Professional Documents
Culture Documents
T anggal P ercobaan
4 November 2015
Dosen P embimbing
Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M.Sc.
Asisten L aboratorium
Umi Iskrima
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi
hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar
dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk
hidup lainnya. Namun, dari hari ke hari jumlah
pencemaran air semakin bertambah dan terjadi dimanamana. Pencemaran air menyebabkan berkurangnya
kualitas dan kuantitas air. Sebagai contoh, pencemaran
pada air menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut
dalam air, sehingga berpengaruh negatif terhadap
kehidupan biota perairan dan kesehatan penduduk yang
memanfaatkan air tersebut (Ramdan, 2011).
Tingkat pencemaran air limbah, dapat ditunjukkan
oleh nilai parameter air limbah. Parameter air limbah
meliputi Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical
Oxygen Demand (COD), kekeruhan. BOD dan COD
merupakan parameter dalam pemantauan air limbah,
khususnya pencemaran oleh bahan-bahan organik. COD
adalah jumlah oksigen yang digunakan untuk
mendegradasi bahan organik yang terkandung di dalam air
melalui proses kimiawi. Besar kecilnya konsentrasi BOD
dan COD dipengaruhi oleh banyak sedikitnya beban
pencemaran, dalam hal ini bahan organik yang terdapat
dalam limbah (Ramdan, 2011).
Analisa COD merupakan salah satu percobaan
dalam praktikum teknologi pengolahan limbah. Melalui
percobaan ini, diharapkan dapat dipelajari dan diketahui
I-1
I-2
Bab I Pendahuluan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengertian COD
Limbah adalah bahan, sisa pada suatu kegiatan
atau dari suatu proses produksi, dimana tidak lagi berguna
atau bermamfaat bagi yang melakukan proses. Biasanya
limbah tersebut dibuang ke lingkungan dan akan
mempengaruhi lingkungandimana limbah tersebut di
buang. Dari segi sumbernya limbah ini ada yang berasal
dari industri yang disebut dengan limbah industri, ada
yang berasal dari kegiatan pertanian disebut dengan
limbah pertanian, ada yang berasal dari pemukiman
disebut dengan limbah domestik dan ada yang berasal dari
peternakan disebut dengan limbah peternakan dan lain
lain. Karakteristik dari limbah tersebut dapat meliputi
meliputi BOD dan COD (Juandi, 2009).
Limbah industri dapat digolongkan kedalam tiga
kelompok yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas
yang dapat mencemari lingkungan sekitar pabrik. Adapun
parameter yang dijadikan indikator dalam penilaian mutu
limbah adalah BOD dan COD(Juandi, 2009).
COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan
Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O 2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidasi Kalium
Dikromat (K2Cr2O7) digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent)(Alaerts, 1984).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran
air oleh zat-zat organik yang secara alami dapat
II-1
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
127,14 mg/l. Kadar TSS dari hasil pemeriksaan nilai rataratanya sebesar 0,16 mg/l. Sedangkan hasil sesudah
pengolahan untuk MPN Coliform hasil pemeriksaan nilai
rata-rata 10.486 koloni per 100 ml air limbah. Sedangkan
Hasil pemeriksaan laboratorium kadar BOD rata ratanya
sebesar 30,71 mg/l. Untuk kadar COD 0,16 mg/l, TSS 0,13
mg/l dan MPN Coliform 9.943 koloni per 100 ml air limbah
(Rahmawati, 2005).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
1. Sampel Air Limbah Pengolahan Tahu UD.
Kencana Dinoyo
2. Sampel Air Limbah Pengolahan Tempe UD. Asem
Payung
III.2 Bahan yang Digunakan
1. H 2C2O4 0,01 N
2. H 2SO4 6 N
3. KMnO4 0,01 N
4. Aquadest
III.3 Alat yang Digunakan
1. Batang Pengaduk
2. Buret dan Statif
3. Erlenmeyer
4. Gelas Ukur
5. Pemanas Elektrik
6. Pipet Tetes
7. Termometer
III.4 Prosedur Percobaan
III.4.1 Standarisasi larutan KMnO 4
1. Memanaskan 100 ml air suling dengan Asam
Sulfat 6 N di dalam bejana erlenmeyer sampai
suhu 600C.
