warna jelas
bertambah gelap.
sELrDrK cEPAT crnr

tarax

61

Lempungan

konsistensi teguh sampai keras, tidak dapat


atau sulit diremas, tanah meretak.
Setara dengan tegangan lengas 15 bar
atau lebih.

2. Kadar

Lengas

Ambil contoh tanah segar lapangan kira-kira sebesar L0 ml,


timbang beratnya (u S).
Keringkan di bawah terik matahari sampai tampak tandatanda kering (lihat bab 1), atau dikeringkan dalam dapur
pengering pada suhu 105'C selama 4 jam, timbang lagi (b g).

:+

x 100.

Kadar lengas (vo)

Catatan: Pada tanah lempungan seringkali bagian dalam


bongkah belum kering betul, sekalipun bagian luarnya sudah. Maka selama pengeringan (terutama
kalau dikeringkan di bawah terik matahari) bongkah-bongkah harus sering dipotong-potong untuk
menyingkapkan bagian dalam.

2.2. Reaksi air dengan kalsium karbid

Gunakan Speedy Moisture Tester buatan Soiltest. Asasnya


ialah, bahwa air dicampur dengan kalsium karbid untuk
menghasilkan gas asetilin yang dapat diukur tekanannya.
Makin banyak airnya, makin banyak gas asetilin yang terbentuk dan makin tinggi tekanannya. Angka tekanan gas asetilin
dikonversikan menjadi berat air dan selanjutnya menjadi
kadar air dalam contoh tanah yang diperiksa.
Persamaan reaksinya ialah:

Timbang contoh tanah segar lapangan sebanyak 6 g, dipotong-

62

seurorx oEPAT ctRt

H2O+CaCn:C,2p12+CaO.
TANAH

Ambil tepung kalsium karbid sebanyak satu sendok takar


(kira-kira LL ml), masukkan ke dalam wadah khusus yang
terdapat di sebelah dalam penyumbat bejana logam. Hatihati
jangan sampai karbid menumpahi contoh tanah sebelum
penyumbat terpasang erat-erat. Untuk ini penyumbat dipasang pada kedudukan bejana logam mendatar.

2.1. Pengeringan

potong dengan tangan menjadi butir kecil-kecil (untuk melancarkan reaksi), lalu masukkan ke dalam bejana logatn dari
Speedy Moisture Tester (SMT).

Setelah penyumbat terpasang rapat-rapat, SMT dibolakbalikkan untuk mencampurkan contoh tanah dengan kalsium
karbid sebaik-baiknya dengan kecepatan 2 kali pembalikan
setiap detik. Ini dikerjakan terus sampai jarum manometer
berhenti bergerak dan menunjuk pada angka maksimum.
Tergantung pada jumlah air yang ada, dan laju reaksi yang
dipengaruhi oleh tegangan lengas dalam tanah, pembolakbalikan dapat memakan waktu antara 45 detik dan 3 menit.
Kadar lengas terbaca langsung pada skala manometer berdasarkan berat baku contoh tanah 6 g. Apabila kadar lengas
tinggi, sehingga gerakan jarum manometer terhenti karena
telah mencapai akhir skala, pekerjaan diulangi lagi dengan
memakai contoh tanah lebih sedikit. Angka kadar lengas
dikalikan dengan faktor yang proporsional dengan pengurangan berat contoh tanah. Misalnya contoh tanah 3 g maka angka
manometer dikalikan dengan 2, atau secara umum dikalikan
dengan faktor

berat contoh tanah'

Sebaliknya, kalau kadar lengas terlalu rendah, sehingga


gerakan jarum manometer kurang nyata, dipakai contoh tanah

lebih banyak.
Kadar lengas tanah dinyatakan dalam Vo terhadap berat tanah
segar lapangan. Untuk mengubahnya menjadi Vo terhadap
berat tanah kering (yu.rg merupakan cara penyajian baku),
dikerjakan hitungan sebagai berikut:
sELrDrK CEPAT crRr

rarulx 53

r
Angka terbaca

k, :

alr
tanah segar lapangan

x 100
manometer yang langsung menunjuk % lengas
terhadap berat tanah segar lapangan

. : tanah seuar lapangan


--TT"

anr

tanah kering

Angka terhitung o,

tsl

tsl (1

- A "
-

n,

n,)
bejana logam sebagai ruang reaksi dan pembentukan gas asetilin

k1/100)

: t$t}ffirmf

x 1oo

100 k,
: I00=-k1

Misalnya,

kr :

ZOVo

maka

t, : #-

penyumbat yang disekerupkan dan sekaligus


menjadiwadah tepung kalsium karbid sebelum
direaksikan dengan contoh tanah

25%o.

