Professional Documents
Culture Documents
Identitas pasien
Nama Pasien
: An. D
Tanggal Lahir
: 23 April 2014
Usia
Jenis Kelamin
: 1 tahun 4 bulan
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Selabintana
Tanggal Masuk
: 12 Agustus 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 12 Agustus 2015
Ayah
Ibu
Nama
Tn. B
Ny. C
Usia
28 tahun
24 tahun
Suku Bangsa
Sunda
Sunda
Agama
Islam
Islam
Alamat
Selabintana
Selabintana
Pendidikan
SMA
SMP
Pekerjaan
Penghasilan
Wiraswasta
1 3 juta
rupiah/bulan
Keluhan tambahan
Kelopak mata kanan tidak bisa diangkat sejak 4 hari
SMRS
Demam sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Tiga orang tetangga anak tersebut juga mengalami batukbatuk pada 6 bulan lalu dan didiagnosis TBC oleh dokter.
Keadaan Lingkungan
Pasien tinggal di wilayah padat penduduk
Ventilasi rumah berjumlah 3 buah, dengan ukuran
rumah 10 x 12 m
Tiga orang tetangga pasien sudah selesai pengobatan
TBC pada bulan ini. Tempat tinggal tetangga pasien
berbeda 2 hingga 3 rumah atau dalam radius 20 m
dengan rumah pasien.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dari ibu P1A0 dengan berat badan lahir
3080 gram, panjang badan lahir 48 cm, lahir secara
spontan dan ditolong oleh bidan.
Tidak ada penyulit selama kehamilan maupun kelahiran,
tidak ada faktor resiko sepsis, dan pasien langsung
menangis sesaat setelah dilahirkan.
ANC dilakukan sebanyak 6x di puskesmas.
Ibu tidak mengonsumsi alkohol, rokok, dan NAPZA.
Riwayat Imunisasi
Riwayat Makanan
0-6
bulan
ASI eksklusif
6-12
bulan
12-16
bulan
Riwayat
makan
sesuai
dengan usia
Status Perkembangan
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut dinilai. YA
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan? YA
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab
TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. YA
4. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan mama jika memanggil/melihat ibunya? YA
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik? YA
6. Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih? YA
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali? YA
8. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau
merengek? TIDAK
9. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyunghuyung? YA
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu jari seperti pada gambar ini. YA
Pasien dapat
mengerjakan 9
dari 10 ceklis
sesuai usia 15
bulan Status
perkembangan
sesuai menurut
usia berdasarkan
KPSP.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit
sedang
Kesadaran: somnolen
GCS: E4M4V4 (12)
Tekanan Darah: 100/50 mmHg
P5: 71/39 mmHg, P50: 90/56
mmHg, P95: 109/73 mmHg
Antropometri
Lingkar Kepala: 47
cm
Head circumference
for age:
0 (-2) SD
normal
Antropometri
Berat badan: 8,2 kg
Weight for age:
0 (-2) SD
Gizi baik
Antropometri
Panjang badan: 74 cm
Length for age:
0 (-2) SD
normal
Antropometri
Weight for length:
(-1) (-2) SD
Gizi baik
Pemeriksaan fisik
Kepala: normocephali, deformitas (), ubun-ubun besar terbuka 2x1 cm
menonjol, teraba tegang.
Wajah: asimetris, kelopak mata kanan turun, kiri normal, alis kanan kesan
tidak bisa digerakkan, alis kiri normal.
