You are on page 1of 82

Case Report

Status konvulsivus +
Bronkhopneumonia +Syok
sepsis + Oedem Cerebri
Brigita De Vega
Fandy Varianto W
Steni Trisca Umbu D
Mutiara Dewi

1015150
1015031
1015179
1015123

Pembimbing :
dr. Alok Adipurnama, SpA
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Immanuel Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung 2015

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Safira Anindya Putri

Jenis kelamin

: Perempuan

Usia

: 5 bulan

Tempat, Tanggal lahir

: Bandung, 30 Desember 2014

Tanggal masuk RS

: 14 Juni 2015

Tanggal dirawat

: 14-19 Juni 2015

Tanggal pemeriksaan

: 15 Juni 2015

Nama orang tua (Ayah) : Hendra Indrawan


(Ibu)

: Sintia

ANAMNESIS
Heteroanamnesis (diberikan oleh ibu dan ayah kandung pasien)
Keluhan utama : Kejang

Pasien datang dengan keluhan kejang beberapa jam


sebelum masuk rumah sakit. Kejang sebanyak 5 kali, masing-

masing kejang berlangsung selama 1-2 menit. Saat kejang,


seluruh badan dan anggota gerak menjadi kaku, kedua lengan
dan tungkai menekuk, mata mendelik ke atas, tidak keluar

busa dari mulut,setelah kejang pasien tertidur.

ANAMNESIS
Sebelum kejang, pasien sudah demam sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam timbul perlahan-lahan, sepanjang hari. Sejak 3
bulan terakhir, pasien menderita batuk-batuk yang hilang timbul, 4 hari
terakhir batuk menjadi lebih sering dan parah, berdahak, dahak
berwarna hijau, selain batuk juga terdapat pilek. BAB terakhir

mencret, 5 kali, warna kuning, darah (-), lendir (-), bau busuk (-).
Frekuensi BAK berkurang. Sejak 1 hari sebelum masuk RS,
pasien tidak mau minum susu. Mual (-), muntah (-).

ANAMNESIS
Usaha berobat : Pasien sudah berobat ke bidan, diberi obat sirup 2
macam (orang tua tidak tahu nama obatnya, menurut bidan obat
tersebut untuk demam dan batuk serta antibiotik)
Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien adalah anak tunggal. Abortus (-), lahir mati (-).

Pasien lahir aterm, spontan ditolong bidan, langsung menangis.


Berat badan lahir

: 2500 gr

Panjang badan lahir

: 45 cm

ANAMNESIS
Riwayat tumbuh kembang anak
Tersenyum

: 2 bulan

Berbalik

: 4 bulan

Duduk

: Belum bisa

Berdiri

: Belum bisa

Berjalan

: Belum bisa

Berbicara mama / papa : Belum bisa


Bicara 1 kalimat

: Belum bisa

Membaca

: Belum bisa

Menulis

: Belum bisa

ANAMNESIS
Susunan keluarga

No

Nama

Usia

Jenis kelamin

Kondisi

Hubungan

Tn. Hendra Indrawan

30 tahun

Laki-laki

Sehat

Ayah

Ny. Sintia

25 tahun

Perempuan

Sehat

Ibu

Safira Anindya Putri

5 bulan

Perempuan

Sakit

Pasien

ANAMNESIS
Riwayat imunisasi
Jenis

Dasar

BCG

(1) (scar +)

Polio

(2)

DPT

(2)

(4)

Hep B

(0)

(2)

Campak

(4)

Ulangan

Anjuran
Hib

: -

MMR

: -

Hep A

: -

Varicella

: -

Typhoid

: -

Influenzae : -

ANAMNESIS
Makanan
Usia 0 bulan-sekarang : ASI ekslusif, sesuai permintaan pasien

Riwayat penyakit dahulu


Diare

:+

TBC

:-

Batuk pilek

:+

Cacar air

:-

Tifus perut

:-

Campak

:-

Pneumonia

:-

Ginjal

:-

Batuk rejan

:-

Asma/ alergi

:-

Difteri

:-

Kejang

:-

Tetanus

:-

Lainnya

:-

Hepatitis

:-

ANAMNESIS
Riwayat penyakit keluarga
Asma

:-

Penyakit darah

:-

TBC

:-

Penyakit keganasan

:-

Ginjal

:-

Kencing manis

:-

Penyakit kuning

:-

Lain-lain

:-

Anamnesis sosial

Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya. Luas rumah


kira-kira 40 meter persegi. Sumber air di rumah menggunakan air
ledeng Rumah pasien terletak di pemukiman yang padat
penduduk. Ventilasi udara dirumah pasien baik.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesan sakit

: Sedang

Kesadaran

: Somnolen (GCS 13)

