Professional Documents
Culture Documents
I
I
i
r
i
i.
t
I
I
t
:
iI
I
L.-
-,
7- ...-...'-.
+-.
:.
t3tur{
u0T
DI
TAPANGAN
'l
;"
SoHALra rxDof,Esra
t.
PENEREITAII
SGHALIA
T()I(O BUKU
INDONESIA
c6i
J'
n
5F
$.8
Ei:s
Ho\
o =trE-.
29 Tel. 357382
Crbnng-abang:
Prakdtd
JAKARTA
SURABAYA
.=G
DB
E;r
at
J!
o
PERCEIAION
F.
- Pcnerbit YUDHISTIRA
dm
Pust*i SAADIYAH
MI[.'K
P!:8.PUSTA.
I AI,i
Jnri{1.q, TI
.
rnrsal
DA ER,rH
l!.t U rt
/Z/,tfa''
/Sf p97
?.rPur,ok"tt
Dacrah
pertama - hanya memerlukan tatacara penyidikan tanah secara sederhana yang dapat dikerjakan secara cepat. Pekerjaan semacam ini biasa
dilakukan pada tahap pertama inventarisasi kemampuan sumberdaya
tanah untuk pewilayahan peruntukan lahan secara makro.
CETAKAN PERTAMA JUMADIL AWAL 1405 _ FEBRUARI IE85
RENCANA KULIT BONET YULIUS
OICETAK DAN DITERBITKAN OLEH GHALIA INOONESIA
COPYRIGHT PAOA GHALIA INDONESIA
HAK PENGARANG DILINDUNGI UNDANG.UNOANG
Buku kecil ini berisi sejumlah tatacara yang berguna untuk selidik
cepat ciri tanah di lapangan. Menurut pengalaman menggunakannya
selama beberapa tahun di berbagai tempat di Indonesia, terutama di
Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya, selidik cepat ini terbukti
bermanfaat untuk melancarkan pemilahan satuan pemetaan tanah di
lapangan. Tatacara ini ternyata juga berguna sekali untuk penyifatan
tanah secara cepat untuk maksud-maksud yang tidak memerlukan
pengetahuan tentang tanah secara mendalam (misalnya untuk pemilihan tempat permukiman atau kawasan industri).
Selidik cepat ini disusun sebagai pendekatan analisis laboratorium
dan sama sekali bukan untuk menggantikannyai Dengan tatacara ini
pembatasan satuan pemetaan tanah sudah dapat dikerjakan di lapangan, sehingga tidak perlu harus menunggu kesudahan analisis laboratorium. Analisis laboratorium tetap diperlukan untuk mencirikan satuan
pemetaan tanah secara cermat.
Mudah-mudahan penerbitan buku kecil ini - yang dimaksudkan
untuk dapat dipakai sebagai buku saku - dapat memenuhi berbagai
keperluan, baik yang profesional mauPun yang pengetahuan tentang
tanah hanya merupakan pelengkap saja. Penerbitan ini juga dimaksudkan untuk mengisi kekosongan akan buku-buku sejenis ini.
Menilik pustaka dunia, tatacara selidik cepat masih terus berkembang. Maka tiap saran dan pendapat yang dapat menyumbang kepada
perbaikan buku ini akan selalu diterima dengan segala senang hati oleh
penulip.
Yogyakarta, Juli
Tejoyuwono Notohadiprawiro
1983
Daftar lsi
Prakata
Asas Tatacara
1'l
15
Horison Histik,...,.....,..