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera putih, mata cekung (-/-), air mata (+/+),
refleks cahaya langsung -/-, refleks cahaya tidak langsung -/-, pupil
anisokor 5mm/4mm
Hidung: septum nasi di tengah, sekret (-/-), konka hiperemis (-/-), perdarahan
mukosa (-), nasal flare (-)
Telinga: deformitas (-/-), meatus akustikus eksternus (+/+), sekret (-/-)
Mulut: mukosa oral dan bibir kering, perdarahan gingival (-), ptekiae palatum (-),
sianosis (-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
Leher: trakea teraba di tengah, massa (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan fisik
Paru:
I: gerak napas tampak simetris, retraksi (-)
P: gerak napas teraba simetris
P: sonor pada kedua lapang paru
A:
bunyi napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
I : iktus cordis tidak terlihat
P: iktus cordis teraba di intercostal IV
A:
bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik
Abdomen:
I: tampak datar
A: bising usus (+) 4-5 kali/menit
P: supel, hepar teraba 2 cm di bawah arcus costae, undulasi (-),
defense muscular (-)
P: timpani, liver span 4 cm, shifting dullness (-)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk +, Brudzinski I -, Brudzinski II -, Kernig +/-
Tonus otot
Hipertonus pada tungkai kanan, normotonus pada ekstremitas
lain
Refleks
Refleks fisiologis: biceps ++/++, triceps ++/++, patella +++/
++, Achilles ++/++
Refleks patologis: Babinski +/-, chaddock +/-, schaeffer +/-,
Gordon +/-
Pemeriksaan fisik
Saraf kranialis
Nervus I: sulit dinilai
Nervus II: fix and follow (-)
Nervus III, IV, VI: refleks cahaya
langsung -/-, refleks cahaya
tidak langsung -/-,
pergerakan bola mata sulit
dinilai, ptosis/normal
Nervus V: sensorik wajah kesan
normal, kemampuan mengunyah
baik
Pemeriksaan Penunjang
Jenis
Hasil
Normal
Satuan
Hb
8,9
10,5 14
g/dl
Leukosit
15.400
5.000 14.500
/l
Ht
27
33 39
Eritrosit
4,9
3,8 5,2
Juta/ l
Trombosit
673.000
150.000
/l
400.000
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Assessment
Diagnosis Banding
Meningoensefalitis viral
Menigitis TB
Space occupying lesion (SOL)
Abses otak
Saran Pemeriksaan
Lumbal pungsi, pemeriksaan LCS, kultur LCS
Kultur darah
Pemeriksaan elektrolit, CRP, procalcitonin, dan
LED
CT Scan kepala dengan kontras
Foto polos thorax
Tatalaksana
Rawat dalam PICU
Pantau kesadaran dan tanda-tanda vital
IVF 2A 700 cc/24 jam
Ceftriaxone 2x300 mg IV (~73 mg/kg/hari)
Paracetamol 3 x 120 mg IV (~14,6 mg/kg/dosis)
Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Follow up
13 Agustus 2015
Ampicillin 4 x 750 mg
Colsancetine 4 x 200 mg
Tanda-tanda Vital:
Dexamethasone 4 x 1,25 mg
Furosemid 10 mg
Hb 8,9
Neurologis
Ht 28
Leukosit 15.200
Glukosa cairan 39
Trombosit 563.000
Rivalta
Ureum 14
Makroskopis
Creatinine 0,18
Volume 2 cc
Na 128
Warna jernih
K 4,0
Bekuan
Cl 90
Nonne +
Cairan LP
Pandy +
Lab
14 Agustus 2015
STQA
STQA
Rawat dalam PICU
IVF KaEN MG3 600 cc/24jam
Streptomisin 1x170 mg
Ranitidine 2x8 mg
Cek ulang SGOT SGPT elektrolit
Mantoux test
Hb 12,6
Ht 38%
Leukosit 19.000
Trombosit 551.000
SGOT 31
SGPT 12
Na 137
18 Agustus 2015
Kesadaran menurun, NGT hitam kecoklatan,
hitam
GCS: E4M4V1 (9)
STQA
Tanda-tanda Vital:
HR: 132-210 x/menit
RR: 24-28 x/menit, retraksi -, nasal flare Suhu: 36.7C 37.3C
TD: 140-181/60-100 mmHg
PF lain STQA
Anak perempuan, 16 bulan, berat badan 8,2 STQa
kg, panjang badan 72 cm, dengan:
- Meningoensefalitis + SOL
IVF KaEN MG3 700
Ampicillin stop
Ceftriaxone 1x600 mg
Streptomisin stop
cc/24 jam
()
Colsancetin stop
Ceftriaxone 1 x 500
Ampicillin 4x250 mg
mg
Manitol 3 x 5 gram
Ranitidin 2x10 mg
19 Agustus 2015
STQa
Tanda-tanda Vital:
Tanda-tanda Vital:
PF lain STQA
PF lain STQA
STQA
STQA
Hb 3,5 mg/dl
Leukosit 21.400
Ht 11%
Trombosit 71.000
Hb 2,6 mg/dl
Ht 8
Trombosit 57.000
Analisa Kasus
Meningoensefalitis
Etiologi:
Streptococcus pneumoniae
Neisseria meningitidis
Haemophilus influenza tipe b
Manifestasi klinis
Didahului demam, ISPA, dan
gejala GIT
Non spesifik demam,
anoreksia, sulit makan, iritabel,
ISPA, petekie
Spesifik iritasi meninges,
peningkatan TIK
Diagnosis
Cairan serebrospinal
analisa dan kultur
Protein meningkat
Glukosa menurun
Pleositosis
Patofisiologi
Perubahan pada pembuluh darah
dan parenkim otak vaskulitis,
thrombosis vena kortikal, dan
oklusi sinus venosus infark
cerebri
Inflamasi dari nervus kranialis
nervus optikus, oculomotor,
fasialis, dan auditori
Peningkatan tekanan intrakranial
kelumpuhan nervus
oculomotor (kompresi lobus
temporal)
Kelumpuhan nervus abducens
juga merupakan salah satu tanda
peningkatan intrakranial.