Catatan:

a. Gas asetilin mudah sekali terbakar maka waktu bekerja


tidak boleh merokok sama sekali, atau tidak boleh dekat
api.
b. Waktu membuka bejana logam SMT setelah selesai pengukuran harus berhati-hati karena isi bejana berada di bawah
tekanan.
c. Untuk lebih jelas, lihat bagan SMT di bawah ini.
64

sEr-totx oEPAT clRl rANAH

sELrDrK cEPAT crnt

rauen 65

r
b. Bagi tanah yang mudah mengerut atau meretak, penjemuran terlalu lama akan mengubah porositas, sehingga rnenimbulkan kesalahan uji.
c. Bagi tanah yang gumpalannya mudah hancur atau tidak
membentuk gumpal, contoh diambil dengan cincin pengambil contoh (ring sampler) atau dengan bor tusuk (bidang
irisan dibuat sepanjang belahan bor) atau diiris langsung
dengan pisau dari tubuh tanah berupa pukal (block).
Pengujian dapat juga dikerjakan langsung pada bidang
muka lapisan/horison tanah masing-masing. Untuk menetapkan porositas aerasi suatu lapisan/horison yang terletak
di bawah, lapisan/horison yang berada di atasnya disingkirkan dulu.
d. Seringkali porositas aerasi arah cacak (vertical) dan mendatar (horizontal) tidak sama. Maka pada penetapannya harus
disebutkan arahnya dan kalau perlu ditetapkan keduaduanya. Kalau menggunakan gumpal tanah, orientasi gumpal dalam tubuh tanah harus diketahui, agar supaya dapat
disebutkan arah porositasnya.

Prioritas AuasiTanah

l. Uji Kapur

Hoffer
Ambil gumpal tanah tak-terusik (undisturbed) sebesar kepalan
tangan dan buatlah satu bidang rata dengan irisan pisau tajam.
Jangan sampai terjadi pemampatan karena tekanan pisau.
Teteskan suspensi CaCO3 pada bidang irisan di 5 tempat
secara merata untuk mendapatkan gambaran rerata.
Perhatikan laju penyerapan suspensi ke dalam tanah:
- Cepat tanpa meninggalkan endapan putih pada bidang

irisan (A)

Meninggalkan endapan putih sedikit (B)


Meninggalkan endapan putih banyak (C)
Pemilahan porositas:
cepat
- 5A (5 tempattetesansemuaA) atau4A + 1 B
4
A+
L
+
28,34'
+
1
B
+
1
+
3B
C,3A
Catau2A
cukup

- 3A + 2C,2A+ 2B + lC,2A + 1B + 2C, LA + 4B,


1A+3B+LCatau5B
sedang
2A+3C,
1A+28+2C,lA+18+3C,48
+1C
atau3B+zc
kurang
lambat
- 1A+4C,28+3C,IB+4Catau5C
Untuk memudahkan pemilahan dapat dipakai segitiga pemilah
di bawah ini.
Catatan:

a. Pengujian ini tidak dapat terlaksana baik kalau gumpal


tanah terlalu basah. Dalam hal itu gumpal tanah perlu
diatus terlebih dulu untuk menghilangkan air dari pori-pori
aerasi, misalnya dengan meletakkannya di terik matahari.

| : cePat ll : cukup lll :


lV:kurangV:lambat

sedang

:
t
I

SELIDIK CEPAT CIRI TANAH

sELrDrK oEPAT ctRt rANAH

I
I

67

Penetapan Kelrts Tekstur

1. Gejala Konsistensi Dan Rasa

Perabaan

Ambil segenggam tanah dan kerjakan menurut bagan alir yang


tercantum di bawah ini.
Dengan cara ini tekstur terpilahkan menurut keduabelas kelas
tekstur USDA.
Setelah kelas tekstur masing-masing tersidik, pencirian tanah
selanjutnya yang memerlukan angka kadar lempung menggunakan harga tengah kadar lempung kelas tekstur bersangkutan menurut diagram segitiga tekstur USDA:
70Vo (dapat dipilahkan: lem- Lempung
pung lumrah 50Vo dan
lempung berat 80Vo)
457o
pasiran,
Lempung
Lempung debuan
357o
- Geluh lempungan,
Geluh lempung debuan
- Geluh lempung pasiran 25Vo
20%
- Geluh
L5Vo
- Geluh debuan
l07o
- Geluh pasiran
57o
geluhan,
Pasir
Pasir,
Debu
-