III-1
III-2
Bab III Metodologi Percobaan
III-3
Bab III Metodologi Percobaan
Selesai
III-4
Bab III Metodologi Percobaan
Selesai
III-5
Bab III Metodologi Percobaan
Batang Pengaduk
Termometer
Erlenmeyer
Gelas Ukur
Timbangan Elektrik
Pipet Tetes
Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
III-6
Bab III Metodologi Percobaan
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan dan Perhitungan
Berdasarkan percobaan yang terlah dilakukan,
didapatkan data sebagai berikut :
Tabel IV.1 Hasil Analisa Limbah Cair Industri
Pengolahan Kedelai
Volume
Normalitas
Sampel
rata-rata
KMnO4
COD
KMnO4
sebenarnya
Air Limbah Tempe
UD. Asem Payung
0,77 ml
0,0115 N
7,084 mg/l
0,167 ml
0,0115 N
1,5364 mg/l
IV.2 Pembahasan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari
cara menentukan kandungan bahan organik yang terdapat
dalam air limbah pengolahan tempe UD. Asem Payung dan
air limbah pengolahan tahu UD. Kencana Dinoyo yang
dinyatakan dalam satuan COD.
Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu untuk
menentukan nilai COD. Mula-mula yang dilakukan adalah
mengambil 100 ml sampel kemudian menambahkan 5 ml
H 2SO4 6 N dan dipanaskan. Menurut Nhunu (2015),
memanaskan larutan sampai mendidih berfungsi untuk
mempercepat reaksi .
IV-1
IV-2
Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
massa O2 (mg)
V sampel (liter)
IV-3
Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan
COD =
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan analisa nilai COD yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa didapatkan
nilai COD pada sampel air limbah pembuatan tempe UD.
Asem Payung sebesar 7,084 mg/l dan sampel air limbah
pembuatan tahu UD. Kencana Dinoyo sebesar 1,5364 mg/l.
Sampel air limbah pembuatan tempe UD. Asem Payung
memiliki nilai COD yang lebih besar dibandingkan dengan
sampel air limbah pembuatan tahu UD. Kencana Dinoyo.
Nilai COD pada sampel air limbah pembuatan tempe UD.
Asem Payung dan sampel air limbah pembuatan tahu UD.
Kencana Dinoyo yang didapatkan telah sesuai dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013
tentang baku mutu air limbah bagi industri pengolahan
kedelai, dimana kadar maksimum COD untuk industri
tempe dan tahu sebesar 300 mg/l.
V-1
APPENDIKS
1. Membuat larutan KMnO 4 0,01 N
BM KMnO4
= 158 gram/mol
V larutan
= 500 ml
M
= N/e
= 0,01/1 = 0,01 M
M
= (Massa/BM) x (1000/volume ml)
0,01 = (Massa/158) x (1000/500)
Massa = 0,79 gram
Untuk membuat larutan KMnO4 0,01 N, dibutuhkan
0,79 gram padatan KMnO 4 dan dilarutkan dalam 500 ml
aquadest.
2. Membuat larutan H 2SO4 6 N
BM H 2SO4 = 98 gram/mol
V larutan = 500 ml
H 2SO4 = 1,84 gram/ml
Konsentrasi H 2SO4 = 98%
M
= N/e
= 6/2 = 3 M
M
= ( x % x 10)/BM
= (1,84 x 98 x 10)/98
= 18,4 M
M1 x V1 = M2 x V2
18,4 x V1 = 3 x 500
V1
= 81,52 ml
Untuk membuat larutan H 2SO4 6 N, dibutuhkan 81,52
ml H 2SO4 98% lalu dilarutkan dengan aquadest dalam
erlenmeyer 500 ml.
vi
10 x 0,01
8,67
= 0,0115 N
% Error =
=
Na - Nt
100%
Nt
0,0115 0,01
0,01
100% = 15%
Normalitas KMnO 4
Volume sampel
= 0,0115 N
= 0,01 liter
0,0000707 gram
0,01 liter
= 0,007084 gram/l
= 7,084 mg/l
Dengan cara yang sama menghitung COD pada sampel
air limbah pembuatan tahu.
viii