Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK PEMBAKARAN
NRP
NRP
NRP
NRP
2313
2313
2313
2313
030
030
030
030
: 08 Oktober 2015
: Ir. Sri Murwanti, M.T
: Anita Cahyaningrum
016
033
035
051
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Viskositas sangat penting karena mempengaruhi proses atomisasi. Proses
atomisasi akan mempengaruhi karakteristik api yang dihasilkan pada
pembakaran bahan bakar cair. Viskositas yang tinggi akan membuat bahan
bakar teratomisasi menjadi tetesan yang lebih besar dengan momentum
tinggi dan memiliki kecenderungan untuk bertumbukan dengan dinding
silinder yang relatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan pemadaman flame
dan meningkatkan deposit dan emisi mesin. Pada umumnya, bahan bakar
harus mempunyai viskositas yang relatif rendah agar mampu mengalir dan
teratomisasi dengan mudah (Raharjo, 2009).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat
seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan
yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan
mengalirnya suatu cairan (Budi, 2008).
Kekentalan minyak pelumas harus sesuai dengan fungsi minyak itu
untuk mencegah keausan permukaan bagian yang bergesekan, terutama
pada beban yang besar dan pada putaran rendah. Minyak pelumas yang
terlalu kental sukar mengalir melalui salurannya, disamping itu dapat
menyebabkan kerugian daya mesin yang terlalu besar. Dengan praktikum
yang dilakukan, harapannya dapat mengetahui cara pengukuran dan
karakteristik viskositas dari sampel yang diuji, sehingga akan diketahui
karakteristik (sifat fisis) dari pelumas tersebut sesuai dengan metode ASTM
D445-07.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur sifat fisis viskositas berupa viskositas
kinematik dan dinamik dari suatu campuran bahan bakar solar 40% dan
premium 60% dan AHM Oil MPX dengan metode ASTM D-445-04?
2. Bagaimana cara menghitung repeatability dan reproduceability dalam
I-1
I-2
BAB I PENDAHULUAN
mengukur viskositas menurut ASTM D 455-04?
I.3. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui cara mengukur sifat fisis viskositas berupa viskositas
kinematik dan dinamik dari suatu campuran bahan bakar solar 40% dan
premium 60% dan AHM Oil MPX dengan metode ASTM D-445-04.
2. Untuk mengetahui cara menghitung repeatability dan reproduceability
dalam mengukur viskositas menurut ASTM D 455-04.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengertian Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan
apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears dkk, 1982).
Menurut Lewis (1987), viskositas dibagi menjadi :
1. Viskositas kinematik adalah perbandingan viskositas terhadap kerapatan
massa. Satuan untuk Viskositas Kinematik adalah Stoke (m2/s) (Eko,
2008).
= x t ..(1)
dimana,
= viskositas kinematik, mm2/s
= konstanta kalibrasi viskometer, mm2/s2
t = waktu, s
2. Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan
geser dengan gerakan fluida (Anonim, 2008). Selain itu, viskositas
dinamik juga bisa diartikan sebagai rasio antara shear, stress, dan shear
rate. Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas (Ghazali dkk,
2009).
