Professional Documents
Culture Documents
UKDI
18 Januari 2014
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
FK UWKS
POHON DIAGNOSIS
Pasien Datang
Kasus Jiwa
Psikosis
Organik
Akut
Non Psikosis
Kronis
Delirium
Ggg W Organik
Ggg Afektif Organik
Ggg
Amnestik Organik
1/6/16
Dementia
Skizofrenia
Ggg W Organik
Ggg Waham
Ggg Afektif Organik
Ggg Afektif
Ggg Amnestik
Organik
Ggg Psikosis lainnya
Fattyawan
Kintono Sp.KJ.Dr.
2
Gangguan Jiwa
Terbagi dalam 2 kelompok besar :
Akut : Delirium
Kronik : Dementia
Psikosis Non-Organik :
Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan Psikosis Fungsional Akut
1/6/16
1/6/16
PSIKOSIS FUNGSIONAL :
1. Skizofrenia :
1. Splitting/disharmonis antara pikiran-mood-afek= Aneh/
tdk empati/tdk serasi/inapropriate
2. Detereorasi/Kemunduran fungsi ( sosial dan pekerjaan)
3. > 1 bulan
4. Sub tipe : Hebefrenik; Paranoid; Katatonik; tak terinci;
Simpleks; Residual; Skizoafektif
1/6/16
Skizofrenia :
1.
Gej. Positif :
1. Proses Pikir : Ass.long/inkoherent/neologisme/blocking/ klang
asosiasi/ konkritisasi/waham bizzar/dipengaruhi/dikendalikan
/dengar suara hati/pikir disiar/pikir bergema/pikir disedot/disisipi/
non realistik
2. Isi Pikir : Disorganized thought/Waham tidak sistematik : Waham
bizzar / kejar / kebesaran / waham rujukan (ideas of ref)/
dipengaruhi/dikendalikan/dengar suara hati/pikir disiar/pikir
bergema/pikir disedot/disisipi
3. Halusinasi Auditorik ( komentar, kritik, menyuruh, memuji
dirinya,/ orang sedang diskusi/bertengkar
4. Mood/Afek :tumpul/datar, tidak serasi, labil dll
5. Perilaku : aneh, marah, GG, Stupor, silly, gigling, childish,
2. Gej. Negatif :
. Apatis, tak acuh, psikomotor lamban, penarikan diri-isolasi sosial,
mood/afek tumpul/datar, banyak diam ( poverty of speech )miskin ide (poverty of ideas content ).
1/6/16
Antipsikotik atipikal
1/6/16
10
Tremor
Bradykinesia
Dystonia
Sikap tubuh khas
Akatisia/restless leg syndrome
Tardive dyskinesia
11
12
1/6/16
13
< 1 bulan
Ada / tanpa stressor bermakna
Dengan gej Skizofrenia
Mirip Skizofrenia
Tanpa Skizofrenia
1/6/16
14
1/6/16
15
Gejala-Gejala Manik :
Afek ( mood ) yg meningkat, ekspansif atau iritabel
Peningkatan aktivitas di tempat kerja, hubungan
sosial/seksual, ketidaktenangan fisik
Lebih banyak bicara dari lazimnya
Lompat gagasan ( flight of ideas )
Rasa harga diri yang melambung ( grandiositas, yang dapat
bertaraf waham )
Berkurangnya kebutuhan tidur
Mudah teralih perhatiannya
Aktivitas2 yg berisiko tinggi / Risk-taking behavior : boros;
tingkah laku seksual secara terbuka; penanaman modal secara
bodoh; mengebut dll
1/6/16
16
PHYSICAL :
Weight Change : lost or gain.
Fatigue : Loss of Energy /Motivation.
Insomnia / Hypersomnia Early Morning Awakening
Pain / Somatic Complaints
EMOTIONAL :
Depressed / Disphoric Mood ( rasa salah, tak berguna,
menyalahkan diri sendiri, rasa dosa, nihilistik )
Guilt / Worthlessness
Diminished Pleasure / Interest : Sexual Frigidity /
Impotensi
Anhedonia, Anxiety
COGNITIVE :
Impaired Concentration (berpikir lambat, sulit
mengambil keputusan )
Suicidal Ideation
Psychomotor Retardation or Agitation
1/6/16
17
Bipolar :
18
Terapi Bipolar
Mood stabilizer : Lithium Carbonat ( tab 200, 400 mg, 600
-900 mg/hari ); Carbamazepin ( tab 200mg, 400 600
mg/hari; Lamotrigin ( 50, 100 mg, 100 200 mg/hari);
Sodium valproat ( tab 250, 500 mg, 250 500 mg/hari.
Antipsikotik : Aripiprazol; Olanzapine; Risperidon;
Quetiapine; Paliperidone; Haloperidol.
Prognosis
Lebih baik dibanding skizofrenia
Lebih buruk dibanding gangguan mood.
1/6/16
19
1/6/16
20
DELIRIUM ( F05 )
Oleh :
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )
Nop 2013
1/6/16
21
1/6/16
Psikosis Fungsional
1.
