You are on page 1of 8

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID

MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Erin Sebayang1 dan Rudi Iskandar2


1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl,Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: erin.sebayang@yahoo.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. Jl Perpustakaan No.1 Medan
Email: sipil_s2_usu@yahoo.com

Kelongsoran pada lereng yang disebabkan karena menurunnya kekuatan geser tanah sehingga tidak dapat
memikul beban kerja yang terjadi dapat diperbaiki dengan menggunakan sheet pile atau dengan perkuatan
geogrid. Pada kasus jalan Kota Pematang Siantar dengan Parapat di Km. 171 badan jalan mengalami
kelongsoran sehingga diperlukan penanganan untuk kasus ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh counterweight di belakang sheet pile, pengaruh kedalaman penanaman sheet pile dan pengaruh
letak geogrid terhadap stabilitas lereng menggunakan Metode Elemen Hingga dengan Program Plaxis. Dari
hasil perhitungan diperoleh lereng tanpa counterweight memiliki faktor keamanan sebesar 1,16 sedangkan
lereng dengan counterweight memiliki faktor keamanan sebesar 2,29. Maka lereng dengan counterweight
memiliki faktor keamanan yang lebih besar. Lereng dengan penambahan panjang sheet pile memiliki
faktor keamanan sebesar 2,41 sedangkan lereng dengan pengurangan panjang sheet pile memiliki faktor
keamanan sebesar 2,23. Maka lereng dengan penambahan panjang sheet pile memiliki faktor keamanan
yang lebih besar. Lereng dengan pemasangan geogrid yang sebidang memiliki faktor keamanan sebesar
2,10 sedangkan lereng dengan pemasangan geogrid tidak sebidang memiliki faktor keamanan sebesar
2,29, maka geogrid yang tidak sebidang memiliki faktor keamanan yang lebih besar daripada geogrid yang
sebidang.
Kata Kunci : sheet pile, geogrid, counterweight,metode elemen hingga, faktor keamanan lereng

SLOPE STABILITY WITH PLANNING SHEET PILE AND STRENGTHENING GEOGRID


USING FINITE ELEMENT METHOD
Sliding on the slope due to reduced shear soil strength that cant carry the loads can be improved by using
a sheet pile or with geogrid reinforcement . Sliding is happen to the land slide of Pematang Siantar and
Parapat roads at Km . 171, so need some improvment for handling this case. This study aims to determine
the effect of the counterweight on the back of the sheet pile, the effect of sheet pile planting depth and
influence on the location of geogrid in slope stability using the Finite Element Method with Plaxis
Program. From the calculations, the slope without counterweight has a safety factor that is equal to 1.16
while the slope of the counterweight has a safety factor that is equal to 2.29. Then the slope with
counterweight have a greater safety factor. Slope with the addition length of sheet pile has a safety factor
that is equal to 2.41 while the slope with the reduction of sheet pile length has a safety factor that is equal
to 2.23. So the slope with the addition of depth sheet pile having a greater safety factor. The slope with
installation of the geogrid plot has a safety factor that is equal to 2.10, while the slope with installation of
the geogrid with no plot has a safety factor that is equal to 2.29, then the geogrid which does not have a
plot has the greater safety factor.
Keywords : sheet pile , geogrid , counterweights , finite element method , the safety factor of the slope