Posisi dan aktivitas

: Tidak ada letak paksa

Penampilan umum

: Lemah

Tanda-tanda vital
Nadi

: 172 x/menit, iregular, equal, isi kurang

Respirasi

: 56 x/menit, abdominothorakal

Suhu tubuh

: 38,5C

Saturasi

: 97%

PEMERIKSAAN FISIK
Pengukuran
Usia

: 5 bulan

Berat badan

: 6,2 kg

Panjang badan

: 63 cm

Status gizi

: Baik

Lingkar kepala

: 44 cm

Lingkar dada

: 43,5 cm

Lingkar perut

: 42 cm

Lingkar lengan atas

: 12 cm

PEMERIKSAAN FISIK
Kulit

: Warna cokelat, turgor kembali cepat , pucat (-) , sianosis (-) , ikterik (-) , petechiae (-)

Kepala

Ubun-ubun besar

: normal

Rambut

: hitam,distribusi kurang merata, tipis

Mata

: konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, pupil bulat isokor diameter 1 mm,
refleks cahaya +/+, lateralisasi mata kiri, kelopak mata kiri terbuka

Hidung

: PCH -/-, sekret -/-

Telinga

: Otore (-)

Bibir

: bibir basah, mukosa mulut basah, sianosis (-)

Faring

: Faring hiperemis (+)

Tonsil

: T1/T1

PEMERIKSAAN FISIK
Leher

: Kaku kuduk

: (-)

JVP

: 5+2 cm H20

KGB

: tidak teraba membesar

Thorax : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi supraclavicula (+)


Pulmo

: VBS kanan=kiri meningkat, Rh +/+, Slym +/+, Wh -/-

Cor

: Bunyi Jantung Murni, S1=S2, ireguler, murmur (-)

Abdomen: Inspeksi : Cembung


Auskultasi : Bising Usus normal
Palpasi : Soepel
Perkusi : Timpani, hepar teraba 1 cm BAC, 1 cm BPX,
konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan rata, lien tidak teraba

PEMERIKSAAN FISIK
Genital

: Dalam batas normal

Anus rektum

: Diaper Rash (-)

Ekstremitas

: Akral hangat, CRT < 2 S

Neurologis

: Refleks fisiologis : KPR +/+, APR +/+


Refleks patologis : Refleks Babinsky +/+

Rangsang meningen : Kaku kuduk (-)


Brudzinsky I (-), II (-), Kernig (-)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto thorax AP (15 Juni 2015, 00.00)
Kolom udara dalam trakhea normal. Aorta normal.
Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal.
Pulmo : Hili kasar. Corakan bronkovaskular bertambah. Tampak
bercak lunak di perihiler/ pericardial kanan maupun kiri.

Costae, clavicula, dan jaringan lunak dinding dada normal.

Kesan : Bronkhopneumonia duplex + Efusi pleura kanan

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hematologi dan Kimia klinik (15 Juni 2015, 00.15)
Hemoglobin

10,1 gr/dl

Hitung jenis

Hematokrit

29,2 % (L)

- Basofil

0%

Leukosit

23.810/mm3 (H)

- Eosinofil

2%

Trombosit

28.000/mm3 (L)

- Neutrofil batang

0%

Eritrosit

4 juta/mm3

50%

MCV

72 fL

- Limfosit

34%

MCH

25 pg/ml

- Monosit

14% (H)

MCHC

35 gr/dl

Natrium

130 mEq/L (L)

Kalium

5,9 mEq/L (H)

Kalsium

9,1 mg/dl

GDS

80 mg/dl

Neutrofil segmen

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hematologi (15 Juni 2015, 12.50)
APTT (STAGO)

81,4 detik

(HH)

Waktu prothrombin

32,0 detik

(HH)

INR

3,02

Hematokrit

23,4 %

(L)

Trombosit

17.000/mm3

(LL)

Hematologi (15 Juni 2015, 15.40)


Hemogblobin

7,8 gr/dl

(L)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
CT-Scan kepala tanpa kontras (16 Juni 2015, 13.00)
Tampak bayangan hipodens di parenchymal otak kanan dan kiri di bagian

temporoparietooccipital kanan dan kiri. Fissura Sylvii normal. Cysterna ambiens dan
basalis normal. Ventrikel lateralis kiri dan kanan serta III : ukuran tidak melebar.
Tak tampak midline shift. Cerebellum dan pons batang otak tak tampak
kelainan. Jaringan ekstra calvarium dan tulang calvarium tak tampak

kelainan.
Kesan : CT scan kepala curiga terlihat gambaran oedem pada parenchymal
otak daerah temporoparietooccipital kanan dan kiri, ec hipoksia ec?
Klinis dan lab? Tak tampak adanya perdarahan SOL intraparenchimal otak.
Tak tampak fraktur tulang calvarium