Segenggam tanah diremas-remas untuk melepaskan semua


agregatnya, sehingga akhirnya tanah menjadi pasta liat (kadar
air antara BG dan BC). Jika kurang basah, dibasahi sedikit
demi sedikit sambil diremas-remas.

tidak

Tanah dicoba bola secara dikepal-kepal

--_+\

/\
I pasrn
\

dapat

dapat

Tanah dicoba pita secara ditekan dan didorong hati-hati


dengan ibu jari dengan alas jari telunjuk sampai ujung pita
tanah melampaui ujung jari telunjuk.

dapat, lalu patah karena ujung- beratnya sendiri setelah jari


nya melampaui ujung
telunjuk sejauh

Tanah dibuat bubur,

lalu digosok-gosokkan
dengan

jari pada

tela-

pak tangan, dan terasa

GELUH
PASIRAN

Catatan:

a. Salah satu ciri horison argilik dan natrik dalam tubuh tanah
lempungan ialah, bahwa kadar lempungnya meningkat
hingga 207o atal lebih di atas kadarnya dalam epipedon.
b. Jika tubuh tanah bersifat pasiran, salah satu ciri horison
argilikialah, bahwa kadar lempungnya sekurang-kurangnya
3Vo leblh tinggi daripada kadarnya dalam horison di atas
dan di bawahnya.
SELIDIK CEPAT CIRI TANAH

sELrDrK cEPAT crRr

rerulx 69

F
Tetapkan

lndehs Kematangdn Fisik


Tanab

lvlinual (Niki

n)

1. Cara Peras

L dengan cara yang tercantum pada Penetapan

Kelas Tekstur bab L dengan menggunakan harga tengah kadar


lempung kelas tekstur bersangkutan.
Tetapkan H dengan cara yang tercantum pada Kandungan
Bahan Organik Tanah Mineral bab 1.
Masukkan harga-harga A, L dan H ke dalam rumus untuk
mendapatkan harga n.
Catatan: Koefisien korelasi dengan N : L2 antara n yang
ditetapkan di lapangan (selidik cepat) dan n yang
ditetapkan di laboratorium adalah 0,87 (Soeprapto
Soekodarmodjo), yang memenuhi aras nyata lVo.
3. Perhatikan

Ambil segenggam contoh tanah segar lapangan dan

coba

diperas dengan tangan.


Apabila:
- Bahan tanah mudah terperas keluar melalui sela-sela jari,
ini pertanda tanah setengah matang sampai mentah (sebagai
akibat dari keadaannya yang selalu jenuh air). Nilai n
adalah > 1,0.
- Bahan tanah sukar terperas keluar melalui sela-sela jari, ini
pertanda tanah hampir matang. Nilai n 0,7-1,0.
- Bahan tanah tidak terperas keluar melalui sela-sela jari, ini
pertanda tanah matang. Nilai n di bawah 0,7.

Nilai n berguna untuk meramalkan apakah tanah

dapat

dipakai untuk lapangan penggembalaan ternak atau mampp


menopang beban lintas (trffic load) berupa kendaraan atau
alat besar penggarap tanah atau pembuka lahan. Nilai n juga
berguna untuk meramalkan tingkat amblesan (subsidence)
tanah setelah diterapi pengatusan. Makin besar nilai n, daya
topang tanah makin kecil dan akan makin besar tingkat
amblesannya.
Salah satu ciri tanah hydraquent ialah n lebih besar daripada
0,7.

2. Dihitung Dengan Rumus Pons Dan Zonneveld

Rumus indeks kematangan fisik ialah n

yang

- A -!'2(1-00-

L)

n adalah indeks kematangan fisik

A adalah kadar lengas tanah segar lapangan


L adalah kadar lempung
H adalah kadar bahan organik
Tetapkan
A dengan cara yang tercantum pada Kandungan
Lengas Tanah bab

70

sELtDtK oEPAT crRr rANAH

2 (pilih salah satu pasal).

sELtDtK oEPAT ctnr

mruax 7'l

1
pembaca makin jauh terdorong ke depan (lihat gambar di
bawah ini).

Cabutlah penetrometer (jangan sampai menyentuh cincin


geser pembaca) dan bacalah diya topang yang ditunjukkan
oleh cincin geser pembaca, dalam satuan kg.cm-2.

Kekuatan

llekanik

Tanah

1. Daya Topang Statika


batang pemegang pada waktu menusukkan penetrometer,
yang ada pegas di dalamnya

1.1. Tusulun ibu jari


- Ibu jari ditusukkan secara tegak kepada bidang muka lapisan/
horison tanah. Untuk mengukur daya topang lapisan/horison
yang terletak lebih dalam, bidang mukanya disingkapkan dulu

dengan jalan membuang lapisan/horison yang menutupinya.

