You are on page 1of 25

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, Laporan Tahunan
Puskesmas Pauh tahun 2012 dan tahun 2013, dan wawancara dengan Kepala
Puskesmas dan para penanggung jawab program di Puskesmas. Beberapa masalah di
Puskesmas Pauh yang ditemui antara lain :
4.1.1. Terdapatnya mortalitas dan tingginya angka kejadian DBD di Puskesmas
Pauh
Berdasarkan data surveilans penyakit menular di Puskesmas Pauh pencapaian
penemuan pasien DBD dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 terdapat 31 kasus demam berdarah. Tahun 2011 terjadi peningkatan kasus
menjadi 39 kasus meningkat 8 kasus dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 terjadi
42 kasus terjadi peningkatan 3 kasus dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun
2013 dari bulan januari sampai dengan bulan mei sudah terjadi 25 kasus
4.1.2. Meningkatnya Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Puskesmas Pauh
Berdasarkan data surveilans kasus gigitan hewan penular rabies pada tahun
2012 pada wilayah kerja puskesmas Pauh sebanyak 25 kasus. Kasus yang di observasi
sebanyak 11 orang, yang mendapat vaksin sebanyak 14 orang dan gigitan hewan yang
positif rabies 4 orang.
4.1.3. Rendahnya penemuan kasus baru TB Paru BTA positif (Case Detection
Rate = CDR) di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Berdasarkan data surveilans penyakit menular di Puskesmas Pauh pencapaian
penemuan pasien baru BTA positif (CDR) tahun 2011 mencapai 16%. Sementara pada
tahun 2012, berdasarkan laporan terjadi peningkatan angka penjaringan kasus
sebanyak 37%.
4.1.4. Belum tercapainya target D/S di Puskesmas Pauh
Berdasarkan data tahun 2012 pencapaian D/S di Puskesmas Pauh tersebar 9
kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pauh, kelurahan Pisang 73,3%, kelurahan
kampung dalam 62,2%, kelurahan Limau manis 67,3%, dan kelurahan LB Bukit
22

66,6%, kelurahan piai tangah 64,8%, kelurahan cupak tangah 58,3%. Limau Manis
Selatan 56,1%, koto luar 55,7%, kapalo koto 50,1%. Sedangkan target yang harus
dicapai adalah 70%.
4.1.5. Belum terlaksananya POSBINDU di wilayah kerja Puskesmas Pauh
Berdasarkan data peran serta kesehatan masyarakat dalam program Promosi
Kesehatan Puskesmas Pauh 2012, belum ada satupun POSBINDU yang terlaksana di
9 kelurahan, dari target 9 POSBINDU total , 1 untuk masing-masing kelurahan. Jadi
angka kesenjangannya 100 %.
4.2

Prioritas Masalah
Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak

memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu


dilakukan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.Dalam hal ini teknik
yang kami gunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of
action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.
Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut:
-

Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan


Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

Intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah

Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup murah
Nilai 4 : murah
23

Nilai 5 : sangat murah


-

Kemungkinan meningkatkan mutu


Nilai 1 : sangat rendah
Nilai 2 : rendah
Nilai 3 : cukup sedang
Nilai 4 : tinggi
Nilai 5 : sangat tinggi

Tabel 4.1. Prioritas Masalah


Kriteria

Urgensi

Terdapatnya mortalitas dan


tingginya angka kejadian DBD 5
di Puskesmas Pauh
Meningkatnya Kasus Gigitan
Hewan Penular Rabies di 3
Puskesmas Pauh
Rendahnya penemuan kasus
baru TB Paru BTA positif
(Case Detection Rate = CDR) 4
di wilayah kerja Puskesmas
Pauh
Belum tercapainya target D/S 4
di Puskesmas Pauh
Belum
terlaksananya
POSBINDU di wilayah kerja 4
Puskesmas Pauh

