Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK PEMBAKARAN
KE V)
016
033
035
051
: 28 Oktober 2015
: Dr.Ir. Niniek Fajar P., M.Eng
: Hanindito Saktya P.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan industri sangat berkembang sehingga membutuhkan
beberapa dukungan kinerja sarana maupun prasarana yang optimal, khususnya seperti
peralatan pendukung produksi. Dukungan peralatan yang optimal ini akan meningkatkan
produktifitas baik dari segi efektifitas maupun efisiensinya. Proses pengujian hasil
pengolahan minyak bumi mutlak dilakukan. Keharusan ini tidak lain adalah agar hasil
pengolahan minyak bumi memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.
Pengujian yang biasanya dilakukan di laboratorium ini adalah pengujian minyak dalam
hal pengujian specific gravity, distilation, flash paint dan fire point, colour, pour point, water
content, viscousity, aniline point, dan smoke point (Buwono, 2004).
Pada percobaan kali ini, lebih memahami mengenai titik anilin. Oleh karena itu, pada
percobaan aniline point dalam praktikum teknik pembakaran diharapkan mahasiswa
dapat mengetahui cara uji kualitas aniline point sesuai dengan ASTM D 611.
I-1
I-2
BAB I PENDAHULUAN
I.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan aniline point ini adalah:
1. Mengetahui aniline point pada sampel campuran biosolar dan anilin
dengan menggunakan uji A dari ASTM D 611-04.
2. Mengetahui bilangan cetane dan indeks diesel dari pada sampel
campuran biosolar dan anilin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Aniline Point
Titik anilin (AP) adalah karakteristik lain dari minyak bumi Fraksi yang
menunjukkan tingkat aromatisitas hidrokarbon campuran. Titik anilin didefinisikan
sebagai suhu terendah di mana volume yang sama dari anilin dan sampel menjadi benarbenar larut. Sebagai jumlah aromatik di sebagian kecil minyak meningkatkan anilin yang
titik menurun. Oleh karena itu, titik anilin adalah parameter yang sangat terkait dengan
jenis hidrokarbon di fraksi minyak bumi. Titik anilin adalah parameter berguna dalam
perhitungan panas pembakaran, indeks diesel dan kandungan hidrogen dari bahan bakar
minyak bumi. Untuk produk non BBM seperti pelarut titik anilin biasanya ditentukan
untuk mengukur efektivitas bahan bakar tersebut (Albahri, 2002).
Menurut Trina (2015), Titik anilin/Aniline Point (AP) didefinisikan sebagai suhu
terendah dimana volume anilin dan sampel yang sama menjadi benar-benar terlarut. Titik
anilin merupakan parameter yang berhubungan dengan jenis hidrokarbon dalam fraksi
minyak bumi. Titik anilin berguna dalam perhitungan panas pembakaran, indeks kadar
hidrogen diesel dan minyak bakar. Untuk produk non-BBM seperti pelarut titik anilin
biasanya ditentukan untuk mengukur efektivitas bahan bakar.
II.1.2 Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari tumbuhan-tumbuhan dan hewan laut (marine algea) dan
bakteria yang telah mengalami perubahan kimia. Pembentukannya terjadi ratusan juta
tahun lalu. Perubahan bahan-bahan organik tersebut menjadi hidrokarbon terjadi oleh
pengaruh temperatur dan tekanan di dalam endapan yang mengarah terbentuknya
batuan sedimen (sedimentary rock). Hidrokarbon yang terbentuk dalam fase cair
merupakan minyak bumi dan dalam fase gas disebut gas bumi. Minyak bumi telah
ditemukan dalam mutu komersial pada semua benua di dunia. Terdapat sekitar 1500 jenis
yang telah ditemukan. Perbedaan utama antara masing-masing minyak bumi terletak
antara lain pada komposisi hidrokarbon, proporsi hidrokarbon rendah dan berat serta
keberadaan senyawa lain selain hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi itu
(Nasution, et al., 2010).
Minyak bumi mengandung sekitar 85% berat atom karbon (C) dan 12% berat atom
hidrogen (H) dan sisanya atom sulfur (S), nitrogen (N), oksigen (O) dan logam (Ni, V, Fe).