Penafsiran gejala:
- Ibu jari hanya dapat masuk tanah sampai seluruh kuku
terbenam, daya topang diperkirakan 2 kg.cma (tanah
cukup kuat untuk menahan beban seberat traktor).
- Ibu jari dapat masuk sampai dengan buku pertama, daya
topang diperkirakan L kg.cm-2 (tanah cukup kuat untuk
menahan beban seberat orang).
- Ibu jari dapat masuk sampai dengan buku kedua, daya
topang diperkirakan 0,5 kg.cm-2 (tanah lembek).

ff

cincin geser pembaca, yang terdorong maju sepanjang skala


oleh ujung batang pemegang pada waktu penusukan

1.2. Pembacaan penctrometer saku

Cincin geser pembaca daya topang digeser ke belakang sampai


pantok (terbaca angka 0). Batang tusuk penetrometer ditusukkan ke dalam tanah secara tegak (lihat cara pada pasal 1.1
langkah 1), hingga ujungnya masuk sedalam tanda batas. Pada
waktu ditusukkan ini cincin geser pembaca terdorong ke depan
(ke arah ujung batang tusuk) dan terhenti pada waktu
penusukan dihentikan. Makin keras tanahnya, cincin geser

72 selrorx

cEPAT crRr rANAH

batang penusuk, yang pada ujungnya bertanda batas penusukan

sELrDrK GEPAT crRt

uru+t

73

1
1.3. Perhatikan

Daya topang tanah biasa beraneka, sekalipun pada jarak


pendek. Maka untuk memperoleh angka bacaan purata yang
baik, diperlukan beberapa kali pengukuran ulang yang diagihkan secara rambang (random) pada setiap bidang muka
pengamatan. Pada umumnya 10x pengukuran ulang sudah
dianggap mencukupi untuk menghitung angka rerata.

Perkembangan struktur tanah berlangsung secara anisotropik.


Maka hasil pengukuran daya topang arah cacak (vertical) pada
kebanyakan kali berbeda dengan yang arah mendatar pada
profil tanah.

Kadar lengas tanah berpengaruh sekali atas daya topang. Oleh


karena itu pada setiap angka pengukuran harus disertakan
keterangan tentang keadaan kelengasan tanah pada waktu
pengukuran itu dikerjakan (kering, lembab atau basah). Data
menjadi lengkap kalau pengukuran dilakukan pada ketiga
macam keadaan kelengasan tanah, sehingga dapat diketahui
perubahan daya topang sebagai akibat perubahan kadar lengas
tanah. Kadar lengas tidak atau hanya berpengaruh sedikit atas
daya topang pada lapisan padas. Lapisan padas yang mengalami proses indurasi kuat tidak terpengaruh oleh kadar lengas
(duripan). Sebaliknya, padas rapuh (fragipan) menjadi rapuh
karena basah selama 15 jam.

Pengetahuan tentang daya topang cacak diperlukan dalam


kajian teknologi tanah, yaitu menaksir beban statika yang
dapat ditopang petak tanah. Pembandingan antara daya
topang cacak dan mendatar berguna dalam kajian morfogenesis tanah untuk analisis vektoral perkembangan kestrukturan
tanah.

