Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas cinta kasih dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dengan judul Proses Pengerjaan Logam Surface
hardening disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ILMU BAHAN DAN
PENGERJAAN LOGAM semester ganjil 2015/2016 .Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis selama
pengerjaan sehingga selesai pada waktunya, adapun berbagai pihak adalah sebagai berikut :
1. Irfan Syarif, ST. MT.
2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat kepada berbagai pihak umumnya dan mahasiswa
walaupun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis menyadari
kekurangan dan keterbatasan kemampuan, wawasan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan laporan
ini untuk selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Surabaya, 1 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................................
ANDRI INDRIAWAN 4214100088
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN...............................................................................................................................
I.1. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
I.2. Perumusan Masalah...............................................................................................................................1
I.3. Tujuan....................................................................................................................................................1
I.4. Manfaat..................................................................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN..............................................................................................................................
BAB IIIPENUTUP.......................................................................................................................................
III.1 Kesimpulan............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................... 16
II
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses laku panas khususnya surface hardening dilakukan untuk meningkatkan sifat
tahan aus. Pengerasan dilakukan dengan cara memanaskan baja sampai daerah austenit
lalu mendinginkan dengan cepat sehingga terbentuk martensit yang keras.
Dalam pemakaian suatu elemen mesin atau perkakas seringkali diperlakuakan
permukaan logam yang keras dengan bagian inti yang lebih lunak dan tangguh.
Permukaan yang keras tersebut dapat diperoleh dengan cara pengerasan permukaan (case
hardening). Flame hardening merupakan salah satu metode yang bertujuan meningkatkan
kekerasan permukaan. Sehingga disini saya akan membahas tentang Surface hardening
(Pengerasan Permukaan).
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan manfaat proses dari surface
Hardening.
2. . Mahasiswa dapat mengetahui proses pengerjaan dengan surface
Hardening.
3. . Mahasiswa dapat mengetahui saja keuntungan dan kekurangan dari
proses surface hardening.
4. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi proses surface hardening di
Industri.
BAB II
PEMBAHASAN
Carburising
2.
Nitriding
3.
Cyaniding/ carbonitriding
4.
5.
dengan membuat martensit hanya pada permukaan saja (shallow hardening methods,
syarat kadar karbon tidak kurang dari 0.30%)
1. CARBURISING
1
2
Cara paling murah dan metode paling sering yang digunakan dalam
pengerasan permukaan. dilakukan Pada baja dengan keuletan tinggi, yang
memiliki kadar karbon =< 0.2%.
liquid carburising
i. Solid carburising
1
carburising compound, kotak ditutup (kedap udara), dipanaskan sampai 900950oC selama beberapa jam, kotak dikeluarkan dari dapur, dibiarkan dingin,
dibongkar & benda kerja dibersihkan kemudian dipanaskan kembali untuk
pengerasan (quenching).
Carburising compound
1
maka dalam waktu singkat permukaan baja akan menyerap karbon hingga
mencapai batas jenuhnya.
2
sedikit karbon maka karbon akan berdifusi masuk lebih kedalam. Tebal lapisan
permukaan yang mengalami penambahan karbon(case depth) ini tergantung
pada temperatur pemanasan dan panjangnya holding time pada temperatur
pemanasan itu.
Reaksi dekomposisinya:
Diffusion Period
Pada gas carburising lapisan hypereutektoid dapat dihilangkan
berdifusi ke dalam baja. Nitrogen ini bereaksi membentuk nitrida yang juga
keras.
Tebal kulit pengerasan (case depth) juga tergantung pada kandungan cyanide
dalam saltbath (biasanya digunakan campuran dengan 40-50% NaCN),
sedangkan selama pemakaian kandungan cyanide ini terus berkurang, karena
itu secara periodik komposisi saltbath harus selalu diperiksa/dipertahankan
konstan.
b. Pengerasan (Quenching)
1
2. NITRIDING
1 Nitriding dilakukan dengan memanaskan baja di dalam dapur dengan atmosfer yang
mengandung atom nitrogen aktif yang akan berdifusi ke dalam baja dan bereaksi
dengan unsur dalam membentuk nitrida.
Nitrida yang terbentuk sangat keras dan stabil, nitrigen aktif diperoleh dari gas
amonia yang bila dipanaskan pada temperatur nitriding (500-600C) akan
berdissosiasi menjadi nitrogen aktif dan gas hidrogen:
2 NH3 ------> 2 N.at + 3 H2
Pada dasarnya smua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang baik akan
diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang membentuk nitrida (nitride
forming element) seperti aluminium, chrom atau molybden.
Benda kerja dimasukkan dalam dapur yang kedap udara, gas amonia dialirkan
secara kontinyu selama proses pemanasan pada temperatur 500-600C.
