Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, Laporan Tahunan
Puskesmas Pauh tahun 2012 dan tahun 2013, dan wawancara dengan Kepala
Puskesmas dan para penanggung jawab program di Puskesmas. Beberapa masalah di
Puskesmas Pauh yang ditemui antara lain :
4.1.1. Terdapatnya mortalitas dan tingginya angka kejadian DBD di Puskesmas
Pauh
Berdasarkan data surveilans penyakit menular di Puskesmas Pauh pencapaian
penemuan pasien DBD dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 terdapat 31 kasus demam berdarah. Tahun 2011 terjadi peningkatan kasus
menjadi 39 kasus meningkat 8 kasus dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 terjadi
42 kasus terjadi peningkatan 3 kasus dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun
2013 dari bulan januari sampai dengan bulan mei sudah terjadi 25 kasus
4.1.2. Meningkatnya Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Puskesmas Pauh
Berdasarkan data surveilans kasus gigitan hewan penular rabies pada tahun
2012 pada wilayah kerja puskesmas Pauh sebanyak 25 kasus. Kasus yang di observasi
sebanyak 11 orang, yang mendapat vaksin sebanyak 14 orang dan gigitan hewan yang
positif rabies 4 orang.
4.1.3. Rendahnya penemuan kasus baru TB Paru BTA positif (Case Detection
Rate = CDR) di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Berdasarkan data surveilans penyakit menular di Puskesmas Pauh pencapaian
penemuan pasien baru BTA positif (CDR) tahun 2011 mencapai 16%. Sementara pada
tahun 2012, berdasarkan laporan terjadi peningkatan angka penjaringan kasus
sebanyak 37%.
4.1.4. Belum tercapainya target D/S di Puskesmas Pauh
Berdasarkan data tahun 2012 pencapaian D/S di Puskesmas Pauh tersebar 9
kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pauh, kelurahan Pisang 73,3%, kelurahan
kampung dalam 62,2%, kelurahan Limau manis 67,3%, dan kelurahan LB Bukit
22
66,6%, kelurahan piai tangah 64,8%, kelurahan cupak tangah 58,3%. Limau Manis
Selatan 56,1%, koto luar 55,7%, kapalo koto 50,1%. Sedangkan target yang harus
dicapai adalah 70%.
4.1.5. Belum terlaksananya POSBINDU di wilayah kerja Puskesmas Pauh
Berdasarkan data peran serta kesehatan masyarakat dalam program Promosi
Kesehatan Puskesmas Pauh 2012, belum ada satupun POSBINDU yang terlaksana di
9 kelurahan, dari target 9 POSBINDU total , 1 untuk masing-masing kelurahan. Jadi
angka kesenjangannya 100 %.
4.2
Prioritas Masalah
Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak
Intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah
Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup murah
Nilai 4 : murah
23
Urgensi
Intervens
Biaya Mutu
Total
Rank
18
13
IV
16
III
17
II
13
24
Wilayah
Pisang
Kp.dalam
L.manis
Lb.Bukit
P.tangah
Cp.tangah
L.M
Jan
0
0
0
0
0
0
0
Feb
2
2
1
0
0
1
1
Maret
0
0
0
0
0
0
0
April
0
0
1
0
0
0
0
Mei
0
0
1
0
0
0
Jun
0
0
0
0
0
0
0
Jul
0
2
0
1
1
0
0
Agsts
1
1
0
0
1
0
0
Sept
0
0
0
0
0
0
0
Okt
0
0
0
0
0
0
0
Nov
0
0
0
0
0
0
0
Des
0
1
0
0
1
0
1
Jmlh
3
6
2
2
3
1
2
8
9
selatan
Kap.Koto
Koto Luar
Puskesmas
1
2
0
2
0
7
0
0
2
0
0
2
0
0
6
2
0
0
3
1
1
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
10
2
18
De
s
0
2
0
0
0
1
0
Jmlh
Dari 8 orang yang menderita DBD, 2 orang diantaranya meninggal. Satu orang
di kelurahan kapalo koto, satu orang lagi di kampung dalam
Fogging fokus dilaksanakan satu kali di kelurahan kapalo koto dan kelurahan
kampung dalam
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Agst
s
2
0
1
0
2
1
0
Sep
t
0
0
0
0
0
1
0
Ok
t
0
0
0
0
0
0
0
No
v
0
0
0
0
0
0
0
25
4
3
3
2
4
5
3
8
9
Kt.Luar
1
1
0
0
Kap.Koto 0
2
1
0
Puskesma 0
7
2
2
s
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2011
0
0
6
1
0
0
3
1
2
2
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
8
7
19
Keterangan :
Sep
t
0
0
0
0
0
0
0
Ok
t
0
0
0
0
0
0
0
No
v
0
0
0
0
0
0
1
De
s
0
0
0
0
1
1
0
Jmlh
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
8
8
17
Keterangan :
26
2
2
2
5
6
4
5
N
o
1
2
3
4
5
6
7
n
8
Kap.Koto
1
2
0
0
9
Koto Luar 0
2
0
0
Puskesmas 0
4
0
0
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2013
Ju
n
Ju
l
Agst
s
Sep
t
Ok
t
No
v
De
s
2
2
1
5
4
5
Keterangan :
Jml
h
2
2
3
1
3
3
2
27
Grafik diatas menjelaskan tentang kasus DBD dilihat dari bulan Januari sampai
Desember mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Setiap bulan selalu
terjadi kasus, dan kasus terbanyak terjadi pada bulan-bulan di musim hujan seperti
bulan Januari, Februari, November, dan Desember.