2. Daya Tahan Melawan Kakas Dinamika

Daya tahan yang diukur adalah kekuatan kohesi dan gesekan

74

sELrDrK CEPAT ctRr rANAH

dakhil tanah maksimum pada saat terjadi keruntuhan, sistem


strukturnya dalam melawan kakas (force) dinamika.
Alat yang dipakai berupa sudu geser saku (pocket shear vane).
Tahanan geser ditunjukkan oleh jarum dalam satuan kg.cm-2.
Kalau angka tertunjuk menggunakan satuan Lb.ft-2, angka ini
dikalikan dengan 0,0005 untuk memperoleh angka dalam
satuan kg.cm-2.
Sudu geser mengukur kekuatan geser tanah ke segala arah.
Pengukuran dikerjakan sebagai berikut:
- Alat disiapkan dengan cara memasang sudu pada ujung
bawah alat dan jarum penunjuk pada ujung atas alat diputar
searah jarum jam sampai bersandar pada piringan pembawa
(dog plate).
- Tancapkan sudu ke dalam bidang muka tanah secara tegak
dan sambil memegang alat dengan satu tangan kuat-kuat,
tangan yang lain memutar kepala alat searah jarum jam
dengan kecepatan yang setara dengan satu putaran penuh
tiap menit.
- Pada saat tanah tergeser (mencapai kekuatan geser maksimum), jarum penunjuk yang semula ikut dengan perputaran kepala alat tertinggal di tempat. Kekuatan geser tanah
dapat dibaca dari angka pada skala yang ditunjuk oleh
jarum. Skala yang dibaca disesuaikan dengan diameter sudu
yang dipakai. Sudu dengan diameter lebih besar menghasilkan pembacaan yang lebih teliti, akan tetapi mempunyai
kisaran angka terbaca lebih sempit.
Catatan: Pengukuran harus dilakukan berulang pada beberapa tempat yang dipilih secara rambang (kira-kira
10 ulangan) untuk menghitung angka rerata. Oleh
karena kekuatan geser tanah sangat dipengaruhi oleh
kadar lengas maka pada setiap angka yang disajikan
harus disertakan keterangan mengenai tingkat kelengasan tanah (kering, lembab atau basah). Karena
sifat anisotropi tanah, kekuatan geser bidang muka
mendatar pada umumnya tidak sama dengan bidang
muka tegak (profil tanah).
sELrorK CEPAT crRr rANAH 75

vI

Kemantapan Agregat
larum
penunjuk
dan skala
bacaan
kekuatan
geser

l.

Perendaman Dalam Campuran

Ambil contoh tanah kering (kalau perlu dikeringkan dulu di


bawah terik matahari atau dibakar dengan spiritus), dan
pilihlah agregat-agregat berdiameter kira-kira 8 mm.

Siapkan sederet campuran air - alkohol dengan perbandingan


air : alkohol (100 : 0), (90 : 10), (80 :20), (70: 30), (60 : 40),
(50:50), (40:60), (30: 70), (20: 80), (10: 90), dan (0: 100).
Jadi semuanya ada 11 macam perbandingan.
Isi lekukan piring tetes dengan campuran itu, 4 lekukan diisi
dengan campuran yang sama (pengamatan dengan 4 ulangan).
Jadi seluruhnya diperlukan 44 buah lekukan.

dua buah sudu dengan


diameter berbeda
76

sELrDrK cEpAT ctRt TANAH

Air Dan Alkohol

Kemudian tiap lekukan diisi dengan agregat tanah secukupnya


(4-5 butir) dan diamati gejala penguraian agregat. Untuk
tanah ringan perendaman dilangsungan selama 7-2 menit
sebelum dimulai pengamatan, sedang untuk tanah yang lebih
berat ditunggu selama 10*15 menit.
Agregat dicatat sebagai terurai kalau gejala itu teramati pada
sekurang-kurangnya 757o dari jumlah ulangan (3 dari 4
ulangan). Catatlah Vo air tertinggi dalam campuran yang
agregat tidak tampak terurai.
Makin tinggi 7o air yang agregat tidak terurai, makin mantap
agregatnya. Klasifikasi kemantapan agregat dapat disusun
sebagai berikut:
sELrolK CEPAT ctnt raruen 77

1
Vo air tertinggi yang agregat
tidak terurai

Sebutan kemantapan
agregat

100

kuat

- 80
30- c
70-40

sedang

lemah

Catatan:

a. Daya air mengurai agregat lebih besar daripada alkohol


karena:
- tetapan dielektrikanya lebih besar (pada 25"C air 78,54
dan alkohol 24,30)
Tegangan
mukarya lebih besar (pada ZO"C air 72,75
dyne.cm-l dan alkohol 23,04 dyne.cm-1).
- Viskositasnya lebih kecil (pada 20"C air 1,005 centipoise
dan alkohol 1,200)
- karena tegangan mukanya lebih besar dan viskositasnya
lebih kecil, air lebih mudah dan lebih cepat memasuki
pori-pori, sehingga udara yang berada dalam pori-pori
berkesempatan lebih sedikit untuk terlepas keluar. Hal
ini berakibat tekanan dakhil naik lebih cepat karena
udara yang. termampat.
b. Diameter agregat yang diuji boleh lebih kecil daripada 8
mm, asal untuk satu deret pengamatan seragam.
c. Pada tanah ringan gejala penguraian agregat lebih jelas,
karena hanya ada dua kemungkinan, yaitu utuh atau terurai
sama sekali. Pada tanah yang lebih berat (lempungan) dapat
terjadi gejala-gejala antara berupa retak dan pecah. Gejalagejala semacam ini sudah termasuk terurai.
d. Agregat harus kering, sebab kalau lembab atau basah air
yang ada akan mengubah harga-harga tetapan dielektrika,
tegangan muka dan viskositas, sehingga tidak tepat lagi
menurut perbandingan air : alkohol.

