You are on page 1of 9

CHAPTER 9

AN ANALYSIS OF CONFLICT

A. Overview
Bab ini membahas tentang teori permainan (game theory) dan teori keagenan
(agency theory). Teori permainan berusaha untuk membuat model dan memprediksi
outcome konflik antara individu secara rasional. Teori permainan dapat membantu dalam
memahami bagaimana manajer, investor, dan lainnya dipengaruhi oleh konsekuensi
ekonomi dari pelaporan keuangan. Teori permainan membantu untuk melihat mengapa
kontrak sering tergantung pada laporan keuangan.
Ada dua kontrak penting: (1) kontrak pegawai (antara perusahaan dengan
manajernya); (2) lending kontrak (antara perusahaan dengan lenders). Kedua tipe
kontrak tersebut sering tergantung pada net income yang dilaporkan. Kontrak pegawai
sering memberikan bonus berdasarkan pada net income.
B. Understanding Game Theory
Teori permainan mendasarkan pada isu-isu dalam teori akuntansi keuangan. Teori
ini merupakan model interaksi dua atau lebih pemain. Interaksi tersebut sering terjadi
dalam keadaan ketidakpastian dan asimetri informasi. Hal ini mengakibatkan adanya
penyimpangan perilaku (moral hazard). Setiap pemain diasumsikan memaksimalkan
utilitasnya sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang dilakukan investor dalam teori
keputusan. Masalah keputusan yang dihadapi perusahaan dalam industri oligopolistik
0

dapat dimodelkan sebagai game. Game theory ini lebih kompleks daripada teori
keputusan dan teori investasi. Adapun beberapa tipe game, antara lain:
1. Kooperatif
Pada cooperative game setiap pihak dapat masuk ke dalam persetujuan berikat.
Contohnya, kartel. Kartel bekerja dengan baik di mana dimungkinkan untuk
melaksanakan perjanjian yang mengikat anggotanya dalam mendukung keuntungan
jangka pendek yang tinggi.
2. Non kooperatif
Apabila perjanjian tersebut tidak mungkin, maka kartel akan lebih bermain nonkooperatif. Contohnya, industri ologopolistik. Yurisdiksi di mana perjanjian yang
menghalangi perdagangan adalah ilegal.
C. A Non cooperative Game Model of Manager Investor Conflict
Konflik antara konstituen pemakai laporan keuangan dapat dimodelkan sebagai
suatu game selama kebutuhan keputusan dari konstituen berbeda mungkin tidak tumpang
tindih (coincide). Game theory menyediakan kerangka kerja formal bagi studi situasi
konflik antar konstituen dan memprediksi keputusan yang akan dibuat pihak yang
berkonflik.
Investor membutuhkan informasi laporan keuangan yang relevan dan reliabel,
untuk menilai harapan dan risiko investasinya. Manajer mungkin saja tidak
mengungkapkan semua informasi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh investor.
Menghapus kewajiban tertentu dari neraca, akan mempermudah dalam meningkatkan
modal dengan memudahkan kontrak dengan kreditor. Manajemen khawatir jika merilis
terlalu banyak informasi akan dimanfaatkan oleh pesaing. Manajer menyajikan yang
terbaik tentang perusahaannya agar terhindar dari bias.
Game non kooperatif mengilustrasikan model situasi yang sulit untuk
mempertimbangkan persetujuan berikat antara manajer dan investor tentang informasi
khusus apa yang bisa disediakan. Non cooperative game theory menggambarkan situasi
konflik yang sering ada di antara konstituen yang berbeda dari pengguna laporan
keuangan. Bahkan, simple game theoritical model menunjukkan bahwa pengaturan
standar akuntansi gagal untuk mempertimbangkan kepentingan semua konstituen yang
dipengaruhi oleh pilihan kebijakan akuntansi dalam membuat rekomendasi kebijakan
yang sulit untuk dilaksanakan. Selanjutnya, analisis konflik dapat digunakan untuk
memeriksa kondisi di mana standar yang diperlukan atau mungkin tidak diperlukan,

karena dalam beberapa kondisi perusahaan dapat termotivasi untuk memberikan


informasi sukarela.
Nash equilibrium merupakan pasangan strategi antara investor dan manajer yang
merupakan pilihan strategi yang diberikan pemain lain sebagai hasil prediksian game.
Untuk mengetahui contoh non cooperative game antara manajer dan investor bisa dilihat
ilustrasi berikut.
Dalam hal ini manajer diasumsikan memiliki dua strategi yang salah
satunya harus dipilih, yaitu:
1. Honest (H), yaitu laporan keuangan yang disajikan jujur dan memiliki decision
usefullness bagi investor
2. Distort (D), yaitu laporan keuangan disajikan tidak jujur dan bias
Investor juga memiliki 2 strategi, yang harus dipilih salah satu, yaitu:
1. Buy (B), yaitu membeli saham, atau
2. Refuse to buy (R), yaitu idak membeli.
Tabel utility payoffs :