Intervens

Biaya Mutu

Total

Rank

18

13

IV

16

III

17

II

13

24

4.3 Analisis Sebab Akibat Masalah


Berdasarkan penilaian prioritas di atas, kami menganggap perlunya
identifikasi, analisis, dan upaya pemecahan peningkatan kasus DBD di wilayah
puskesmas Pauh.
Tabel 4.2Angka kasus demam DBD tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7

Wilayah
Pisang
Kp.dalam
L.manis
Lb.Bukit
P.tangah
Cp.tangah
L.M

Jan
0
0
0
0
0
0
0

Feb
2
2
1
0
0
1
1

Maret
0
0
0
0
0
0
0

April
0
0
1
0
0
0
0

Mei
0
0
1
0
0
0

Jun
0
0
0
0
0
0
0

Jul
0
2
0
1
1
0
0

Agsts
1
1
0
0
1
0
0

Sept
0
0
0
0
0
0
0

Okt
0
0
0
0
0
0
0

Nov
0
0
0
0
0
0
0

Des
0
1
0
0
1
0
1

Jmlh
3
6
2
2
3
1
2

8
9

selatan
Kap.Koto
Koto Luar
Puskesmas

1
2
0

2
0
7

0
0
2

0
0
2

0
0
6

2
0
0

3
1
1

2
0
1

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
1
0

10
2
18

De
s
0
2
0
0
0
1
0

Jmlh

Sumber : Laporan Surveilans tahun 2010


Keterangan :

Dari 18 kasus demam DBD yang dilakukan penyelidikan epidemiologi yang


positif menderita DBD dengan trombosit dibawah 100.000 adalah 8 orang.

Dari 8 orang yang menderita DBD, 2 orang diantaranya meninggal. Satu orang
di kelurahan kapalo koto, satu orang lagi di kampung dalam

Dilakukan pemeriksaan jentik berkala pada 400 rumah didapatkan Angka


Bebas Jentik ( ABJ) 70%

Tindakan dari puskesmas adalah pemberian bubuk abate pada 120 KK

Fogging fokus dilaksanakan satu kali di kelurahan kapalo koto dan kelurahan
kampung dalam

N
o
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 4.3Tabel Angka kasus demam DBD tahun 2011


Wilayah
Ja Fe Mare Apri Me Ju Ju
n
b
t
l
i
n
l
Pisang
0
0
1
1
0
0
0
Kp.dalam 0
1
0
0
0
0
0
L.manis
0
1
0
1
0
0
0
Lb.Bukit
0
0
0
0
1
0
1
P.tangah
0
0
0
0
0
1
1
Cp.tangah 0
0
0
0
0
2
0
L.M
0
0
0
0
0
0
3
selatan

Agst
s
2
0
1
0
2
1
0

Sep
t
0
0
0
0
0
1
0

Ok
t
0
0
0
0
0
0
0

No
v
0
0
0
0
0
0
0

25

4
3
3
2
4
5
3

8
9

Kt.Luar
1
1
0
0
Kap.Koto 0
2
1
0
Puskesma 0
7
2
2
s
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2011

0
0
6

1
0
0

3
1
2

2
3
1

0
0
0

0
0
0

0
0
0

1
0
0

8
7
19

Keterangan :

Dari 60 kasus demam DBD yang dilakukan penyelidikan epidemiologi yang


positif menderita DBD dengan trombosit dibawah 100.000 adalah 16 orang.

Dari 16 orang yang menderita DBD tidak ada yang meninggal

Dilakukan pemeriksaan jentik berkala pada 400 rumah didapatkan Angka


Bebas Jentik ( ABJ) 45%

Tidak dilakukan pembagian bubuk abate pada KK yang jentik nyamuknya


positif

Fogging fokus dilakukan 1 kali di masing-masing kelurahan yang positif kasus


DBDnya

Foging massal tidak pernah dilakukan

Tabel 4.4 Angka Kejadian Kasus Demam DBD tahun 2012


Wilayah
Ja Fe Mare Apri Me Ju Ju Agst
n
b
t
l
i
n
l
s
Pisang
0
0
0
1
0
0
0
1
Kp.dalam 0
0
0
0
2
0
0
0
L.manis
0
1
0
1
0
0
0
0
Lb.Bukit
0
2
1
0
1
0
1
0
CP.tangah 1
0
0
0
0
1
2
1
P.tangah
0
1
0
0
0
0
0
2
L.M
0
1
0
0
0
0
2
1
selatan
8
Kt.Luar
1
2
0
0
0
0
1
2
9
Kap.Koto 0
1
0
0
0
0
3
2
Puskesma 0
7
2
2
6
0
0
0
s
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2012
N
o
1
2
3
4
5
6
7