= x 10-3 x ...(2)
dimana,
= viskositas dinamik, mPa.s
= densitas, kg/m3, pada temperatur sama yang digunakan untuk
mengukur viskositas kinematik
= viskositas kinematik, mm2/s
Dalam satuan cgs, tegangan geser adalah dalam dyne/cm2 dan kadar
geseran dalam det -1, maka satuan kekentalan dinamik adalah poise disingkat
P. Sedangkan satuan rapat massa gram/cm3 sehingga satuan kekentalan
kinematik adalah stokes disingkat St. Satuan yang paling umum dalam
industri perminyakan adalah centipoise disingkat cP dan centistoke
disingkat cSt, dimana 1 P = 100 cP dan 1 St =100 cSt. Dalam satuan SI,
II-1
II-2
II-3
II-4
II-5
II-6
Harga tengah
kekentalan, cSt
pada 40 oC
2,2
3,2
4,6
6,8
10
15
22
32
46
68
100
150
220
320
460
680
1000
1500
2,42
3,52
5,06
7,48
11
16,5
24,2
35,2
50,6
74,8
110
165
242
352
506
748
1100
1650
(Nasution, 2007)
II.1.3.2 Klasifikasi Kekentalan Menurut SAE
Sistem klasifikasi ini disusun oleh SAE (Society of Automotive
Engineers), dalam SAE J300 SEP80 pertama kali dilaporkan Divisi
Anekaragam (Miscellaneous Division), disetujui pada Juni 1911, dan direvisi
kembali oleh suatu komite pada September 1980. Walaupun sistem
kekentalan ini disusun oleh SAE, klasifikasi kekentalan minyak pelumas
bukan hanya untuk otomotif, melainkan semua tipe penggunaan minyak
pelumas termasuk industri, kapal laut dan pesawat udara. Klasifikasi SAE
merupakan klasifikasi untuk minyak pelumas mesin-mesin secara rheologi
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
II-7
II-8
3
4
Karakteristik
Bilangan
Oktana
-Angka Oktana
Riset (RON)
-Angka Oktana
Motor (MON)
Stabilitas
Oksidasi
(Periode
Induksi)
Kandungan
Sulfur
Kandungan
Satuan
RON
Batasan
Tanpa Timbal
Bertimbal
Min.
Maks.
Min.
Maks.
88.0
dilaporkan
88.0
Metode Uji
ASTM
D 2699-86
dilaporkan
D 2700-86
menit
360
360
D 525-99
% m/m
0,051)
0,051)
D 2622-98
g/l
0,013
0,3
D 3237-97
Lain
II-9
6
7
Washed gum
Tekanan Uap
D 86-99a
oC
74
74
oC
88
125
88
125
oC
180
180
oC
215
205
% vol
% m/m
2,72)
2,72)
D 481594a
m/100
ml
D 381-99
kPa
62
62
kg/m3
715
780
715
780
10
Korosi bilah
tembaga
menit
11
Uji Doctor
12
13
14
15
16
Sulfur
Mercaptan
Penampilan
visual
Warna
Kandungan
pewarna
Bau
%
massa
kelas I
kelas I
Negatif
Negatif
0,002
0,002
Merah
Jernih dan
terang
Merah
0,13
0,13
Dapat dipasarkan
Dapat
dipasarkan
g/100 l
D 5191-99
atau D
323
D 4052-96
atau D
1298
D 130-94
IP
30
D 3227
II.1.4.2 Biosolar
Biosolar merupakan salah satu jenis bahan bakar cair yang digunakan
dalam proses pembakaran pada motor bakar. Biosolar yang dijual di
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
II-10
II-11
II-12
II-13
II-14
II-15
II-16
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
1. Repeatability 3 kali dan Reproducibility 4 kali
III.2 Bahan Yang Digunakan
1. Air
2. Biosolar (Pembelian di SPBU Ngagel pada tanggal 7 Oktober 2015)
3. Oli (AHM Oil MPX) (Pembelian di Bengkel Esa pada tanggal 7
Oktober 2015)
4. Premium (Pembelian di SPBU Ngagel pada tanggal 7 Oktober 2015)
III.3 Alat Yang Digunakan
1. Gelas Ukur
2. Penghisap Pipet
3. Pipet Tetes
4. Stopwatch
5. Termometer
6. Viscometer Oswald
III.4 Prosedur Percobaan
III.4.1 Tahap Kalibrasi Alat
1. Menyiapkan gelas ukur 1000 ml.
2. Menuangkan air sebanyak 500 ml ke dalam gelas ukur 1000 ml.
3. Menyiapkan viscometer ostwald.
4. Memasukkan air ke dalam viscometer oswald dengan pipet tetes.
5. Menghisap sampel atau dengan menggunakan pipet volum untuk
menyesuaikan level tertinggi sampel uji ke posisi di lengan kapiler.
6. Mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh air untuk
mencapai batas (level) bawah dari garis yang terdapat pada lengan
kapiler.
