PENDAHULUAN
‘Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dart jaringan
pembentuk gigi. Beberapa karakter yang sering dijumpai adalah bersifat jinak, tumbuh lambat,
penyebarannya lokal invasif dan destruktif serta mengadakan proliferasi kedalam stroma jaringan
‘kat.’ Tumor ini mempunyat kecenderungan untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak memadal,
Sifat yang mudah kambuh dan penyebarannya yang ekspansif dan infltratif ini memberikan kesan
‘malignansi dan oleh karena sifat penyebarannya maupun kekambuhannya lokal maka tumor ini
sering disebut sebagai locally malignancy.
TINJAUAN PUSTAKA,
‘Ameloblastoma merupakan suatu tumor yang berasal dari jaringan pembentuk organ email
yang tidak mengalami differensiasi pada saat pembentukan gigi." Menurut Goldman, ameloblastoma
adalah tumor epithelial yang berasal dari lamina dental, Hertwig sheath, organ email atau folixel
Bigi/kista dentigerous, biasanya terjadi pada individu yang berusia 20 - 40 tahun dan untuk
jenis unikistik lebih sering terjaci pada pada orang dewasa."* Etiologi ameloblastoma sampai
saat ini belum diketahul dengan jelas, tetap! beberapa ahli mengatakan bahwa ameloblastoma
dapat terjadi setelah pencabutan gigl, pengangkatan kista dan atau Iritasi (okal dalam rongga
‘mulut.*® Patogenesis dari tumor ini, melihat adanya hubungan dengan jaringan pembentuk gigi
atau sel-sel yang berkemampuan untuk membentuk gigi tetapi suatu rangsangan yang memulai
terjadinya proliferasi sel-sel tumor atau pembentuk ameloblastoma belum diketahui.*? Shafer dkk.
‘mengemukakan kemungkinan ameloblastoma berasal dari sisa sel organ enamel (hertwig's sheat,
epitel rest of matlassez}, gangguan pertumbuhan organ enamel, epitel dinding kista odontogentk
terutama kista dentigerous dan sel epitel basal permukaan rongga mulut.*
‘Ameloblastoma mempunyai ciri klinis yang khas dan merupakan tumor odontogenik yang
berpotenst letal. Tumor ini terbentuk dari sisa-sisa lamina dentalis, organ pembentuk email, lapisan
epitel dari kista odontogenik. Ameloblastoma terjadi pada 3 varian yang berbeda-beda dimana
Implikasinya spesifk dalam hal penatalaksanaan dan prognosisnya: solid atau multikistik, unikistik,
dan periferal. Studi kepustakaan menyebutkan bahwa dari 3.667 kasus ameloblastoma yang,
ditemukan, 92% diantaranya adalah solid atau multikistik, 6% untkistik, dan 2% adalah periferal.””
‘Ameloblastoma dapat terjadi pada segala usia, namin paling banyak dijumpai pada usia dekade 4 dan
5. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi predileksi pada golongan penderita kulit berwarna,#
‘Ameloblastoma dapat mengenai mandibula maupun maksila, paling sering pada mandibula sekitar
81% - 98%, predileksi di daerah mancibula; 60% terjadi di regio molar dan ramus, 15% regio premolar
simpisis ik, dalam tahap awal jarang menunjukkan keluhan, oleh
karena itu tumor ini jarang terdiagnosa secara dini, umumnya diketahui setelah 4 sampai dengan
6 tahun.?”* Pembengkakan dengan berbagai ukuran dapat menyebabkan deformitas wajah, warna
‘sama dengan jaringan sekitarnya, konsistensi bervarias! (ada yang keras dan kadang ada bagian yang
lunak), berbatas tegas, terjadi ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual, tumor ini meluas ke segala,
arah mendesak dan merusak tulang sekitarnya, terdapat tanda egg shel! cracking atau pingpong ball
phenomena bila masa tumor telah mendesak korteks tulang dan tulangnya menipis, tidak ada rasa
nyeri dan tidak ditemukan parastes!, mukosa sekitas tumor tidak mengalami ulserasi
Gambaran radiologis berupa lesi unilokuler atau multilokuler dengan gambaran seperti
sarang tawon (honey comb appearance) pada lest yang kecil dan gambaran busa sabun (soap bubble
appearance) pada lesi yang besar. Menurut gambaran radiologis ameloblastoma dibagi menjadi
3, yaitu: konvensional solid/multikistik (86%), unikistik (13%) dan ekstraoseous (1%).* Shafer dk.