Sep
t
0
0
0
0
0
0
0

Ok
t
0
0
0
0
0
0
0

No
v
0
0
0
0
0
0
1

De
s
0
0
0
0
1
1
0

Jmlh

0
0
0

0
0
0

1
0
0

0
2
0

8
8
17

Keterangan :

Dari 36 kasus demam DBD yang dilakukan penyelidikan epidemiologi yang


positif menderita DBD dengan trombosit dibawah 100.000 adalah 3 orang.

Dari 3 orang yang menderita DBD tidak ada yang meninggal

26

2
2
2
5
6
4
5

Dilakukan pemeriksaan jentik berkala pada 400 rumah didapatkan Angka


Bebas Jentik ( ABJ) 73%

Tidak dilakukan pembagian bubuk abate pada KK yang jentik nyamuknya


positif

Foging fokus telah dilakukan 3 kali di masing-masing kelurahan yang positif


kasus DBDnya

Foging massal dilakukan 1 kali di keempat kelurahan di wilayah kerja


Puskesmas Pauh

N
o
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 4.5 Angka kejadian DBD tahun 2013


Wilayah
Ja Fe Mare Apri Me
n
b
t
l
i
Pisang
0
1
0
0
1
Kp.dalam
0
2
0
0
0
L.manis
0
1
1
0
1
Lb.Bukit
1
0
0
0
0
P. tangah
0
3
0
0
0
Cp.tangah
1
0
0
0
2
L.M.selata 0
2
0
0
0

n
8
Kap.Koto
1
2
0
0
9
Koto Luar 0
2
0
0
Puskesmas 0
4
0
0
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2013

Ju
n

Ju
l

Agst
s

Sep
t

Ok
t

No
v

De
s

2
2
1

5
4
5

Keterangan :

Dari 5 kasus demam DBD yang dilakukan penyelidikan epidemiologi yang


positif menderita DBD dengan trombosit dibawah 100.000 adalah 3
orang.

Dari 7 orang yang menderita DBD,tidak ada yang meninggal dunia.

Dilakukan pemeriksaan jentik berkala pada 80 rumah didapatkan Angka


Bebas Jentik ( ABJ) 40%

Belum dilakukan pembagian bubuk abate pada KK yang jentiknya positif

Foging fokus telah dilakukan 1 kali di masing-masing kelurahan yang


positif kasus DBDnya

Jml
h
2
2
3
1
3
3
2

Foging massal belum dilakukan

27

Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

Grafik diatas menjelaskan tentang kasus DBD dilihat dari bulan Januari sampai
Desember mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Setiap bulan selalu
terjadi kasus, dan kasus terbanyak terjadi pada bulan-bulan di musim hujan seperti
bulan Januari, Februari, November, dan Desember.

28

Chart Title
15
12 12
10
5

5
0

6
0

6
4
1

5
0

7
4
1
0

3
1

5
1
0

7
4
3

Poin Minimum
Poin Maksimum
tahun 2012

Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2012


Berdasarkan grafik diatas terlihat keadaan poin maksimum dan minimum dari kasus

DBD setiap bulannya selama empat tahun terakhir yang dibandingkan dengan kasus
yang terjadi pada tahun 2012, terlihat pada bulan September, November, dan
Desember di tahun 2012 kasusnya melewati poin maksimum.
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