Angka yang disajikan merupakan utility payyoff bagi investor dan manajer
yang tergantung pada pilihan pemain lawan (kombinasi strategi).
Jika manajer memilih H dan investor B, maka investor menerima 60 dan
manajer 40. Jika manajer memilih D dan investor B, maka investor menerima
20 dan manajer 80.
Jika investor memilih membeli (B), utility lebih tinggi diperoleh investor (60)
jika manajer jujur (H), dan jika manajer tidak jujur (D) maka utility investor
hanya 20.
Dalam game ini, pemain memilih strategi tanpa mengetahui strategi dari pemain
lain.

D. Some Models of Cooperative Game Theory


Implikasi konflik antara konstituen di berbagai area akuntansi mencerminkan
cooperative behaviour. Mengingat kembali bahwa inti dari kerjasama dalam konteks ini
adalah bahwa para pemain dalam situasi konflik dapat melakukan perjanjian yang
mereka anggap sebagai pengikat. Banyak perjanjian kontrak yang berimplikasi pada
akuntansi. Ada dua tipe kontrak penting, yaitu:
1. Hubungan kerja (employment) antara perusahaan dan manajer puncak, atau pemilik
dengan agen
2. Peminjaman (lending) antara manajer perusahaan dan kreditor.
Pada kontrak ini satu pihak dapat dianggap sebagai prinsipal dan pihak lainnya
sebagai agen. Contohnya, dalam kontrak kerja, pemilik perusahaan sebagai prinsipal
dan manajer puncak sebagai agen yang disewa untuk menjalankan perusahaan atas
nama pemilik. Tipe seperti ini dalam game theory disebut agency theory. Secara
aktual, agency theory memiliki karakteristik game kooperatif dan non kooperatif.
Agency Theory: An Employement Contract Between Firm Owner and Manager
Pemilik dan manajer adalah proksi bagi sebagian besar investor dan manajer
dengan konflik kepentingan yang sama. Akibatnya, perusahaan menunjukkan pemisahan
kepemilikan dan pengendalian. Dari model ini prinsipal dan agen sebagai dua individu
yang rasional dengan konflik kepentingan. Agen menghindari risiko (risk averse).
Prinsipal mungkin risk averse, namun demi kesederhanaan diasumsikan netral (riskneutral). Prinsipal ingin agen bekerja keras, namun agen menghindari kerja keras (effort
averse).
Manajer di satu sisi dapat bekerja lebih keras untuk memperoleh imbalan yang
maksimal, namun di sisi lain manajer dapat bekerja seadanya dengan tetap memperoleh
imbalan yang pantas. Alasan manajer bekerja seadanya adalah adanya faktor eksternal
berupa kondisi ekonomi yang baik sehingga mendorong kinerja mereka menjadi terlihat
bagus. Pada kondisi ekonomi yang buruk, kinerja manajer juga tidak dapat menjadi
sasaran kesalahan yang utama.
Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan suatu desain kontrak yang dapat
mengendalikan moral hazard manajer. Beberapa solusi yang dapat dipilih oleh pemilik
antara lain:

1) Mengangkat manajer dan membiarkan manajer berkinerja seadanya. Pada kondisi


ini utilitas pemilik tidak akan maksimal sehingga perlu untuk lebih memperhatikan
opsi lainnya.
2) Melakukan pengawasan secara langsung. Jika pemilik dapat secara ekonomis
mengawasi kinerja manajernya maka permasalahan di atas dapat diatasi. Pemilik
juga memiliki pilihan untuk dapat merubah jumlah imbalan dalam kontrak jika
manajer gagal memenuhi kinerja yang maksimal. Hal ini tentu saja mendorong
manajer untuk berkinerja secara maksimal. Pilihan ini disebut sebagai terbaik
pertama.
3) Melakukan pengawasan secara tidak langsung. Terkadang tidak mudah dalam
melakukan pengawasan terhadap kinerja manajer oleh pemilik. Pada kondisi ini
pemilik membiarkan manajer berkinerja seadanya. Akan tetapi pemilik memiliki
pilihan untuk dapat merubah jumlah imbalan dalam kontrak sebagai ganti rugi atas
utilitas yang tidak maksimal. Hal ini juga pada akhirnya mendorong manajer untuk
berkinerja secara maksimal.
4) Pilihan selanjutnya adalah pemilik dapat menyewakan perusahaan kepada manajer.
Pada poin ini, pemilik menyerahkan segala urusan kepada manajer dan cenderung
puas menerima imbalan pasti berupa pendapatan sewa dengan mengorbankan utilitas
yang diharapkan oleh pemilik.
5) Memberikan manajer bagian atas laba. Pilihan ini dianggap sebagai alternatif paling
efisien jika kontrak terbaik pertama tidak dapat diterapkan. Disini pemilik akan
memberikan bagian atas kinerja perusahaan kepada manajer. Kendala yang muncul
adalah kinerja manajer baru dapat diamati pada periode selanjutnya. Padahal
kompensasi atas manajer dilakukan pada akhir periode berjalan. Solusi atas kendala
ini adalah menentukan dasar kompensasi pada ukuran kinerja yang sesuai misalnya
pendapatan bersih.
Masalah akan muncul jika manajer dibayar dari payoff, dimana hasil perusahaan
tidak diketahui sampai setelah kontrak berakhir (single period contract). Manajer harus
dibayar pada saat akhir masa kontrak. Solusinya, basis kompensasi manajer pada ukuran
kinerja (misalnya, laba bersih), yang tersedia pada akhir periode. Untuk memotivasi
usaha manajer, kontrak yang paling efisien mungkin sebagai dasar bagian kompensasi
manajer dari laba bersih perusahaan.
E. Managers Information Advantage