Berdasarkan jumlah kedua atom karbon dan hidrogen tersebut maka minyak bumi
mengandung sebagian besar senyawa hidrokarbon. Sisanya adalah senyawa yang
mengandung atom S, N, O dan logam di samping atom karbon dan hidrogen; senyawa
demikian yang disebut senyawa non-hidrokarbon (Nasution, et al., 2010).
Tabel II.1 Analisis elemen dasar dari minyak mentah tertentu
II-1
II-2
% Berat
84-87
11-14
0,06-2,0
0,1-2,0
0,1-2,0
Kandungan methanol
dan ethanol
Kandungan Abu
Kandungan Sedimen
Bilangan Asam Kuat
Bilangan Asam Total
Lubristas
(HFRR
% v/v
Tak terdeteksi
D 4815
% m/m
% m/m
mg KOH/g
mg KOH/g
Micron
D 482-95
D -473
D 664
D 664
D 6079-99
0,01
0,01
0
0,3
400
II-3
Menurut Perry (2008), beberapa sifat fisik dan kimia yang dimiliki aniline antara
lain:
Tabel II.2 Data sifat fisik dan kimia anilin
Karakteristik
Rumus kimia
Berat molekuler
Wujud, warna
Specific gravity
Titik leleh
Titik didih
Kelarutan dalam 100 bagian:
Air
Alkohol
Eter
Anilin
C6H5NH2
93,13
minyak, tidak berwarna
1,02220/4
-6,2
184,4
3,618
II-4
II-5
II-6
Gambar II.2 Detail rancangan perangkat uji titik anilin film-tipis (metode uji B)
Perangkat dibersihkan terlebih dahulu, kemudian menuangkan 10 ml anilin dan 10
ml sampel yang telah dikeringkan ke dalam tabung yang telah terpasang stirer-pompa
dan termometer. Jika bahan terlalu kental untuk transfer secara volumetris, timbang
hingga mendekati nilai 0,01 gram sampel yang setara dengan 10 ml pada temperatur
ruangan. Tempatkan termometer pada tabung sehingga ruang kontraksi berada di bawah
permukaan cairan dan juga ujung merkuri tidak menyentuh dinding tabung. Susun
perangkat seperti yang ditunjukkan Gambar II.6.
Atur kecepatan pompa untuk menghasilkan aliran kontinyu pada campuran minyak
dan anilin sehingga terbentuk lapisan tipis yang mengalir terhadap ruang lampu. Dengan
minyak yang berwarna sangat gelap, operasikan pompa perlahan dan lebih rendah
sehingga tabung yang dituangkan mengenai puncak ruang lampu, sehingga didapatkan
lapisan tipus kontinyu yang cukup untuk digunakan sebagai uji titik anilin. Atur voltase
lampu hingga terdapat cukup cahaya yang diberikan agar filamen dapat terlihat melalui
film. Tingkatkan temperatur campuran pada rate 1-2 C (20-3,5 F)/menit hingga titik
anilin tercapai, yang ditandai dengan pencahayaan sementara dan terbatas dari filamen
lampu, dan hilangnya kondisi film dalam keadaan tak tembus cahaya. Hentikan
pemanasan dan atur voltase lampu sehingga filamen tampak bening dan jelas namun
tidak cukup cerah bagi mata. Atur temperatur bath sehingga campuran sampel-anilin
mendingin pada rate 0,5-1,0 C (1,0-1,8 F)/menit dan catat kemunculan film dan filamen
cahaya. Catat temperatur di mana fase kedua tampak jelas dengan penampakan kembali
kondisi film yang tak tembus cahaya sebagai titik anilin (yang biasanya menyebabkan
suatu lingkaran cahaya tampak melingkari filamen cahaya) atau dari kaburnya filamen
cahaya sesaat, atau keduanya. Pada temperatur di atas titik anilin, batas filamen cahaya
tampak jernih dan jelas. Pada titik anilin, temperatur suatu lingkaran cahaya atau kabut
yang terbentuk di sekitar filamen, menggantikan garis yang jelas dari batas filamen
Laboratorium Teknik Pembakaran
Program Studi DIII Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri ITS
Surabaya
II-7
Gambar II.3 Perangkat uji titik anilin film tipis (metode uji B)
II-8
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
Bahan bakar yang digunakan
: Biosolar
: 2 dan 2
III-2
III-3
temperatur
setelah
proses
pemanasan
selesai
dengan
III-4
mulai
menghasilkan kabut
5. Mengukur temperatur dan waktu pada saat terbentuk kabut pertama
kali
6. Melakukan Repeat sebanyak sekali
7. Mengulangi prosedur yang sama dengan menggunakan Jacket dan test
tube (Produce).