Berdasarkan peta diatas gambaran kasus DBD berdasarkan wilayah kerja Puskesmas
Pauh, dimana terlihat di setiap kelurahan setiap tahunnya selalu ada kasus DBD,
29

kelurahan Kapalo Koto merupakan jumlah kasus DBD terbanyak dibandingkan


dengan 8 kelurahan lainnya, dan baru berikutnya kelurahan Koto Luar dengan jumlah
kasus kedua terbanyak.
Tabel 4.6 Tabel Angka Kematian Akibat DBD
No Kelurahan
2010
2011
1
Pisang
0
0
2
Kampung Dalam
0
0
3
Limau manis
0
0
4
Lb.Bukit
0
0
5
Piai Tangah
0
0
6
Cp. Tangah
0
0
7
L. Manis Selatan
0
0
8
Koto Luar
1
0
9
Kapalo Koto
1
0
TOTAL
2
0
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

2012
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1

2013
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa angka kematian akibat


DBD terjadi pada tahun 2010 dan 2012. Dari data ini dapat kita simpulkan bahwa
masalah kematian akibat DBD masih belum tuntas.. Dan terjadi peningkatan kasus
DBD setiap tahun nya. Pada tahun 2013 dari januari sampai mei 2013 saja sudah
terjadi 25 kasus.

30

Tabel 4.7 Tabel pencapaian fogging focus dan Angka Bebas Jentik di PuskesmasPauh
tahun 2010-2013
No.

Tahun

Jumlah
Target
kasus positif fogging
DBD
focus

Fogging
focus yang
dilakukan
pertahun

1.
2010
31 orang
8 kali
1 kali
2.
2011
39 orang
12 kali
1 kali
3.
2012
42 orang
16 kali
3 kali
4.
2013
25 orang
7 kali
1 kali
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

Target
Angka
Bebas
Jentik
(ABJ)
95 %
95%
95%
95%

Angka Bebas
Jentik (ABJ)
pertahun

70%
45%
73%
40%

Tabel diatas menjelaskan jumlah fogging fokus yang dilakukan dibandingkan dengan
target fogging fokusnya dan juga angka bebas jentik pertahun dibandingkan dengan
target angka bebas jentik. Terlihat bahwa dari tahun ketahun fogging fokus yang
dilakukan tidak mencapai target, begitu juga dengan angka bebas jentik pertahunnya
juga tidak mencapai target.

31

Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013

Setelah melakukan observasi langsung, pengisian kuesioner, diskusi, dan


wawancara dengan petugas puskesmas, maka didapatkan beberapa penyebab masalah
meningkatnya kasus DBD dan meningkatnya kasus kematian akibat DBD di
puskesmas Pauh, yakni sebagai berikut:
Tabel 4.8 Analisis sebab akibat
32

a. Manusia
No
.

Faktor
Penyebab

1.

Masyarakat

Masalah

Tolak Ukur

Katerangan

a. Masih rendahnya
pengetahuanmasyar
akat
tentang
penyakit,
cara
penularan,
pengobatan
dan
pencegahan DBD

Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
9 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


diberikan
kuesioner,
hanya
69
%
mengetahui
tentang penyakit, cara
penularan, pengobatan
dan pencegahan DBD
sedangkan 31% nya
menjawab tidak tahu.

b. Masyarakat
di
kelurahan
belum
melaksanakan
gerakan 3 M secara
optimal
untuk
mencegah DBD

Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
4 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


diberikan
kuesioner,
hanya 62,5% yang
secara
teratur
melaksanakan gerakan
3M sedangkan 37,5%
tidak melaksanakan

c. Belum optimalnya
kinerja kader yang
berperan berperan
sebagai
jumantik
(juru
pemantau
jentik)

Wawancara
dengan
penanggung
jawab program
DBD
serta
wawancara
dengan
masyarakat
setempat.

Kader jumantik tidak


berjalan lagi sejak tahu
2010
dikarenakan
susahnya
koordinasi
dan mencari kader
untuk
pelaksanaan
program jumantik dan
kebanyakan
kader
sudah
memegang
beberapa
program
,sehingga kurang nya
keefektifitasan
peran
33

kader dalam program


jumantik.
2.