III.4.2 Tahap Pengukuran Densitas Sampel
1. Menyiapkan gelas ukur 1000 ml.
2. Menuangkan sampel oli AHM oil MPX sebanyak 500 ml ke dalam
gelas ukur 1000 ml.
III-1
III-2
III-3
Selesai
III-4
Selesai
III-5
Keterangan :
1. Pipet Hisap
2. Stopwatch
3. Viskometer Ostwald
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Percobaan
Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil percobaan.
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas Sampel Campuran Premium dan
Biosolar
Parameter
Operator
Repeat keWaktu (s)
Waktu Rata-Rata (s)
1
5,74
Zandhika
2
5,60
5,74
3
5,89
1
5,99
Danissa
2
5,52
5,69
3
5,58
1
5,20
Shinta
2
5,23
5,18
3
5,12
1
5,09
Aprise
2
5,39
5,25
3
5,26
Tabel IV.1.2 Hasil Percobaan Viskositas Sampel AHM Oil MPX
Parameter
Operator
Repeat keWaktu (s)
Waktu Rata-Rata (s)
1
562,8
Zandhika
2
555,6
562,4
3
568,8
1
546
Danissa
2
568,2
562,2
3
572,4
1
559,8
Shinta
2
542,4
538,2
3
512,4
1
552,6
Aprise
2
559,8
554
3
549,6
IV-1
IV-2
(kg/m3)
Operator
ke28o C
28o C
28o C
984,3
1
4,48
4,409664
984,3
1
2
4,37
4,301391
984,3
3
4,59
4,517937
984,3
1
4,67
4,596681
984,3
2
2
4,31
4,242333
984,3
3
4,35
4,281705
3
1
2
3
4,06
4,08
3,99
3,996258
4,015944
3,927357
984,3
984,3
984,3
1
2
3
3,97
4,20
4,10
3,907671
4,13406
4,03563
984,3
984,3
984,3
IV-3
Viskositas (mm2 /s )
Percobaan ke Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
IV-4
Viskositas (cp)
Percobaan ke Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
IV-5
IV-6
IV-7
(kg/m3)
Operator
o
o
o
ke27 C
27 C
27 C
27o C
867,3
1
438,98
432,0880
562,8
867,3
1
2
433,37
426,5661
555,6
867,3
3
443,66
436,6945
568,8
867,3
1
425,88
419,1937
546
867,3
2
2
443,20
436,2418
568,2
867,3
3
446,47
439,4604
572,4
867,3
1
436,64
429,7848
559,8
867,3
3
2
425,14
418,4653
542,4
867,3
3
399,67
393,3952
512,4
867,3
1
431,03
424,2628
552,6
867,3
4
2
436,64
429,7848
559,8
867,3
3
428,69
421,9596
549,6
IV-8
Viskositas (mm2/s )
Percobaan ke Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
Dari Tabel IV.2.8 hasil yang diperoleh pada percobaan tidak sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bhawa nilai dari viskositas kinematik dari
AHM Oil MPX adalah 71-75 mm2/s. Hal tersebut terjadi karena pengukuran
viskositas kinematik dan viskositas dinamik yang dilakukan pada percobaan
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
Fakultas Teknologi Industri-ITS
SURABAYA
IV-9
Viskositas (cp)
Percobaan ke Operator 1
Operator 2
Operator 3
Operator 4
IV-10
424,263
429,785
421,959
425,336
Tidak Sesuai
Dari Tabel IV.2.9 hasil yang diperoleh pada percobaan tidak sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bhawa nilai dari viskositas dinamik dari
AHM Oil MPX adalah 71-75 cp. Hal tersebut terjadi karena pengukuran
viskositas kinematik dan viskositas dinamik yang dilakukan pada percobaan
adalah saat suhu AHM Oil MPX 27 sedangkan pada MSDS AHM Oil MPX
suhu saat pengukuran viskositas adalah pada suhu 40.
Untuk mengetahui nilai repeatability dan reproducibility yang dilakukan
dalam percobaan telah memenuhi simpangan maksimum yang telah
ditetapkan dalam ASTM D 445-06 ataukah tidak maka dilakukan
perhitungan terlebih dahulu.