28
Chart Title
15
12 12
10
5
5
0
6
0
6
4
1
5
0
7
4
1
0
3
1
5
1
0
7
4
3
Poin Minimum
Poin Maksimum
tahun 2012
DBD setiap bulannya selama empat tahun terakhir yang dibandingkan dengan kasus
yang terjadi pada tahun 2012, terlihat pada bulan September, November, dan
Desember di tahun 2012 kasusnya melewati poin maksimum.
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013
Berdasarkan peta diatas gambaran kasus DBD berdasarkan wilayah kerja Puskesmas
Pauh, dimana terlihat di setiap kelurahan setiap tahunnya selalu ada kasus DBD,
29
2012
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2013
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
Tabel 4.7 Tabel pencapaian fogging focus dan Angka Bebas Jentik di PuskesmasPauh
tahun 2010-2013
No.
Tahun
Jumlah
Target
kasus positif fogging
DBD
focus
Fogging
focus yang
dilakukan
pertahun
1.
2010
31 orang
8 kali
1 kali
2.
2011
39 orang
12 kali
1 kali
3.
2012
42 orang
16 kali
3 kali
4.
2013
25 orang
7 kali
1 kali
Sumber : Laporan Surveilans Tahun 2010-2013
Target
Angka
Bebas
Jentik
(ABJ)
95 %
95%
95%
95%
Angka Bebas
Jentik (ABJ)
pertahun
70%
45%
73%
40%
Tabel diatas menjelaskan jumlah fogging fokus yang dilakukan dibandingkan dengan
target fogging fokusnya dan juga angka bebas jentik pertahun dibandingkan dengan
target angka bebas jentik. Terlihat bahwa dari tahun ketahun fogging fokus yang
dilakukan tidak mencapai target, begitu juga dengan angka bebas jentik pertahunnya
juga tidak mencapai target.
31
a. Manusia
No
.
Faktor
Penyebab
1.
Masyarakat
Masalah
Tolak Ukur
Katerangan
a. Masih rendahnya
pengetahuanmasyar
akat
tentang
penyakit,
cara
penularan,
pengobatan
dan
pencegahan DBD
Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
9 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
b. Masyarakat
di
kelurahan
belum
melaksanakan
gerakan 3 M secara
optimal
untuk
mencegah DBD
Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
4 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
c. Belum optimalnya
kinerja kader yang
berperan berperan
sebagai
jumantik
(juru
pemantau
jentik)
Wawancara
dengan
penanggung
jawab program
DBD
serta
wawancara
dengan
masyarakat
setempat.
Tokoh
Masyarakat
Belum
optimalnya
peran serta RT dan
RW
dalam
menghimbau
masyarakat
untuk
melaksanakan gotong
royong
bersama
secara teratur.
Kuesioner
yang dibagikan
ke 80 rumah di
9 kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
3.
Tenaga
Kesehatan
Kurang
optimalnya - Kuesioner
peran
serta
para
yang
petugas
puskesmas
dibagikan ke
untuk
peningkatan
80 rumah di
pemberantasan jentik
4 kelurahan
nyamuk di rumah
di wilayah
warga di wilayah kerja
kerja
puskesmas Pauh
Puskesmas
Pauh
34
b. Material
No
.
1.
Faktor
Penyebab
Material
Masalah
Tolak Ukur
Katerangan
Kurangnya
pemanfaatan
media informasi
seperti
papan
informasi, poster,
pamflet,
dan
leaflet
tentang
penyakit
DBD
dan
upaya
pencegahannya
di tempat-tempat
umum.
Data Promkes
mengenai
penyuluhan
luar
gedung
yang
belum
mencapai
target.
Kurang
dimanfaatkannya
papan pengumuman baik itu
di puskesmas ataupun di
posyandu serta di tempattempat
umum
untuk
menginformasikan
kepada
masyarakat tentang penyakit
DBD,cara penularan dan
upaya pencegahannya.
Kuesioner
yang
dibagikan ke
80 rumah di 4
kelurahan di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
35
c. Metode
No Faktor
Masalah
Tolak Ukur
.
Penyebab
1.