Tokoh
Masyarakat

Belum
optimalnya
peran serta RT dan
RW
dalam
menghimbau
masyarakat
untuk
melaksanakan gotong
royong
bersama
secara teratur.

Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
9 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


diberikan
kuesioner
90% mengatakan belum
berperannya
tokoh
masyarakat
dalam
menghimbau
untuk
melaksanakan gotong
royong bersama Hanya
10% responden yang
mengatakan sudah ada
peranan
dalam
menghimbau
masyarakat
untuk
berprilaku hidup bersih
dan sehat

3.

Tenaga
Kesehatan

Kurang
optimalnya - Kuesioner
peran
serta
para
yang
petugas
puskesmas
dibagikan ke
untuk
peningkatan
80 rumah di
pemberantasan jentik
4 kelurahan
nyamuk di rumah
di wilayah
warga di wilayah kerja
kerja
puskesmas Pauh
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


diberikan
kuesioner
90%
diantranya
menjawab belum ada
pemeriksaan
jentik
berkala oleh petugas
puskesmas, hanya 10%
yang menjawab pernah
dilakukan pemeriksaan
jentik berkala.

34

b. Material
No
.
1.

Faktor
Penyebab
Material

Masalah

Tolak Ukur

Katerangan

Kurangnya
pemanfaatan
media informasi
seperti
papan
informasi, poster,
pamflet,
dan
leaflet
tentang
penyakit
DBD
dan
upaya
pencegahannya
di tempat-tempat
umum.

Data Promkes
mengenai
penyuluhan
luar
gedung
yang
belum
mencapai
target.

Kurang
dimanfaatkannya
papan pengumuman baik itu
di puskesmas ataupun di
posyandu serta di tempattempat
umum
untuk
menginformasikan
kepada
masyarakat tentang penyakit
DBD,cara penularan dan
upaya pencegahannya.

Kuesioner
yang
dibagikan ke
80 rumah di 4
kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

dari 80 responden yang


diberikan kuesioner 87,5%
belum pernah mendapatkan
informasi
seperti
papan
informasi, poster, pamphlet,
dan leaflet tentang penyakit
DBD
dan
upaya
pencegahannya di tempattempat umum. Hanya 12,5%
yang pernah mendapatkannya

35

c. Metode
No Faktor
Masalah
Tolak Ukur
.
Penyebab
1.
Metode a. Belum
- Wawancaara
optimalnya
dengan
penyuluhan
pimpinan
kesehatan
puskesmas
mengenai
dan
penyakit DBD,
pemegang
cara penularan
program
dan
P2M
pencegahannya
khususnya
penyuluhan di
luar
gedung,
dimana
penyuluhan
luar
gedung
hanya terbatas
di
posyandu
dan
kantor
lurah saja.
- Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di
4 kelurahan
di wilayah
kerja
Puskesmas
Pauh

b. Kurang
berjalannya
kerjasama

Wawancaara
dengan
pimpinan

Keterangan
Belum
optimalnya
penyuluhan luar gedung
mengenai penyakit DBD,
cara
penularan
dan
pencegahannya. Dari data
bagian promkes mengenai
penyuluhan luar gedung
tahun 2012 telah dilakukan
penyuluhan sebanyak 42
kali tapi hanya terbatas
pada posyandu dan kantor
lurah sedangkan pada
tempat-tempat
umum
seperti sekolah, pasar atau
pertokoan, masjid dan
restoran belum dilakukan
penyulahan
Dari 80 responden yang
diberikan kuesioner 62,5%
mengatakan tidak pernah
mendapatkan penyuluhan
kesehatan
mengenai
penyakit
DBD,
cara
penularan
dan
pencegahannya khususnya
penyuluhan di luar gedung
dan hanya 37,5% yang
pernah.