III.5 Diagram Alir Percobaan
III.5.1 Tahap Persiapan
III.5.1.1 Mempersiapkan alat uji titik anilin (aniline point)
Mulai
Meletakkan pemanas elektrik pada dasar statif
III-5
Selesai
III-6
III-7
Selesai
III-8
III-9
Pipet Tetes
Gelas Ukur
6
5
3
4
2
1 - Pemanas Elektrik
2 - Beaker glass 1000 ml
3 - Pipa U
4 - Statif
5 - Klem Holder
Perangkat
6 - Stirer uji Anilin Point
III-10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Dari hasil pengamatan pertama pada pengujian aniline
point pada proses pencampuran dengan pemanasan dan sampel
campuran biosolar dan anilin digunakan alat pipa U, sehingga
didapatkan hasil pengamatan seperti pada Tabel IV.1.
Tabel IV.1 Hasil Pengamatan Proses Pencampuran dengan
Pemanasan Biosolar dengan Anilin Setiap Kenaikan
Suhu pada Pengamatan Ke-1
Suhu Waktu t
No 0
Keterangan
( C)
(s)
(0C)
Campuran terdiri dari dua lapisan, lapisan
0
1
32
0 solar, dan lapisan anilin
34
25
25 Campuran memisah
2
3
36
148
Campuran memisah
38
217
69
Campuran memisah
40
231
Campuran memisah
42
246
15
Campuran memisah
44
290
Campuran memisah
46
319
29
Campuran memisah
48
340
Campuran memisah
10
50
372
32
Campuran memisah
11
52
402
Campuran memisah
12
54
427
25
Campuran memisah
13
56
451
Campuran memisah
14
58
499
48
Campuran memisah
15
60
510
Campuran memisah
16
62
528
18
Campuran memisah
IV-1
IV-2
64
542
Campuran memisah
18
66
560
18
Campuran memisah
19
68
595
Campuran memisah
20
70
622
27
21
72
644
10
22
74
685
41
23
76
693
11
24
78
743
50
25
80
785
12
26
82
832
47
27
84
896
13
28
86
963
67
29
88
989
14
30
90
1045
56
31
92
1087
15
32
94
1112
25
33
96
1179
16
34
98
1204
25
IV-3
100
1269
17
36
102
1343
74
37
104
1392
18
38
106
1441
49
39
108
1499
19
40
110
1568
69
41
112
1595
20
42
114
1642
47
43
116
1681
21
44
118
1732
51
45
120
1755
22
46
122
1789
34
47
124
1812
23
48
126
1851
39
49
128
1897
24
50
130
1915
18
51
132
1939
25
IV-4
130
128
126
39
124
56
122
62
120
70
118
75
116
79
10
114
87
11
112
97
12
110
112
13
108
121
14
106
125
15
104
129
16
102
139
17
100
144
18
98
157
19
96
161
IV-5
94
169
21
92
175
22
90
183
23
88
191
24
86
205
14
25
84
211
26
82
222
11
27
80
231
28
78
239
29
76
250
11
30
74
259
31
72
264
32
70
271
33
68
287
16
34
66
299
12
64
313
36
62
329
16
37
60
342
13
38
58
365
23
39
56
382
17
54
392
35
40
14
10
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
IV-6
52
420
42
50
463
43
48
499
44
46
531
45
44
576
46
42
602
47
40
673
48
38
715
42
13
Campuran memisah
44
44
31
Campuran memisah
46
63
19
Campuran memisah
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
IV-7
48
74
11
Campuran memisah
50
89
15
Campuran memisah
52
107
18
Campuran memisah
54
122
15
Campuran memisah
10
56
144
22
Campuran memisah
11
58
168
24
Campuran memisah
12
60
179
11
Campuran memisah
13
62
192
13
Campuran memisah
14
64
227
35
Campuran memisah
15
66
272
45
Campuran memisah
16
68
299
27
Campuran memisah
17
70
320
21
Campuran memisah
18
72
383
63
Campuran memisah
19
74
474
91
Campuran memisah
20
76
557
83
Campuran memisah
21
78
641
84
Campuran memisah
22
80
703
62
23
82
790
87
24
84
853
63
25
86
925
72
26
88
996
71
27
90
1078
82
IV-8
92
1097
19
29
94
1123
26
96
1178
98
1201
32
100