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Resume

Anamnesis
Pasien anak perempuan, usia 5 bulan

Riwayat penyakit dahulu : Pasien belum pernah


kejang sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga : Kejang demam (-), TB


(-)
Usaha berobat : Pasien sudah berobat ke bidan,
diberi obat sirup 2 macam

Riwayat persalinan : Pasien adalah anak tunggal,


lahir aterm, spontan, dan langsung menangis.
Persalinan ditolong oleh bidan.
BBL : 2500 gr, PBL : 45 cm

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesan sakit

: Sedang

Kesadaran

: Somnolen (GCS 13)

Posisi dan aktivitas

: Tidak ada letak paksa

Penampilan umum

: Lemah

Tanda-tanda vital

Nadi

: 172 x/menit, iregular, equal, isi kurang

Respirasi

: 56 x/menit

Suhu tubuh

: 38,5C

Saturasi

: 97%

Status gizi baik

Pemeriksaan sistemik
Kulit

: tidak ada kelainan

Kepala

: conjunctiva anemis +/+, lateralisasi


mata kiri, PCH +/+

Leher

: Kaku kuduk (-)

Thorax

: Retraksi supraclavicula (+), Pulmo


VBS kanan = kiri meningkat, Ronchi
+/+, Slym +/+, Cor bunyi jantung
murni, S1=S2, ireguler

Neurologis

: Refleks fisiologis +/+, reflex


patologis Babinski +/+

Pemeriksaan penunjang
Foto thorax AP (15 Juni 2015, 00.00)
Kesan : Bronkhopneumonia duplex

Hematologi dan Kimia klinik (15 Juni 2015, 00.15)


Hematokrit

29,2 %

(L)

Leukosit

23.810/mm3

(H)

Trombosit

28.000/mm3

(L)

Natrium

130 mEq/L

(L)

Kalium

5,9 mEq/L

(H)

Hematologi (15 Juni 2015, 12.50)


APTT (STAGO)

81,4 detik

(HH)

Waktu prothrombin

32,0 detik

(HH)

INR

3,02

Hematokrit

23,4 %

(L)

Trombosit

17.000/mm3

(LL)

Hematologi (15 Juni 2015, 15.40)


Hemogblobin

7,8 gr/dl (L)

CT-Scan kepala tanpa kontras (16 Juni 2015, 13.00)


CT scan kepala curiga terlihat gambaran oedem
pada parenchymal otak daerah
temporoparietooccipital kanan dan kiri, ec hipoksia
ec? Klinis dan lab?
Tak tampak adanya perdarahan SOL
intraparenchimal otak.
Tak tampak fraktur tulang calvarium

Diagnosis

Diagnosis kerja :

Status konvulsivus + Sepsis + Bronkhopneumonia


dupleks + Oedem cerebri
Status gizi :
Baik

Usul
pemeriksaan

Kultur sputum + Tes resistensi antibiotik


Biakan darah

CRP

Penatalaksanaa
n

Pasien dipuasakan, pasang NGT


Infus RA 600cc/24 jam

Cefotaxime 2 x 250 mg IV
Kalmethason 3 x 1 mg IV
Gentamicin 2 x 10 mg IV
Luminal 50 mg stat lanjut 2 x 30 mg naik jadi 2 x
60 mg IV

Stesolid supp 5mg per rectal bila kejang


Sanmol drip 75 mg bila panas

Ranitidine 2 x 0,25 cc IV
Manitol 3 x 15 mg IV
Transfusi golongan darah O FFP 120 cc dan PRC
110 cc
Ca glukonas 2,5 cc stat IV
Infus Aminofusin P 125cc/24 jam

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad malam

Quo ad sanationam : Dubia ad malam

PENCEGAHAN
Menghindari kontak dengan penderita
bronkhopneumonia

Meningkatkan daya tahan tubuh : makan


makanan bergizi, menjaga hygiene dan sanitasi,
istirahat cukup, olahraga cukup
Vaksinasi : Pneumococcus, H. influenzae, Influenza
virus
ASI eksklusif

Follow Up
Harian

14 Juni 2015

15 Juni 2015

16 Juni 2015

PB lapor dr. Adi Sp.A

Lapor hasil lab post

pasien dengan obs.

transfusi ke dr. Adi

17 Juni 2015

18 Juni 2015

19 Juni 2015

dyspnea e.c BP
dupleks
Kejang disertai

Demam relatif

05.00 Batuk dan

Batuk (+), sesak (+),

06.45. Kejang (+) 1x. 05.45. Kejang (-).

demam

stabil, kejang (-),

sesak (+), kejang (-)

kejang (-), keadaan

Twtitching (+). Batuk Twitching (-).

batuk dan sesak (+)

17.15 : Kejang 1x,

pasien lemah

(+). Afebris.