Keuntungan (payoff) tidak observabel oleh pemilik atau manajer hingga periode
mendatang. Laba bersih yang sekarang observabel oleh kedua pihak dipandang sebagai
pesan rancu (noisy) tak bias yang dihasilkan oleh sistem akuntansi tentang keuntungan
mendatang. Terdapat berbagai bentuk manajer dapat mengambil manfaat informasi,
yaitu:
1. Pre-contract Information
Manajer memiliki informasi tentang hasil sebelum penandatanganan kontrak.
Contohnya, manajer memiliki informasi bahwa payoff yang tinggi akan terjadi,
kecuali pemilik dapat mengekstrak informasi ini. Mungkin saja tanpa sengaja
dicantumkan ke dalam kontrak, sebagai kelalaian, sehingga manajer akan
mengambil keuntungan dari hasil yang tinggi untuk menghasilkan pendapatan dan
kompensasi yang tinggi pula.
2. Pre-decision information
Manajer memperoleh informasi tentang hasil setelah penandatanganan
kontrak, tetapi belum memilih tindakan. Jika informasi payoff adalah cukup buruk,
maka manajer akan mengundurkan diri kecuali situasi tersebut diperbolehkan dalam
kontrak.
3. Post- decision information
Manajer menerima informasi setelah memilih tindakan. Contohnya, manajer
dapat mempelajari laba bersih sebelum melaporkan kepada pemilik. Jika pemilik
tidak dapat amati laba bersih (yang unmanaged), maka manajer dapat mengelola
pendapatan hingga dapat memaksimalkan kompensasi.
Ketiadaan manajemen laba dapat meningkatkan efisiensi kontrak dengan
menurunkan keraguan melalui pengukuran yang ditingkatkan.

Memungkinkan

pemahaman lebih baik tentang peran laba neto sebagai ukuran kinerja. Untuk mengatasi
manajemen laba dapat dilakukan melalui standar akuntansi (GAAP)

F. Discussion and Summary


Teori keagenan mempelajari bagaimana merancang kontrak yang optimal dengan
biaya serendah mungkin. Kontrak hanya dapat ditulis dalam hal ukuran kinerja yang
secara bersama-sama diamati oleh prinsipal dan agen. Dalam hal ini, pemilik atau
pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan managemen sebagai agen. Adapun
beberapa aspek penting dalam teori keagenan adalah, sebagai berikut.

1. Observability dari upaya agen tampaknya tidak mungkin dalam konteks pemilikmanajer karena pemisahan kepemilikan dan kontrol yang menjadi ciri khas
perusahaan dalam industri maju.
2. Sifat dari kontrak yang paling efisien sangat bergantung pada apa yang dapat diamati
bersama-sama.
3. Karena agen diasumsikan menghindari risiko, memaksakan risiko kompensasi dapat
mengurangi utilitas kompensasi yang diharapkannya. Hal ini membutuhkan suatu
prinsip untuk mengurangi pembagian laba bersih sehingga dapat menjaga utilitas
pemesanan agen.
4. Ketika laba bersih adalah ukuran kinerja, manajer memiliki keuntungan informasi
lebih lanjut atas pemilik. Hal ini karena manajer mengontrol sistem akuntansi
perusahaan, sementara pemilik hanya dapat mengamati jumlah laba bersih yang
dilaporkan oleh manajer. Hal ini mengarah pada kemungkinan manajemen laba.
G. Agency Theory: A Bondholder-Manager Lending Contract
Dalam kontrak pinjaman, terdapat masalah moral hazard di mana:
1. Manajer bertindak bertentangan dengan kepentingan terbaik kreditor
2. Kreditor rasional akan mengantisipasi perilaku manajer tersebut, dan memunculkan
tingkat bunga yang mereka minta untuk dana yang dipinjamkannya
3. Manajer memiliki insentif untuk tidak bertindak dalam bentuk yang melawan
kepentingan kreditor.
Problema ini bisa diatasi dengan menyisipkan perjanjian ke dalam persetujuan
utang, sehingga manajer setuju untuk membatasi dividen atau pinjaman tambahan
sementara loan beredar. Akibatnya perusahaan dapat meminjam pada tingkat bunga yang
lebih rendah.

