You are on page 1of 2

D.

Rehabilitasi
Rehabilitasi nyeri punggung dan radikulopati dapat bervariasi dari terapi edukasi yang
sederhana hingga program multiisiplin yang kompleks. Karena kebanyakan pasien
dengan nyeri pnggung bawah sembuh tanpa menemui spesialis, tenaga medis primer
seringkali menemui pasien nyeri punggung dengan kelainan fisik dan psikososial yang
kompleks. Berikut ini adalah outline pendekatan rehabilitasi medik terhadap radikulopati.
Namun pasien dengan diagnosis yang mirip memiliki pendekatan yang unik untuk
mencapai keberhasilan terapi. Penting untuk merehabilitasi pasien dengan radikulopati
KECUALI mereka menderita CES, keadaan darurat yang memerlukan operasi segera,
pasien mengalami defisit neurologis progresif, atau pasien termasuk dalam kaegori
redflag. Pada kasus kasus ini rujukan ke tindakan operasi atau tindakan medis yang lain
tentunya lebih pantas dilakukan dibandingkan rehabilitasi medik. Di luar itu, rehabilitasi
menjadi pertimbangan utama.
Rehabilitasi akut (hari ke 1 hingga bulan ke 3)
1)Modifikasi aktifitas. Ditujukan untuk nyeripnggung dan nyeri radikular. Langkah
pertama adalah menginformasikan pada pasien untuk tetap aktif dan menghindari gerakan
yang memperburuk gejala. Berikan nasihat untuk posisi tidur yang nyaman, dan cara cara
untuk memenuhi aktifitas tanpa memperparah kondisi pasien.
Untuk eksaserbasi akut nyeri punggung kronis dan radikulopati, penyabab nyeri mungkin
adalah dekondisi, dan latihan yang lebih agreif mungkin diperlukan karena mereka sudah
jauh dari cakupan modifikasi aktifitas.
2)Manajemen nyeri. Dimulai dengan pendekatan bertahap dengan modalitas seperti terapi
panas atau dingin untuk meredakan spasme otot dan meredakan nyeri, OAINS, dan
asetominofen bila halini tidak mengontrol gejala, nyeri dapat diterpi dengan medikasi
untuk meredakan nyeri neuropati dan dibantu dengan tidur seperti antidepresan trisiklik,
atau gabapentin. Terkadang, fase awal manajemn nyeri adalah pemberian jangak pende
daripada tappering steroid oral yang digunakan dengan rasional meskipun bukti bukti
ilmiah menunukkn hasil yang equivocal. Banyak dokter layanan primer merasa
penggunaan steroid epidural atau injeksi steroid pada radiks saraf tertentu, membantu
mencegah pasien dari kelumpuhan dan dekondisi. Namun hal ini masih kontroverial
akrena injeki steroid mahal dan berisiko. Pasien dengan nyeri radikuler juga
menunjukkan perbaikan seiring waktu tanpa injeksi. Injeksi steroid dapat menghilangkan
rasa sakit untuk memperbolehkn pasien unutk mengikuti program rehabilitasi secara
aktif. Banyak dokter menerapi pasien nyeri punggung akut dengan radikulopati dengan
penggunaan jangka pendek opioid. Penggunan opioid untuk nyeri punggung non
malignan mulai menjadi umum meskipun masih merupakan kontroversi karena efeknya
yang belum jelas meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien nyeri kronis.
3)Terapi fisik. Ketika nyeri sudah dapat dikontrol dan pasien dapat beraktifitas, terapi
fisik adalah terapi standar untuk nyeri radikulopati dan nyeri punggung. Secara umum
terapi modalitas pasif seperti pemijatan dan ultrasound tidak digunakan, kecuali pada
kasus akut dan latihan aktif diusahakan dilakukan. Masih belum jelas dari literatur saat

ini terapi fisik apa yang paling beranfaat. Latihan McKenzie secara umum digunakan
untuk menatalaksana maslah ini. Terapi ini merupakan kumpulan dari gerakan yang
didesain untuk membantu pasien mengurangi gejala dan memantapkan posisi tubuh.
Biasanya untuk nyeri radikulopati, latihannya berupa latihan spinalis. Pendekatan terapi
lain adalah terapi stabilisasi lumbar, yang menguatkan otot otot penyangga postur tubuh
yang sehat, seperti otot otot abdominal dan bokong, serta otot otot yang lebih kecil
(latihan multifidi). Terapi manual dan manipulasi juga sering digunakan pada fase ini.
Meta analisis literatur menemukan bahwa hal ini secara umum membantu meredakan
gejala akut, namun masih dipertanyakan dalam hasil prognosis pengobatan jangka
panjang dan pengobatan kronis.

You might also like