17
22
24
Bahan Sullurik
27
Suasana Redoks
28
31
32
Mineralogi Lempung
34
39
47
49
BahanAlkalin
50
51
53
58
59
61
66
68
70
Kekuatan MekanikTanah
72
77
Sementasi
79
81
83
DaftarAcuan
86
Lampiran
89
91
Asas Tatacara
ddn Kemikdlia
Berbagai macam peralatan, perlengkapan, bahan dan kemi
kalia pokok yang diperlukan tertera di bawah ini. Masih boleh
ditambah atau disulih dengan macam yang lain menurut keperluan dan pertimbangan pengamat. Agar supaya aman dan ringan
dibawa, sedapat-dapat memakai barang kelengkapan analisis
yang terbuat dari plastik, kecuali yang harus terbuat dari kaca
tahan api karena harus menerima perlakuan panas. Barang
plastik juga menjadi keharusan dalam analisis yang menggunakan asam atau garam fluorida, karena kaca akan termakan.
Ingat: Semua peralatan dan perlengkapan kerja memerlukan
pemeliharaan dan perawatan sebaik-baiknya dan semua
bahan dan kemikalia memerlukan penyimpanan seamanamannya dan penggunaan setertip-tertipnya. Kesemuanya
ini adalah wajib demi hasil pengamatan yang terandalkan.
uruex
11
5.
6.
7.
8.
9.
10.
kira-kira 105"C
takar volum berbagai ukuran (tahan karat)
Tabung takar plastik ukuran 5 dan L0 ml
Alat suntik plastik ukuran 5 dan 10 ml (sebagai sulih pipet
atau buret)
Alat suntik plastik ukuran 10 ml yang tabungnya telah
dibelah dua memanjang
7. Sendok
8.
9.
10.
Cawan porselin
12. Cupu plastik es krim tertutup (sebagai sulih gelas piala)
13. Tabung pereaksi bersumbat karet atau gabus berukuran
kira-kira L0 dan 50 ml
11.
12 selrorx
oEPAT
ctnt rANAH
3.
4.
Asam
(cairan pekat)
4.2. 3Vo (cairan pekat diencerkan 10x)
sELtDtK cEpAT crnr
nruex 13
7.
Cii
Kimiawi
d,an
drog*
Proses kmiawi
Ydng Bukditnn
95Vo)
23.2. Metil jingga (MO) O,LVo (0,1g dalam L00 ml air suling)
23.3. Malachite hijau (larutan pekat dalam nitrobenzene)
23.4. Benzidine, (NH2)2(C6H4)2
23.5. Aniline
23.6. Gentian ungu
23.7. Eosin merah
24. Bromoform b.j. 2,9 (harus disimpan dalam wadah yang
dapat disumbat rapat-rapat untuk mencegah penguapan)
25. Spiritus atau alkohol
14 selrorr
sELrDrK cEpAT
oRr
ralnr
15
Horison Histik
1. Penyidikan
1.1. Kerapatan bongkah (bulk density)
de-
ngan tangan.
Masukkan ke dalam sebuah tabung takar secara sedikit demi
sedikit sambil diketuk-ketukkan untuk mendapatkan pemampatan yang baik dan seragam dengan permukaan yang datar.
Baca volumnya (v ml).
Timbanglah berat bahan tadi (b g)
Kalau horison histik maka terapiian bongkah $ sekitar
0,2. Apabila bahan berserat banyak, kerapatan Uonlkatr dapat
<
0,1.
\\,r';:ry;r-
Sisa yang
2. Taraf Perombakan
Ambil segenggam bahan dan peraslah dengan tangan.
Perhatikan cairan yang terperas keluar dan sisa perasan dalam
tangan:
Cairan terperas
Sisa perasan
Jernih
Jernih, berwarna
Berlumpur
Kental
Sangat kental
Bahan gambut
Tanpa berlemak
nyak
Sukar terperas
Taraf
perombakan
H I (fibrik)
H 2 (fibrik)
H 3 (fibrik)
H 4 (hemik)
H 5 (hemik)
H 6 (hemik)
H
H
7 (hemik)
8 (saprik)
9 (saprik)
10 (saprik)
lemak
Tidak terperas
Fibrik
Koloidal
Menggunakan sifat:
- Kadar air maksimum (KAM), yaitu kadar jenuh (setelah
kelebihan air teratus keluar) dihitung terhadap berat kering
matahari (dikeringkan di tempat panas yang langsung kena
sinar matahari), dan
- Warna aseli (segera setelah diambil dari rawa, sebelum kena
udara).