-2. kesad.berubah/ jernih
3. Disorientasi ( - )
4. Amnesia ( - )
5. Hal. Auditorik (utama)
6. Gej. Klinis konsisten
7. pola T-B tak berubah
8. Tak ada kelainan
22
23
Etiologi :
1/6/16
24
25
1/6/16
26
1/6/16
27
Gangguan Psikomotor :
hipo/hiperaktivitas,
reaksi terperanjat meningkat
Waktu bereaksi terhadap stimulus lebih panjang
Gangguan siklus tidur bangun
Insomnia
Pola tidur bangun terbalik
Gejala klinis memburuk pada malam hari
Gangguan Emosional : Depresi, Anxietas, Mudah Marah,
Apatis, Euforia dll
Perjalanan gangguannya fluktuatif
Berlangsung kurang dari 6 bulan
1/6/16
28
Diagnosis banding :
1. Demensia
2. Skizofrenia
3. Psikosis akut dan sementara
4. Gangguan suasana perasaan : episode manik atau depresi
5. Histeria dan Isolasi sensorik
Penatalaksanaan :
6. Perlu kerjasama dengan bidang2 lain yang terkait sesuai
dengan etiologinya
7. Mengatasi penyakit organik yg mendasarinya (memperbaiki
fungsi fisiologis tubuh )
8. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan dugaan etiologi dan
segera mengatasi kausanya sedapat mungkin.
1/6/16
29
Penatalaksanaan lanjutan......
4. Medikamentosa dan manipulasi lingkungan :
1. Terapi thdp toksisitas Antikholinergik (penyebab turunnya
Asetilkholin ) : Physostigmin 1-2 mg iv /im, dapat
diulang15 30 menit kemudian
2. Terapi simptomatis :
1. haloperidol : 0,5 1 mg tiap 4 jam oral/iv kp
2. Risperidon 0,5 1 mg tiap 4 jam oral kp
3. Lorazepam 0,5 1 mg tiap 4 jam oral kp
3. Manipulasi lingkungan
1. Tempatkan Px di ruang tidak berisik, tenang dan
nyaman
2. Suasana familiar
3. Selalu didampingi oleh orang yang dikenal/caregiver
1/6/16
30
Demensia ( F00 )
Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yg biasanya
bersifat kronik progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur
kortikal yg multipel, termasuk daya ingat, daya pikir, orientasi,
daya tangkap ( comprehension), berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, daya nilai ( judgment)
Disebabkan kerusakan jar. otak yg tidak dpt kembali lagi
(
irreversible ) Atau hilangnya kemampuan fungsi intelektual yg
dmk beratnya hingga menghalangi fungsi sosial / pekerjaan.
Epidemiologi : prevalensi :
Usia > 65 < 85 tahun 5 %
Usia > 85 tahun 20 % - 40 %
1/6/16
31
1/6/16
32
BPSD
Behaviour and Psychological Symptoms of Dementia (BPSD) :
Keluhan2 dan gejala2 yg diakibatkan oleh terganggunya
persepsi, isi pikiran, suasana perasaan/mood atau perilaku yg
sering terdapat pada penderita Demensia.
Gangguan Perilaku tersebut berupa : agresivitas, gelisah,
agitasi, ber-teriak2, berjalan/keluyuran tanpa tujuan,
perilaku yg tak senonoh, melanggar nilai budaya
setempat, perilaku seksual yg menyimpang.
Gangguan psikologis berupa kecemasan, depresi,
halusinasi dan waham
1/6/16
33
Patofisiologi :
Proses penuaan/Degenerasi primer : Demensia pada Penyakit
Alzheimer, Pick dan Huntington
Ggg pembuluh darah otak: Penyumbatan/Pecahnya pemb.
darah pasca Stroke pd Demensia Vaskular/Multi infark
Infeksi SSP : Lues ( Demensia Paralitika ), Meningitis Tbc dan
jamur, Encefalitis virus, HIV, Abses Otak, Penyakit CruetzfeldtJacob.
Gangguan Toksik, Metabolik, Endokrin. Contoh : Demen sia
akibat defisiensi Thiamine/Folat, Anemia Pernisiosa, Hipothiroid,
Hipoglikemia, intoksikasi Bromida.
Trauma kapitis : Hematoma subdural
Penyakit SSP lainnya : Tumor Otak, Korea Huntington,
Multipel Sklerosis, Penyumbatan (Normal Pressure
Hydrocephalus).
1/6/16
34
Gejala Klinis :
1. Gangguan daya ingat : daya ingat jangka pendek jangka sedang
jangka panjang, kesukaran belajar/mengingat hal2 baru
2. Gangguan daya nilai : berdampak pd perilaku tidak realistik, logis
dan proporsional.
3. Gangguan daya berpikir abstrak : semua peribahasa / perumpama
an diartikan secara konkrit
4. Gangguan daya pikir : bagian dr ggg fungsi luhur yg kompleks,
merup. gabungan daya nilai, daya abstrak dan daya ingat. Penderita
menjadi kehilangan inisiatif dan kreativitas
5. Gangguan penempatan dalam ruang ( visuospasial )
6. Gangguan wicara : diawali ggg berbahasa(naming,comprehension)
kemudian ggg artikulasi sp gejala afasia
7. Gangguan perilaku : BPSD
8. Gangguan suasana perasaan/mood : Depresi, cemas, emosi labil.
1/6/16
35
Jenis-jenis Demensia :
PPDGJ III membagi Demensia menjadi :
Demensia pada penykit Alzheimer
Onset Dini
Onset Lambat
Tipe Campuran
Demensia Vaskular
Onset Akut
Multi infark
Subkortikal
Campuran Subkortikal dan Kortikal
Demensia pada Penyakit Pick
Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Demensia pada Penyakit Huntington
Demensia pada Penyakit Parkinson
Demensia pada Penyakit HIV
1/6/16
36
Medikasi :
1/6/16
37
Medikasi : lanjutan..
