You are on page 1of 11

SKIZOFRENIA KATATONIK

A. Definisi
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat, ditandai dengan gejalagejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan
persepsi, gejala-gejala negative seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan)
berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaran, afek yang datar, serta
terganggunya relasi personal. (straussetal, gabbard,1994)
Skizofrenia katatonik adalah gangguan psikomotor yang menonjol merupakan
gambaran esensial dan dominant dan dapat bervariasi antara kondisi ekstren seperti
hierkinesis dan stupor atau antara sifat penurut yang dipaksakan (constrained) dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Episode kegelisahan disertai kekerasan
(violent) mungkin merupakan gambaran skizofrenia yang mencolok. (Depkes, 1993)
Skizofrenia katatonik adalah kelainan gerakan yang mungkin timbul dalam bentuk
kekauan, gerakan yang kurang terkoordinasi serta gaya berjalan, menyeringai, sikap dan
dalam kasus ekstrem, fleksibilitas (mempertahankan posisi badan yang dibuat oleh orang
lain) dan ekprasia (mengikuti perbuatan orang lain). (Ingram Dkk,1995)
Skizofrenia katatonik adalah salah satu dari jenis gangguan skizofrenia yang
timbul secara tiba-tiba umumnya penderita memiliki riwayat bertingkah laku eksentrik
disertai kecendrungan menarik diri dari realitas. (Supraktiknya, 1995)
Kekhususan Skizofrenia katatonik antara lain :
a) Gerakan aneh
b) Muka tanpa mimik seperti topeng
c) Tingkah laku kacau / tidak terkendali
d) Ketidak bergerakan motorik
e) Negativisme yang ekstrim, bila diganti posisinya penderita menentang
f) Mutisme, (sama sekali tidak mau bicara dan komunikasi) kadang dengan menutup
mata
g) Echolalia (mengulang ucapan orang lain)
h) Echopraxia (mengikuti tingkah laku orang lain)
B. Etiologi
Tidak ada yang tahu apa penyebab skizofrenia katatonik. Namun, semakin
banyak bukti yang menunjukan bahwa skizofrenia katatonik dan bentuk-bentuk lain
skizofrenia disebabkan oleh disfungsi otak. Diperkirakan bahwa iteraksi antara genetika
dan lingkungan dapat menyebabkan disfungsi otak ini. Masalah dengan alami tertentu
1

bahan kimia yang disebut neurotransmitter otak jug adapt berkontribusi untuk skizofrenia
katatonik. Imaging studi menunjukan perbedaan dalam struktur otak orang dengan
skizofrenia, namun para peneliti belum yakin tentang pentingnya perubahan ini.
Sudut pandang teori
Teori genetik Gangguan gen menyebabkan skizofrenia atau minimal rentan
terhadap skizofrenia
Abnormalitas struktur otak Pembesaran jantung mungkin mengindikasikan
melemahnya fungsi beberapa area otak, memunculkan berkurangnya fungsi
kognitif dan emosi. Penurunan volume dan kepadatan neuron di frontal &
temporal cortex dan area limbic menyebabkan berkurangnya fungsi emosi dan
kognitif.
Komplikasi saat kelahiran Komplikasi saat lahir, terutama kurangnya oksigen saat
lahir menyebabkan kerusakan otak
Terpapar virus saat di kandungan Infeksi virus saat di kandungan merusak otak
(mis. Virus TORCH)
Teori neurotransmiter Ketidakseimbangan tingkat atau reseptor dopamine

memunculkan gejala, serotonin, GABA, dan glutamat juga turut berperan


Sudut pandang psikososial
Meskipun skizofrenia sangat terkait dengan faktor biologis, namun banyak
riset menunjukkan bahwa faktor sosial juga berperan dalam munculnya skizofrenia.
Faktor sosial ini meningkatkan resiko kambuhnya skizofrenia tetapi tidak secara
langsung menentukan kapan munculnya skizofrenia pertama kali.