Perhitungan repeatablity yaitu dengan menghitung rata-rata dari selisih
viskositas kinematik () tiap percobaan yang dilakukan oleh masing-masing
operator untuk mencari nilai rata-rata selisih tiap percobaan (x). Dari nilai ini
diperoleh nilai repeatability dengan cara mengkalikan nilai x dengan nilai
repeatability yang telah ditetapkan dalam ASTM D445-06 yang kemudian
dikalikan 100%.
Tabel IV.2.10 Hasil perhitungan repeatability viskositas kinematik () untuk Sampel
AHM Oil MPX
Rata-rata selisih
Repeatability
Operator
tiap percobaan
%
(x)
Operator 1
10,29
1,132 %
Operator 2
20,59
2,265 %
Operator 3
36,97
4,067 %
Operator 4
7,95
0,0875%
IV-11
IV-12
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan pengukuran dan perhitungan viskositas
terhadap sampel campuran Biosolar dan Premium dan AHM Oil
MPX diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Pengukuran dan perhitungan hasil percobaan dilakukan
berdasarkan ASTM D 445-06. Nilai rata-rata viskositas
kinematik dari campuran bahan bakar Solar 40% dan Premium
60% pada operator 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 4,48
mm2/s; 4,44 mm2/s; 4,04 mm2/s dan 4,09 mm2/s. Nilai rata-rata
viskositas dinamis dari campuran bahan bakar Solar 40% dan
Premium 60% pada operator 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah
4,4097 cP; 4,3736 cP; 3,9799 cP dan 4,0258 cP. Sedangkan nilai
viskositas kinematik pada sampel AHM Oil MPX pada operator
1, 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 438,67 mm2/s; 438,52 mm2/s;
420,48 mm2/s dan 432,12 mm2/s. Nilai rata-rata viskositas
dinamis pada sampel AHM Oil MPX pada operator 1, 2, 3 dan 4
secara berturut-turut adalah 431,783 cP; 431,632 cP; 413,882 cP
dan 425,336 cP.
2. Hasil perhitungan repeatability viskositas kinematik untuk
Sampel campuran Premium dan Solar (28C) pada operator 1, 2,
3 dan 4 secara berturut-turut adalah 0,0242 %; 0,0396 %; 0,0099
% dan 0,0253 %. Hasil perhitungan repeatability viskositas
dinamis untuk Sampel campuran Premium dan Solar (28C)
pada operator 1, 2, 3 dan 4 secara berturut-turut adalah 0,0238
%; 0,0389 %; 0,0097 % dan 0,0249 %. Nilai reproducibility pada
viskositas kinematik dan dinamis pada sampel campuran
Premium dan Solar secara berturut adalah 0,14625 % dan
0,14397 %. Hasil perhitungan repeatability viskositas kinematik
untuk Sampel AHM Oil MPX (27C) pada operator 1, 2, 3 dan 4
adalah 1,132 %; 2,265 %; 4,067 % dan 0,0875 %. Hasil
perhitungan repeatability viskositas dinamis untuk Sampel AHM
Oil MPX (27C) pada operator 1, 2, 3 dan 4 adalah 1,1142 %;
V-1
V-2
BAB V KESIMPULAN
2,2293 %; 4,0028 % dan 0,8608 %. Nilai reproducibility pada
viskositas kinematik dan dinamis pada sampel AHM Oil MPX
secara berturut adalah 12,318 % dan 12,1239 %.
Saran pada percobaan ini adalah :
1. Pengukuran viskositas dalam percobaan haruslah dilakukan
secara teliti agar hasil yang didapatkan dapat akurat dan tepat
2. Dalam percobaan ini nilai viskositas yang dihasilkan tidak sesuai
dengan literatur akibat perbedaan suhu dalam pengukuran
viskositas sehingga hasil yang didapatkan sangat berbeda degan
liteartur, sebaiknya menggunakan alat yang dapat mendukung
suhu sesuai dengan ASTM 445-06.
3. Agar lebih lengkap data yang didapatkan, disarankan praktikum
lebih lanjut untuk menambahkan variabel temperatur.