Penanggulangan
kasus
DBD masih dilakukan
program terkait tetapi
36

lintas program puskesmas dan


antara bagian pemegang
P2M, Kesling program P2M
Promkes serta
Pembina
wilayah dalam
pencegahan
dan
penanggulang
a
penyakit
DBD.
c. Belum
optimalnya
pelaksanaan
pemeriksaan
jentik berkala
di
tiap
kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
pauh

belum terintegrasi, hal ini


dikarenakan
ketidakcocokan
dalam
menyusun jadwal

Pemeriksaan
jentik harusnya
dilaksanakan
1x3
bulan,
tetapi
tidak
terlaksana
akibat belum
optimalnya
pemeriksaan
oleh Jumatik
dan
petugas
puskesmas

Pemeriksaan Jentik Berkala


hanya dilakukan apabila
terjadi kasus DBD, selama
tahun 2012 terdapat 42
kasus DBD hanya 1 kali
dilakukan
pemeriksaan
jentik berkala.

Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


diberikan kuesioner 90%
tidak pernah dilakukan
pemeriksaan jentik berkala,
sedangkan yang pernah
dilakukan hanya 10%.

37

d. Belum
optimalnya
program
foging
dan
sasaran
program
foging untuk
pencegahan
penyakit DBD

e. Belum
optimalnya
pelaksanaan
gotong royong
bersama untuk
membersihkan
lingkungan
sekitar rumah
warga
di
wilayah kerja
Puskesmas

Dari
wawancara
dengan
pimpinan
puskesmas

Fogging fokus idealnya


dilakukan setiap ada kasus
DBD, dari 7 kasus DBD
baru 1 kali dilakukan
fogging
fokus.
Ini
dikarenakan keterbatasan
alat dan dana

Wawancara
yang dilakukan
kepada
masyarakat
didapatkan
bahwa program
fogging belum
terlaksana
secara optimal

Program fogging fokus


yang dilakukan setelah
terjadi kasus tidak efektif
dan efisien, dibuktikan
dengan wawancara ke
rumah
pasien
yang
menderita DBD, tidak
efektifnya
dikarenakan
fogging hanya terbatas
pada teras rumah

Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
.

Dari 80 responden yang


diberikan kuesioner yang
pernah dilakukan fogging
hanya 62,5% sedangkan
yang
tidak
pernah
dilakukan fogging 37,5%.

Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh

Dari 80 responden yang


mendapatkan
kuesioner
hanya 22,5% yang pernah
melakukan gotong royong
bersama sedangkan yang
tidak pernah dilakukan
gotong royong bersama
77,5%.

38

Pauh

d. Lingkungan
No
1.

Faktor
Penyebab
Lingkungan

Masalah

Tolak
Ukur
Lingkungan
Observas
kurang bersih i
dan tidak sehat Lapangan

Keterangan
Dari 9 kelurahan yang dilakukan
survey daerah kelurahan kapalo
koto dinilai tidak sehat dibuktikan
dengan
hasil observasi lapangan tidak
ditemukan tempat pembuangan
sampah rumah tangga yang
dikelola dengan baik, sampah
hanya ditumpuk disuatu tempat
dan tidak dilakukan pengolahan
sampah, dan dari beberapa rumah
yang dikunjungi, didapatkan
saluran pembuangan limbah
rumah tangga tidak tertutup dan
salurannya tergenang

Gambar 4.1 Pengelolaan sampah yang tidak optimal

39

Gambar 4.2 Pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan
baik

40

Gambar 4.1 Diagram Ischikawa


Tingginya angka kasus DBD di Puskesmas Pauh tahun 2012
Manusia
Masyarakat

Masih rendahnya pengetahuanmasyarakat tentang penyakit,


cara penularan, pengobatan dan pencegahan DBD
Masyarakat di kelurahan belum melaksanakan gerakan 3 M
secara optimal untuk mencegah DBD
Tidak adanya berjalan program jumantik (juru pemantau
jentik)
Tokoh Masyarakat
Belum optimalnya peran serta RT dan RW dalam
menghimbau masyarakat untuk melaksanakan gotong
royong bersama secara teratur.
Tenaga Kesehatan
Kurang optimalnya peran serta para petugas puskesmas
untuk peningkatan pemberantasan jentik nyamuk di rumah
warga di wilayah kerja puskesmas Pauh