Faktor resiko
Meskipun penyebab skizofrenia katatonik tidak diketahui secara pasti, para
peneliti telah mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan
resiko, mengembangkan atau memicu skizofrenia katatonik, yaitu :

Memiliki riwayat keluarga skizofrenia


Paparan virus sementara di dalam rahim
Malnutrisi sementara di dalam rahim
Stres lingkungan kehidupan
Trauma atau pelecehan selama masa kanak-kanak
Mengambil obat-obatan psikoaktif pada masa remaja

Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, skizofrenia mempengaruhi sekitar 1


persen dari populasi, tapi skizofrenia katatonik bahkan dianggap jarang, terutama di
Amerika Serikat. Skizofrenia biasanya menjadi jelas antara remaja tahun dan
pertengahan 30-an.
Komplikasi
komplikasi yang terdapat pada skizofrenia katatonik, meliputi :

Pikiran dan perilaku bunuh diri


Perilaku yang merusak diri
Kebersihan yang buruk
Depresi
Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau resep obat
Kemiskinan
Gelandangan
Penahanan
Konflik keluarga
Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah
Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan
Penyakit jantung dan paru-paru berhubungan dengan merokok

C. Tanda dan Gejala


1. Stupor Katatonik
Penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap lingkungannya, emosi
sangat dangkal. Berikut gejala yang khas yang dapat ditemui pada skizofrenia
katatonik diantaranya :
Mutisme, kadang dengan mata
Muka tanpa mimic seperti topeng
Stupor, penderita tidak bergerak sama sekali dalam waktu yang lama
Negativisme, bila diganti posisinya klien akan menantang
Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut dan

meleleh keluar, air seni dan feses ditahan


Gaduh-gelisah katatonik : terdapat hiperaktivitas motorik, tetapi tidak disertai

dengan emosi yang semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar
Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran) yang paling menonjol

adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi.


2. Gangguan afek emosi

Terjadi kedangkalan afek-emosi


3


Paramimi dan paratimi (incongriuty of affect / inadekuat)

Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan

Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik


3. Gangguan Kemauan
Terjadi kelemahan kemauan
Perilaku negativisme atas permintaan
Otomatisme : meras pikiran / perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
4. Gejala Psikomotorik
Stupor atau hiperkinesa, logorea, dan neologisme
Stereotipi
Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
Echolalia dan echopraxia
5. Autisme

D. PSIKOFISIOLOGIS
Perubahan perubahan neurotransmitter dan reseptor sel sel otak dan interaksi zat zat
neurokimia dopamine dan serotonin

Stres psikologi

Gangguan Kemauan

Gangguan Psikomotor

Negatifisme, Ambivalensi Kemauan

Stupor, Mutisme, Stereotipi

Otomatisme, Mutisme

Gejala Katalepsi

Menolak Makan & Minum

Menciderai diri

Isolasi sosial

Defisit Perawatan Diri

E. PSIKOPATOLOGIS

Faktor penyebab skizofrenia katatonik


Gangguan konsep diri

Pola asuh orang tua

Kehilangan pasangan

hidup
Perilaku kekerasan

Cemas
Status fisik dan psikis

Cemas
Resiko
mencinderai diri

Depresi
Gangguan proses fikir

Menolak makan minum Dan mandi


Isolasi sosial

Defisit perawatan diri

F. PROSES KEPERAWATAN SKIZOFRENIA KATATONIK


1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada klien
dan keluarga yang mengantarkan. Pengkajian pertam kali dilakukan secara
lengkap guna menggali informasi yamg dibutuhkan untuk melakukan tindakan
dan terapi guna kesembuhan klien. Beberapa hal yang harus dikaji dari klien
antara lain :
a. Identitas pasien, meliputi :
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
No.RM
b. Yang bertanggung jawab
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Hubungan dengan Klien
c. Alasan masuk, pertanyaan diantaranya :
Penyebab klien masuk rumah sakit
Tindakan yang sudah dilakukan beserta hasilnya
d. Usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut beserta
hasilnya.Faktor Predisposisi, diantaranya :
Frekuensi klien masuk rumah sakit
Riwayat penyakit dahulu dan keluarga
Riwayat trauma yang pernah dialami
6

Masalah keperawatan yang muncul


Pengalaman masa lampau
e. Faktor/keadaan fisik meliputi system dan system organ, diantaranya :
Pemeriksaan TTV (mengukur TD, nadi, pernapasan, suhu)
Keluhan fisik
Masalah keperawatan
Tinggi dan berat badan
f. Faktor Psikososial, meliputi
Genogram
Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga meinimal 3 generasi
Masalah keperawatan yang muncul
Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
e) Harga diri
f) Hubungan sosial
g) Spiritual
Status sosial
a) Aktifitas motorik
b) Penampilan
c) Pembicaraan
d) Afek
e) Interaksi selama wawancara
f) Persepsi
g) Tingkat kesadaran
h) Memori
i) Tingkat kosentrasi dan berhitung
j) Kemampuan penilaian
k) Daya tilik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
Makan
BAB/BAK
Istirahat dan tidur
Penggunaan obat
Mandi
Berpakaian/berhias
Aktivitas
Pemeliharaan kesehatan
2. Daftar Diagnosa
Isolasi sosial b.d tidak percaya, perkembangan ego yang lemah, afet tidak

jelas
Perubahan proses pikir b.d ketidakmampuan untuk percaya orang lain, panik,
cemas
7

