You are on page 1of 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RUMAH SAKIT LAVALETTE


MALANG
2014
DEMAM TIFOID
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

9.

Kriteria Diagnosis

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut


yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi
atau Salmonella partatyphy
Demam naik secara bertangga pada minggu
pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau
reminten pada minggu kedua. Demam terutama
sore/malam hari, sakit kepala, nyeri otot,
anorexia, mual, muntah, obstipasi atau diare
1. Febris
2. Kesadaran berkabut,
3. Bradikardia relatif (peningkatan suhu 10 C
tidak diikuti peningkatan denyut nadi
8x/mnt)
4. Lidah yang berselaput (kotor ditengah,
tepi dan ujung merah, serta tremor)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Nyeri Abdomen
8. Roseolae (jarang pada orang Indonesia).
Dapat ditemukan lekopeni, lekositosis,
atau
lekosit
normal,
aneosinofilia,
limfopenia, peningkatan LED, anemia
ringan, trombositopenia, gangguan fungsi
hati. Kultur darah (biakan empedu) positif
atau peningkatan titer uji Widal >4 kali
lipat setelah satu minggu memastikan
diagnosis. Uji Widal tunggal dengan titer
antibodi O 1/320 atau H I/ 640 disertai
gambaran
klinis
khas
menyokong
diagnosis.
Hepatitis Tifosa
Bila memenuhi 3 atau lebih kriteria Khosla
(1990): hepatomegali, ikterik, kelainan
laboratorium (antara lain : bilirubin > 30,6
umol/l,
peningkatan
SGOT/SGPT,
14

penurunan
indeks
PT),
kelainan
histopatologi.
Tifoid Karier
Ditemukannya kuman Salmonella typhy
dalam biakan feses atau urin pada
seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau
pada seseorang setelah 1 tahun pascademam tifoid.
10.
11.

Diagnosis Kerja
Demam Tifoid
Diagnosis Banding
a. Leptospirosis
b. Malaria
c. Salmonellosis
d. Demam Dengue
e. Pnemonia
12. Pemeriksaan
a. Darah perifer lengkap, tes fungsi hati,
Penunjang
serologi, kultur darah (biakan empedu)
13.

Terapi

Nonfarmakologis :
Tirah baring, makanan lunak rendah serat
Farmakologis :

Simtomatis

Antimikroba:
Pilihan utama : Kloramfenikol 4 x 500 mg
sampai dengan 7 hari bebas demam.
Alternatif lain :
Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi
hematologi lebih rendah dibandingkan
kloramfenikol)
Kotrimoksazol 2 x 960mg selama 2
minggu
Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB
selama 2 minggu
Sefalosporin generasi III ; yang terbukti
efektif adalah seftriakson 3-4 gram dalam
dekstrosa 100 cc selama jam per- infus
sekali sehari, selama 3-5 hari.
Dapat pula diberikan sefotaksim 2-3 x 1
gram, sefoperazon 2x1 gram
Fluorokuinolon (demam umumnya lisis
pada hari III atau menjelang hari IV):
Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama
14 hari
Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari
selama 6 hari
15

Ofloksasin 2 x 400 mg/hari selama 7


hari
Pefloksasin 1 x 400 mg/hari selama
7 hari
Fleroksasin 1 x 400 mg/hari selama
7 hari

Pada
kasus
toksis
tifoid
(demam
tifoid
disertai
gangguan
kesadaran dengan atau tanpa kelainan
neurologis lainnya dan hasil pemeriksaan
cairan otak masih dalam batas normal)
langsung
diberikan
kombinasi
kloramfenikol 4 x 500 mg dengan ampisilin
4x1 gram dan deksametason 3 x 5 mg.

Kombinasi antibiotika hanya


diindikasikan pada toksis tifoid, peritonitis
atau perforasi, renjatan septik.

Steroid hanya diindikasikan


pada toksis tifoid atau demam tifoid yang
mengalami renjatan septik dengan dosis 3
x 5 mg
Kasus Tifod Karier:
Tanpa kolelitiasis pilihan regimen terapi
selama 3 bulan :
Ampisilin
100
mg/kgBB/hari
+
Probenesid 30 mg/kgBB/hari
Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari +
Probenesid 30 mg/kgBB/hari
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet/hari
Dengan Kolelitiasis kolesistektomi +
regimen tersebut di atas selama 28 hari
atau koleksistektomi + salah satu rejimen
berikut :
Siprofloksasin 2 x 750 mg/hari
Norfloksasin 2 x 400 mg/hari
Dengan infeksi Schistosoma
haematobium pada traktus
urinarius

eradikasi
Shictosoma haematobium :
Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis
tunggal, atau
Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila
perlu diberikan 3 dosis, interval 2
minggu
Setelah eradikasi berhasil, diberikan
16

rejimen terapi untuk tifoid karier


seperti di atas
Perhatian: Pada kehamilan:
Flourokuinolon dan kotrimoksazol tidak
boleh digunakan
Kloramfenikol tidak dianjurkan pada
trimester III.
Tiamfenikol tidak dianjurkan pada
trimester I.

Obat yang dianjurkan golongan beta


laktam: ampisilin, amoksisilin, dan
sefalosporin generasi III (Seftriakson)
14.

Komplikasi

15.

Edukasi

20.

Indikator Medis

Intestinal
:
perdarahan
intestinal,
perforasi
usus,
ileus
paralitik,
pankreatitis.
Extra-intestinal
:
kardiovaskular
(kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis,
trombosis, tromboflebitis, hematologik
(anemia hemolitik, trombositopenia, KID),
paru (pneumonia, empiema, pleuritis,
hepatobilier (hepatitis, kolesistitis), ginjal
(glemerulonefritis,
pielonefritis,
perinefritis),
tulang
(osteomielitis,
periostitis,
spondilitis,
artritis),
neuropsikiatrik (toksis tifoid)

a.

Mencegah terjadinya demam tifoid dengan


kewaspadaan terhadap jalur penyebaran
kuman melalui makanan dan air, sanitasi
b. Pendidikan kesehatan
c. Preventif dan kontrol penularan
16. Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
17. Tingkat Evidens
IV
18.
Tingkat C
Rekomendasi
19.
Penelaah Kritis
a. Dr. Gatoet Ismanoe, SpPD-KPTI
b. Dr. Ninik Budiarti, SpPD-KPTI
c. Dr. Didi Candradikusuma , SpPD
80% Pasien Demam Tifoid teratasi dalam 7 hari
perawatan
17

21.

Kepustakaan

18

You might also like