(1983) membedakan gambaran histopatologis dari ameloblastoma menjadi: folikuler, fleksiform,
114 Pangeran’s Beach Hotel PadangDAFTAR IS!
PERTIMBANGAN PERIODONTAL PADA PERAWATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN
Saidina Hamzah Daliemunthe
PERAWATAN OVERERUPS! GIGI POSTERIOR MAKSILA: MINI-SCREW DAN
TTANPA MINI-SCREW
Erliera
TINGKAT _KEPARAHAN MALOKLUS! DAN KEBUTUHAN PERAWATAN.
ORTODONSIA BERDASARKAN INDEK PEER ASSESMENT RATING (PAR)
(LITERATURE REVIEW)
‘Yudi Prasetya Safarie, Fanni Kusuma Djati, Amilia Ramadhani
PENATALAKSANAAN VESTIBULOPLASTI GUNA STABILISAS! DENTURE.
Yayun Siti Rochmah, Coen Pramono D
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI — KUALITAS _PELAYANAN
KESEHATAN GIGI TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DI LIMA
PUSKESMAS KOTA PADANG.
‘Masra Roesnoer
INTERNAL BLEACHING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGEMBALIKAN ESTETIK
PADA GIGI DENGAN DISKOLORASI INTERNAL BLEACHING AS EFFORTS TO
RESTORE AESTHETICS ON TOOTH DISCOLORED
Irmaleny
PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA BAHAN COATING SEBELUM APLIKASI
FLUORIDE TOPIKAL PADA RESTORASI SEMEN IONOMER GLASS TERHADAP
KEKERASAN PERMUKAANNYA.
Elin Karlina, Zulia Hasratiningsih
RAMUS FIKSATOR SEBAGAI PEDOMAN DESAIN DAN UKURAN BRIDGING PLATE.
PADA REKONTRUKS!_MANDIBULA PASCA HEMIMANDIBULEKTOMI PASIEN
DENGAN AMELOBLASTOMA
(Laporan Kasus)
Legawa Hamijaya, Masykur Rahmat, Yustisia Hasan
PENGGUNAAN RESIN NILON TERMOPLASTIK MERUPAKAN ALTERNATIF
SECARA SELEKTIF LANDASAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN,
Nina Djustiana
15
13-20
21-24
25-29
30-35
36-41
42-48
49-55‘TINGAKAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT BERDASARKAN PARAMETER INDEKS
KARIES PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH MANDIRI, UMBULHARJO,
YOGYAKARTA
Rias Trisanti, Atiek Driana Rahmawati
PENATALAKSANAAN FRAKTUR KONDILUS MANDIBULA,
(LAPORAN KASUS)
‘Andries Pascawinata, Cahya Yustitia Hasan, Masykur Rahmat
PROSEDUR PENGGUNAAN LIGHT CURING UNIT YANG MEMPENGARUHI
POLIMERISASI DAN WEAR RESISTANCE RESTORAS! KOMPOSIT
Renny Febrida
PENGARUH KADAR SILANE TERHADAP KEKUATAN TARIK PERLEKATAN PASAK
E-GLASS FIBER REINFORCED COMPOSITE (FRC) DENGAN SEMENTAS! SEMEN
JONOMER KACA (SIK) TIPE 1
Dwi Aji Nugroho, Widjijeno, Purwanto Agustiono
DIAMETRAL TENSILE STRENGTH KOMPOMER BERWARNA UNTUK TAMBALAN
GIGI ANAK DIBANDINGKAN DENGAN KOMPOSIT DAN SEMEN IONOMER GLASS.