1. PENDAHULUAN
Tanah adalah dasar dari suatu konstruksi sipil yang memiliki fungsi yaitu menerima dan menahan beban
yang bekerja di atasnya. Tanah dipengaruhi oleh faktor geologis, topografi, dan karakteristik tanah.
Stabilitas tanah dapat terganggu karena kondisi tanah yang berbeda, serta dengan mendapatkan beban dari
struktur. Kelongsoran tanah adalah salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam konstruksi sipil.
Kelongsoran sering terjadi pada lereng karena menurunnya kekuatan geser tanah sehingga tidak dapat
memikul beban kerja yang terjadi. Dalam rekayasa sipil dapat ditemui berbagai alternatif untuk
memperbaiki kelongsoran pada lereng akibat menurunnya kekuatan geser tanah, yaitu dengan
menggunakan sheet pile dan dengan perkuatan material geogrid atau geotextil. Sheet Pile adalah sebuah
struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan tekanan lateral (horisontal) tanah ketika terdapat
perubahan dalam elevasi tanah yang melampaui sudut at-rest dalam tanah. Tekanan tanah lateral di
belakang dinding penahan tanah bergantung kepada sudut geser dalam tanah () dan kohesi (c). Tekanan
lateral meningkat dari atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah. Jika tidak
direncanakan dengan baik, tekanan tanah akan mendorong dinding penahan tanah sehingga menyebabkan
kegagalan konstruksi serta kelongsoran. Selain sheet pile, untuk konstruksi lereng sering digunakan
material geogrid atau geotextile. Material geogrid atau geotextil dapat memikul gaya tarik sehingga dapat
menjaga kestabilan tanah. Konstruksi ini sederhana dan mudah dilaksanakan serta menghemat waktu dan
biaya konstruksi.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis tekanan tanah lateral digunakan untuk perencanaan sheet pile. Tekanan tanah lateral adalah gaya
yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah di belakang struktur penahan tanah. Besarnya tekanan lateral
sangat dipengaruhi oleh perubahan letak (displacement) dari sheet pile dan sifat-sifat tanahnya. Kekuatan
geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan
atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud. Mohr (1980) menyuguhkan sebuah
teori tentang keruntuhan pada material yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material
akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser.Meningkatkan kekuatan geser tanah adalah
dengan cara meningkatkan parameter kekuatan geser tanah sehingga struktur semakin kuat menahan
beban.
Selain sheet pile, perkuatan geogrid juga dibutuhkan untuk menambah kuat geser tanah. Geogrid adalah
bahan Geosynthetic yang digunakan untuk memperkuat tanah. Geogrid biasanya digunakan untuk
memperkuat sebagai dinding penahan, serta subbase atau subsoil bawah jalan atau bangunan. Fungsi
utama dari geosintetik adalah filtrasi, drainase, pemisah, perkuatan, penghalang dan proteksi.
3. METODE PENELITIAN
Untuk perhitungan pemasangan sheet pile dan geogrid pada proyek longsoran di Km. 171, Jalan Batas
Kota Pematang Siantar-Parapat, penulis memperoleh data dari PT. CITRA DIECONA CE berupa data
hasil sondir, hasil SPT, dan hasil investigation soil lab. Analisis stabilitas lereng dengan menggunakan
sheet pile dan perkuatan geogrid dengan menggunakan Metode Elemen Hingga ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh counterweight di belakang sheet pile, pengaruh kedalaman penanaman sheet pile dan
pengaruh letak geogrid terhadap stabilitas lereng.
Dalam perhitungan pemasangan geogrid, sheet pile dan counterweight ini, penulis memperhitungkan
deformasi yang terjadi pada geogrid, sheet pile dan counterweight serta besarnya faktor keamanan yang
diperoleh dengan menggunakan Metode Elemen Hingga dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)

Menggambar geometri 2 dimensi struktur proyek yang dihitung.


Kondisi Batas (Standard Fixities)
Sifat-sifat material
Masukkan perletakan beban dan masukkan besarnya beban yaitu 20 kN/m.
Penyusunan jaring elemen (Generated Mesh)

6) Kondisi Awal (Initial Condition)


7) Perhitungan (Calculation)\
Tahap 1 : beban berjalan
Tahap 2 : Konsolidasi
Tahap 3 : Perhitungan Safety Factor.
8) Pilih Titik Noda Pengamatan
9) Menampilkan hasil keluaran (Output)

4. ANALISIS DAN PERHITUNGAN


4.1

Kondisi Lereng Setelah Konstruksi

Berikut ini akan dibahas kondisi lereng yang sudah diberi perkuatan sheet pile geogrid, counterweight
dan telah diberi beban sebesar 20 kN/m.

Gambar 1. Lereng dengan Sheet Pile, Geogrid dan Counterweight

Klaster yang berwarna cokelat merupakan tanah lapisan 1 dan klaster yang berwarna biru merupakan
tanah lapisan 2 sedangkan klaster yang berwarna merah merupakan tanah timbunan (counterweight)
setinggi 4 meter. Sheet pile ditunjukkan dengan garis tegak di belakang timbunan yang berwarna biru
sedangkan geogrid ditunjukkan dengan lapisan-lapisan garis yang berwarna kuning. Beban ditunjukkan
dengan tanda panah ke bawah yang berwarna biru.

4.2 Pengaruh Beban Counterweight terhadap Konstruksi Lereng


Dengan langkah yang sama, dicoba lereng tanpa perkuatan counterweight.

Gambar 2. Kondisi Lereng tanpa Beban Counterweight

Berdasarkan hasil perhitungan metode elemen hingga dengan program plaxis, diperoleh perbandingan
seperti padaTabel 1. berikut:

Tabel 1. Perbandingan Lereng terhadap Beban Counterweight


Parameter yang
ditinjau

Lereng dengan
counterweight

Faktor Keamanan

Pada kondisi ini diperoleh


faktor keamanan sebesar
2,2973.

Deformasi Lereng

Terjadi deformasi sebesar


21,71*10-3 meter.

Deformasi sheet pile

Terjadi deformasi sebesar


8,74*10-3 meter.

Deformasi Geogrid

Terjadi deformasi sebesar


18,21*10-3 meter.

Lereng tanpa
counterweight
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
1,1646.
Terjadi deformasi sebesar
62,72*10-3 meter.
Terjadi deformasi sebesar
24,14*10-3 meter.
Terjadi deformasi sebesar
48,16*10-3 meter.

4.3 Pengaruh Panjang Sheet Pile terhadap Konstruksi Lereng


4.3.1. Lereng dengan Penambahan Panjang Sheet Pile
Pada kondisi ini dicoba lereng dengan penambahan panjang sheet pile sebesar 1 meter.

Gambar 3. Kondisi Lereng dengan Penambahan Panjang Sheet Pile

4.3.2.

