You are on page 1of 16

REFERAT

TUMOR PAROTIS
Safitri Mayangsari
2007730109
Pembimbing: dr.H.Asep Tajul, SpB
RSUD Cianjur

Pendahuluan

Tumor kelenjar ludah jarang terjadi dan sekitar


kurang dari 2% dari semua keganasan kepala
dan leher. Sekitar 85% tumor kelenjar ludah
terjadi pada kelenjar parotis. Kebanyakan
tumor bersifat jinak atau benigna dengan
gambaran histologis adenoma pleomorfik.
Sekitar 2500 kasus baru dari tumor kelenjar
ludah yang telah terdiagnosa tiap tahunnya.
Massa pada kelenjar parotis 75% merupakan
neoplasma; 25% nonneoplastik proses
infiltratif, seperti kista dan inflamasi.

Anatomi

KGB

Fisiologi

Kelenjar parotis merupakan kelenjar


yang menghasilkan saliva untuk
membantu proses pencernaan. Sel
acinar pada kelenjar parotis itu yang
menghasilkan watery saliva.

Gejala dan Tanda

Umumnya pembesaran bersifat


asimtomatik (81%) yang berarti benjolan
sering tidak diketahui, namun saat
mencuci muka atau mencukur maka
massa di parotis akan terlihat. Nyeri
(12%) atau paralisis n.facialis (7%)
manifestasi yang tidak sering. Paralisis
n.facialis lebih sering terjadi karena
adanya suatu malignansi kelenjar parotis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang ditemukan yaitu,


adanya massa yang tidak terfiksir, tidak
ada nyeri tekan, keras dan soliter.
Inspeksi duktus Stensen untuk menilai
aliran saliva (konsistensi, purulen)
kemerahan, penonjolan, dan iritasi dari
duktus.
Evaluasi kulit, kavitas oral, orofaring, dan
leher untuk mengetahui kemungkinan dari
lesi primer.

Diagnosis

Pemeriksaan Radiologi (Imaging)


- CT scan
- MRI
- Positron emission tomography (PET)
scan
Biopsi
- Biopsi eksisi

Klasifikasi
Klasifikasi Tumor Kelenjar Saliva Epitelial Primer
Benigna (Jinak).
Mixed tumor (pleomorphic adenoma)
Warthin tumor (papillary cystadenoma
lymphomatosum)
Oncocytoma
Monomorphic tumors
Sebaceous tumors
Benign lymphoepithelial lesion
Papillary ductal adenoma (papilloma)
Unclassified

Klasifikasi
Tumor Ganas :
Acinic cell carcinoma
Mucoepidermoid carcinoma
Adenoid cystic carcinoma
Polymorphous low-grade
adenocarcinoma
Epithelial-myoepithelial carcinoma
Basal cell adenocarcinoma
Sebaceous carcinoma

Staging
Klasifikasi

Deskripsi

T1

kurang dari 2 cm

T2

2 sampai 4 cm

T3

lebih dari 4 cm atau tumor dengan ektensi


ekstraparenkim makroskopik

T4

sudah menginvasi jaringan sekitarnya

Staging
Klasifikasi

Deskripsi

Nx

Regional lymph nodes cannot be assessed

N0

No regional lymph node metastasis

N1

Metastasis in a single ipsilateral lymph node, 3 cm in


greatest dimension

N2

Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but


not >6 cm in greatest dimension; or in multiple
ipsilateral lymph nodes, none >6 cm in greatest
dimension; or in bilateral or contralateral lymph nodes,
none >6 cm in greatest dimension

N2a

Metastasis in a single ipsilateral lymph node >3 cm but


not >6 cm in greatest dimension

N2b

Metastasis in multiple ipsilateral lymph nodes, none >6


cm in greatest dimension

N2c

Metastasis in bilateral or contralateral lymph nodes,


none >6 cm in greatest dimension

N3

Metastasis in a lymph node >6 cm in greatest


dimension

Staging
Klasifikasi

Deskripsi

Mx

tidak dapat dinilai

M0

tidak ada metastasis jauh

M1

ada metastasis jauh

Tatalaksana

Parotidektomi superficial merupakan


tatalaksana yang terpilih untuk tumor
jinak pada lobus superficial.
Untuk tumor lobus bagian dalam
menggunakan metode total
parotidektomy dengan mencegah
kerusakan pada nervus facial

Komplikasi

komplikasi yang serius terjadi karena


kerusakan nervus facial (paralisis
sementara atau permanen). Kerusakan
pada nervus auricula menyebabkan
hipestesia telinga.

Prognosis

Prognosis menjadi bagus apabila tumor


jinak dan tidak ada komplikasi setelah
operasi, namun prognosis menjadi
buruk bila merupakan tumor ganas dan
didapatkan komplikasi.

You might also like