Patogenesis
Lumbal pungsi
Kontraindikasi:
(1) bukti peningkatan TIK (selain
ubun-ubun menonjol)
kelumpuhan nervus kranialis III atau VI
dengan penurunan kesadaran
Trias cushing
Kondisi
Normal
Tekana Leukosit
Protei Glukosa
(mm3)
(mg/dl)
Tekana Leukosit
Protei Glukosa
(mmH2
(mg/dl
(mmH2
O)
50-80
)
20-45
O)
<5, 75%
limfosit
(mg/d
l)
Normal
Jarang >1000
50-
Normal;
75%
viral atau
atau
sel; awal
200
dapat
glukosa
meningoense meningk
Biasany 100-10.000
akut
bakterial
meningk biasanya
500
(mg/dl)
Meningitis
Meningitis
atau lebih,
(mm3)
>50 (atau
darah)
Biasan Berkurang,
falitis
predominan
berkurang
<40 pada
(80-150)
beberapa
MN
infeksi virus,
misalnya
(atau <50%
at (100- 300-2000;
glukosa
300)
predominan
darah)
Meningitis
Normal
PMN
5-10.000;
Biasa
bakterial
atau
PMN namun
yang
meningk dapat
diobati
at
parsial
Kondisi
100-
gondongan
<50 pada
3000
sebagian
meningk
PMN, namun
at
kemudian
besar kasus;
Normal
predominan
menurun
100-
atau
limfosit
apabila tidak
500
berkurang
75-
diobati
Normal
predominan
meningk
aselular;
500
kecuali jika
sel MN pada
at 100-
predominan
pengobatan
300
limfosit; jika
Abses otak
ruptur
Tatalaksana
Vankomisin dengan dosis 60
mg/kg/dosis setiap 6 jam.
Sefalosporin generasi 3
cefotaxime (300 mg/kg/24 jam
setiap 6 jam)
ceftriaxone (100 mg/kg/24 jam
dalam 1 dosis atau 50 mg/kg/dosis
setiap 12 jam).
Dexamethasone 0,15
mg/kg/dosis setiap 6 jam
selama 2 hari dapat
diberikan pada pasien
meningitis.
Gangguan pendengaran,
gangguan kognitif, kejang
berulang, gangguan
berbahasa, dan gangguan
penglihatan.
Meningoensefalitis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Epilepsi
Kelainan otak yang
menyebabkan otak
memiliki kecenderungan
untuk menimbulkan kejang.
Diagnosis: 2 atau lebih
kejang yang tidak
diprovokasi terjadi dengan
jarak waktu lebih dari 24
jam
Anamnesis:
Pemeriksaan fisik:
Gizi baik
Pada pasien usia < 5 tahun,
pengukuran status gizi
menggunakan kurva WHO.
Kriteria gizi baik menurut
WHO adalah antropometri
dalam kisaran -2 hingga 2
SD.
Pada pasien ini:
Weight for age 0 (-2) SD
Length for age 0 (-2) SD
Weight for length -1 (-2) SD
Perkembangan
Perkembangan dikatakan
sesuai usia apabila dapat
melakukan 8-10 dari 10
ceklis yang ada.
Pasien ini dapat
melakukan 9 ceklis,
sehingga dapat dikatakan
perkembangan sesuai
usia.
Imunisasi lengkap
Pasien telah
diimunisasi
lengkap sesuai
dengan jadwal
di puskesmas.