Anti cemas : Lorazepam 2 X 0,5 1 mg/hari oral, Alprazolam
2 X 0,25- 1 mg /hari oral; Clobazam 2 X 5 7,5 mg/hari oral
Hindari pemakaian long acting Benzodiazepine
Bila depresi : Amitriptyline 2 X 5 25 mg/hari oral;
Sertraline 25 50 mg /hari oral dosis tunggal; Fluoxetine 5
80 mg/hari oral dosis tunggal ( bila >20mg dalam dosis
terbagi)
Perlu dipikirkan penyakit2 yg umum terjadi pada usia lanjut dan
konsultasikan kepada spesialisnya :
Hipertensi, DM, Lues, HIV/AIDS, Parkinson disease, Stroke,
Hipercholestrolisme dll
1/6/16
38
Neurosis
Adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional
karena tidak dapat diselesaikannnya suatu konflik tak sadar
Ciri-ciri :
Tidak mempunyai dasar organik
Mempunyai tilikan
Kemampuan daya nilai realita tidak terganggu
Perilaku dalam batas2 norma sosial
Kepribadian utuh
1/6/16
39
Gangguan Neurosis
Tiga kelompok besar gangguan jiwa non psikosis yang saling
terkait berdasarkan konsep Neurosis adalah:
1. Gangguan Neurotik
2. Gangguan Somatoform
3. Gangguan terkait Stres
. Tdpt konsep lain yg merup. penggabungan bbrp ggg disebut
Gangguan Anxietas, Yg merup. kelompok ggg yg paling banyak
dijumpai ( disamping Ggg Depresi) di masyarakat :
1. Gangguan anxietas fobik
2. Gangguan anxietas menyeluruh
3. Gangguan panik,
4. Gangguan campuran anxietas dan depresi
5. Gangguan obsesif-kompulsif
1/6/16
40
1/6/16
41
1/6/16
42
43
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Golongan Benzodiazepine : dimulai dgn dosis terendah dan ditingkatkan sp
mencapai respons terapi, selama 2 6 minggu kmd tapering off selama 1 2
minggu
Diazepam : tab. 2 5 mg, 2 3 x/hari oral
ampul 10 mg/2cc, 2 10 mg/X im/iv
Chlordiazepoxide : dragee/tab 5 10 mg, 2 3 x/hari oral
Lorazepam : tab 0,5 1 2 mg, 2 3 mg/hari oral
Clobazam : tab 10 mg, 2 3 x /hari oral
Alprazolam : tab 0,5 1 2 mg, x 0,25 0,5 mg oral
Golongan non benzodiazepine
Sulpiride : cap. 50 mg, 100 200 mg/hari
Buspirone : tab 10 mg, 15 30 mg/hari. Efektif pd 60 80 % Px GAD, tu.
gej.Kognitif diband. gej. Somatik. Tak terjd withdrawl. Efek klinik baru
tampak 2 3 minggu setelah pemberian.
SSRI : Sertralin dan Paroxetin. Tu untuk Px GAD dgn riwayat Depresi.
1/6/16
44
b. Psikoterapi
Terapi Kognitif-perilaku
Mengajak Px secara langsung mengenli distorzsikognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
Terutama pendekatan behavioral yaitu relaksasi dan biofeedback
Terapi Suportif
Px diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potewnsi2 yg ada
dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa
beradaptasioptimal daloam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
Mengajak Px utk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik
egostrength, relasi objek, serta keutuhan self Px, mengubah menjadi
lbh matur, bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar Px dapat
beradaptasi dlm fungsi sosial dan pekerjaan.
1/6/16
45
Gangguan Panik
Ditandai serangan Anxietas/Kecemasan berat yg berkala,
setiap periode biasanya 15 30, efek sisa berlangsung lbh
lama. Serangan bs berlangsung ber-minggu2 sp ber-bulan2
kadang diselingi periode tenang selama ber-minggu2.
Selama serangan, Px ketakutan disertai jantung berdebar,
nyeri/rasa tak enak di dada, sesak napas, perasaan
tercekik, berkeringat, rasa aliran panas dingin ,
kesemutan gemetar, mual, pusing, rasa akan pingsan,
takut mati atau takut menjadi gila
Terjadi sec. spontan atau sbg respon thd situasi ttt, seperti pd
Ggg fobia dan Ggg stres pasca trauma
1/6/16
46
47
48
DSM V
A. Serangan Panik yg berulang dan tidak diduga, terjadi secara
gelombang didahului rasa takut dan tidak nyaman yg memun
cak dalam bbrp menit, dimana terdapat minimal 4 gejala
dibawah ini :
1. Palpitasi, denyut jantung yang keras dan cepat
2. Berkeringat
3. Gemetar atau menggigil
4. Rasa nafas sesak atau tercekik
5. Sesenggukan
6. Nyeri dada atau rasa tak enak di dada
7. Nausea atau perut terasa tak enak
8. Rasa pusing / rasa melayang
9. Rasa panas dingin
10. Derealisasi / depersonalisasi
11. Takut lepas kendali atau menjadi gila
12. Takut mengalami kematian.
1/6/16
49
DSM V Lanjutan......