Zulia Hasratiningsih, Elin Karlina, Eka Chemiawan
PENGARUH LAMA SCRUBBING TERHADAP KUAT REKAT GESER MATERIAL
‘ADHESIF PADA PERMUKAAN DENTIN
Siti Triaminingsih, Ferry Jaya, Yosi Kusuma Eriwati, Andi Soufyan
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe Vera L) TERHADAP
PROLIFERASI SEL KANKER RONGGA MULUT (Sp-C1)
{Kajian In Vitro)
Gina Arfianti Putri, Supriatno, Ana Medawati
PERAWATAN CROSSBITE ANTERIOR PADA MASA GIGI SULUNG DAN GIGI
BERCAMPUR DENGAN PERANTI BRUCKL
Yenita Alamsyah
PENANGANAN ABSES PERIODONTAL
Ika Andriant
PENATALAKSANAAN AMELOBLASTOMA UNIKISTIK MANDIBULA
DENGAN TEKNIK RESEKSI SEGMENTAL
(LAPORAN KASUS)
Akhrul Lutflanto, Cahya Yustisia Hasan, Masykur Rahmat,
56-61
6271
1275
76-81
82-88
89-96
97-101
102-107
108-112
113-120neg
PENATALAKSANAAN AMELOBLASTOMA UNIKISTIK MANDIBULA
DENGAN TEKNIK RESEKSI SEGMENTAL
(LAPORAN KASUS)
BAKHRUL LUTFIANTO, CAHYA YUSTISIA HASAN, MASYKUR RAHMAT
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRAK
Pendahuluan Ametoblastoma merupakan tumor epitelial odontogenik yang berasal dari
Jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, pertumbuhannya lambat, lokal invasif dan destruktif serta
mengadakan proliferasi ke dalam stroma jaringan kat. Tumor ini terbentuk dari sisa-sisa lamina
dentalis, organ pembentuk email. Ameloblastoma terjadi dalam 3 varian yang berbeda-beda, yaitu
solld atau multikistik, unikistik, dan peripheral. Tiap varian mempunyai implikas! spesifik dalam
enatalaksanaan dan prognosisnya. Tujuan Melaporkan gambaran klinis dan penatalaksanaan
ameloblastoma pada mandibula rahang bawah kanan. Laporan Kasus Seorang wanita usia 34 tahun
datang ke Bagian Bedah Mulut dengan benjolan di rahang bawah kanan, dirasakan sejak 3 tahun
yang lalu, tidak sakit, mengganggu saat makan, semakin lama terasa lebih besar, Hasil biopsi
ameloblastoma tipe fleksiformis Penatalaksaan Dilakukan tindakan reseksi mandibula segmental
dan pemasangan bridging plate di bawah anestesi umum. Kesimpulan Telah dilakukan reseks!
‘segmental dan pemasangan bridging plate untuk penatalaksanaan ameloblastoma mandibula kanan,
Prognosis baik, karena tipe ameloblastoma unikistik, usia pasien masih muda, operasi dilakukan
secara adekuat, dan kondisi pasien pasca operasi balk.
Kata kuncl: Ameloblastoma unikistik, reseksi segmental, bridging plate
ABSTRACT
Forword Ameloblastoma is epitetial odontogenic tumor wich derived from dental patronising
tissue, get tame character, its growth slows, local invasive and destructive extension and also
‘has proliferation into strome connective tissue. This tumor is molded from oddment of lamina
dentalis, email-mold organ. Ametoblastoma happens in 3 varlants that variably, which is solid or
‘multikistik, unikistik, and peripheral. Every variant have specific implication in treatment and
prognosis. Objective to report clinical appearance and treatment of ameloblastoma on mandibula
right mandible. Case reporting A woman 34 year s old came to maxillofacial surgical departement
with bruise at right mandible, felt since 2 last years, are not sick, trouble while eating, progressively
feels bigger. The ameloblastoma biopsy result is appearance fleksiformis type. Treatment Done by
segmental mandible resection and assembly bridging plate under general anesthesia. Conclusion
Segmental resection and bridging plate’s assembly was done to ameloblestoma mandibula right
treatment. The prognosis was good because the type of ameloblastoma is unicistik, the patient
‘ge is still young, the surgery was done by adekuat, and the patient has a good condition after
surgery.
Key words: Unikistik ameloblastoma, segmenta resectiont, bridging plate
PROSIDING FORKOMIL
Gambaran histopatologis pada ameloblastoma, dapat hanya satu jenis saja atau dapat terdiri dari
berbagat jenis pola. Yang paling sering ditemukan adalah tipe folikuler dan fleksiform."? Komponen
‘neoplastik muri berasal dari epitel dan menyerupai cap stage pada odontogenels. Ciri spesifik
ameloblastoma adalah adanya ekspansi ke kortek bukal dan lingual. Karena sifataya ekspansif,
‘maka resorbsi akar gigi dan tulang merupakan hal yang sering terjadi sehingga gigi menjadi goyah.