lanjut.
rerulx 19
411.,
20 ssrrorx
7
Fibrik
lP3
lP3
2
Saprik
Fibrik
5
Hemik
serat
33
66 1OO%
Hemik
p
r
O 15
40
tS
1OO%
3. Reaksi (pH)
4. Kadar Abu
Kadar abu
100.
raruax 21
Kandungan Bnhdn
\rgdnik
l.
Tanah
lfiinual
2OVo apabila bahan mineral pasiran, dan sekurang-kurangnya LVo lebih tinggi daripada horison C.
2. Penyidikan Dengan
Larutan Alkali
3. Pembebasan H2S
sebesar kira-
Pirit
Ambil sebongkah contoh tanah segar lapangan sebesar kirakira 5 ml, letakkan dalam cupu plastik, tambahkan secara
hati-hati 20 ml HrOr 30Vo (dapat bereaksi keras), biarkan
selama kira-kira 15 menit.
Aduk menjadi suspensi homogen. Untuk memastikan kesempurnaan reaksi, tambahkan lagi 10 mlH2O2 tadi, biarkan lagi
selama kira-kira 15 menit, tambahkan air suling 20 ml dan
aduk.
2. Kemasaman Tertitrasikan
dengan
24 sErrorx cEPAT
crRr IANAH
Letakkan contoh tanah segar lapangan pada cawan, tambahkan larutan HgCl2 secukupnya untuk membentuk HgS dan
berikan beberapa tetes larutan NaN3 (Na-azide).
Kalau ada sulfida, segera akan terbentuk gelembung gas N2
(kalau perlu periksa dengan lensa pembesar). Di samping ini
warna J2 yang dipakai melarutkan NaN3 (ungu hitam) akan
memudar karena terbentuk NaJ yang tidak berwarna.
Catatan:
Bdhdn Sulfaik
1. Pengukuran pH
2. Pengendapan BaSOa
26
rnux
27
jari,
masing-masing
letakkan secara terpisah pada salah satu
28 seLtotxceplrctntrANAH
Penafsiran hasil:
- Warna merah darah timbul
seketika
- Warna merah muda timbul
seketika, atau merah darah
timbul secara berangsur
- Hanya timbul warna merah
samar-samar,
merah
muda timbul"atau
secara ber-
angsur
- Tidak timbul
apa pun
warna merah
suasana anoksik
dik (Ro)
tidak tersi-
Catatan:
rarunx 29
Horison
1kik
2. Uji Warna
30 seltotx
terulx
31
B nhan
Lempung
ennuatan
Aneka
DHL-nya).
a. Sidikan lempung bermuatan angka dapat dipakai membantu sidikan horison oksik, oleh karena lempung bermuatan
aneka seringkali hadir bersama dengan lempung oksida
(penyusun utama horison oksik).
b. Pada penerapan kriterium ini perlu hati-hati, karena pHKCI sama atau lebih besar daripada pH-H2O dapat juga
disebabkan karena tanah mengandung cukup banyak garam
netral terlarutkan. Kalau ada dugaan kuat tentang hal ini
(atau angka DHL menunjukkan kadar garam terlarutkan
cukup tinggi), contoh tanah dibersihkan dulu dari garamgaram ini sebelum diukur pH-nya. Caranya ialah:
b.1. Contoh tanah diletakkan dalam corong yang telah
dilapisi dengan kertas tapis, lalu dilindi dengan air
suling sampai bebas garam (air lindian terakhir diperiksa DHL-nya), atau
32 selrox
r
-
pH
diukur
llinualogi
>
1.2. Tiluotropi
- Tusukkan pisau ke dalam profil tanah dan tarik kembali:
- Kalau dikerjakan secara lambat-lambat terasa berat dan
tanah melekat pada pisau, sedang
1.3. Hidrolisis
Al oleh No.F
34 selrorx
pada
< 9,2
9,2-10,0
10,0-11,0
Lempang
pH hidrolisis
11,0
akhir 2 menit
akhir 4 menit
tidak ada
tidak ada atau sedikit
sedang sampai cukup
cukup sampai banyak
sedang
cukup
Catatan:
rmtnx 35
halus.