B. Paling sedikit 1 serangan panik telah disertai 1 atau kedua
gejala dibawah ini dalam 1 bulan ( atau lebih ) :
1. Kekawatiran yang menetap akan terjadinya serangan
panik tambahan serta akibatnya ( misalnya, lepas kendali;
mendapat serangan jantung; menjadi gila)
2. Perubahan maladaptasi yang bermakna dari perilaku yg
berkaitan dengan serangan panik
C. Tidak diakibatkan oleh efek fisiologis dari zat tertentu ( mis.,
penyalahgunaan zat, obat2an) atau kondisi fisik lainnya
( hiperthyroid, ggg kardiopulmonal )
D. Tidak dapat dikaitkan dengan serangan panik yang menyertai
gangguan mental lainnya ( gangguan fobik; OCD; PTSD,
Ggg cemas perpisahan )
1/6/16
50
Penatalaksanaan
Terdiri dari farmakoterapi dan Psikoterapi
Farmakoterapi :
1. SSRI Serotonin Selective Reuptake Inhibitiors : Sertralin; Fluoksetin;
Fluvoksamin; Escitalopram dll selama 3 6 bulan atau lebih.
2. Benzodiazepine : Alprazolam biasanya diberi 4 6 minggu, setelah itu
ditapering off hingga minum gol SSRI saja
3. Obat anti Panik Trisiklik : Imipramin
4. Obat anti Panik RIMA Moklobemid
Psikoterapi :
1. Terapi relaksasi : diberikan pd hampir semua Px dgn Ggg Panik,
bermanfaat meredakan ( bagi yg terlatih pernafasan, menarik nafas dalam dan
lambat lalu mengeluarkan dgn lambat pula )
2. Terapi kognitif perilaku
3. Psikoterapi dinamik
51
52
Anti Panik
Obat Acuan : Imipramin
Indikasi : Sindrom panik
Sediaan obat :
53
1/6/16
54
Pengobatan
Penggunaan obat anti anxietas dan antidepresi
Obat anti anxietas
Golongan Benzodiazepine
Diazepam : tab. 2 5 mg, 2 3 x/hari oral
ampul 10 mg/2cc, 2 10 mg/X im/iv
Chlordiazepoxide : drage/tab 5 10 mg, 2 3 x/hari oral
Lorazepam : tab 0,5 1 2 mg, 2 3 mg/hari oral
Clobazam : tab 10 mg, 2 3 x /hari oral
Alprazolam : tab 0,5 1 2 mg, x 0,25 0,5 mg oral
1/6/16
55
Anti Insomnia
1/6/16
56
57
Anti Obsesi-kompulsi
Obat Acuan : Klomipramin
Indikasi : Sindrom obsesif kompulsi
Sediaan obat :
1/6/16
58
I. PENDAHULUAN
1/6/16
60
1/6/16
61
Gambaran penyerta :
1. Gej. Depresi
2. Kecemasan
3. Iritabel impulsif :agresif, melak. perjalanan.
4. GMO (kamp konsentrasi) : hendaya daya ingat, emosi labil, sukar konsentr.
sy.autonom labil, nyeri kepala, vertigo
A.
B.
1/6/16
62
C. Penumpulan respons / kurangnya hub. dgn dunia luar bbrp saat ssdh
trauma :
1. kurang minat thdp aktivitas
2. Perasaan terlepas / terasing dari orang lain
3. Afek menyempit
D.
1/6/16
63
1/6/16
64
1/6/16
65
Peristiwa traumatik tidak perlu hebat diluar batas pengal. Man lazim
Menyaksikan peristiwa = stressor
Peristiwa traumatik termasuk reaksi hebat : ketakutan, tak berdaya, horror.
1/6/16
66
1/6/16
67
Pretrauma Factors:
Factors:
Pretrauma
Temperament
Temperament
Pre-existingAnxiety/
Preexisting-Anxiety/
Major depression
MajorDep.
Charact.of
Character
offamil
Fam.
Socioec.
Status
Socioec.status
Early
Earlytraum.History
traum history,
Abuse
abuse in
in child
child
Traumatic Stressor
Stressor
Traumatic
Exposure
Exposure
Post-Exposure
Post-Exposure
Factors
Factors
: :
Social
Support
Social Support
EconomicResources
Economic
Resources
Additional
AdditionalStressors
Stressors
PTSD
PTSD
1/6/16
68
Bila gejala timbul dlm 6 bulan ssdh trauma dan berlangsung < 6
bulan AKUT, prognosa remisi baik
Bila gejala timbul lebih dari 6 bulan atau berlangsung > 6 bulan
KRONIK / TERTUNDA, prognosa remisi kurang baik
1/6/16
69
1/6/16
70
1/6/16
71
1/6/16
72
VII. KOMPLIKASI
1/6/16
73
Untuk diagnosa :
1. Structured Clinical Interview for DSM IV ( SCID-IV )
2. The Clinician Administered PTSD Scale ( CAPS )
3. The Posttraumatic Diagnostic Scale ( PTDS )
1/6/16
74
XI. PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
1. Anti depresan SSRI merup. Obat pilihan pd kebanyakan kasus.
2. Anti ansietas penting bila pend. cemas, tegang bahkan panik.
TERAPI PSIKOSOSIAL
1. Intervensi sec. Psikodinamika : sebagian menunjukkan hsl kurang
memuaskan
2. Cognitif Behaviour Therapy ( CBT ) terbukti lebih efektif. Prolonged
Exposure Procedures, Stress Inoculation Training, Cognitif
Processing Therapy.
3. Psychological Debriefing hasil belum menjamin imunitas thdp
episode ulangan gej. PTSD.