H. Implications of Agency Theory for Accounting


Model Agency Holmstrom
Holmstroms Agency Model mendasarkan kompensasi manajer dengan dua
variabel akan lebih baik daripada satu variabel, kecuali dua variabel yang berkorelasi
sempurna. Model Holmstrom menyiratkan bahwa laba bersih berada dalam persaingan
dengan kinerja harga saham untuk pangsa pasar dalam kontrak kompensasi. Untuk
mempertahankan pangsa pasar dalam kontrak kompensasi, laba bersih harus informatif
6

tentang upaya manajer. Untuk menjadi informatif, laba bersih harus memiliki kepekaan
dan ketelitian.
Rigidity of Contracts
Keadaan yang tidak terduga menyebabkan biaya untuk perusahan dan/atau
manejer. Manajer yang kurang beruntung dipengaruhi oleh sebuah perubahan dari
peraturan-peraturan akuntansi untuk menghilangkan ketidaksukaan pada akuntanakuntan yang memperkenalkan perubahan peraturan.
Dasar alasan mengapa kebijakan akuntansi dapat memiliki konsekuensi
ekonomi:
1. Ketidaklengkapan, yaitu kontrak tidak dapat mengantisipasi semua kemungkinan
realisasi negara. Misalnya, standar akuntansi baru mungkin timbul selama masa
kontrak. Membangun sebuah komitmen formal untuk menenegosiasikan kembali
kontrak dibawah tangan adalah mungkin, namun jika negosiasi kembali tersebut
adalah baik untuk manejer, prospek dari negosiasi kembali tersebut mengurangi
usaha insentif manajer, yang tidak termasuk dalam ketertarikan investor.
2. Kekakuan, yaitu kontrak cenderung untuk kaku (rigid) pada waktu ditandatangani.
Misalnya, setelah ditandatangani, kontrak sulit untuk diubah. Dengan demikian,
kebijakan akuntansi penting karena mereka dapat mempengaruhi kontrak.
I. Reconciliation of Efficient Securities Market Theory with Economic Consequences
Perusahaan mampu mensejajarkan kepentingan manajer dan pemilik,
konsisten dengan versi pengontrakan efisien teori akuntansi positif. Teori agensi
menunjukkan bahwa kontrak kompensasi yang terbaik dapat dicapai biasanya berbasis
kompensasi manajer atas satu atau lebih ukuran kinerja, sehingga manajer memiliki
insentif untuk memaksimumkan kinerja. Selama kinerja lebih tinggi menyebabkan
pembayaran harapan lebih tinggi. Hal ini juga diharapkan oleh pemilik, sehingga dapat
dipahami mengapa kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi meskipun
berbeda dengan implikasi teori pasar efisien.
Dalam teori pasar efisien, hanya kebijakan akuntansi yang mempengaruhi arus
kas harapan yang menciptakan konsekuensi ekonomi. Konsekuensi ekonomi dan pasar
efisien tidak perlu inkonsisten. Dapat direkonsiliasi dengan teori akuntansi positif dengan
dukungan normatif dari teori agensi yang menunjukkan mengapa perusahaan masuk ke
dalam kontrak kerja dan kontrak utang yang tergantung pada informasi akuntansi. Tanpa
7

argumen ini, perhatian manajerial tentang kebijakan akuntansi bertentangan dengan


efisiensi pasar.
J.Conclusions on the Analysis of Conflict
Teori berbasis berbagai konflik dalam bab ini memiliki implikasi penting bagi
teori akuntansi keuangan, yaitu:
1. Teori konflik mampu merekonsiliasikan pasar efisien dan konsekuensi ekonomi.
2. Implikasi teori agensi adalah laba bersih memiliki peran memotivasi &
memonitor kinerja manajer.
3. Laba bersih bersaing dengan ukuran kinerja lain, seperti harga saham.
4. Dalam keadaan ekstrim, manajemen laba memungkinkan manajer lalai, yang
berakibat pembayaran yang rendah kepada pemilik.
Berdasarkan keempat poin di atas, game theory merupakan komponen
penting teori akuntansi keuangan.

You might also like