Mineral lempung
golongan
lempengan.
Biarkan mengering dan amati gejala pengeringan berikut ini:
- Lapisan lempung tetap rata dengan piring, tidak mengikal
atau mengelupas dan merupakan tepung gembur: kemungkinan besar kaolinit.
- Lapispn lempung mengerut, meretak, mengikal dan mengelupas menjadi lempengan-lempengan yang keras dan rapuh:
kemungkinan besar montmorilonit.
Lapisan lempung mengerut dan mengelupas sedikit: kemungkinan besar ilit atau vermikulit.
Kaolinit
Haloisit
illit
Montmorilonit
Contoh B dengan
malachite hijau
Biru kehijauan dan
hijau kebiruan* atau
tidak terwarnai'*
Berbecak hijau keTidak ada reaksi
kuningan, kuning
kehijadan dan biru
kehijauan
Hijau kebiruan.
Tidak ada reaksi
Biru keunguan atau Kuning kemerahan
hijau kebiruan+
atau hijau ke-
Contoh A dengan
benzidine
Tidak ada reaksi
brruan
'
**
t**
dengan
kaolinit)
ctnt rmmr 37
Catatan:
lrlinudlogi Pasir
1. Skala Kekerasan Mineral Menurut Mohs
1.1. Deret 10 mineral penyidik kekerasan
Macam mineral
Talkum
Gips
Kalsit
Fluorit
Apatit
Ortoklas
Kuarsa
Topas
Korundum
Intan
Skda
Ciri kekerasan
kekerasan
2
3
digores dan menggores lempengan tembaga dan mudah diiris dengan pisau
Tidak dapat digores dengan lempengan tembaga dan
tidak dapat menggores kaca, akan tetapi dapat digores dengan pisau
Sukar digores dengan pisau atau kaca dan sukar
menggores kaca
Sukar sekali digores dengan pisau (pada pinggiran
yang tipis), akan tetapi dapat menggores kaca
Tidak dapat digores dengan pisau dan sukar digores
dengan kikir, akan tetapi mudah inenggores kaca
Mudah menggores kaca, dapat menggores kuarsa
dan dapat digores dengan korundum, akan tetapi
tidak dapat menggores korundum
Dapat menggores topas, akan tetapi sukar digores,
dan menggores silikon karbit (karborundum)
Dapat menggores, akan tetapj tidak dapat digo-
6
7
8
9
10
Catatan:
sELrDrK oEPAT
ctnr
nnax
39
2r/z
3
Lempengan tembaga
Kaca
Pisau (baja)
Kikir
Silikon karbid (SiC)
51/q
100.
7
9
55
Felsik
Campuran (intermedier)
jernih.
Tuangkan endapan ke dalam labu Erlenmeyer dan sambil
dipegang miring, endapan disemprot dengan air suling untuk
mengusir ke luar bahan debu dan lempung yang bercampur
dengan zarah-zarah pasir. Pekerjaan ini dihentikan setelah
zarah-zarah pasir tampak bersih.
Keringkan bahan pasir dan timbang (a g).