Pemeriksaan palpasi dapat bersifat keras atau lunak tergantung dari tipe lesi solid atau kistik
A 6 €
Gambar 2. Dua puluh tahun pertumbuhan ameloblastoma soli/multikistik yang belum dilakukan tindakan
‘apapun, menyebabkan kelainan bentuk wajah yang mencolok (A), penampakan radiografs (8). Resekst
segmental yang telah dilakukan pada mancibula kanan (C) Hasilrontgen OPG pascaoperasi hari kedua,
Indikast perawatan ditentukan berdasarkan luas dan besarnya jaringan yang terlibat, struktur
histologis dari tumor dan keuntungan yang didapat.’* Menurut Ohishi indikasi perawatan konservatif
adalah pada penderita usia muda dan ameloblastema unikistik. Sedangkan indikasi perawatan
radikal adalah ameloblastoma tipe solid dengan tepi yang tidak Jelas, lesi dengan gambaran soap
bubble, lesi yang tidak efektif dengan penatalaksanaan secara konservatif dan ameloblastoma
tukuran besar."" Penatalaksanaan secara radikal berupa reseksi segmental, hemimandibulektomi
ddan reseksi marginal (reseksi enblok).
PROSIDING FORKONIL 11 445LAPORAN KASUS.
Anamnesa
Pasien perempuan umur 34 th datang dengan keluhan terdapat benjolan dirahang bawah
kkanan, dirasakan sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, tidak dirasakan sakit, terus membesar,
terasa risih. Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Tidak dicurigai menderita,
enyakit sistemik dan tidak ada riwayat alergi obat-obatan.
Pemeriksaan ekstra oral ditemukan pembesaran di mandibula kanan dengan konsistensi
eras, berukuran 6xZcm (gambar 3), linfonodi tidak teraba dan tidak sakit. Pada pemeriksaan intra
oral memperlihatkan adanya pembesaran pada sist kanan rahang bawah dengan konsistensi keras
ada regio 43-47, terdapat pembesaran mandibula dekstra dari anterior sampat posterior di sisi
lateral di bagian bukal, sisi lingual tidak ada, permukaan rata, tidak ada ayeri tekan (gambar 4).
Hasil rontgen panoramik menunjukan area radiolusen di mandibula dekstra dengan dibatas
Fadiopak mulai regio 32 sampai dengan 48. dan tampak bayangan gigi mirip premolar (#44) di
dasar lesi, di dekat margin inferior mandibula dekstra, Pemeriksaan laboratorium darah semua
dalam batas normal. Hasil Pemeriksaan Biopsi Patologl Anatom No. JRS-10-2833 = Ameloblastoma
Unikistiktipe fleksiformis. Jatanya operasi yaitu pada stadium teranestesi, medan operasi ekstra
‘oral dan intra oral disucthamakan (aseptik) dengan larutan povidone iodine 10%.,Pasang duk sterit
{dan oropharyngeal pack.Cuci area intra oral dengan NaCL ,Pencabutan gigi 33 sebagai penyedia
tempat dilakukannya pemotongan. Pasang arch bar maksila dart regio gigi 15 sampai dengan 26 dan
pada mandibula di regio 34 sampai 36. Kemudian dilakukan fksasi invermaksiler dengan kawat 0,5
‘mm. ,Buat desain gambar garis insisi ekstra oral mandibula dari daerah dagu (parasimfisis) sampai
dengan angulus mandibula dekstra, dan gambar perkiraan letak arteri fasialis dekstra. Membuat
penanda pada kulit untuk mempermudah reposisi kulit saat penjahitan dengan garis-garis tegak
lurus desain (3-4 buah). Injekst pehacain yang diencerkan dengan akuades/NaCl 1:200.000 di sekitar
desain garis nsisi, Insisi sesuai desain, lapis demi lapis hingga sampat pada tulang mandibula,
146 Pangeran’s Beach Hotel Padang|
Pembukaan jaringan lunak sampai di luar garis lest (1,5 cm), penyibakkan mukosa dan
ingiva intra oral di labial dan gingival.,Pemotongan tulang mandibula di regio 33 dengan giglt
saw. ,Pemotongan tulang mandibula di regio angus dekstra dengan gis saw. Pemasangan bridging
plate ataurmandibular reconstruction plate bentuk straight ukuran0-12 dengan dibentuk menyerupai
lengkung mandibula pasien.,Pemasangan vaccum drain dengan tekanan negatif.,Penjahitan otot
dicekatkan pada plat dengan benang vicryl 3/0. Penjahitan dilanjutkan pada mukosa gingiva intra
‘oral menggunakan benang viery! 3/0. Penjahitan terakhir adalah penjahitan pada kulit menggunakan
benang proiene 4/0. Kontrol perdarahan intra oral dan ekstra oral,Cuc\ dengan larutan NaCl dan
povidone fodine 10%, Jahitan ekstra oral ditutup dengan daryantule’ kemudian kasa dan plester
‘epofix. Operas selesai. Monitor tanda-tanda vital pasien.