78 selrorx

CEPAT ctRt IANAH

Sementasi

1. Perendaman

Dalam Air

Rendam contoh tanah kering angin sebesar kira-kira 3 cm3


dalam air selama L jam.
Kejadian yang teramati:
- Bongkah tanah terurai, pertanda tanah tidak tersementasi
- Bongkah tanah tidak terurai, akan tetapi dapat dihancurkan
di antara ibu jari dan jari telunjuk, pertanda tanah
tersementasi sangat lemah (daya tahan ( 80 Newton, atau

<8kg)

Bongkah tanah tidak terurai dan tidak dapat dihancurkan di


antara ibu jari dan jari telunjuk, akan tetapi dapat
dihancurkan dengan injakan kaki di atas alas keras dari
orang dengan berat badan purata, pertanda tanah tersementasi lemah (daya tahan 80-800 N, atau 8-82 kg).
Bongkah tanah dapat menahan beban berat badan orang
purata, akan tetapi dapat dipecahkan dengan pukulan
berenergi 3 J, pertanda tanah tersementasi kuat (energi 3
Joule adalah setara dengan berat barang yang dijatuhkan
0.3
setinggi
m dari contoh tanah; misalberat barang (kg)
nya, kalau tinggi jatuh ditetapkan 20 cm maka berat barang
yang dijatuhkan 1,5 kg)
Bongkah tanah dapat menahan pukulan sekuat 3 J, pertanda tanah tersementasi sangat kuat:
- Kalau direndam sampai 15 jam masih tetap kuat,
pertanda kita berurusan dengan suatu duripan
sELtDrK cEPAT crnr

rlrulu

79

Y
Kalau setelah perendaman 15 jam menjadi rapuh (setara
dengan sementasi sangat lemah atau lemah), pertanda
kita berurusan dengan fragipan

2. Penyidikan Macam Bahan

Bahan lempung

Bahan gamping

Bahan gips

Bahan besi oksida

Bahan kersik

Semen

mudah terurai dengan perendaman


dalam air
memberikan reaksi percik dengan
HCI l0%; kalau sementasi sangat
kuat, pertanda horison petrokalsik
air rendaman memberikan reaksi
warna dengan Ba-rhodizonate (lihat
Kandungan Gips bab 4); kalau sementasi sangat kuat, pertanda horison petrogipsik
dapat terurai dengan rendaman dalam HCI pekat; kalau sementasi sangat kuat, pertanda lapisan laterit
atau batubesi (iron stone)
tidak terurai dengan rendaman HCl,
akan tetapi terurai dengan rendaman
dalam KOH pekat panas, atau perendaman bergantian dalam basa dan

Ciri lrlorfologi

Utdmd

asam

80 sertotr cePAT ctnl rANAH

sELrDtK CEPAT crRr

rnruax 81

Bagan Hubungan

Antar Horison Diagnostik


1.

Antar
tar Epipedon

f** I

"i',it

lebih tipis, lebih keras,


warna lebih muda, b.o. lebih sedikit.

rendah

lebih
tebal

bahan organik lebih banyak

P larut

l-u.b.ik

I f

asam

lebih tinggi

Pt"s*-l

I A,t-ptk I

Catatan:

Ciri epipedon molik


a. Ketebalan
cm jika menumpang pada batuan keras
- > 10
r/z
- > tebal solum jika solum tidak tebal
- > 25 cm jika solum tebal
b. Tidak keras sekalipun kering
c. Kroma warna < 3,5

d.Y >

50Vo

> lVo akan tetapi < 20Vo jika bersifat pasiran, atau
<'30Vo jika bersifat lempungan
P2Os larut asam sitrat < 250 ppm

e. B.O.

f.

sELrDrK cEPAT

ctnt rexan 83

-l

lt
2. Antar Endopedon

Catatan:

Ciri endopedon kambik


a. Struktu; granuler, gumpal atau tiang, bercampur dengan yang
masih memperlihatkan struktur batuan induk
b. Mengandung mineral terlapukkan, termasuk alofan atau kaca
volkan (vitrik)
c. KPK di atas 16 meVo
d. Belum ada illuviasi lempung, seskuioksida dan bahan organik

struktur lebih berkembang,


lebih gembur, kurang liat,
KPK lebih rendah, mineral
terlapukkan lebih sedikit

f-.--*

lebih banyak

Al, Fe, b.o.----4

amorf, KPK lebih

tinggi

KPK lebih rendah

tt
l+
I

minus

Al

amorf

lebih banyik
Al-silikat

lempung

L.*o.,f,l
1
I

V lebih rendah,
minus Na tertukarkan
a tertuka rkan

\lebih banyak debu,


plus bahan organik
I
I

84 selrotx

oEPAT ctRl rANAH

sELrorK oEPAT ctnr raruex 85

Smith, R.T., & Atkinson, K. 1975. Techniqucs In Pedology. Elek Sci. London.
Spangler, M.G., & Handy, R.L. 1973 Soil Engineering, Intext Educatio-

nal Publ. New York.