Sesak (-). Batuk

twiching (+) pada

(+). Menangis kuat

tangan kanan dan

(+). Gerak aktif (+).

kaki kanan
KU

TTV

Somnolen, tampak

Somnolen, tampak

somnolent , KS:

Letargi, kesan sakit

Kesadaran : DPO

Kesadaran :

sakit sedang

sakit sedang

berat

berat

E 4 M 6V 3

lethargi

Nadi : 172

02.15:

05.00: N = 145/mnt,

06.00

06.45

05.45

Suhu : 38,0C

N :140x/mnt, R :

R = 56/mnt, S =

Nadi : 122 x/m,

Nadi : 176 x/menit

TD : 99/55 mmHg

Respirasi : 56x/

62x/mnt, S : 36,9 C

37,6C, SpO2 : 94%

Respirasi : 50x/m,

Respirasi : 48 x/m

Nadi : 135

menit

05.00:

13.45: N= 152 x/

S: 36,8 C,

S : 37,2 C

x/menit, regular,

SpO2 : 97 %

N : 145x/mnt, R :

mnt, R 60x/ mnt, S=

SpO2 : 100%

SpO2 : 95%

equal, isi kecil

59/mnt, S : 37,3C

38,5C

MAP : 77 mmHg
RR : 21 x/menit
S : 37 C
SpO2 : 100%

14 Juni 2015
Kulit

Kepala

15 Juni 2015

Pucat (+), sianosis (-),

Pucat (-),

turgor baik

sianosis (-)

Bentuk simetris

Bentuk simetris

16 Juni 2015
Pucat (-),sianosis (-)

Bentuk simetris

17 Juni 2015
Pucat (-), sianosis (-)

Bentuk simetris

18 Juni 2015

19 Juni 2015

Pucat (-),

Pucat (+), sianosis (-

sianosis (-)

), turgor baik

Bentuk simetris

Bentuk simetris
Ubun-ubun besar
datar, lembut

Mata

Conjunctiva anemis

Conjunctiva anemis -/- Conjungtiva anemis -/- Conjungtiva anemis +/+,

Pupil bulat, isokor, d=3 Pupil bulat, isokor, d

+/+, palpebra inferior

, palpebra inferior

, palpebra inferior

palpebra inferior cekung mm, RC (+).

cekung +/+

cekung -/-

cekung +/+

+/+

= 2 mm, RC (+).

PCH -/-,
Hidung

Mulut

PCH -/-, sekret (-)

PCH +/+, sekret (-)

PCH +/+, sekret (-)

PCH +/+, sekret (-)

PCH +/+, sekret (-)

sekret (-)

NGT : coffee brown

Sianosis (-), mukosa


oral basah

Sianosis (-), mukosa

Sianosis (-), mukosa

Sianosis (-), mukosa

Sianosis (-), mukosa oral

Sianosis (-), mukosa

oral basah

oral basah

oral basah

basah

oral basah

Thorax

VBS kanan dan kiri +/+

02.15:

05.00:

B/P simetris, VBS +/+,Rh

Bentuk normal,

Bentuk normal,

Pulmo

meningkat, Rh +/+,

B/P simetris, retraksi-

B/P simetris, VBS

+/+, wh-/-, Slym +/+

pergerakan simetris,

pergerakan simetris,

Slym +/+

/-, VBS +/+, Rh+/+,

+/+,Rh +/+, wh-/-,

Retraksi intercostal

Retraksi intercostal

slym +/+

Slym +/+

(+), VBS +/+,

(-), VBS +/+,

05.00:

Rhonki+/+, wheezing -

Rhonki +/+,

B/P simetris, VBS +/+,

/-, Slymm +/+

wheezing -/-, Slym

Rh+/+, Wh -/-, Slym

+/+

+/+

Bunyi jantung murni,

Bunyi jantung murni,


Jantung

Bunyi jantung murni,

S1=S2, reg, murmur

Bunyi jantung murni,

S1=S2, reguler,

Bunyi jantung murni,

S1=S2, reguler, murmur

Bunyi jantung murni,

S1=S2, reguler,

murmur (-)

S1=S2, reguler,

(-)

S1=S2, reguler,

murmur (-)

murmur (-)

murmur (-)

(-)