Penatalaksanaan di Bangsal Monitoring KU, VS, perdarahan,Ukur jumlah dan waktu
perdarahan dalam vaccum drain,Infus RL: DS = 1:1, Diet eair TKTR, Obat-obatan : Ampiciln in}
500 mg/6 jam,Metronidazole drip 500 mg/8 jam,Ketorolak in} 1 amp/8 jam,Dexametasone inj 1
amp/8 jam,Ranitidin inj 1 amp/8 jam, Asam traneksamat inj 500 mg/8jam, Jka sudah flatus atau
peristaltik (+), minum air putih sedikit dem sedikit dengan sendok
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien menderita ameloblastoma pada rahang bawah sebelah kanan mulat
regio 32 sampai dengan 48 atau didaerah korpus mandibula kanan, untuk kasus ameloblastoma 85 %
‘semua kasus ametoblastoma terjadi pada daerah tersebut, 15% terjadi didaerah maxilla. (gambar 5).
Gambaran Ktinis pada pasien ini menunjukan adanya benjolan pada mandibula kurang lebih 3
tahun yang lalu, tidak dirasakan sakit, terdapat pembesaran mandibula dekstra dari anterior sampai
posterior di sisi lateral di bagian bukal, sist lingual tidak ada, permukaan rata, tidak ada nyeri
ttekan, hal ini menunjukan kesamaan dengan gambaran klinis ameloblastoma secara umumnya yaitu
tidak adanya Keluhan pada tahap awal karena tumor int jarang terdiagnosa secara dini, diketahui
setelah 4 sampai dengan 6 tahun.2”*
Pembengkakan dengan berbagai ukuran dapat menyebabkan deformitas wajah, warna
sama dengan jaringan sekitamnya, konsistensi bervariasi (ada yang keras dan kadang ada bagian
yang lunak), berbatas tegas, terjadi ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual, Hasil Pemeriksaan
Biopsi Patologi Anatomi pada kasus ini adalah Ameloblastoma unikistik tipe fleksiformis. Perawatan
‘yang akan dilakukan harus berdasarkan pertimbangan pertimbangan yaitu sifat dan potensi tumor,
karaktristik pertumbuhan, letak anatomi munculnya tumor, perluasan klinis, ukuran tumor dan
Penilaian histopathologis dari lesi spesifik. Mlloro juga berpendapat untuk ameloblastoma yang
besar, meskipun unikistik, penanganan terbaik adalah dengan reseksi.®
PROSIDING FORKOMIL <1 447Diagnosis pada kasus ini adalah ameloblastoma unikistik tipe fleksiformis berada di korpus
sampai mendekati angulus, menyeberangi garis tengah, berukuran 6x2 cm, menjadikan reseksi
‘merupakan penanganan yang terbaik, mengesampingkan pertimbangan sosial yaitu dimana usia
pasien masih muda dan belum menikah. Reseksi yang dilakukan disini adalah reseksi segmental
mandibula dekstra dari 33 - 48. Reseksi segmental mandibula adalah pengambilan sebagian tulang
mandibula dimana kontinuitas tulang mandibula tidak dipertahankan.
Kondisi pasien pascaoperasi relatif stabil, dengan perdarahan 24 jam pertama hanya + 15,
cc. Pasien merasakan sulit untuk menelan, hal ini mungkin disebabkan iritasi ET di daerah faring,
‘origo muskulus penunjang gerak lidah yang berubah yang juga menimbulkan rasa tidak nyaman
pada pasien, rasa sakit pascaoperasi atau efek psikologis pasien, Diet cair direkomendasikan bagi
pasien ini untuk membantu penetanan dan tidak perlu pengunyahan di samping juga memberikan
Has rontgen OPG pasceoperasi hari kedua,
118 Pangeran’s Beach Hotet Padanepus
ksi
rat
ang
8
ng,
van
k
‘ada masalah, saat mengganti tampon kasa tertihat tidak ada perdarahan pada kasa.