Dafur

Acaun

IJehara, G., & Gillman, G. 1981. The Mineralogy, Chemistry, And Physis of
Tropical Soils With Variable Charge Clcys, Westview Tropical Agriculture
Series, No. 4 Westview Press, Boulder, Colorado.
USDA-SCS. 1971. Handbook Of Soil Survey Investigations Field Procedures.
US Gov't Printing Office. Washington, D.C.
Whitten, D.G.A., & Brooks, J.R.V. 1978. The Penguin Dictionary Of Geology.
Penguin Books Ltd. Harmondsworth.

Aandahl, A.R., Buol, S.W., Hill, D.E., & Bailey, H.H. L974.Ilirrosols. SSSA
Spec. Publ. Series No. 6. SSSA, Inc., Publ. Madison.
Avery, B.W., & Bascomb, C.L. (editors). 1974. Soil Survey Laboratory
Methods. Soil Survey Technical Monograph No. 6. Rothamsted Exp. Sta.
Harpenden.
Barnett, A.P., & Holladay, J.H. 1965. To Weigh Dry Soil In Sludge .... Fast!
Agr. Eng. 46(8):4511.
Buringh, P. 1979. Introduction To The Sndy Of Soils In Tropical And
Subtropical Regions. Pudoc. Wageningen.
Clarke, G.R., & Beckett, Ph. 1971. The Study Of Soil In The Field. Clarendon
Press. Oxford.
Creutzberg, D. (editor). 1982. Field Extract Of Soil Taxonomy. Int. Soil
Museum. Wageningen.
Foth, H.D., & Schafer, J.W. 1980. Soil Geography And Land Use. John Wiley
& Sons. New York.
Grim, R.E. 1953. Clay Mineralogy. McGraw-Hill Book Company, Inc. New

York.
Hartmann, R., & Verplancke, H. Werkwijzen Voor Bodemfysisch Onderzoek.
Rijksuniversiteit Gent.
Hesse, P.R. 1971. A Textbook Of Soil Chemical Analysrs. Chemical Publ. Co.,
Inc. New York.
Hodgson, J.M. (editor). 1974. Soil Suney Field Handbooft. Soil Survey
Technical Monograph No. 5. Rothamsted Exp. Sta. Harpenden.
ILACO B.V. 1981. Agricultural Compendium. Elsevier Scientific Publ.
Company. Amsterdam.
Jackson,

M.L;

1960. Soil Chemical Analysis. Prentice-Hall, [nc. Englewood

Cliffs, N.J.

& Brady, N.C. 1960. Laboratory Manual In Soil Science.


Edwards Brothers, Inc. Ann Arbor.
Richards, L.A. (editor). 1954. Diagnosis And Improvement Of Saline And
Alkali Soib. Agr. Handbook No. 60 USDA.

Nielsen, T.R.,

86 seltotx

oEPAT clRl rANAH

sELtDrK cEPAT

ctnt rmteg 87

g)
(o
I

z
F

o
F
0-

Y
E

J
ul

s-

\s
,-I

}"

Pengqian dan Pengaturan

Akt

l.

Pengukur

AIat Pengukur pH

1.1. Pengujian elektrode

Pada umumnya elektrode yang dipakai ialah elektrode kaca


(glass electrode), yang terdiri atas satu sel kalomel pengukur
dan satu sel kalomel pengacu (reference)- Sambungan cair
(liquid junction) antara kedua sel itu terjadi melalui larutan
KCI jenuh, yang merembas dari ujung sel pengacu.

Perembasan larutan KCI jenuh harus diperiksa dulu apakah


berjalan baik. Untuk ini sel pengacu dicelupkan ke dalam
larutan AgNO3. Kalau tampak "benang putih" keluar dari
ujung sel pengacu, ini bertanda sel tersebut bekerja baik.
"Benang putih" adalah endapan AgCl.

Sel pengacu tidak bekerja baik mungkin karena ujung sel


tersumbat, atau karena sel kosong larutan KCI jenuh. Kalau
tersumbat, ujung sel direndam dalam air suling sambil
digoyang-goyangkan untuk melepaskan sumbat. Kalau kosong, diisi lagi dengan larutan KCI jenuh yang mengandung
kristal KCI sebagai penjamin kejenuhannya.