Proses nitriding berlangsung lama (bisa dalam beberapa hari). Kekerasan
yang dihasilkan sangat tinggi (sehingga tidak perlu quenching) sehingga benda kerja
terhindar dari distorsi, retak atau tegangan sisa. Nitrida yang terbentuk sangat stabil,
kekerasannya tidak berubah selama pemanasan walaupun sampai dengan suhu 600C.
Walaupun proses nitriding berlangsung lama sekali tetapi tebal kulit yang
terjadi tipis sekali. Baja untuk dinitriding tidak boleh terlalu lunak (>= 0,3-0,4%C)
agar mampu mendukung kulit yang sangat tipis tadi.
Benda kerja setelah dinitriding disarankan tidak dilakukan proses machining (selain
polishing/lapping). Baja hasil nitriding mempunyai sifat tahan aus yang sangat baik,
mempunyai sifat tahan terhadap kelelahan dan juga tahan terhadap korosi.
3. CYANIDING & CARBONITRIDING
Cyaniding menyerap karbon dan nitrogen dengan perbandingan yang lebih
seimbang. Proses cyaniding merupakan modifikasi liquid carburising, proses
dengan menggunakan saltbath tetapi dengan konsentrasi garam cyanide yang
lebih rendah dan temperatur pemanasan yang lebih rendah, sehingga diffusi
nitrogen cukup banyak.
Saltbath mengandung 25-45% NaCN pada 550-600C dan holdingtime 530men didapatkan kulit (case) yang sangat tipis (0.02-0.04mm). Kulit tipis ini
ANDRI INDRIAWAN 4214100088
Untuk proses yang menghasilkn kulit dengan kadar karbon yang cukup tinggi
(>0.4%C) perlu dilakukan quenching dan tempering.
10
5. INDUCTION HARDENING
Pada prinsipnya
sama dengan flame hardening, hanya saja pemanasan ditimbulkan oleh arus
induksi yang terjadi karena adanya medan magnet yang berubah-ubah dengan
sangat cepat (di sekitar konduktor yang dialiri arus listrik akan timbul medan
magnet yang besar dan arahnya tergantung pada besar dan arah arus yang
mengalir). Arus induksi ini akan menimbulkan panas, karena arus induksi ini
terjadi di permukaan maka panas akan terjadi di permukaan (panas yang timbul
akan sangat intens jika arus induksi ditimbulkan oleh arus bolak-balik dengan
frekwensi tinggi.
Untuk menimbulkan pemanasan yang merata pada permukaan maka benda
kerja diletakkan di dekat koil yang dialiri arus bolak-balik frekwensi tinggi. Tebal
kulit tergantung pada tebalnya permukaan yang mengalami pemanasan sampai ke
temperatur austenit sebelum diquench. Baja yang di-induction hardening akan
memperlihatkan distorsi lebih sedikit daripada yang diquench dari dapur. Baja
yang telah diquench & ditemper dapat dikeraskan dengan kulit yang sangat tipis
dan kekerasan yang cukup tinggi.
11
6.
12
Kerugian :
Sedangkan kerugian dari metode ini adalah kurang cocoknya metoda ini untuk
diterapkan pada benda kerja dengan ukuran kecil dan benda kerja harus bebas dari
tegangan (Gruber dan Schonmetz, 1977).
13
14
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengerasan permukaan adalah sebuah metode yang digunakan untuk memperbaiki
sifat material, namun hanya pada permukaannya saja. Jadi,pada bagian dalam material
tetap memiliki sifat yang sama seperti sebelumnya. Contohnya :Kita menginginkan baja
AISI 1020 tidak hanya ulet saja, namun juga keras. Maka kita Melakukan surface
hardening, sehingga diperoleh permukaan yang keras, namun bagian dalamnyatetap
lunak.
Tujuan dari surface hardening yaitu:
1. Untuk meningkatkan kekuatan.
2. Untuk meningkatkan Ketangguhan.
3. Meningkat sifat tahan aus.
4. Untuk Meningkatkan sifat tahan korosi.
Keuntungan:
1. Permukaan logam yang dibentuk lebih keras.
2. Lebih ekonomis dalam pembuatan.
3. Sifat aus yang dimiliki logam lebih kuat.
4. Logam akan lebih tangguh.
ANDRI INDRIAWAN 4214100088
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/mn_hidayat/surface-hardening
http://081993038562.blogspot.co.id/2014/11/proses-pengerasan-permukaan-surface.html
http://wira-atmawijaya.blogspot.co.id/2010/03/proses-pengerasan-permukaan-surface.html
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiz9ouZnIXK
AhWJJI4KHUd3BfsQFggvMAM&url=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id
%2F10096%2F1%2FD200050106.pdf&usg=AFQjCNGDtvGs01_H9nAHK9eKxzgCfe3UA&bvm=bv.110151844,d.c2E
16