1253
52
33
102
1296
43
34
104
1312
16
106
1342
36
108
1378
36
37
110
1392
14
38
112
1413
21
39
114
1442
29
116
1479
41
118
1495
16
42
120
1519
24
43
122
1554
35
44
124
1593
39
30
31
35
40
55
23
30
37
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
Campuran
pekat
IV-9
126
1633
40
124
122
12
120
19
118
27
116
41
14
114
52
11
112
61
110
78
17
10
108
85
11
106
93
12
104
101
13
102
114
13
14
100
119
15
98
128
16
96
143
15
17
94
162
19
IV-10
92
174
12
19
90
191
17
20
88
203
12
21
86
211
22
84
221
10
23
82
238
17
24
80
259
21
25
78
273
14
26
76
281
27
74
294
13
28
72
302
29
70
326
24
30
68
343
17
31
66
362
19
32
64
389
27
33
62
401
12
34
60
419
18
35
58
432
13
36
56
454
22
37
54
478
24
38
52
493
15
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
IV-11
50
522
29
40
48
555
33
41
46
576
21
42
44
594
18
43
42
621
27
40
665
44
40
287
105
Campuran memisah
42
374
87
Campuran memisah
44
452
78
Campuran memisah
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
IV-12
46
581
129
Campuran memisah
48
701
120
Campuran memisah
50
798
97
Campuran memisah
52
874
76
Campuran memisah
10
54
924
50
Campuran memisah
11
56
997
73
Campuran memisah
12
58
1023
26
Campuran memisah
13
60
1097
74
14
62
1198
101
64
1257
16
66
1293
36
17
68
1368
75
18
70
1402
34
19
72
1494
92
74
1547
21
76
1599
52
22
78
1636
37
23
80
1678
42
82
1692
15
20
24
59
53
14
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
Campuran
lebih pekat
IV-13
84
1715
23
26
86
1754
39
27
88
1781
27
28
90
1808
27
29
92
1853
45
90
62
62
88
123
61
86
181
58
84
275
94
82
306
31
80
486
18
0
78
539
53
76
604
65
IV-14
74
672
68
11
72
718
46
12
70
737
19
13
68
801
64
14
66
873
72
15
64
916
43
16
62
989
73
17
60
1015
26
18
58
1073
58
19
20
21
22
23
24
25
26
27
56
54
52
50
48
46
44
42
40
1102
1156
1211
1286
1342
1482
1567
1692
1814
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
54
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
55
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
75
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
56
mengendap
14
0
85
12
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
12
IV-15
44
158
93
Campuran memisah
46
239
81
Campuran memisah
48
362
123
Campuran memisah
50
401
39
Campuran memisah
52
486
85
Campuran memisah
54
541
55
Campuran memisah
56
564
23
Campuran memisah
10
58
583
19
Campuran memisah
11
60
621
38
Campuran memisah
12
62
651
30
Campuran memisah
13
64
687
36
14
66
715
28
15
68
775
60
IV-16
16
70
815
40
17
72
877
62
18
74
913
36
19
76
993
80
20
78
1088
95
21
80
1199
111
22
82
1233
34
23
84
1274
41
24
86
1299
25
25
88
1313
14
26
90
1352
39
27
92
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur, berwarna coklat lebih
pekat
Campuran tercampur secara homogen
berwarna coklat pekat (coklat kehitaman)
IV-17
88
78
78
86
156
78
84
207
51
82
279
72
80
356
77
78
404
48
76
482
78
74
541
59
10
72
627
86
11
70
703
76
12
68
785
82
13
66
846
61
14
64
891
45
15
62
942
51
16
60
997
55
17
58
1026
29
18
56
1093
67
19
54
1124
31
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
Campuran
mengendap
20
52
1192
68
IV-18
21
50
1222
30
22
48
1299
77
23
46
1342
43
24
44
1452
110
25
42
1576
