Professional Documents
Culture Documents
A. Kasus Posisi
Dalam kasus PHK antara Cynthia Dwi Wulan Indah melawan PT. Bangun
Mustika Inti Persada.Pada tanggal 3 Oktober 2003 Cynthia Dwi Wulan Indah
bekerja sebagai pekerja kontrak dengan jabatan Sekretaris General Manager di PT.
Permata Kemilau Persada yang merupakan pengelola gedung ITC Cipulir
Mas.Pada tanggal 27 Desember 2005 PT. Permata Kemilau Persada beralih atau
berubah status menjadi PT. Bangun Mustika Inti Persada. Kemudian Cynthia Dwi
Wulan Indah diangkat menjadi karyawan tetap pada tanggal 2 Januari 2004. Pada
tertanggal 9 Mei 2004 selain menjabat sebagai Sekretaris General Manager juga
merangkap sebagai Public Relation dan atas pengangkatan tersebut tanpa disertai
dengan penambahan gaji/upah.
Dengan kondisi kerja yang sangat tidak menentu dengan terus menerus
terjadi perubahan jabatan tersebut ditambah dengan kondisi manajemen internal
PT. Bangun Mustika Inti Persada yang tidak sehat, menyebabkan Cynthia Dwi
Wulan Indah yang tengah mengandung mengalami depresi dan sakit-sakitan,
yang pada akhirnya mengakibatkannya harus dirawat inap untuk istirahat karena
pendarahan dengan resiko-resiko abortus di Rumah Sakit Pondok Indah, namun
pada akhirnya mengalami keguguran di Rumah Sakit Puri Cinere. Atas peristiwa
keguguran tersebut PT. Bangun Mustika Inti Persada hanya memberikan ucapan
belasungkawa, tanpa memberikan hak istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan
kepada Cynthia Dwi Wulan Indah.
Tujuh belas hari setelah mengalami keguguran, PT. Bangun Mustika Inti
Persada kembali mengeluarkan Surat Keputusan kepada Cynthia Dwi Wulan
Indah berupa pengalihan tugas dari Costumer Service Supervisor menjadi
Costumer service, karena menilai Cynthia Dwi Wulan Indah tidak lolos
kualifikasi dalam masa percobaan 3 (tiga) bulan. Dimana seharusnya masa
percobaan 3 (tiga) bulan tersebut telah berakhir pada 01 Januari 2007.
Tertanggal 9 April 2007, PT. Bangun Mustika Inti Persada mengeluarkan
Surat Peringatan Pertama (SP I), dengan alasan Cynthia Dwi Wulan Indah telah
tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari berturut-turut dalam 1(satu) bulan, hal
mana Cynthia Dwi Wulan Indah tidak masuk bekerja selama 3 (tiga) hari
berturut-turut tersebut dikarenakan Cynthia Dwi Wulan Indah sakit. Tidak masuk
kerjanya Cynthia Dwi Wulan Indah selama itu selain telah diinformasikan melalui
SMS kepada Santi rekan kerja Cynthia Dwi Wulan Indah juga telah
diinformasikan sendiri oleh Cynthia Dwi Wulan Indah kepada perusaahannya
(yang sudah masuk kerja pada tanggal 12 Maret 2007).
dengan
pihak
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
diwakili oleh Bpk. Drs. Gatot S. Widagdo) mengeluarkan Surat Anjuran No.
93/ANJ/D/V/08.
Cynthia
Dwi
Wulan
Indah
menolak
anjuran
dari
gugatan
penggugat tidak
mengalami
menuju PHK, dan PHK tersebut dilakukan masih dalam tanggang waktu
berlakunya surat peringatan ketiga (terakhir), maka PHK tersebut telah sesuai
dengan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 sehingga
berdasarkan ayat (3) Penggugat hanya berhak menerima uang pesangon
sebesar 1 kali Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 kali Pasal
156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai Pasal 156 ayat (4) UndangUndang Nomor 13 tahun 2003.
C. Landasan Teori
Pasal 161 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang kian tajam, perusahaan perlu
melakukan terobosan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja karyawan.
Berbagai program pelatihan secara berkesinambungan pun perlu diselenggarakan
dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan. Namun,
bila berbagai program itu sudah dilaksanakan tetapi karyawan masih tidak dapat
meningkatkan produktivitas atau kompetensinya, perusahaan berhak memilih
alternatif yang paling tidak populer, yaitu melakukan PHK. Tentu saja, PHK
harus dilaksanakan melalui prosedur yang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Kompensasi PHK menurut UU Ketenagakerjaan terdiri dari uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak. Pekerja yang
melakukan kesalahan berat hanya diberikan uang penggantian hak yang