You are on page 1of 8

Analisis Plate Heat Exchanger pada PT.

Gntner Indonesia
Novan Ardhiyangga
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
novanpuhlimo@gmail.com

Abstrak
PT. Gntner Indonesia adalah sebuah perusahaan produksi dan perakitan heat exchanger (alat
penukar kalor) dengan basis produksi di Jerman. Kebutuhan akan unit heat exchanger yang
luas pada dunia industri mendorong Gntner untuk mengembangkan pasarnya hingga ke
kawasan Asia pada tahun 1994 dengan mendirikan sebuah perusahaan pembuatan dan
perakitan heat exchanger di Indonesia dengan nama PT. Gntner Indonesia. Unit heat
exchanger yang diproduksi oleh PT. Gntner Indonesia diantaranya adalah cooler, kondensor,
kondensor evaporatif, plate heat exchanger, dan hybrid heat exchanger. Plate heat exchanger
adalah salah satu jenis dari heat exchanger yang menggunakan plat-plat sebagai medium
perpindahan panas antara fluida panas dengan fluida dingin. Aplikasi plate heat exchanger
pada dunia industri antara lain sebagai pendingin makanan dan minuman atau sebagai
pendingin mesin produksi. Plate heat exchanger dipilih karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan heat exchanger lain seperti, bentuknya yang kompak dan memiliki nilai
perpindahan panas yang tinggi, serta memiliki filling content yang rendah untuk kapasitas
perpindahan panas yang sama sehingga memiliki berat yang lebih ringan. Laporan kerja
praktek ini akan membahas plate heat exchanger secara umum dan beberapa produk plate
heat exchanger yang diproduksi oleh PT. Gntner Indonesia. Penulis juga akan menyajikan
performa salah satu produk plate heat exchanger yang diproduksi PT. Gntner Indonesia.
Kata kunci: Heat exchanger, Plate heat exchanger

1. PENDAHULUAN
Heat exchanger adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer energi panas
antara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda. Proses transfer energi terjadi
dengan memanfaatkan perpindahan kalor dari fluida bertemperatur tinggi menuju fluida
bertemperatur lebih rendah. Proses pertukaran kalor biasanya tidak melibatkan pemanasan
atau kerja dari komponen eksternal. Pada kebanyakan heat exchanger, pertukaran kalor
antarfluida terjadi diantara dua dinding yang terpisah yang mana fluida tidak akan bercampur 1.
Aplikasi unit heat exchanger pada dunia industri cukup luas, diantaranya pada industri
kimia dan proses, industri pengolahan migas, industri pembangkit listrik, dan bahkan pada
industri pengolahan makanan. Contoh unit heat exchanger yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari misalnya AC (air conditioner), radiator mobil, mesin pendingin, dan lain
sebagainya.
Banyaknya permintaan unit heat exchanger untuk berbagai keperluan mendorong
sekelompok kalangan untuk mengembangkan sebuah industri manufaktur heat exchanger.
Gntner GmbH & Co. KG adalah salah satu perusahaan manufaktur heat exchanger dengan
basis di Jerman. Gntner tersebar di beberapa negara termasuk Indonesia dengan dengan
dimulainya pembangunan perusahaan PT. Gntner Indonesia pada tahun 1995.
Salah satu fokus produksi dari PT. Gntner Indonesia adalah industrial refrigeration
yang mana produksi unit heat exchanger ditujukan untuk kepentingan industri, termasuk industri
pengolahan makanan dan minuman. Diantara produk industrial refrigeration dari PT. Gntner
Indonesia adalah plate heat exchanger (PHE). PHE adalah salah satu tipe dari heat exchanger
yang menggunakan plat-plat yang tersusun berjajar sebagai media perpindahan panas. Pada
laporan kerja praktek ini, penulis akan memfokuskan diri pada pembahasan mengenai PHE
secara umum dan proses perakitannya di PT. Gntner Indonesia. Penulis juga akan
menganalisis performa dari salah satu produk PHE di PT. Gntner Indonesia sebagai bahan
laporan atas Kerja Praktek yang dilakukan di PT. Gntner Indonesia.

1 Kuppan Thulukkanam, Heat Exchanger Design Handbook Edisi ke-2, CRC Press,
Boca Raton, 2013, hlm. 1.

2. DASAR TEORI
2.1 Plate Heat Exchanger
Plate heat exchanger (PHE) adalah heat exchanger atau alat penukar kalor yang
menggunakan plat-plat untuk mentransfer energi panas antara dua fluida. Komponen utama
PHE terdiri dari plat-plat dengan pola bergelombang yang tersusun berjajar, gasket sebagai
sekat aliran fluida, dan port-port yang terletak di setiap pojok plat sebagai jalan keluar-masuk
fluida atau untuk mengatur susunan aliran fluida (flow arrangement) yang diinginkan. Aliran
fluida panas dan fluida dingin akan melewati celah-celah diantara dua plat yang berjajar dengan
lebar celah yang telah ditentukan sebelumnya. Plat-plat penyusun PHE disusun sedemikian
rupa dengan kedua sisi diapit oleh frame. Frame berfungsi untuk menyangga PHE secara
keseluruhan dimana kedua sisinya terdapat lubang inlet dan outlet fluida panas dan dingin.