Metode
Belum optimalnya penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit DBD, cara penularan dan pencegahannya
khususnya penyuluhan di luar gedung, dimana
penyuluhan luar gedung hanya terbatas di posyandu dan
kantor lurah saja.
Kurang berjalannya kerjasama lintas program antara ,
bagian P2M, Kesling Promkes serta Pembina wilayah
dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan pemeriksaan jentik
berkala di tiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Pauh
Tidak optimalnya program foging dan sasaran program
foging untuk pencegahan penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan gotong royong bersama
untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah warga di

Tingginya angka kasus DBD


di Puskesmas Pauh Tahun
2012
Material
Kurangnya pemanfaatan media informasi seperti
papan informasi, poster, pamflet, dan leaflet tentang
penyakit DBD dan upaya pencegahannya di
tempat-tempat umum.

Lingkungan
Banyaknya air tergenang.
Pengolahan sampah yang tidak optimal
Pengolahan limbah rumah tangga yang tidak terkelola
dengan baik.
41

4.4

Alternatif Pemecahan Masalah

4.4.1 Manusia
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja PuskesmasPauh
tentang penyakit DBD, cara penularan dan pencegahannya dengan gerakan 3M+.
Pelaksana

: Pemegang program Promkes, Dokter Muda IKM

Sasaran

: Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh

Waktu dan Tempat

-23 juni 2013 di Mesjid RayaKel. Kapalo Koto


-30 juni 2013 di Mesjid Raya Kelurahan Kp duri
-7 Juli 2013 di Mesjid Raya kelurahan koto luar
-12 juli 2013 di Mesjid RayaKelurahan Lumbung bukit
- 19 juli 2013 di Mesjid Raya Kelurahan Limau Manis
- 26 Juli 2013 di Mesjid Raya Kelurahan cupak Tangah
- 3 agus 2013 di Mesjid Raya kelurahan Binuang
- 10 Agus 2013 di Mesjid Raya Kelurahan parak pisang
- 17 Agus 2013 di Mesjid Raya Kelurahan Limau Manis Selatan
Target

: Menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD, cara


penularan dan pencegahan DBD dengan gerakan 3M+, seperti :
mengubur barang-barang bekas, menutup tempat penampungan air
dan menguras bak mandi secara teratur disertai dengan memakai
lotion anti nyamuk

Pelaksanaan : Penyuluhan interaktif dengan masyarakat


b. Mengaktifkan Kembali program Jumantik
Pelaksana

: Kepala Puskesmas

Pelaksanaan :Rapat bersama JUMANTIK dan petugas puskesmas mengenai


pembentukan JUMANTIK dan penentuan tugas untuk para kader
Sasaran

: JUMANTIK dan Petugas Puskesmas

Waktu

: Bulan Juni 2013.


57

Tempat

Puskesmas.

Target

Optimalnya peran JUMANTIK dan Petugas Puskesmas dalam

pemeriksaan jentik berkala


4.4.2 Material
a. Penyebaran leaflet dan penempelan poster mengenai penyakit DBD,cara
penularan dan cara pencegahan di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Pelaksana

: Petugas Promosi Kesehatan, petugas kesling, P2M, pembina


wilayah dan kader

Sasaran

: Masyarakat di wilayahkerja puskesmas Pauh.

Waktu

: 23 juni 2013 30 agus 2013

Tempat

:Puskesmas, Posyandu, Kantor Lurah, Sekolah, Masjid,

Rumah

Makan,
Target

:
-

Minimal tertempel poster di 4 tempat strategis pada masing-masing


kelurahan, misalnya : Posyandu,Kantor Lurah, Sekolah,Masjid,
Rumah Makan

Minimal tersebar 20 lembar leaflet tiap penyuluhan.