Diagnosis Banding
Meningitis TB
<6 tahun, muncul 2-6
bulan setelah infeksi awal
oleh kuman TB, dan
disertai dengan adanya TB
milier (50% kasus)
Onset penyakit biasanya
perlahan periode waktu
3 minggu;
Dapat dipicu oleh adanya
infeksi virus, jatuh, atau
trauma kepala.
Meningitis TB
Diagnosis
Test mantoux Hasil dibaca 4872 jam
+ indurasi 10 mm.
+ indurasi 5 mm pada pasien
imunokompromis.
Meningitis TB
Abses Otak
Jarang terjadi pada anak-anak.
Faktor risiko
Abses Otak
Modalitas radiologi utama
MRI kepala.
CT scan kepala dengan
kontras pilihan kedua
CT scan kepala dengan
kontras gambaran
hipodens dikeliling cincin
yang menyangat kontras
SOL
Insiden SOL tertinggi usia <5
tahun
52 kasus/1 juta anak.
Pilocytic astrocytoma (PA) dan
medulloblastoma
SOL
Pemeriksaan penunjang
yang dianjurkan pada
pasien ini berupa MRI.
SOL
Pasien memiliki riwayat kejang
berulang sejak kecil & dan ada
keluhan defisit neurologis fokal.
Pemeriksaan fisik didapatkan
adanya ptosis, pupil anisokor,
serta lesi UMN pada tungkai
kanan.
CT scan SOL
Secara umum, SOL tidak
disertai dengan adanya
demam
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Lumbal pungsi
Menegakkan diagnosis meningitis.
Hasil pleositosis, peningkatan protein
& penurunan glukosa pada infeksi
bakteri
Kultur cairan serebrospinal bakteri
etiologi
Tidak dilakukan pada pasien ini
Kultur darah
Kultur darah harus dilakukan pada
seluruh pasien dengan suspek
meningitis (80 90% bisa mengetahui
bakteri etiologi)
Tidak dilakukan pada pasien ini
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan elektrolit, CRP,
procalcitonin, dan LED
Pasien mengalami letargi dan sulit
makan kemungkinan adanya
gangguan elektrolit pada pasien ini.
CRP, procalcitonin, dan laju endap darah
membedakan virus dan bakteri.
Bakteri peningkatan CRP,
procalcitonin, dan laju endap darah.
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos thorax
Infeksi TB pada paru-paru.
Pembesaran kelenjar getah
bening perihiler atau pretrakeal
Adanya efusi pleura
Kavitas
Gambaran milier maka dapat
dikatakan sebagai infeksi TB
aktif.
Tatalaksana
Tatalaksana
Rawat dalam PICU
Perawatan yang intensif dan
pemantauan ketat selama 24 jam
terdapat penurunan kesadaran
dan adanya defisit neurologis fokal.
Penurunan kesadaran gangguan
pernapasan
Indikasi Inflamasi atau infeksi
medulla spinalis, meninges,
atau otak dengan kelainan
neurologis, gangguan metabolik
dan hormonal, gangguan
pernapasan atau hemodinamik,
atau kemungkinan peningkatan TIK.
Tatalaksana
Ceftriaxone IV 2 x 300 mg
Antibiotik golongan Cephalosporin
generasi ke-3
Dosis: untuk meningitis, diberikan
100 mg/kgBB/24 jam dalam 1
dosis atau 50 mg/kgBB/dosis
setiap 12 jam.
Pada pasien ini 36,5
mg/kgBB/dosis dalam setiap
12 jam.
Dosis obat yang diberikan pada
pasien ini tidak mencukupi
sesuai berat badan pasien.
Paracetamol 3x120 mg IV
Pemberian paracetamol
digunakan untuk menurunkan
demam pasien. Dosis
paracetamol 10-15
mg/kgBB/dosis. Dosis ini
dapat diulang setiap 4-6 jam.
Pada kasus ini paracetamol
14,6 mg/kgBB/dosis
sesuai dengan dosis
yang dianjurkan
Prognosis
Prognosis
Quo ad vitam : dubia
ad malam
Karena dengan kondisi ini
dapat mengancam nyawa
pasien.
Quo ad sanationam :
dubia ad malam
Kemungkinan penyakit ini
untuk sembuh kecil
Kesadaran koma
TERIMAKASIH