Setelah perbaikan dikerjakan, pengujian diulangi lagi sampai


sel bekerja baik.

Setelah sel pengacu beres, namun alat peLngukur pH bertangsELrDrK CEPAT crRr

rnnax

91

F
gapan lamban terhadap perubahan pH besar. seluruh elektro-

de harus dibersihkan. Mula-mula kedua sel dicelupkan ke


dalam suatu larutan penyangga alkalin dan kemudian ke dalam
yang masam. Kalau perlu pekerjaan ini diulang-ulang sampai
alat pengukur pH bertanggapan cepat.

Jikalau pH terukur lebih tinggi beberapa persepuluhan pH


daripada pH penguji sebabis 60 detik waktu pengimbangan, ini
pertanda membran kaca sel kalomel pengukur telah aus atau
mengalami betokan (etching). Maka harus diganti baru.

1.2. Pengaturan alat pengukur

Celupkan elektrode ke dalam suatu larutan penyangga baku


yang mempunyai pH tertentu. Lebih dulu tombol pengatur
suhu diatur untuk menyamai suhu larutan penyangga baku.

Kemudian tombol pengatur pH diatur sehingga alat menunjukkan pH yang sama dengan pH larutan penyangga baku.
Biasanya digunakan dua macam larutan penyangga baku,
yaitu yang masam dengan pH 4,00 dan yang netral dengan pH

2. liat

Sehabis dipakai untuk larutan penyangga baku yang satu dan

sebelum digunakan untuk larutan penyangga baku yang lain,


elektrode harus dibersihkan dulu dengan semprotan air suling.
Pengaturan ini dikerjakan sampai alat menunjuk pH secara
tepat pada penggunaan kedua macam larutan penyangga baku
masing-masing.

Kalau kisaran pH yang akan diukur dapat diperkirakan


sebelumnya, untuk pengaturan itu boleh hanya dipakai satu
macam larutan penyangga baku, yang mempunyai pH dekat
dengan yang akan dihadapi.

Zat-zat untuk membuat larutan penyangga baku mudah dibeli


berupa tablet, yang tinggal dilarutkan dalam suatu cairan
pelarut menurut petunjuk yang disertakan pada tablet masingmasing. Dapat juga dibeli yang sudah berupa larutan siap

92

sELrDtK oEPAT ctRt rANAH

Pengukur DHL

2.1. Menetapkan tetapan

sel

Buat larutan baku KCI 0,02M (l,4gt g dildnitkan dalam air


suling sampai L liter); Larutan ini mer4punyai DHL 2,768
mS.cm-l pada suhu 25'C.
Ukur DHL [arutan baku dengan alat pengukur yang ditera
tetapan selnya (C ms.cm-l pada suhu 25'C).

m.r
/, \ _
:
rerapan serr (Ii/

7,00.

pakai. Untuk dibawa ke lapangan lebih mudah yang berupa


tablet dan baru dibuat larutan setelah sampai di t6mpat.
Dengan tablet kita juga dapat menghemat, karena larutan
dapat dibuat secukupnya saja. Kalau harus membuat baru,
karena yang lama sudah tidak terpercaya lagi (masa laku
larutan penyangga juga terbatas), yang terbuang tidak banyak.
Catatan: Setiap habis kira-kira 2O x pengukuran, alat pengukur harus ditera kembali.

DHL larutan baku sebenarnya: 2,768

-e_.

k dipakai sebagai faktor dalam pengukuran selanjutnnya, yaitu


DHL contoh tanah : k x DHL terukur.

Catatan:

a. Penetapan tetapan sel k harus dikerjakan beberapa kali.


Kalau selalu diperoleh hasil sama, pertanda sel baik. Kalau
hasil yang diperoleh berbeda-beda, kemungkinan lempeng
Pt kotor (dibersihkan dengan cara sel dirend'am dalam air
panas, atau dicuci dengan HCI 6N), atau sambungan
hantaran listrik terputus (diganti sel baru).
b. Setiap habis kira-kira 20x pengukuran, tetapan sel ditera
kembali. Kalau berubah, diperiksa sebabnya (kemungkinan
kotor).
sELrDrK cEpAT crRr rnruan 93

Sekatipun tetapan sel selalu tertulis pada alat, peneraan


harus ietap dikerjakan, terutama kalau alatnya sudah sering
dipakai. Apabila hasil peneraan berbeda sekali dengan
angka yang tertera pada alat, ini memberikan petunjuk sel
harus diperiksa teliti.

94 seltotx

GEPAT

clnl

rANAH

You might also like