40 seuorx
ralberat:u-bx
a
: | ,
53/q
2. Pemilahan Dasar
> 55Vo
- 45%o
< 45Vo
Mafik
Catatan:
ceplr
crRr
rarult
41
r
2.2. Pembedtan kuarsa dari mineral felsik, terutnma felspar
kuarsa
atau
dapat
(mineral ringan) - (kuarsa) ,
felspar
dipakai sebagai nisbah pelapukan. Makin besar nisbah ini
dibandingkan dengan nisbahnya dalam bahan induk, makin
jauh tingkat pelapukan tanahnya.
d. Semua peralatan yang dipakai harus dari plastik, karena
kaca termakan oleh HF.
Catatan:
a. Kalau hanya mengikuti kriterium Soil Taxonomy, pembedaan kuarsa hanya diperlukan pada tanah felsik yang
berkadar mineral ringan di atas 90Vo.
b. Terlepas dari Soi/ Taxonomy, pembedaan kuarsa perlu
untuk memperkirakan kandungan mineral terlapukkan
(cadangan hara): 100 - Vo ktarsa
lN-70Vo
7M0%
4HVo
42
c. Nisbah kuarsa
baik
sedang
buruk
sELtDtK cEpAT ctRt rANAH
43
ff)
-
Pendugaan
pH-H2O
6,5
6,0
5,5
5,0
rt4
V dari pH
(l
z 2,5)
- 7,2
- 6,5
- 6,0
- 5,5
<
5,0
Y
81
(Vo)
61-80
4L-60
2t-40
<20
Catatan:
",yanga>.1,
100
a.
f, *,
yang a
dengan a.
sELrDrK cEPAT crnr
nuu
45
,7
2.3. Penghitungan V
s
46 seltotx
oEPAT
clnl IANAH
0-2
2-4
4-8
Catatan:
>
t5
mS
Kdndungan Klondn
(garaman sedang
sampai
tinggi)
48 selrorx
kdar
Bahan Alkalin
1. Pengukuran pH
l. Reaksi Percik
- Ambil sebongkah contoh tanah, tetesi dengan 10Vo
-
Tidak
las, meskipun
Tidak
Tidak
Vo CaC0t
Bebas atau
ada
ada
0,1
0,5
1,0
tampak, terbatas di
agak
Mudah terdengar
Percikan sedang,
Mudah terdengar
ge-
5,0
gelembung sampai 7
mm, mudah sekali terlihat
Gejala terlihat
gunakan lensa pembesar
sana-sini
50 seltotr
ada
PP.
HCI dan
Gejala terdengar
dekatkan pada telinga
Gamping
Catatan:
rr
b. Tanah kering kalau diberi cairan akan memperlihatkan
gejala yang mirip karena udara yang terdesak keluar dari
pori-pori oleh cairan yang meresap masuk. Untuk menghilangkan gangguan ini, contoh tanah dibasahi dulu dengan
air untuk mengusir udara yang tersekap dalam pori-pori,
sebelum diberi HCl.
Kandungan Gips
l.
Air
suling
ml
6
5
4
3
2
1
me/l
Aseton
mt
t2
15
18
2L
24
27
30
10
10
10
10
10
10
10
mlrax 53
7'.
Tolok banding
me/l
meVo
12
60
15
75
18
2L
105
24
27
30
90
a. Cara ini sangat peka, sehingga kadar gips yang rendah pun
mudah disidik.
b. Agar supaya kemampatan endapan dapat bertahan baik,
larutan jernih di atasnya harus dibuang sedapat-dapatnya,
sehingga kalau tergoyang-goyang tidak mudah mengusik
Vo
5,2
6,5
7r7
9,0
120
10,3
135
150
Ll,6
endapan.
12,9
Catatan:
54
Catatan:
rnNen 55
DHL, mS.cm-r
0,5
012345
10
15
20
me CaSOy'1@ g tanah
4. Setidik Kualitatif
2.0
20 40 60 80
me CaSOy'1OO g tanah
56 seutotx oEPAT clBl
rANAH
100
120
rhodizonate.
Kalau ada larutan garam sulfat, warna merah kertas itu akan
hilang, karena Ba diambil oleh sulfat.