Pelaksanaan :

Penyebaran leaflet sewaktupenyuluhan di Mesjid dan

penyebaran leaflet pada pengunjung

Puskesmas. Penempelan poster di

puskesmas dan tempat-tempat umum lainnya


4.4.3

Metode

a. Menyusun jadwal bersama antara pemegang program kesling,P2M dalam upaya


untuk meningkatkan kerjasama lintas program
Pelaksana

: Pimpinan Puskesmas

Waktu

: 1 x3 bulan

Sasaran

: Pemegang program PromKes, Kesling, P2M

Target

: berjalannya fungsi masing-masing program dan Meningkatkan


kerjasama lintas program terutama promkes, kesling, P2M dan

58

pembina wilayah untuk dapat turun bersama-sama ketika


ditemukannya kasus DBD yang baru.
Pelaksanaan

: Rapat pertama tanggal 16 juni 2013


Pengaturan jadwal ( Time Schedule)

b. Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat (Lurah, ketua RT, ketua RW)
wilayah kerja Puskesmas Pauh untuk menghimbau warganya agar melaksanakan
program 3M.
Pelaksana

: Kepala Puskesmas, Pemegang Program Promkes,Kesling, P2M


DBD, Pembina wilayah, Lurah, Ketua RT dan Ketua RW setempat.

Sasaran

: Lurah, Ketua RT dan Ketua RW di Kel. Lb Bukit,kel. Piai Tangah,


kel.Cp Tangah, Kel.Limau Manis. Kel Limau Manis Selatan,
kel.Koto Luar, Kel Kapalo Koto, Kel Pisang, Kel Kampung Dalam
Waktu : 20 juni 2013

Tempat

: Puskesmas Pauh

Target

:-Memberikan pemahaman kepada tokoh masyarakat tentang


pentingnya pelaksanaan program 3M untuk pencegahan penyakit
DBD
-Menghimbau tokoh masyarakat (Lurah, Ketua RT, ketua RW) untuk
berperan serta aktif dalam menggerakkan warganya untuk
melaksanakan program 3M

Pelaksanaan

: Rapat pada tanggal 30 juni 2013 membahas peran serta tokoh


masyarakat (lurah,ketua RT, ketua RW) untuk berperan serta aktif
dalam menggerakkan warganya untuk pelaksanaan program 3M

c. Pemeriksaan Jentik Berkala di wilayah kerja Puskesmas Pauh diikuti dengan


pemberian bubuk abate
Pelaksana

: Juru pemantau jentik (JUMANTIK), Petugas Puskesmas, dan


masyarakat

59

Sasaran

: Tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat penampungan


air) yang ada di dalam rumah seperti : WC, vas bunga, di lubanglubang pohon, pagar bambu dan lain-lain

Waktu

: 1 x 3 bulan

Target

Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan


perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi

Petugas dapat cepat tanggap dengan lingkungan yang berpotensi terjadinya


penyakit menular dengan vector nyamuk terutama DBD, sehingga dapat
dilakukakan tindak lanjut penanganan segera untuk mengurangi angka
kejadian.

Pelaksanaan

: Pemeriksaan Jentik Berkala tiap 3 bulan,


Pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 25 juni 2013 di tiap
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pauh diikuti dengan
pembagian bubuk abate.

d. Bekerjasama dengan pihak DKK untuk melakukan fogging focus di Kelurahan


Kapalo Koto dan kelurahan cupak tangah
Pelaksana

: DKK

Waktu
Sasaran
Target

: 28 juni 2013 5 juli 2013


: Rumah penderita DBD sampai radius 1 RW per 400 rumah
: Memutus mata rantai penularan dan membunuh nyamuk dewasa
yang telah terinfeksi

e. Pelaksanaan

: Fogging focus di kelurahan Kelurahan kapalo koto dan kelurahan

cupak tangah
4.4.4 Lingkungan
a. Melakukan gotong royong rutin di lingkungan kelurahan
Pelaksana

: Pembina wilayah dan pihak kelurahan, RT/RW setempat

Sasaran

: lingkungan kelurahan

Waktu

: 1 x seminggu

Tempat: lingkungan kelurahan


Target

: terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat


60

Pelaksanaan

: gotong royong rutin, penanaman TOGA dan TODAGA

61

You might also like