Metode a. Belum
- Wawancaara
optimalnya
dengan
penyuluhan
pimpinan
kesehatan
puskesmas
mengenai
dan
penyakit DBD,
pemegang
cara penularan
program
dan
P2M
pencegahannya
khususnya
penyuluhan di
luar
gedung,
dimana
penyuluhan
luar
gedung
hanya terbatas
di
posyandu
dan
kantor
lurah saja.
- Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di
4 kelurahan
di wilayah
kerja
Puskesmas
Pauh
b. Kurang
berjalannya
kerjasama
Wawancaara
dengan
pimpinan
Keterangan
Belum
optimalnya
penyuluhan luar gedung
mengenai penyakit DBD,
cara
penularan
dan
pencegahannya. Dari data
bagian promkes mengenai
penyuluhan luar gedung
tahun 2012 telah dilakukan
penyuluhan sebanyak 42
kali tapi hanya terbatas
pada posyandu dan kantor
lurah sedangkan pada
tempat-tempat
umum
seperti sekolah, pasar atau
pertokoan, masjid dan
restoran belum dilakukan
penyulahan
Dari 80 responden yang
diberikan kuesioner 62,5%
mengatakan tidak pernah
mendapatkan penyuluhan
kesehatan
mengenai
penyakit
DBD,
cara
penularan
dan
pencegahannya khususnya
penyuluhan di luar gedung
dan hanya 37,5% yang
pernah.
Penanggulangan
kasus
DBD masih dilakukan
program terkait tetapi
36
Pemeriksaan
jentik harusnya
dilaksanakan
1x3
bulan,
tetapi
tidak
terlaksana
akibat belum
optimalnya
pemeriksaan
oleh Jumatik
dan
petugas
puskesmas
Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
37
d. Belum
optimalnya
program
foging
dan
sasaran
program
foging untuk
pencegahan
penyakit DBD
e. Belum
optimalnya
pelaksanaan
gotong royong
bersama untuk
membersihkan
lingkungan
sekitar rumah
warga
di
wilayah kerja
Puskesmas
Dari
wawancara
dengan
pimpinan
puskesmas
Wawancara
yang dilakukan
kepada
masyarakat
didapatkan
bahwa program
fogging belum
terlaksana
secara optimal
Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
.
Kuesioner yang
dibagikan ke
80 rumah di 9
kelurahan
di
wilayah kerja
Puskesmas
Pauh
38
Pauh
d. Lingkungan
No
1.
Faktor
Penyebab
Lingkungan
Masalah
Tolak
Ukur
Lingkungan
Observas
kurang bersih i
dan tidak sehat Lapangan
Keterangan
Dari 9 kelurahan yang dilakukan
survey daerah kelurahan kapalo
koto dinilai tidak sehat dibuktikan
dengan
hasil observasi lapangan tidak
ditemukan tempat pembuangan
sampah rumah tangga yang
dikelola dengan baik, sampah
hanya ditumpuk disuatu tempat
dan tidak dilakukan pengolahan
sampah, dan dari beberapa rumah
yang dikunjungi, didapatkan
saluran pembuangan limbah
rumah tangga tidak tertutup dan
salurannya tergenang
39
Gambar 4.2 Pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan
baik
40
Metode
Belum optimalnya penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit DBD, cara penularan dan pencegahannya
khususnya penyuluhan di luar gedung, dimana
penyuluhan luar gedung hanya terbatas di posyandu dan
kantor lurah saja.
Kurang berjalannya kerjasama lintas program antara ,
bagian P2M, Kesling Promkes serta Pembina wilayah
dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan pemeriksaan jentik
berkala di tiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Pauh
Tidak optimalnya program foging dan sasaran program
foging untuk pencegahan penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan gotong royong bersama
untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah warga di
Lingkungan
Banyaknya air tergenang.
Pengolahan sampah yang tidak optimal
Pengolahan limbah rumah tangga yang tidak terkelola
dengan baik.
41
4.4
4.4.1 Manusia
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja PuskesmasPauh
tentang penyakit DBD, cara penularan dan pencegahannya dengan gerakan 3M+.
Pelaksana
Sasaran
: Kepala Puskesmas
Waktu
Tempat
Puskesmas.
Target
Sasaran
Waktu
Tempat
Rumah
Makan,
Target
:
-
Pelaksanaan :
Metode
: Pimpinan Puskesmas
Waktu
: 1 x3 bulan
Sasaran
Target
58
b. Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat (Lurah, ketua RT, ketua RW)
wilayah kerja Puskesmas Pauh untuk menghimbau warganya agar melaksanakan
program 3M.
Pelaksana
Sasaran
Tempat
: Puskesmas Pauh
Target
Pelaksanaan
59
Sasaran
Waktu
: 1 x 3 bulan
Target
Pelaksanaan
: DKK
Waktu
Sasaran
Target
e. Pelaksanaan
cupak tangah
4.4.4 Lingkungan
a. Melakukan gotong royong rutin di lingkungan kelurahan
Pelaksana
Sasaran
: lingkungan kelurahan
Waktu
: 1 x seminggu
Pelaksanaan
61