Lereng dengan Pengurangan Panjang Sheet Pile

Pada kondisi ini dicoba lereng dengan pengurangan panjang sheet pile sebesar 1 meter.

Gambar 4. Kondisi Lereng dengan Pengurangan Panjang Sheet Pile

Berdasarkan kondisi di atas diperoleh perbandingan seperti pada Tabel 2. berikut:


Tabel 2. Perbandingan Lereng Berdasarkan Panjang Sheet Pile
Parameter
yang
ditinjau
Faktor
Keamanan
Deformasi
Lereng
Deformasi
sheet pile
Deformasi
Geogrid

Lereng dengan
penambahan panjang sheet
pile
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
2,4105
Terjadi deformasi sebesar
21,44*10-3 meter.
Z
Terjadi deformasi sebesar
8,45*10-3 meter.

Lereng tanpa penambahan


atau pengurangan panjang
sheet pile
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
2,2973
Terjadi deformasi sebesar
21,71*10-3 meter.

Lereng dengan
pengurangan panjang sheet
pile
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
2,2343
Terjadi deformasi sebesar
21,75*10-3 meter.

Terjadi deformasi sebesar


8,74*10-3 meter.

Terjadi deformasi sebesar


8,93*10-3 meter.

Terjadi deformasi sebesar


18,07*10-3 meter.

Terjadi deformasi sebesar


18,21*10-3 meter.

Terjadi deformasi sebesar


18,19*10-3 meter.

4.4 Pengaruh Pemasangan Geogrid terhadap Konstruksi Lereng


Pada kondisi ini dicoba lereng dengan memodelkan geogrid yang dipasang sebidang. Model dari perkuatan
ini dapat dilihat pada Gambar 5. berikut:

Gambar 5. Kondisi lereng dengan geogrid yang sebidang

Maka dari itu dapat dibuat perbandingan seperti pada Tabel 3. berikut:
Tabel 3. Perbandingan lereng berdasarkan pemasangan geogrid

Deformasi Lereng

Lereng dengan geogrid yang


sebidang
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
2,1080
Terjadi deformasi sebesar
17,41*10-3 meter

Lereng geogrid yang tidak


sebidang
Pada kondisi ini diperoleh
faktor keamanan sebesar
2,2973
Terjadi deformasi sebesar
21,71*10-3 meter

Terjadi deformasi
9,23*10-3meter

sebesar

Terjadi deformasi
8,74*10-3 meter

sebesar

Deformasi sheet pile


Deformasi Geogrid

Terjadi deformasi
14,59*10-3 meter

sebesar

Terjadi deformasi
18,21*10-3 meter

sebesar

Parameter yang ditinjau


Faktor Keamanan

5. KESIMPULAN

1) Lereng tanpa counterweight memiliki faktor keamanan sebesar 1,16 sedangkan lereng dengan
counterweight memiliki faktor keamanan sebesar 2,29. Sehingga deformasi yang terjadi pada
semua bagian struktur lereng tanpa counterweight lebih besar. Maka dapat disimpulkan lereng
tanpa counterweight memiliki konstruksi yang kurang aman.
2) Penambahan counterweight di belakang sheet pile menambah kekuatan geser tanah akibat adanya
tekanan tanah pasif yang bekerja yaitu dengan meningkatnya faktor keamanan dari 1,16 menjadi
2,29.
3) Lereng dengan penambahan panjang sheet pile memiliki faktor keamanan 2,41, sedangkan lereng
tanpa penambahan atau pengurangan panjang sheet pile memiliki faktor keamanan sebesar 2,29
dan lereng dengan pengurangan panjang sheet pile memiliki faktor keamanan sebesar 2,23.
Deformasi yang terjadi antara tiga kondisi konstruksi tersebut tidak jauh berbeda dan masih dalam
kategori aman dalam struktur.
4) Penambahan panjang sheet pile berpengaruh terhadap semakin besarnya kekuatan geser tanah yaitu
dengan meningkatnya faktor keamanan dari 2,29 menjadi 2,41.
5) Pemasangan geogrid yang tidak sebidang memiliki faktor keamanan sebesar 2,29 sedangkan
pemasangan geogrid yang sebidang memiliki faktor keamanan sebesar 2,10. Hal ini menunjukkan
bahwa geogrid yang dipasang tidak sebidang memiliki faktor keamanan yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Das, B. M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga: Jakarta
Das, B. M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II, Erlangga: Jakarta
Das, Braja M. 2007. Principle of Foundation Engineering. Global Engineer
Christopher M. Shortt.
Hardiyatmo, H. C., 1992, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Umum : Jakarta.

Muntohar, A. S. Analisis Stabilitas Lereng (Slope Stability), Jurnal Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta.
Mitchell, James K. & Villet, Willem C. B. 1987.Reinforcement of Earth Slopes and Embankments.
Washington D.C: National Research Council.
Tinambunan, Panantian. 2008. Dinding Penahan Tanah dengan Menggunakan Geogrid sebagai Tulangan
pada Tanah (Reinforced Soil). Medan: Universitas Sumatera Utara.

You might also like