Gambar 2.1 Plate Heat Exchanger


Sumber: Katalog PT. Gntner Indonesia

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.

Fixed pressure plate


Starter plate
Heat exchanger plate with gasket
End plate
Moveable pressure plate

6.
7.
8.
9.
10.

Upper carrying bar


Lower carrying bar
Support
Tightening bolt
Stud bolt connection

2.2 Skema Kerja


Skema pendinginan gedung atau barang yaitu dengan mengalirkan fluida panas dan
dingin ke dalam sebuah PHE yang menjadi tempat perpindahan panas. Fluida pendingin
berasal dari sistem kondensor sedangkan fluida panas berasal dari sistem evaporator yang
berhubungan langsung dengan ruangan yang akan didinginkan.

Sumber: Katalog thermowave


Gambar 2.2 Skema pendinginan ruangan dengan PHE
Fluida pendingin mengalami proses kondensasi di dalam kondensor yang merubah fasanya
menjadi cairan yang kemudian diturunkan tekanannya melalui katup ekspansi sebelum menuju
unit PHE. Sedangkan fluida panas mengalami proses evaporasi dengan adanya kontak dengan
udara dalam ruangan yang merubah fasanya menjadi gas. Fluida panas kemudian dinaikkan
tekanannya oleh kompresor sebelum mengalir menuju unit PHE. Dalam unit PHE ini, fluida
pendingin (NH3) dan fluida panas (CO2) bertemu sehingga terjadi perpindahan panas. NH 3 akan
mengalami proses evaporasi dan CO 2 akan mengalami proses kondensasi akibat adanya
perpindahan panas tersebut. CO2 yang memiliki temperatur rendah akan digunakan untuk
mendinginkan udara ruangan dengan mengalirkannya melalui sebuah fan.

3. PEMBAHASAN
3.1

Analisis PHE thermoline


Perusahaan Guntner memiliki kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang tergabung
dalam Guntner Group, salah perusahaan tersebut adalah thermoline. thermoline adalah sebuah
perusahaan yang fokus pada pembuatan dan perakitan PHE. thermoline memproduksi
beberapa varian PHE, salah satunya adalah tipe thermolineEco. Untuk mempermudah
spesifikasi dari produk PHE yang dipasarkan, maka perusahaan membuat kodifikasi yang
menunjukkan bentuk, geometri, dan ukuran dari produk PHE tertkait. Berikut adalah salah satu
contoh spesifikasi produk PHE yang ada di PT. Guntner Indonesia.
TL 500 K B C L:

3.2

Notasi

Arti

TL
500
K
B
C
L

thermoline
Heat transfer surface = 500 m2
Frame design = standard frame
Nominal pressure = 10 bar
Connection diameter = 40 mm
Frame construction = painted carbon steel

Performa
Analisis performa plate heat exchanger ditujukan untuk mengetahui besar perpindahan
panas dan drop tekanannya.
Nusselt Number:


Nu=0,724
30 o

0,646

( )

0,583 Pr 1/ 3

0,25

f =0,8

Keterangan:

Nu=Nusselt Number
f =friction factor
Heat transfer area:

A O =W ( 2a ) N C
Keterangan:

A O =heat transfer area


W = panjang plat
2 a=channel spacing

N C = jumlah koneksi
Mass velocities:

G h=

AO

Keterangan:
Gh=mass velocities
m=laju

massa

( kgs )

A O =heat transfer area ( m 2 )


Reynolds Number:

G De

Keterangan:
=Reynolds Number

G=mass velocities

D e =diameter ekuivalen(m)
=viskositas fluida
Heat transfer coefficient:

h=0,724

k
De

o
30

0,646

( )( )

0,583 Pr 1 /3

Keterangan:

h=koefisien perpindahan panas


k =konduktivitas

D e =diameter ekuivalen(m)
=Reynolds Number
=sudut pola plat
Pr=Prandtl Number
Overall conductance

1
1 1
1
=
+ f + R+
UA AC hh
hc

Keterangan:

UA=konduktansi total
A C =luas area
Menentukan Cmin/Cmax:

Cmin = mc
pmin
Cmax =m
c pmax
Keterangan:

Cmin =kapasistaskalor ( minimal )


Cmax =kapasitas kalor (maksimal)

m=laju

massa

( kgs )

c pmin =kalor spesifik fluida ( minimal )


c pmax =kalor spesifik fluida ( maksimal )
Number of Transfer Unit (NTU)