Catatan:
a. Lihat catatan d bab 2.
b. Dengan melakukan selidik kualitatif dulu, contoh tanah
dapat disaring mana yang perlu disidik lebih lanjut dan
mana yang jelas tidak perlu.
c. Untuk meningkatkan kelarutan gips, pada air pelarut
ditambahkan sedikit HCI encer (l0Vo).
sELrDrK cEPAT crnr
ranlx
57
t-
1. Oksidasi Dengan
H2O2
Ciri Fisika
Dan Yang Bukaitan
Dengan Proses Fisika
Catatan:
Catatan:
Uji
58 seuorx
tlrulx
59
Tanah disebut:
Basah
Lembab
Kering
tarax
61
Lempungan
2. Kadar
Lengas
:+
x 100.
62
H2O+CaCn:C,2p12+CaO.
TANAH
2.1. Pengeringan
potong dengan tangan menjadi butir kecil-kecil (untuk melancarkan reaksi), lalu masukkan ke dalam bejana logatn dari
Speedy Moisture Tester (SMT).
Setelah penyumbat terpasang rapat-rapat, SMT dibolakbalikkan untuk mencampurkan contoh tanah dengan kalsium
karbid sebaik-baiknya dengan kecepatan 2 kali pembalikan
setiap detik. Ini dikerjakan terus sampai jarum manometer
berhenti bergerak dan menunjuk pada angka maksimum.
Tergantung pada jumlah air yang ada, dan laju reaksi yang
dipengaruhi oleh tegangan lengas dalam tanah, pembolakbalikan dapat memakan waktu antara 45 detik dan 3 menit.
Kadar lengas terbaca langsung pada skala manometer berdasarkan berat baku contoh tanah 6 g. Apabila kadar lengas
tinggi, sehingga gerakan jarum manometer terhenti karena
telah mencapai akhir skala, pekerjaan diulangi lagi dengan
memakai contoh tanah lebih sedikit. Angka kadar lengas
dikalikan dengan faktor yang proporsional dengan pengurangan berat contoh tanah. Misalnya contoh tanah 3 g maka angka
manometer dikalikan dengan 2, atau secara umum dikalikan
dengan faktor
lebih banyak.
Kadar lengas tanah dinyatakan dalam Vo terhadap berat tanah
segar lapangan. Untuk mengubahnya menjadi Vo terhadap
berat tanah kering (yu.rg merupakan cara penyajian baku),
dikerjakan hitungan sebagai berikut:
sELrDrK CEPAT crRr
rarulx 53
r
Angka terbaca
k, :
alr
tanah segar lapangan
x 100
manometer yang langsung menunjuk % lengas
terhadap berat tanah segar lapangan
anr
tanah kering
Angka terhitung o,
tsl
tsl (1
- A "
-
n,
n,)
bejana logam sebagai ruang reaksi dan pembentukan gas asetilin
k1/100)
: t$t}ffirmf
x 1oo
100 k,
: I00=-k1
Misalnya,
kr :
ZOVo
maka
t, : #-
25%o.
Catatan:
rauen 65
r
b. Bagi tanah yang mudah mengerut atau meretak, penjemuran terlalu lama akan mengubah porositas, sehingga rnenimbulkan kesalahan uji.
c. Bagi tanah yang gumpalannya mudah hancur atau tidak
membentuk gumpal, contoh diambil dengan cincin pengambil contoh (ring sampler) atau dengan bor tusuk (bidang
irisan dibuat sepanjang belahan bor) atau diiris langsung
dengan pisau dari tubuh tanah berupa pukal (block).