1/6/16
75
1.
Fase ancaman atau antisipasi
2.
Fase tubrukan atau fase pengaruh yg kuat
3.
Fase kemunduran ( rekoil )
4.
Fase pasca trauma
Fase 2 dan 3 berlangsung bbrp menit sampai bbrp jam, sedang fase 1 dan 4 bisa seumur
hidup.
Fase pascatrauma :
5.
Stres dlm batas2 pertahanan psikologik manusia; perasaan tenang dan sadar akan
diri sendiri telah pulih kembali, tercapai kembali orientasi, fungsi motorik dan
pengawasan afektif.
6.
1/6/16
76
SEKIAN
TERIMA KASIH
1/6/16
77
NARKOTIKA
NAPZA
PSIKOTROPIKA
ZAT ADIKTIF
(lainnya)
1/6/16
78
NAPZA
1/6/16
Heroin
Shabu
Ekstasi
Ganja
Kokain
Benzodiazepine
Pil koplo
79
Penggunaan
terus-menerus
ZAT
ADIKTIF
Jangka
panjang
Dosis
tinggi
ABUSE
Tak sesuai
indikasi
ADIKSI
1/6/16
80
Stimulan
Halusinogen
Alkohol
Amfetamin
LSD, DMT
Bz
Metamfetamin
Meskalin
Opioid
Kokain
PCP
Solven
Nikotin
Ketamin
Barbiturat
Khat
1/6/16
Magic Mushrooms
MDMA
81
82
1/6/16
83
TINGKAT PEMAKAIANNAPZA
EXPERIMENTAL USE
SOCIAL /
RECREATIONAL USE
SITUATIONAL USE
Pola Penggunaan
Patologik
ABUSE
DEPENDENT USE
Toleransi
Putus zat
Addiction use
Compulsive use
1/6/16
84
1/6/16
85
NARKOTIKA UU No 22/1997
GOL II. al :
Metadon,Mor
fin,Petidin,
fenazosina, tebain
87
GOL I. al. :
Opium, Kokain,
Heroin, Ganja
26
NARKOTIKA UU No 35/2009
GOL I. al. :
Opium, Kokain, Heroin, Ganja,
Katinona,Liser gid,
MDMA,Metamfe tamin,
Psilosibin, Am fetamin,
Fensiklidina
65
1/6/16
GOL II. al :
Metadon,
Morfin, Petidin.
Oksikodon,
fenazosina,
tebain
86
Fattyawan Kintono Sp.KJ.Dr.
Demand Reduction
Harm Reduction
Supply Control / Supply Reduction
P4GN :
Demand Reduction/Reduksi permintaan : Dilaksanakan oleh
RSJ (Depkes ), LSM2 ( NGO )/panti2 /yayasan2 swasta dlm /
luar negeri dll Informasi/Edukasi, Pendekatan Prevensi dan
Promosi Kesehatan, Detoks dan Terapi Pemeliharaan
Harm Reduction/Reduksi dampak buru : Dilaksanakan oleh
RSJ, PKM ( Depkes ) melalui Program Terapi Rumatan
Metadon ( PTRM ), Buprenorphine + Nalokson, distribusi
jarum suntik steril dan sosialisasi penggunaan kondom, terapi
dampak buruk HIV dan IO ( Infeksi Opportunistik )
Supply Control / Supply Reduction / Reduksi Suplai : dilaksa
nakan oleh jajaran penegak hukum Polri, Kejaksaan, Depkum
ham, Sistem Peradilan dll
1/6/16
88
Strategi Penanggulangan
Penyalahgunaan Napza (P4GN)
Supply
Reduction
Pengurangan
persediaan
Peran instansi
hukum : polisi,
peraturan2 / perundang2an RI
1/6/16
Demand
Reduction
Pengurangan permintaan
Medik dan
Non medik
Harm
Reduction
Pengurangan dampak
buruk
89
Supply Reduction
UU RI No.35
2009 ttg N.
SEMA
Maret/2009
No. 4 / 2010
SEMA No.3 /
2011
PP 25 2011 ttg
wajib lapor
pecandu
1/6/16
Polisi
Jaksa
Hakim
Depkumham
Sist. Peradilan
Lapas Npz??
Bea cukai
Bandara
Pelabuhan
90
Demand
Reduction :
1/6/16
91
Harm Reduction
Program
Terapi
Rumatan
Metadon
1/6/16
Pemberian
substitusi
Buprenorp
hine/
+Nalokson
Pembagian
jarum
suntik
steril sesuai
tujuan
Pembagian
Kondom
sesuai
tujuan
92
Narkotika
menimbulkan
ketergantungan
93
OPIOID
Tanaman Papaversomniverun : 20 alkaloid opium a.l morfin
Opioid : Narkotik sintetik contoh heroin, kodein, dilaudid,
meperidin, methadon dll
Antagonis : Nalokson, naltrekson, nalorfin, apomorfin
Campuran a/antagonis : Pentazocin, buprenorfin
Reseptor : Reseptor u- opiat : mengatur analgesik, depresi
pernafasan, Konstipasi dan
adiksi
Resptor K-opiat : analgesia, diuresis, sedasi
Resptor gamma-opiat : analgesia
1/6/16
94
OPIOIDA :
Intoksikasi Opioida :
Penekanan SSP : sedasi, penurunan kesadaran sampai
delirium
Menurunnya motilitas GI konstipasi
Depresi pernafasan,
Bicara cadel
Hipotensi Ortostatik
Bradikardia
Miosis sampai pinpoin pupil
Kejang ( saat OD )
1/6/16
95
1/6/16
96
Penatalaksanaan
Intoksikasi Opioid :
Termasuk kasus kedaruratan medik
Periksa Vital Sign
A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek., jumlah dan cara
pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja, derivat
amfetamin ?