124
26
40
1678
102
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
Campuran mulai terpisah, anilin mulai
mengendap
Campuran terpisah seperti keadaan semula,
anilin berada di lapisan bawah, solar berada
di lapisan atas
IV.2
IV-19
Grafik IV.1 Hubungan Antara Suhu dan Waktu untuk Pemanas dan Pendinginan Biosolar pada
Pengamatan Ke-1
IV-20
76
54
22
693
427
266
98
78
20
1204
743
461
132
100
32
1939 1269
670
0,0827
C/detik
0,0434
0.0559
C/detik
C/detik
0,0478
C/detik
IV-21
106
76
50
78
52
38
28
24
12
2870
5676
10062
5426
9599
13658
2556
3923
3596
0,0109
C/detik
0,0061
C/detik
0,0033
C/detik
IV-22
Grafik IV.2 Hubungan Antara Suhu dan Waktu untuk Pemanas dan Pendinginan Biosolar pada
Pengamatan Ke-2
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
IV-23
80
64
16
703
227
476
98
82
16
1201
790
411
126
100
26
1633
1253
380
0,0336
C/detik
0,0389
0,0665
C/detik
C/detik
0,0684
C/detik
IV-24
82
64
18
4110
6939
2829
62
50
12
7340
10138
2798
0,0063
C/detik
0,0043
C/detik
IV-25
Grafik IV.3 Hubungan Antara Suhu dan Waktu untuk Pemanas dan Pendinginan Biosolar pada
Pengamatan Ke-3
IV-26
56
48
997
701
296
70
58
12
1402
1023
379
92
72
20
1853
1494
359
0,027
C/detik
0,0316
0,0329
0C/detik
C/detik
0,0557
C/detik
IV-27
80
64
16
3286
9146
5860
62
52
10
10135
15692
5557
50
40
10
16978
24875
7897
0,0027
C/detik
0,0018
C/detik
0,0128
0C/detik
0,0013
C/detik
IV-28
Grafik IV.4 Hubungan Antara Suhu dan Waktu untuk Pemanas dan Pendinginan Campuran
IV-29
62
50
12
651
401
250
76
64
12
993
687
306
90
78
12
1352
1088
264
0,048
C/detik
0,0392
0,0387
C/detik
C/detik
0,0454
C/detik
IV-30
2428
3855
0,0042
80
1427
72
50
22
4482
15303
10821
48
40
16602
22650
6048
C/detik
0,002
0,0047
0C/detik
C/detik
0,0013
C/detik
Nilai
Solar
Spesific Grafity
gr/cm3
API grafity
Titik Aniline
(o F)
Indeks Diesel
Cetane number
API
Nilai
Reproduce 1
Nilai
Reproduce 2
0,86
gr/cm3
33,034
0API
0,86
gr/cm3
33,034
0API
42.670C
55.330C
29,7306
46,3
25,1058
47,5
Nilai Solar
Berdasarkan
Literatur
0.87
gr/cm3
31.14
0API
C
45/48
IV-31
IV-32
A
B
Gambar IV.1 Perbandingan Alat untuk Pengujian Aniline Pont
dengan Metode A di Laboratorium (A) dan ASTM
Dari gambar IV.1 dapat dilihat bahwa penggunaan
alat untuk pengujian aniline point dengan metode A untuk
reproduce kedua berbeda dengan standard yang ditentukan
ASTM. Meskipun alat tersebut telah disesuaikan dengan ASTM
namun, tetap saja hal ini belum sesuai dengan keadaan
sesungguhnya. Selain itu perbedaan ini juga bisa dikarenakan
kurangnya ketelitian praktikan dalam pengamatan baik proses
pemanasan juga pendinginan. Juga bisa dikarenakan
penggunaan aniline yang sama untuk repeatability pada
reproduce 2 sehingga kualitas aniline semakin berkurang.
BAB V
KESIMPULAN
1. Untuk menetapkan aniline point pada campuran solar adalah dengan
menggunakan metode pada ASTM D 611. Metode yang digunakan
adalah metode A dengan alat tabung jaket dan pipa U yang telaah
dimodifikasi sesuai metode A.
2. Untuk menghitung dan menentukan bilangan setana pada campuran
solar dan premium, dilakukan dengan menggunakan perhitungan dari
ASTM D 613. Perhitunggannya adalah sebagai berikut:
CNS
CNLRF + (
) (CNHRF - CNLRF )
V-1