14 Juni 2015
Abd

Eks

15 Juni 2015

16 Juni 2015

17 Juni 2015

18 Juni 2015

19 Juni 2015

Cembung, soepel,

Cembung, soepel,

Cembung, soepel,

Cembung, soepel, BU

Datar, soepel, BU

Cembung, soepel-

BU (+) normal,

BU (+) normal,

BU (+) normal,

(+) normal, timpani,

(+) normal,

sedikit tegang, BU

timpani, turgor kulit

timpani, turgor kulit

timpani, turgor kulit

turgor kulit kembali

tympani, turgor baik (+) Normal

kembali baik

kembali baik

kembali baik

baik

21.00 : melena (+),

Diuresis: 390 cc/24

Diuresis 70 cc/24

cairan NGT warna

jam ~ 2,6

jam

cokelat

cc/kgBB/jam

Akral hangat, CRT <

Akral hangat, CRT <

Akral dingin, CRT >3

Akral dingin, CRT >3

Akral hangat, CRT <

Akral dingin, CRT

3 detik

3 detik

detik

detik

3 detik, edema +/+

< 2, edema +/+

Assesment:

Assesment:

Assesment:

Assesment :

Assesment :

BP Dupleks,

BP Dupleks,

Syok sepsis

Observasi

Observasi

Susp.Syok

Konvulsi

dengan obs

kejang ec

kejang +

berulang,

kejang e.c

edema serebri, melena

Susp.Syok

Edema Cerebri

BP + Sepsis

Sepsis, Edema
Cerebri

14 Juni 2015

15 Juni 2015

16 Juni 2015

17 Juni 2015

18 Juni 2015

19 Juni 2015

Order

- O2 nasal 1-2 L/ menit

- Cefotaxime 2x 250 mg

13.45

- O2 headbox 8 lpm

- O2 binasal 2 lpm

- O2 nasal kanul 2 lpm

dokter

- Pyrexin 80 mg supp

IV

-Pasang NGT

- Puasa NGT douer

- Diet : Puasa

- Diet puasa

- RA 100 cc dalam 1 jam,

- Gentamicin 2x 10 mg IV (8x30 cc)

- Inf. RL 600 untuk 24 jam

- IVF : RA 500 cc/24 jam,

- IVF : RA 21 cc/jam,

dilanjutkan 600 cc untuk

- Kalmetason 2 x 1 mg IV

17.15

- Cefotaxime 2x 250 mg

Aminofusin Paed 5cc/jam Aminofusin Paed 5

24 jam

- Inj Luminal 30 g IV

- Luminal naik jadi

- Kalmetason 3x1 mg

- Cefotaxime 2x250 mg iv cc/jam

- Nebu combivent dan

- Transfusi darah

2x60mg

- Luminal 2 x 60 mg

- Sibital 2x60 mg iv

- Cefotaxime 2x250 mg

pumicort

- Besok rencana CT-Scan

-Manitol 3x 15 cc

- Sanmol 75 mg

- Sanmol 75 mg prn

iv

- Cefotaxime 2x 250 mg

-Puasakan NGT douer

- Ranitidin 2 x 0,25 mg

- Ranitidine 2x0,25 cc iv

- Sibital 2x60 mg iv

IV

-Ranitidine 0,25 cc

- Gentamisin 2 x 10 mg

- Manitol 3x15 cc iv

- Sanmol 75 mg prn

- Gentamicin 2x 10 mg IV

-Stesolid 5 mg/ rectal

- Manitol 3 x 15 cc

- Gentamycin 2x10 mg iv

- Ranitidine 2x0,25 cc iv

- Kalmetason 2 x 1 mg IV

-O2 10 Lpm headbox

- Manitol 3x15 cc iv

- Inj Luminal 50 g IV STAT

-Transfusi FFP setelah itu

- Gentamycin 2x10 mg

- Pasien dirawat di

berikan Ca Glukonas 2,5

iv

IMCA menolak

ml

- Asam tranexamat

- Lab Paket B, GDS, Na, K

20.00

3x50 mg iv

- Foto thoraks

- Pasien pindah ke PICU

- Valium 2 mg prn iv
11.00
- Infus RA stop
Ganti KaEn IB 375
cc/24 jam, aminofusin
paed 5 cc/24 jam
-Minum 8x15 ml
- Besok pindah ruangan
19.00
Pasien dirujuk ke RSHS
atas permintaan
keluarga

Diskusi

Diagnosis bronchopneumonia +
sepsis + oedem cerebri
didapatkan berdasarkan :
Anamnesis :
Kejang 5x beberapa jam sebelum masuk rumah sakit

Demam 3 hari sebelum masuk rumah sakit


Batuk dan sesak hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu, namun memberat
dalam 4 hari terakhir. Dahak berwarna hijau
Pilek
Pasien tidak mau menyusu sejak 1 hari sebelum masuk RS

Diagnosis bronchopneumonia +
sepsis + oedem cerebri
didapatkan berdasarkan :
Pemeriksaan fisik :
Kesadaran somnolen
Tanda-tanda vital : Nadi 172x/menit, irregular, equal, isi kurang
Respirasi 56x/menit
Suhu 38C
Conjunctiva anemis +/+, lateralisasi mata kiri