Koping individu takefektif b.d metode koping tak memadai, kurang

pengetahuan
Koping individu tidak efektif b.d fungsi system keluarga berfokus pada

ansietas
Harga diri rendah b.d perubahan peran sosial
Gangguan perawatan diri b.d rasa tidak berharga dan kurangnya perhatian
terhadap dirinya sendiri

Nama
No Hari / Tgl

Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan

Rasional

Tujuan dan Kriteria Tindakan Keperawatan


Hasil

Defisit
Perawatan
Diri

TUM :
Klien dapat

Memperhatikan

Klien tidak sadar

meningkatkan minat

kebutuhan fisik dari

atau tidak respon

atau motivasi dan

klien

terhadap

mempertahankan

kebutuhannya

kebersihan diri

sendiri, sedangkan
kebutuhan fisik
yang mencukupi
akan mnambah
kemampuan klien
untuk menahan
emosional.

TUK :
Mengobservasi intake
8

Klien tidak sadar

Klien dapat

dan output klien

kebutuhan akan

mengenal tentang

makanan dan

pentingnya

minuman yang

kebersihan diri

dibutuhkannya.
Membantu klien dalam Klien akan merasa

KH :
Klien dapat
menjelaskan cara
merawat diri

memenuhi kebutuhan

nyaman, jika dia

untuk memelihara

dalam keadaan

fungsi keseharian dan

yang bersih.

personal Hygiene yang


cukup

Isolasi Sosial

Jangan mencoba

TUM :

untuk meyakinkan

Klien dapat

klien dengan kata

berinteraksi dangan

kata yang

orang lain sahingga

berlebihan

tidak terjadi

Klien akan
mengakui
dengan pujian
yang diberikan
dia akan
merasa lebih
buruk

halusinasi
Membantu klien

TUK :

memperbaikinya

Klien dapat
membina hubungan
saling percaya

supaya lebih rapi,


mandi, dll.

Dalam keadaan
yang rapid an
bersih akan
menjadikan klien
lebih percaya diri
di dalam suatu

KH :

komunitas social

Klien dapat
Memberi semangat

menyebutkan
penyebab menarik

pada klien untuk

diri

menjalin interaksi

Klien dapat

denga staf/klien
yang lain.

menyebutkan
keuntungan dan

pujian/semangat
yang tulus dan
iklas pada klien
akan menjadi
penghargaan
yang baik.

kerugian
berhubungan dengan

Suatu

Memberi perhatian

Bujukan yang

orang lain

Resiko

secara tulus dan

berlebiahn bias

tidak berlebihan

di artikan suatu
remehan oleh

TUM :

pasien.

menciderai diri Klien dapat


Anjurkan bersama klien

b.d prilaku

melanjutkan

kekerasan

sesuai dengan

tanda-tanda jengkel

sadar bahwa dia

tanggung jawab.

atau kesal yang dialami

telah menciderai

klien

diri

TUK :
Klien dapat
mengidentifikasik
an perilaku
kekerasan yang
biasa ia lakukan
KH :
Klien dapat

mendemonstrasik
an cara

Bantu klien bermain

Pasien tidak

Pasien tidak

peran sesuai dengan

bisa mengalihkan

perilaku kekerasan yang

rasa marahnya ke

bisa dilakukan

obyek lain

Membicarakan dengan

Klien merasa

klien apakah dengan

aman jika klien

cara yang klien lakukan

mengalihkan rasa

masalahnyua selesai

marahnya dengan
relaksasi

mengontrol
perilaku
kekerasan

10

DAFTAR PUSTAKA
Ingram, L.M, 1995, Catatan Kuliah Psikiatri. Edisi.6, Jakarta. EGC.
Kaplan Haroid l, MD : Benjamin J.Sadock, MD, 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya
Medika : Jalarta
Maramis, W.F. 2005, Catatan Ilmu Kedokteran Surabaya : Airlangga Univ. Press
Townsend of Care C.1996. Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care. Philadelphia.
Library of Congres.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta, Rafika Aditama

11

You might also like