Pengujian dapat juga dikerjakan langsung pada bidang
muka lapisan/horison tanah masing-masing. Untuk menetapkan porositas aerasi suatu lapisan/horison yang terletak
di bawah, lapisan/horison yang berada di atasnya disingkirkan dulu.
d. Seringkali porositas aerasi arah cacak (vertical) dan mendatar (horizontal) tidak sama. Maka pada penetapannya harus
disebutkan arahnya dan kalau perlu ditetapkan keduaduanya. Kalau menggunakan gumpal tanah, orientasi gumpal dalam tubuh tanah harus diketahui, agar supaya dapat
disebutkan arah porositasnya.
Prioritas AuasiTanah
l. Uji Kapur
Hoffer
Ambil gumpal tanah tak-terusik (undisturbed) sebesar kepalan
tangan dan buatlah satu bidang rata dengan irisan pisau tajam.
Jangan sampai terjadi pemampatan karena tekanan pisau.
Teteskan suspensi CaCO3 pada bidang irisan di 5 tempat
secara merata untuk mendapatkan gambaran rerata.
Perhatikan laju penyerapan suspensi ke dalam tanah:
- Cepat tanpa meninggalkan endapan putih pada bidang
irisan (A)
sedang
:
t
I
I
I
67
Perabaan
tidak
--_+\
/\
I pasrn
\
dapat
dapat
lalu digosok-gosokkan
dengan
jari pada
tela-
GELUH
PASIRAN
Catatan:
a. Salah satu ciri horison argilik dan natrik dalam tubuh tanah
lempungan ialah, bahwa kadar lempungnya meningkat
hingga 207o atal lebih di atas kadarnya dalam epipedon.
b. Jika tubuh tanah bersifat pasiran, salah satu ciri horison
argilikialah, bahwa kadar lempungnya sekurang-kurangnya
3Vo leblh tinggi daripada kadarnya dalam horison di atas
dan di bawahnya.
SELIDIK CEPAT CIRI TANAH
rerulx 69
F
Tetapkan
lvlinual (Niki
n)
1. Cara Peras
coba
dapat
yang
- A -!'2(1-00-
L)
70
mruax 7'l
1
pembaca makin jauh terdorong ke depan (lihat gambar di
bawah ini).
Kekuatan
llekanik
Tanah
Penafsiran gejala:
- Ibu jari hanya dapat masuk tanah sampai seluruh kuku
terbenam, daya topang diperkirakan 2 kg.cma (tanah
cukup kuat untuk menahan beban seberat traktor).
- Ibu jari dapat masuk sampai dengan buku pertama, daya
topang diperkirakan L kg.cm-2 (tanah cukup kuat untuk
menahan beban seberat orang).
- Ibu jari dapat masuk sampai dengan buku kedua, daya
topang diperkirakan 0,5 kg.cm-2 (tanah lembek).
ff
72 selrorx
uru+t
73
1
1.3. Perhatikan
74
vI
Kemantapan Agregat
larum
penunjuk
dan skala
bacaan
kekuatan
geser
l.
1
Vo air tertinggi yang agregat
tidak terurai
Sebutan kemantapan
agregat
100
kuat
- 80
30- c
70-40
sedang
lemah
Catatan:
78 selrorx
Sementasi
1. Perendaman
Dalam Air
<8kg)
rlrulu
79
Y
Kalau setelah perendaman 15 jam menjadi rapuh (setara
dengan sementasi sangat lemah atau lemah), pertanda
kita berurusan dengan fragipan
Bahan lempung
Bahan gamping
Bahan gips
Bahan kersik
Semen
Ciri lrlorfologi
Utdmd
asam
rnruax 81
Bagan Hubungan
Antar
tar Epipedon
f** I
"i',it
rendah
lebih
tebal
P larut
l-u.b.ik
I f
asam
lebih tinggi
Pt"s*-l
I A,t-ptk I
Catatan:
d.Y >
50Vo
> lVo akan tetapi < 20Vo jika bersifat pasiran, atau
<'30Vo jika bersifat lempungan
P2Os larut asam sitrat < 250 ppm
e. B.O.
f.
sELrDrK cEPAT
ctnt rexan 83
-l
lt
2. Antar Endopedon
Catatan:
f-.--*
lebih banyak
tinggi
tt
l+
I
minus
Al
amorf
lebih banyik
Al-silikat
lempung
L.*o.,f,l
1
I
V lebih rendah,
minus Na tertukarkan
a tertuka rkan
84 selrotx
Smith, R.T., & Atkinson, K. 1975. Techniqucs In Pedology. Elek Sci. London.