PCH +/+
Retraksi supraclavicular (+)
Pulmo VBS kanan=kiri meningkat, ronchi +/+, slym +/+
Reflex patologis Babinski +/+

Diagnosis bronchopneumonia +
sepsis + oedem cerebri
didapatkan berdasarkan :
Pemeriksaan penunjang :
Foto thorax AP : Bronkhopneumonia dupleks

Hematologi : Anemia, leukositosis, trombositopenia, waktu


prothrombin memanjang, aPTT memanjang
CT scan kepala tanpa kontras : Curiga terlihat gambaran
oedem pada parenchymal otak daerah
temporoparietooccipital kanan dan kiri, ec hipoksia ec?
Klinis dan lab? Tak tampak adanya perdarahan SOL
intraparenchimal otak. Tak tampak fraktur tulang calvarium

Diagnosis bronkhopneumonia
:
Klinis :

Dyspnoe
Batuk-pilek
Demam
PCH (+)
Retraksi intercostal (+)
Ronchi +/+, slym +/+

Penunjang :
Foto thorax PA menunjukkan gambaran
bronchopneumonia dupleks

Diagnosis syok sepsis :


Sepsis (SIRS + persangkaan atau bukti suatu infeksi) dan disfungsi organ
SIRS :
Suhu perifer > 38,5C atau < 36C
Hitung leukosit meningkat atau menurun sesuai usia
Takikardi
Takipnea

Infeksi :
Rontgen thorax menunjukkan gambaran bronchopneumonia

Disfungsi organ :
Capillary refill time> 3
Trombosit < 80.000/mm3 dan INR > 2

Diagnosis oedem cerebri :


Klinis :
Kejang
Penurunan kesadaran
Reflex patologis Babinski +/+

Penunjang :
CT scan kepala menunjukkan gambaran
oedem pada parenchymal otak daerah
temporoparietooccipital kanan dan kiri

PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGIS PADA
KASUS

PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGIS PADA
KASUS

PATOGENESIS &
PATOFISIOLOGIS PADA
KASUS

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Pasien dipuasakan, pasang NGT


Tindakan dilakukan untuk mencegah adanya aspirasi saat
pasien sesak nafas maupun saat kejang

Infus RA 600cc/24 jam


Tujuan terapi cairan adalah sebagai terapi rumatan
(maintenance), dipilih cairan kristaloid isotonik
Kebutuhan cairan BB 6,2 kg = 4ml/kgBB/jam = 4ml x 6,2/jam =
24,8 ml/jam
Kebutuhan cairan per hari = 24,8 ml/jam x 24 = 595,2 ml/24
jam = 600 ml/24 jam
Dosis cairan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Cefotaxime 2 x 250 mg IV
Merupakan antibiotik golongan Cephalosporin generasi III
Digunakan sebagai terapi untuk bronkhopneumonia maupun
sepsis
Dosis untuk terapi sepsis: 75 mg/kgBB/hari IV dalam 2 dosis
Dosis untuk terapi sepsis BB 6,2 kg : 75 x 6,2 = 465 mg dibagi
dalam 2 dosis
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Kalmethason 3 x 1 mg IV
Merupakan kortikosteroid yang digunakan sebagai anti inflamasi
Dosis 0,5 mg/kgBB/hari = 0,5 x 6,2 = 3,1 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis = 1 mg/kali
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Gentamicin 2 x 10 mg IV
Merupakan antibiotik golongan Aminoglikosida

Digunakan sebagai terapi pada bronchopneumonia


Dosis anak usia >1 bulan 1-2,5 mg/kgBB IV atau IM tiap 8 jam =
6,2 x 1 = 6,2-15,5 mg/ kali tiap 8 jam
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Luminal 50 mg stat lanjut 2 x 30 mg naik jadi 2 x 60 mg IV


Merupakan antikonvulsi golongan Fenobarbital

Dosis loading 20-30 mg/kgBB IM atau IV


Dosis rumatan 5-6 mg/kgBB sehari, terbagi dalam 1 hingga 2
dosis, biasa dimulai 12 jam setelah dosis loading
Dosis loading 6,2 x 20-30 mg = 124-186 mg
Dosis rumatan untuk bayi 5-6 mg/kg/hari IV dibagi dalam 1-2
dosis = 6,2 x 5-6 = 31-37,2 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Stesolid supp 5mg per rectal bila kejang


Merupakan antikonvulsi golongan Diazepam

Dosis untuk anak BB < 10 kg adalah 5 mg per kali pemberian


Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Sanmol drip 75 mg bila panas