Bila ada tanda2 OD, Px dirawat di ICU.
Lakukan Naloxon Challenge test
Observasi 24 jam untuk menilai tanda2 vital.
Motivasi untuk ikut program Rehabilitasi
1/6/16
97
Penatalaksanaan
Putus opioida / Withdrawal opioida
1. Termasuk kasus kedaruratan Psikiatri
2. Tujuan : mengurangi penderitaan klien, mencegah komplikasi
medik
3. Metadon. Merup. Standar terapi di banyak negara
substitusi opioida
4. Klonidin : diberikan 0,3-0,6 mg/hari ( dosis terbagi )
5. Buphrenorphin (+Naloxon). Pemberia sublingual 1X sehari.
Tapi sering disalahgunakan dgn cara iv. Pengawasan harus
ketat.
1/6/16
98
Terapi simptomatis
Rasa sakit dapat dikurangi dengan analgetika, : tramadol, asam
mefenamat, metampiron dll
Insomnia : hipnotika spt estazolam, triazolam, b
Nitrazepam, Zolpidem, clozapin dll
Diare : imodium dan sejenisnya
Mual/muntah : sulpirid 25 -50 mg 3x sehari, SA, Papaverin,
Buscopan dll
Cicatrix baru : thrombophob, lasonil jelly
Terapi pemeliharaan /rumatan
Agonis opioida spt Metadon, LAAM ( levacetylmetadol )
Campuran agonis-antagonis spt buphrenorphin
Antagonis opioida spt naltrexon
1/6/16
99
KANABIS
1/6/16
100
KANABIS
Psikosis Kanabis
Jarang terjadi, kadang ide2 paranoid
Amotivational syndrome
Pramorbid Skiz. ( diintensifkan )
Kecemasan kanabis
Pada pemula
Akibat intoks.
Bisa timbul serangan panik
1/6/16
101
GANJA :
Intoksikasi ganja :
1/6/16
102
1/6/16
103
Penatalaksanaan
Intoksikasi ganja :
Umumnya tak perlu Farmakoterapi. Terapi suportif dengan
talking down
Tempatkan px di ruang tenang
Jarang menyebbkan kematian
Tak ada pengobatan khusus : cemas dengan anticemas. Bila
ada gejala psikotik bisa diberi antipsikotika.
Motivasi klien mau ikut program rehabilitasi
Keadaan Putus Ganja :
Kondisi klinis umumnya ringan dan akan menghilang dgn
sendirinya dlm waktu bbrp hari
Motivasi pasien agar mau ikut program rehabilitasi.
1/6/16
104
Kokain
Zat yang paling adiktif dan berbahaya
Merup. zat adiktif stimulans thdp SSP
Asal zat : tanaman Erythroxylon Coca
Nama populer : Coke, Snow birds, Charlie, Crack, Nose
Candy
Bentuk sediaan :
Kokain murni ( freebase ) : serbuk
Kokain yang dicampur berbagai zat lain, mis. : Heroin
Cara pakai :
Snorting
Disuntikkan
Merokok
1/6/16
105
106
Keletihan / Fatigue
Bradikardia
Insomnia atau Hipersomnia
Perasaan disforik yang menetap > 24 jam
Agitasi psikomotor
Ide2 bunuh diri dan paranoid
Mudah tersinggung / iritabel
Depresi
Craving
1/6/16
107
Penatalaksanaan
Intoksikasi Kokain
Tempatkan klien di tempat tenang
Periksa tanda vital dan fisik lainnya
Atasi kelainan fisik akibat kokain :
Demam beri antipiretika
Takikardia dan hipertensivdiberikan beta blocker propanolol atau
klonidin
Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, ggg respirasi, ggg
jantung merupakan indikasi rawat di ICU
Pertimbangkan MRS untuk detoksifikasi
Bila terjadi agitasi, agresif dan membahayakan lingkungan atau delusi
berikan derivat Bz ringan mis. lorazepam 1 2 mg oral, atau
oksazepam 10 30 mg oral dan dapat diulangi sesudah 1 jam
Persiapkan klien utk menghadapi keadaan putus kokain
Motivasi klien ikut program rehabilitasi
1/6/16
108
1/6/16
109
PSIKOTROPIKA
UU No 5/1997
Menggg
kesehatan dan
menimbulkan
masalah sosial
1/6/16
110
Psikotropika
Anti Psikotika
Anti Ansietas
Anti Depresan
Psikotogenik
1/6/16
111
Anti
Psikotika
Anti
Ansietas
Anti
Depresan
Psikotoge
nik
112
GOL I . al. :
MDMA,LISERG
ID, Psilosibina,
Meskalina,
Metkatinona.