NTU =

UA
C min

Keterangan

UA=konduktansi total

Cmin =kapasitas kalor (minimal )


Effectiveness ( ):

1exp [NTU ( 1R1 ) ]


1R1 exp [ NTU ( 1R1 ) ]

Keterangan:

NTU =Number of Transfer Unit

R1=Cmin /Cmax
Heat transfer:

q= C min T max
Keterangan:

=efektivitas
Cmin =kapasitas kalor (minimal )
T max =

Pressure drop:
Friction factor:
0,25

f =0,8

=Reynolds Number
Pressure drop associated with plate pack

p=

4 fL G 2
2 gc D e

Mass velocities on each port

G=

( 4 ) D

2
p

Pressure drop on each port

1,5 G c 2 n p
pp
2 gc
Berikut adalah perbandingan nilai datasheet dengan perhitungan manual
PHE

q (kW)

Datasheet
Manual calculation

1725,189
1500,56

p p , h (kPa)
7,7
4,03

p p , c (kPa)
59,6
33,5

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1

Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan studi yang dilakukan di PT. Gntner Indonesia selama kerja
praktek, yaitu mengenai analisis unit plate heat exchanger, maka dapat disimpulkan:
1. Plate heat exchanger memiliki kelebihan tersendiri yang membuatnya menjadi
pilihan untuk beberapa macam proses. Secara umum, kelebihan dari unit plate
heat exchanger dibandingkan dengan heat exchanger yang lain adalah bentuknya
yang kompak dan memiliki kemampuan perpindahan panas yang tinggi. Oleh
karena itu, dengan kapasitas perpindahan yang sama sebuah unit PHE akan
memiliki berat yang relatif lebih ringan dibandingkan dengan heat exchanger yang
lain. Hal ini didukung pula dengan filling content yang rendah.
2. Perbedaan nilai perpindahan panas dan drop tekanan yang terjadi antara
datasheet (kalkulasi software) dengan perhitungan secara manual terjadi karena
ada beberapa variabel yang diasumsikan nilainya. Selain itu, kemungkinan adanya
faktor koreksi yang terdapat pada rumus perhitungan secara manual juga
menyebablan adanya perbedaan.

4.2

Saran
Setelah melakukan kerja praktek selama kurang lebih satu bulan di PT. Gntner
Indoensia, berikut poin-poin yang penulis sarankan kepada PT. Gntner Indonesia:
1. Kesadaran akan keselamatan karyawan perlu ditingkatkan. Peningkatan
kesadaran akan keselamatan bisa dilakukan dengan adanya training berkala atau
dengan
poster-poster
yang
sesuai.
Hendaknya
perusahaan
juga
menerapkan/memulai budaya saling tegur untuk mengantisipasi kelalaian
karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

2. Perusahaan hendaknya mengadakan waktu istirahat sejenak (kurang lebih 5


menit) ditengah-tengah kesibukan produksi, karena dalam proses produksi tentu
membutuhkan konsentrasi dan kondisi tubuh yang prima.
3. Penambahan jalur pedestrian baru untuk meningkatkan efektivitas pergerakan
karyawan selama produksi berlangsung.
4. Penambahan perpustakaan atau ruang khusus yang berisi literatur-literatur,
katalog produk, atau dokumen lain terkait dengan perusahaan yang bersifat umum.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. Larowski, A. dan Taylor, M. A., 1983. Systematic Procedure for Selection of Heat
Exchangers, Proc. Inst. Mech. Eng., 197A. hlm. 5169.
2. Minton, P., 1990. Process heat transfer, Proceedings of the 9th International Heat
Transfer Conference, Heat Transfer 1990Jerusalem, Israel, Paper No. KN2, 1, hlm.
355362.
3. Perry R. H. dan Green D. W., Perrys Chemical Engineers Handbook. Edisi ke-7.
McGraw-Hill. Kansas. USA.
4. Shah, K.J. dan Sekulic, D. P. 2003. Fundamentals of Heat Exchanger Design. Edisi ke1. Wiley. Hoboken, New Jersey. USA.
5. Thulukkanam, K., 2013., Heat Exchanger Design Handbook. Edisi ke-2. CRC Press.
Boca Raton, Florida. USA.
6. Usher, J. D. dan Cattell, G. S., Compact heat exchangers, in Developments in
Heat Exchanger Technology1 (D. Chisholm, ed.), Applied Science Publishers
Ltd., London, U.K., 1980, hlm. 127152.
7. Yilmaz, S. dan Samuelson, B., 1983. Vertical thermosyphon boiling in spiral plate heat
exchangers, in Heat Transfer1983, Seattle, Chem. Eng. Prog. Symp. Ser., 79(225),
hlm. 4753.

You might also like