Merupakan antipiretik
Dosis 10-15 mg/kgBB/kali = 6,2 x 10-15 = 62-93 mg/kali
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Ranitidine 2 x 0,25 cc IV
Digunakan untuk maintenance ulkus peptikum
Dosis untuk anak 2-4 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis = 6,2 x 2-4 =
12,4-24,8 mg/24 jam
Sediaan vial 50 mg/2ml
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Manitol 3 x 15 mg
Digunakan untuk terapi oedem cerebri dan untuk menurunkan TTIK
Dosis inisial 0.25-1 g/kg IV; dosis maintenance 0.25-0.5 g/kg IV tiap 4-6 jam
Dosis maintenance BB 6,2 kg = 0,25-0,5 x 6,2 = 1,55-3,1 gr tiap 4-6 jam
Sediaan infus 20 gr/100 ml
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Transfusi golongan darah O FFP 120 cc dan PRC 110 cc


Pada pasien ini dilakukan transfusi darah karena memenuhi
kriteria : Hb < 8 gr/dl, PT aPTT meningkat, serta INR > 1
Diberikan transfusi FFP untuk mengganti plasma yang hilang
Diberikan transfusi PRC untuk meningkatkan Hb 1-1,5 gr/dl
dan Ht 3-5% per unit

Pada kasus non hipovolemik dan kondisi jantung baik


kecepatan pemberiannya 10-15 ml/kgBB dalam 2-4 jam = 15 x
6,2 = 93 ml dalam 2-4 jam
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Terapi yang diberikan pada


kasus :

Ca glukonas 2,5 cc stat IV


Dapat diberikan sebagai terapi hiperkalemia juga penanganan
keracunan sitrat pada transfusi masif
Dosis 300 mg (3ml) IV 1x pemberian setiap dilakukan transfusi
100 ml
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Infus Aminofusin P 125cc/24 jam


Infus berisi asam amino 50 gr, vitamin, dan elektrolit
Dosis untuk anak 15-60 ml/kgBB/hari dengan kecepatan infus
2-5 ml/kgBB/jam = 15-60 x 6,2 = 93-372 ml/hari
Dosis yang diberikan sudah sesuai anjuran

Landasan Teori

Sepsis
Sepsis adalah respon sistem inflamasi sistemik (SIRS)
dengan bukti atau dugaan infeksi sebagai penyebabnya.
Sepsis disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap
infeksi seperti bakteri gram positif maupun gram
negatif, virus, jamur, atau protozoa, dan sebagainya.
Sepsis terjadi bila bakteri yang masuk ke dalam tubuh
atau sirkulasi tidak dapat dieliminasi secara elektif oleh

tubuh atau terjadi kegagalan mekanisme pertahanan


tubuh secara umum

Sepsis
Infeksi
SIRS
Sepsis
Sepsis berat

Syok sepsis
MODS

Bronkhopneumonia
Pneumonia adalah inflamasi dari parenkim paru yang
meliputi alveolus dan jaringan interstisial
- Parenkim paru hingga meliputi seluruh alveolus
suatu lobus paru : pneumonia lobaris atau

pneumonia klasik
- Hanya di bronkiolus dengan pola bercak-bercak
yang tersebar bersebelahan : bronkopneumonia
(anak-anak >>>)

Oedem cerebri
Edema cerebri adalah pengumpulan cairan di dalam jaringan
otak, baik intraseluler maupun ekstraseluler. Edema cerebri dapat
menyebabkan peninggian tekanan intrakranial
- Edema vasogenik
- Edema sitotoksik
- Edema hidrostatik
- Edema osmotik
- Edema interstitial

Faktor Risiko
Faktor risiko yang meningkatkan insidens sepsis pada
anak adalah :

faktor host yang terdiri dari malnutrisi,


imunodefisiensi, problem penyakit kronik,
trauma/luka bakar, penyakit berat dan kritis
faktor pengobatan : tindakan operasi, prosedur
invasif, alat pantau invasif, antibiotik, terapi
imunosupresif, lama perawatan dan lingkungan
rumah sakit

Faktor resiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia :


pneumonia yang terjadi pada masa bayi
berat badan lahir rendah ( BBLR )
tidak mendapat imunisasi
tidak mendapat ASI yang adekuat
malnutrisi
defisiensi vitamin A
tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring

tingginya pajanan terhadap polusi udara ( polusi industri atau asap rokok)
imunodefisiensi dan imunosupresi ( HIV, penggunaan obat imunisupresif )
adanya penyakit lain yang mendahului, seperti campak
intubasi, trakeostomi
abnormalitas anatomi