Katinona
26
Hanya untuk
research/kepentingan
ilmu pengetahuan
1/6/16
113
GOL I
GOL II. al :
Sekobarbital,
Metilfenidat
0
2
Hanya untuk
research/kepentingan
Ilmu pengetahuan
GOL III . Al :
Flunitrazepam,
Pentobarbital,
Siklobarbital,
Pentazosin,
Buprenorfina
8
GOL IV. Al :
Alprazolam,
Bromazepam,
Diazepam,
Nitrazepam,
Fenobarbital
60
114
NARKOTIKA UU No 22/1997
GOL II. al :
Metadon,Mor
fin,Petidin,
fenazosina, tebain
87
GOL I. al. :
Opium, Kokain,
Heroin, Ganja
26
NARKOTIKA UU No 35/2009
GOL I. al. :
Opium, Kokain, Heroin, Ganja,
Katinona,Liser gid,
MDMA,Metamfe tamin,
Psilosibin, Am fetamin,
Fensiklidina
65
1/6/16
GOL II. al :
Metadon,
Morfin, Petidin.
Oksikodon,
fenazosina,
tebain
86
Fattyawan Kintono Sp.KJ.Dr.
AMFETAMIN
Simpatomimatik, stimulansia.
Amfetamin klasik D-Amf.Metamfet. Metilfenidat bekerja
utama di sistem DA-ergik
Amfetamin racikan : MDMA, MMDA, MDEA, DOM bekerja
di sistem DA ( energi) dan 5HT ( halusinogen)
Intoks. Amfet. Mirip intoks. Kokain (DSM III & IV)
Perilaku maladaptif berupa euforia, tegang,kewaspadaan
ber>>, kecemasan kemarahan, segera/ selama pemakaian
Takikardi, bradikardi, dilatasi pupil, hiper/hipotensi,
keringat> menggigil, mual muntah, agitasi/retard
psikomotor, aritmia, kejang sampai koma
1/6/16
116
AMFETAMIN
Putus Amfetamin : mood disforik, kecemasan, gemetar,
depresi disertai ide bunuh diri
Fisiologis : kelelahan, insomnia/hipersomnia, nafsu makan
meningkat, mimpi menakutkan, agitasi.retardasi psikomotor
1/6/16
117
Intoksikasi Amfetamin
Berkeringat dan kedinginan,
Mulut kering, rasa metalik,
Dilatasi pupil
Pusing, kejang, diskinesia, distonia,
Takikardia, bradikardia , Aritmia,
Tekanan darah naik/turun
Bila OD, dpt terjadi kejang, depresi pernapasan, koma dan
kematian.
Euforia sampai manik atau campuran
Kewaspadaan berlebih
Kecemasan, ketegangan atau kemarahan
Ggg fungsi sosial atau pekerjaan.
1/6/16
118
Putus Amfetamin
Keletihan /fatigue
Tidur berlebihan
Kelaparan yang hebat
Insomnia dan hipersomnia
Reaksi kecemasan
Depresi
Agitasi psikomotor
Craving
1/6/16
119
Penatalaksanaan
Intoksikasi Amfetamin
Tempatkan Px di ruang tenang, Hindarkan dari stimulasi
berlebih
Terapi simptomatis :
Suhu tubuh meningkat, dgn selimut dingin(cooling
blankets)
Hipertensi/takikardia diberikan beta blocker/propanolol
atau klonidin
Kejang2 diberikan diazepam intravena
Agitasi beri Bz
Bila tak teratasi beri antipsikotika
Motivasi untuk ikut program rehabilitasi
1/6/16
120
Penatalaksanaan lanjutan......
Keadaan Putus Amfetamin
Pastikan adakah resiko bunuh diri
Sebaiknya rawat inap
Terapi psikofarmaka :
Agitasi berat bahkan sampai gej. Psikosis, berikan
antipsikotika
Agitasi ringan sampai sedang berikan gol. Bz
Gejala depresi berikan antidepresiva
Motivasi klien agar mau ikut program Rehabilitasi
1/6/16
121
ALKOHOL
3 gol :
gol. A; kadar etanol 1%-5% (bir),
gol. B; kadar etanol 5%-20% ( anggur/wine)
gol. C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey,
Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
1/6/16
122
ALKOHOL
Minuman dengan nama kimiawi Etil-alkohol atau etanol
Lazim disebut minuman keras contoh : Bir,Wisky, Vodka,
Brandy, Kognag, Anggur. Minuman tradisional spt Brem, Ciu,
Tuak, Arak dll
Peraturan MenKes no 86/menkesPer/IV/77 Menggolongkan
minuman beralkohol menjadi :
Gol. A : kadar etanol 1 5 % ( bir, sandy )
Gol. B : kadar etanol 5 20 % ( anggur )
Gol. C : kadar etanol 20 55 % ( Whisky, Brandy )
1/6/16
123
Intoksikasi Alkohol
Gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afektif dan
perilaku, daya nilai terggg.
Perasaan / afek emosi labil, perilaku agresif, fungsi sosial
dan pekerjaan terggg.
Intoksikasi ringan :
Euforia, cadel ( disartria ) drowsiness, nistagmus, ataksia,
hipoglikemik.
Intoksikasi berat ;
Stupor, koma, kejang, hipotermia, berhentinya pernafasan,
bradikardia, hipotensi
Intoksikasi sangat berat :
Koma dengan refleks2 negatif dan bahkan tanpa aktivitas
EEG
1/6/16
124
Putus Alkohol :
1/6/16
Fatigue
tremor
Insomnia
Delirium Tremens
Mual, muntah
berkeringat
Hipertensi
Halusinasi, Ilusi
Agitasi psikomotor
Kejang
Iritabel
Craving
Cemas, depresi
Hipokalemia/magnesia
Muka dan Konjungtiva merah
Fattyawan Kintono Sp.KJ.Dr.