Hari ketiga pascaoperasi terlinat kondisi intraoral baik, tidak ada dehisensi, terpas:
traksi karet, tidak ada perdarahan, kebersihan mulut tampak harus ditingkatkan, Pasien diray
‘nap selama 7 hari kemudian selanjutkan akan dilakukan kontrol dan observasi berkala di P. 1
Bedah Mulut RSUP. Dr. Sardjito. Direncanakan 10 hari, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 5 tah
Pascaoperast untuk mengevaluasi rekurenst dan keluhan pasien. Pada bulan keenam jika kondisi b
‘akan dikonsulkan ke teman sejawat dokter spesialis prostodonsia untuk membuat gigt tiruan raha
bawah. Diharapkan pada saat itu ada diskusi dari bedah mulut dengan prostodonsla tentang maci
‘igi palsu yang akan dilakukan, mengingat pasien Ini, bagian mandibula kanan, hanya ditopang ol.
bridging plate tanpa adanya cangkok (graft) tulang. Demi kepentingan pasien agar tidak terjadi soft
tissue exposed yang akan menyebabkan infeksi, tidak bisa dipakainya gigi tiruan yang dibuat, dan
rnakhirnya harus dilakukan operasi.
KESIMPULAN
‘Ameloblastoma pada kasus ini merupakan Ameloblastoma unikistik di korpus mandibuls
dekstra dengan ukuran 6x2x3cm, pemilinan perawatan dengan reseksi segmental merupakan
Pemilihan yang tepat pada kasus ini mengingat besarnnya masa untuk menghindari terjadinaya
rekurensi. Konfirmasi ulang harus terus dilakukan dengan bagian Patologi Anatomi untuk membantu
menegakkan diagnosis dan Setiap radiolusensi mirip kista di rahang harus diwaspadai merupakan
ametoblastoma,
SARAN
Anamnesa, pemeriksaan penunjang seperti foto OPG dan hasil dari histopatology sangat
menentukan untuk menegakkan diagnosa.dengan penegakan diagnosa yang tepat maka akan
‘membatu dalam rencana perawatan dalam kasus ini rencana perawatannya adalah reseksi segmental
‘mandibula dekstra dengan pemasangan bridging plate Pemasangan bredging plat berfungsi untuk
‘menggantikan tulang mandibula yang terambil bersama masanaya dan mengurangi deformitas pads
Wajah pos operasi. Pada kasus ini akan lebih baik dalam menggantikan tulang mandibula yang,
diambil menggunakan bridging plat disertai bone graft
DAFTAR PUSTAKA
1. Neville BW, Damn DD, Alen CM, Boiqout JE. Oral and maxillofacial pathology. Philadelphia: WO
Sauders Co; 2002. h. 611-19.
2. Shafer GS, Hine MR, Levy BM. A text book of oral pathology, 4ed. Philadelphia: WB Sauders
Co; 1983. h, 276-85.
3. Thoma KH, Oral Pathology 2* ed, Vol 1. St.Louis: Mosby Co; 1970. h. 481-9
Bhaskar SN. Synopsis of oral pathology 6" ed. London: Mosby Co: 1981. h. 220-6,252-
5. Regezi JA, Sciuba JJ. Oral Pathology clinical pathology correlation, Philadelphia: WB Sauder
Co; 1989. h. 337-9.
6. Small A, Waldron CA. Ameloblastoma of the jaw. J Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1995:8:28"
3.
Laskin DW. Oral and maxillofacial Surgery, Vol Il. St-Louis: CV Mosby; 1974, h. 568-70
PROSIDING FORKOMIL- 1 y=Kruger GO. Text Book of oral Surgery, 4 ed. St. Louis:The Mosby co; 1974. h. 568-70.
2. Ohishi M. Management of mandibula ameloblastoma the clinical basts for tratment alogaritm.
J Oral Maxillofacial Surgery 1999:37.
1. Astutl ERT, Asmordjo M. Hemimandibulektomi pada Kasus Ameloblastoma dengari Fistula Kult,
‘Majatah Kedokteran Gigi, 2006;13(2}:169-72.
2. Goldman KE. Mandibular Cysts and Odontogenic Tumor; werwhead and neck oncology. 2006.
13, Miloro M. Peterson's Principle of Oral and Maxillofacial Surgery, BC Decker Inc, London.
2004.
20. Pangeran’s Beach Hotel Padang