Patogenesis
Sepsis

Diagnosis Pneumonia Untuk


Bayi dan Anak Usia 2 Bulan 5
Tahun
Bayi dan anak berusia 2 bulan 5 tahun
Pneumonia berat

bila ada sesak napas

harus dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

bila tidak ada sesak napas

ada napas cepat dengan laju napas

> 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan 1 tahun

> 40 x/menit untuk anak > 1 5 tahun

tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan pneumonia

bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan


pengobatan simptomatis seperti penurun panas

Diagnosis Pneumonia Untuk


Bayi Di Bawah 2 Bulan
Bayi di bawah 2 bulan
Pneumonia

bila ada napas cepat ( > 60 x/menit ) atau sesak napas

harus dirawat dan diberikan antibiotik

Bukan pneumonia

bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan


pengobatan simptomatis seperti penurun panas

Pneumonia (WHO) :
Pneumonia ringan: Disamping batuk atau kesulitan
napas, hanya terdapat napas cepat saja:
pada usia 2 bulan 11 bulan : 50 kali / menit
pada usia 1 tahun 5 tahun : 40 kali / menit

Pneumonia berat: Batuk dan atau kesulitan bernapas


ditambah minimal salah satu hal berikut ini:

kepala terangguk angguk


pernapasan cuping hidung
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
foto dada menunjukkan gambaran pneumonia ( infiltrat
luas, konsolidasi, dll.)

Pneumonia (WHO) :
Napas cepat

anak umur < 2 bulan : 60 kali / menit


anak umur 2 11 bulan : 50 kali / menit
anak umur 1 5 tahun : 40 kali / menit
anak umur 5 tahun : 30 kali / menit

Suara merintih ( grunting ) pada bayi muda


Pada auskultasi terdengar
crackles ( ronki )
suara pernapasan menurun
suara pernapasan bronkial

Pneumonia (WHO) :
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai:
tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan
semuanya
kejang, letargi, atau tidak sadar
sianosis
distress pernapasan berat

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Darah rutin : Hb, Ht, Lekosit, Trombosit

GDS

CRP

Faktor koagulasi

Kultur darah berseri

Apusan darah tepi : lekopenia/lekositosis, granula toksik,


shift to the left

Urinalisis

Foto thoraks

Asam laktat, BGA, LFT, elektrolit dan EKG

PENATALAKSANAAN
1. Early goal directed therapy
Resusitasi cairan agresif dengan koloid dan atau kritaloid,
pemberian obat-obatan inotropik, dan atau vasopresor
dalam waktu 6 jam sesuadh diagnosis ditegakkan

2. Inotropik/vasodilator/vasopressor
Vasopresor diberikan appabila terjadi refrakter terhadap
resusitasi volume, dan mAP kurang dari normal. Vasodilator
diberikan pada keadaan tahanan pembuluh darah perifer
yang meningkat dengan MAP tinggi sesudah resusitasi
volume dan pemberian inotropik

PENATALAKSANAAN
3. ECMO (Extra corporeal membrane oxygenation)
syok septik pediatric yang refrakter terhadap terapi cairan,
inotropik, vasopresor, vasodilatasi, dan terapi hormon

4. Suplemen oksigen
5. Koreksi asidosis
6. Terapi antibiotik
- Ampisilin 200 mg/kgBB/hari IV dalam 4 dosis,
dikombinasikan dengan aminoglikosida, garamycin 5-7
mg/kgBB/hari atau amikasin 15-20 mg/kgBB/hari iv atau
netilmisin 5-6 mg/kgBB/hari iv dalam 2 dosis
- Ampisilin dengan cefotaxime 100mg/kgBB/hari intravena
dalam 3 dosis

PENATALAKSANAAN
7. Sumber infeksi
8. Terapi kortikosteroid
hidrokortison 50 mg setiap 6 jam dan dikombinasi dengan
fludorcortison 50 g diberikan 7 hari dapat menurunkan
angka kematian absolut

9. GMCSF (Granulocyte Macrophage Colony


Stimulating Factor )
10. Intravenous Immunoglobulin (IVIG)
11. Hemofiltrasi

PENATALAKSANAAN
12. Terapi suportif

Profilaksis Stress Ulcer


Profilaksis Trombosis Vena Dalam
Pencegahan Hipoglikemia pada sepsis
Penatalaksanaan Disfungsi Organ

Disfungsi paru
Disfungsi saluran cerna
Disfungsi koagulasi
Disfungsi renal

KOMPLIKASI
severe sepsis (sepsis dengan disfungsi organ akut)
syok sepsis (sepsis dengan hipotensi arterial refraksi)

multiple organ disfunction syndrome (MODS) atau


disfungsi organ multiple dan berakhir pada kematian

PROGNOSIS
Kematian karena sepsis utamanya disebabkan oleh syok
Angka kematian mencapai 40-60% untuk penderita dengan sepsis
karena kuman enteric gram negative
Tanda-tanda prognosis buruk :
Hipotensi
Koma
Leukopeni < 500/ul
Trombositopenia (<100.000/ul)
Kadar fibrinogen rendah (< 150 mg/dl)

Thank
You

You might also like