You are on page 1of 20

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

DISUSUN OLEH:
RIZKY AYU RETNO PUTRI
NIM :1515301030

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG


PRODI DIV KEBIDANAN
T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan temanteman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
dan disana sini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin.
Bandar Lampung, September 2015
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Endokrin...............................................................3
B. Tinjauan kelenjar endokrim................................................................5
C. Hormon Yang Berhubungan Denga Reproduksi Pria Dan Wanita....7
D. Kelenjar Hipotalamus dan Hubunganya Dengan Hormon.................9
E. Mekanisme Umpan Balik Hormon...................................................14
F. Hormon-Hormon Yang Berhubungan Dengan Fungsi Reproduksi. .15
BAB III PENUTUP
3

A. Kesimpulan.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari
kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :1. Pulau Langerhans pada Pankreas, 2. Gonad
(ovarium dan testis), 3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta
timusB. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani
hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon
mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu bagaimanakah anatomi dari sistem endokrin?.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui anatomi dari sistem endokrin.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari
kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk
mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas

pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta


koordinasi tubuh.

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf,


namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari
sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut.
Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
3

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak


bekerja melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada
sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna
hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui
hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi,
berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon
adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon
pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah
kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses
pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk
mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula),
sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan
instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda
masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja
dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.

B. Tinjauan kelenjar endokrim


Gambar 1 menunjukan daerah anatomis kelenjar endokrim dalam tubuh
kecuali

testis dan plasenta yang merupakan sumber penting lainya dari

hormone. Marilah kita tinjau hormone-hormon yang penting di ekresikan oleh


kelenjar-kelenjar ini dan pengaruhnya yang penting.
1. Hormone hipofisi
a. Hormone pertumbuhan : menyebabkan pertumbuhan hamper seluruh
sel dan jaringan tumbu.

b. Amdrenokortikkotropin

menyebabkan

kortek

andrenal

mensekresikan hormone-gormon adrenokortika


c. Hormone perangsang-tiroid : menyebakan kelenjar tiroid dan
tridotironin
d. Hormone perangsang folikel : menyebabkan pertumbuhan folikel
dalam ovarium sebelum ovulasi, meningkatkan pembentukan seperma
di dalam testis
e. Hormone litein : memerankan peranan penting dalam menimbulkan
ovulasi ; juga menimbulkan sekresi hormone kelamin oleh ovarium
dan tetosteron oleh testis
f. Prolatin : meningkatkan perkembangan payu dara dan sekresi air susu
HORMON HIPO FISIS POSTERIOR
a. Hormone ati diuretic (juga di sebut vasopressin) : menyebabkan ginjal
menahan air, sehingga meningkatkan air dalam tubuh; jugam pada
konsentrasi yang tinggi, akan menyebabkan penyempitan pembulu
darah di seluruh tubuh dan menaikan tekanan darah
b. Oksitosim: membuat uterus berkontraksi selama proses pesalinan, juga
membantu pengeluaran bayi; juga membuat sel-sel mioepitelial dalam
payu dara berkontaksi, sehingga mengeluarkan air susu dari payudara
suatu bayi mengisap.
2. Kelenjar tiroid
a. Dari 2 toksin dan triiodotironin : meningkatkan kecepatan reaksi kimia
dalam hamper semua sel tubuh, jadi meningkatkan metabolismen
tubuh umum.
b. Kalsitonik : memacu pengendapan kalsium dalam tulang sehingga
menurunkan konsentrasi kalsium dalam cairan ekstraseluler.
3. Kelenjar para teroid

a. Parathormon ; mengatur konsentrasi io kalsium dalam cairan ekstra


seluler dengan cara mengatur : (a) absorpsi kalsium dari usus, (b)
ekskresi kalium oleh ginjal, (c0 pelepasan kalsium dari tulang.
4. Pilai langerhans kelenjar pangkreas
a. Insulim : memacu masuknya glikosa kedalam seluruh tubuh, dimana
cara ini mengatur kecepatan metabolism dari hampir semua
karbbhidrat.
b. Glucagon : merangsang sekresi dan pelepasan glukosa dari hati masuk
ke sirkulasi cairan tubuh.
5. Korteks adrenal
a. Kortisol : mempunyai banyak sekali fungsi metabolic untuk mengatur
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
b. Aldosteron : mengurang eksresi natrium oleh ginjal dan meningkatkan
ekresi kalium, sehingga meningkatkan jumlah natrium tubuh di
samping menurunkan jumlah kalium.
6. Testis
a. Testosterone : merangsang pertumbuhan organ kelamin pria ; juga
meningkatkan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder pria.
7. Ovarium
a. Ekstrogen : merangsang perkembangan organ kelamin wanita,
payudara dan berbagai sifat kelamin sekunder
b. Prodesteron : merangsang sekresi cairan uterus oleh kelenjar
endometrium uterus; juga membantu meningkatkan perkembangan
apparatus sekretorik payu dara
C. Hormon Yang Berhubungan Denga Reproduksi Pria Dan Wanita
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di
testis). Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang
relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara
lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion
dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih
banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.