Spangler, M.G., & Handy, R.L. 1973 Soil Engineering, Intext Educatio-
Dafur
Acaun
IJehara, G., & Gillman, G. 1981. The Mineralogy, Chemistry, And Physis of
Tropical Soils With Variable Charge Clcys, Westview Tropical Agriculture
Series, No. 4 Westview Press, Boulder, Colorado.
USDA-SCS. 1971. Handbook Of Soil Survey Investigations Field Procedures.
US Gov't Printing Office. Washington, D.C.
Whitten, D.G.A., & Brooks, J.R.V. 1978. The Penguin Dictionary Of Geology.
Penguin Books Ltd. Harmondsworth.
Aandahl, A.R., Buol, S.W., Hill, D.E., & Bailey, H.H. L974.Ilirrosols. SSSA
Spec. Publ. Series No. 6. SSSA, Inc., Publ. Madison.
Avery, B.W., & Bascomb, C.L. (editors). 1974. Soil Survey Laboratory
Methods. Soil Survey Technical Monograph No. 6. Rothamsted Exp. Sta.
Harpenden.
Barnett, A.P., & Holladay, J.H. 1965. To Weigh Dry Soil In Sludge .... Fast!
Agr. Eng. 46(8):4511.
Buringh, P. 1979. Introduction To The Sndy Of Soils In Tropical And
Subtropical Regions. Pudoc. Wageningen.
Clarke, G.R., & Beckett, Ph. 1971. The Study Of Soil In The Field. Clarendon
Press. Oxford.
Creutzberg, D. (editor). 1982. Field Extract Of Soil Taxonomy. Int. Soil
Museum. Wageningen.
Foth, H.D., & Schafer, J.W. 1980. Soil Geography And Land Use. John Wiley
& Sons. New York.
Grim, R.E. 1953. Clay Mineralogy. McGraw-Hill Book Company, Inc. New
York.
Hartmann, R., & Verplancke, H. Werkwijzen Voor Bodemfysisch Onderzoek.
Rijksuniversiteit Gent.
Hesse, P.R. 1971. A Textbook Of Soil Chemical Analysrs. Chemical Publ. Co.,
Inc. New York.
Hodgson, J.M. (editor). 1974. Soil Suney Field Handbooft. Soil Survey
Technical Monograph No. 5. Rothamsted Exp. Sta. Harpenden.
ILACO B.V. 1981. Agricultural Compendium. Elsevier Scientific Publ.
Company. Amsterdam.
Jackson,
M.L;
Cliffs, N.J.
Nielsen, T.R.,
86 seltotx
sELtDrK cEPAT
ctnt rmteg 87
g)
(o
I
z
F
o
F
0-
Y
E
J
ul
s-
\s
,-I
}"
Akt
l.
Pengukur
AIat Pengukur pH
Setelah sel pengacu beres, namun alat peLngukur pH bertangsELrDrK CEPAT crRr
rnnax
91
F
gapan lamban terhadap perubahan pH besar. seluruh elektro-
Kemudian tombol pengatur pH diatur sehingga alat menunjukkan pH yang sama dengan pH larutan penyangga baku.
Biasanya digunakan dua macam larutan penyangga baku,
yaitu yang masam dengan pH 4,00 dan yang netral dengan pH
2. liat
92
Pengukur DHL
sel
m.r
/, \ _
:
rerapan serr (Ii/
7,00.
-e_.
Catatan:
94 seltotx
GEPAT
clnl
rANAH