125
ALKOHOL
Intoksikasi Alkohol :
Perilaku maladaptif yg berkembang selama/segera setelah
minum.
Gejala2 : cadel, inkoordinasi motorik, nistagmus, ggg.
Atensi dan daya ingat, stupor sampai koma krn depresi
pernafasan
Putus Alkohol :
Gejala2 : hiperaktiv. Otonomik (keringat, palpitasi), tremor,
insomnia,mual, muntah, hal/ilusi optik/aud./taktil, agitasi
psikomotor, kecemasan
Keadaan kronis : Kelelahan, malnutrisi, depresi dll.
1/6/16
126
Penatalaksanaan
Intoksikasi Alkohol :
1/6/16
127
Penatalaksanaan
Putus Alkohol
1/6/16
128
Sedativa - hipnotika
Termasuk Sedativa-hipnotika : Paraldehide, Kloral hidrat,
Karbamat, Metakualon, Glutetimide, Barbiturat dan Bz
Yang paling sering digunakan praktek kedokteran : gol.
Benzodiazepin (Bz) dan yang jarang : barbiturat
Bz yg tersering disalahgunakan : Alprazolam, Lorazepam
Nama jalanan : MG, BK, Rohip, Lekso, Nipam dll
Keadaan putus sed-hip merup. St keadaan gawat darurat
medik krn dapat terjadi kejang, delirium, dan kematian bila
tidak diobati , sehingga harus rawat inap
Cara pakai : oral, jarang parenteral
Mekanisme kerja :
Merupakan CNS Depresan
Bz berikatan dengan tempat spesifik reseptor GABA yang
menyebabkan aktivasi saluran iin klorida kedalam neuron.
1/6/16
129
Pemakaian Sedativa-Hipnotika :
1. dosis kecil dapat menenangkan
2. dosis besar dapat membuat orang tertidur
Sedativa dan Hipnotika
( Penenang )
bila abuse IDU Resiko HIV/AIDS dan hepatitis B & C
Ggg konsentrasi dan Ggg keterampilan berkepanjangan.
Hilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension). Nampak bahagia dan santai.
Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
Overdosis : gelisah, kendali diri turun, banyak bicara-tidak jelas,
sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan.
Kecanduan -> putus pemakaian gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah,
berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
1/6/16
130
SEDATIFHIPNOTIK (obat
penenang - obat
tidur)
Benzodiazepin
/BDZ)
Dosis mematikan/letal
tidak diketahui
Dokter memberi obat ini utk atasi kecemasan / panik serta pengaruh
tidur sebagai efek sekunder, misalnya Alprazolam/Xanax/Alviz
1/6/16
131
List of Benzodiazepines
1/6/16
Alprazolam
Bromazepam
Lexotan
Clordiazapoxide
Librium, Braxidine
Clonazepam
Rivotril, Riklona
Clorazepate
Tranxene
Diazepam
Valium, Stesolid
Estazolam
Prosom
Flunitrazepam
Rohypnol
Flurazepam
Dalmadorm
Lorazepam
Ativan, Merlopam,
Medazepam
Nobrium
Triazolam
Halcion
Nitrazepam
Mogadon, Dumolid
Clobazam
Frisium, Asabium
Zolpidem
132
Intoksikasi sedativa-Hipnotika
Bicara cadel
- Inkoordinasi
Nistagmus
- Ataksia
Konstriksi pupil
Pernafas. lambat/cepat tapi dangkal
Kulit berkeringat dan teraba dingin
Tekanan darah turun dan nadi lemah dan kecil
Afek labil
agresif
Iritabel
Ggg pemusatan Perhatian
Ggg daya ingat dan daya nilai
1/6/16
133
Putus Sedativa-Hipnotika
1/6/16
Keletihan
Mual, muntah
Takikardia / bradikardia
Tekanan darah meningkat
Anoreksia
Hipotensi Ortostatik
Hiperrefleksia
Berkeringat
Kejang
Delirium
Tremor kasar pada tangan, lidah, kelopak mata
Ansietas
Depresi
Iritabel
Halusinasi visual
Fattyawan Kintono Sp.KJ.Dr.
134
Penatalaksanaan
Intoksikasi Sedativa-Hipnotika
Tempatkan klien di tempat tenang
Periksa tanda2 vital dan fisik lainnya
Pada dasarnya terapi bersifat simptomatis dgn tujuan
mencegah tejadinya depresi pernafasan dan menjaga fungsi
CV berjalan tetap baik
Bila penggunaan oral tidak > 6 jam, bisa kumbah lambung
Kendorkan pakaian agar jalan nafas lancar, beri oksigen
dan pernafasan buatan bila perlu
Motivasi untuk ikut program rehabilitasi
1/6/16
135
Penatalaksanaan
Putus Sedativa-Hipnotika
Bila dosis pakai diketahui, tidak ada komplikasi medik
atau psikosis, dapat rawat jalan dgn penurunan dosis
perminggu
Dengan rawat inap penurunan dosis dapat dilakukan lebih
cepat
Pada ketergantungan Bz dgn dosis terapetik yg dianjurkan
pabrik selama > 1 bulan, maka detoks dgn rawat jalan,
dosis diturunkan secara bertahap dalam 4 minggu
Bila dosis ekwivalen dgn 40 mg diazepam /hari selama
lebih dari 8 bulan, maka penurunan dosis adalah 10%
setiap hari dan harus dirawat inap.
1/6/16
136
NIKOTIN
137
LSD
1/6/16
138