1. ESTROGEN
Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion (hormon seksual pria
yang utama) yang dihasilkan ovarium. Selain androstenidion, ovarium juga
mengeluarkan testosteron dan dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah
yang sedikit.
2. HORMON PROGESTERON
Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh
kelenjar dan berasal dari kolesterol darah.
3. TESTOSTERON dan DEHIDROEPIANDROSTERON
Hormon ini yang juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang
sangat sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone),
estrogen dan hormon pertumbuhan.
1.

Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk

2.

membentuk

sperma,

terutama

pembelahan

meiosis

untuk

membentuk spermatosit sekunder.


LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi
sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

3.

FSH (Follicle Stimulating Hormone)


FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid

4.

menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.


Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat

testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada


5.

tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.


Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan
awal pada spermatogenesis. karena berhubungan dengan daya tahan tubuh
dan libido (gairah seksual).

D. Kelenjar Hipotalamus dan Hubunganya Dengan Hormon


Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai
kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan
kegiatan berbagai organ tubuh.
KELENJAR ENDOKRIN
Organ utama dari sistem endokrin adalah:
# Hipotalamus
# Kelenjar hipofisa
# Kelenjar tiroid
# Kelenjar paratiroid
# Pulau-pulau pankreas
# Kelenjar adrenal
# Buah zakar
# Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa;


beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya
menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut
kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari
kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung,
beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan
hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan
hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon
endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk
memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Tidak semua
kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap
konsentrasi zat-zat di dalam darah:
Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula
dan asam lemak
Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon
terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi
biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini
menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan
yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.
Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama
terbatas pada sistem saraf.
Sistem Endokrin

HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar
atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar
hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan
panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil
bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor
di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
Hormon

mengendalikan

pertumbuhan

dan

perkembangan,

perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual


Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan
energi
Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di
dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon
yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh
kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon
tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel
di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi

10

tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon


harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu
ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka
merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang
aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah
mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak
diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali
hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki
fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi
wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa
setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga
kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari
pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih
belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang
pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar
hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan
bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak
prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang
menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke

11

mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak
berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk
merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus
mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula
darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi
berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon
pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari.
Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.

E. Mekanisme Umpan Balik Hormon

12

Gambar : Mekanisme umpan balik hormon


Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap
hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan
dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebuh banyak atau lebih sedikit
hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika
mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka control
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hiposifa lalu masuk ke dalam
aliran darah untuk merangsang aktifitas di kelenjar target. Jika kadar
hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan
kelenjar hiposifa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsang lagi dan
mereka berhenti mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali
hiposifa

13

Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik


negative manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan
efek yang dimaksudkan, kenaikan hormon lebih jauh dicegah oleh umpan
balik negative
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awak yang
memicu pelepasan hormon. Misalnya pengsekresi ACTH dari kelenjar
pituitary anterior merangsang pelepasan kortisol adrenal, menyebabkan
penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hiposifa memilki
fungsi yang memilki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi
wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hiposifa
setiap bulannya. Hormone estrogen dan progesterone pada indung telur
kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

F. Hormon-Hormon Yang Berhubungan Dengan Fungsi Reproduksi


Dibawah ini beberapa hormon yang berhubungan dengan funsi reproduksi :

Estrogen : mengendalikan perkembangan cirri seksual dan system

reproduksi wanita
Luteinizing hormon (LH) dan Folicle stimulating hormon (FSH) :
mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum,
pematangan sel telur, siklus menstruasi. Mengendalikan ciri seksual pria

dan wanita
Progesterone : mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur
yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan
susu

14

Prolaktin : memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar


susu

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk
mengatur seluruh aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan
hormon yang akan mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh
organ endokrin sejati ataupun oleh sel neurosekretori. Hormon dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, hormon peptide dan hormon
turunan tirosin.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut
berkaitan erta dengan adanya reseptor Dormone pada sel target yang sesuai
dengan Dormone tertentu. Reseptor Dormone ada yang terdapat di
DormoneD sel juga terdapat di sitoplasma sel.
Organ
Hormon
Rahim dan kelenjar susu oksitosin
Ginjal
Hormon Anti Diuretik (ADH)

15

Kelenjar Tiroid
Kelenjar Adrenal
Organ Reproduksi
Kelenjar susu
Tulang dan otot

Hormon Pemacu Tiroid (TSH)


Adrenokortikotropik
Dormone (ACTH)
Gonadotropin (LH, FSH)
prolaktin
Hormon pertumbuhan (GH)

DAFTAR PUSTAKA
http://uciiaissyiah.blogspot.co.id/2012/06/hormon-yang-berhubungandengan.html
hardinburuhi88.blogspot.co.id/2014/07/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html
http://firdatrihapsari.blogspot.co.id/p/kerja-hipotalamus-dan-hubungannya.html

16

You might also like