You are on page 1of 4

Telinga merupakan salah satu indera yang penting bagi kita karena berperan sebagai indera

pendengaran. Banyak hal yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga tuli, salah
satunya adalah robeknya gendang telinga dan ternyata ada operasi yang dapat dilakukan untuk
menambal gendang telinga yang robek itu yaitu miringoplasti.
Tentu anda pun bertanya apa itu gendang telinga?

Gendang telinga adalah bagian dari telinga tengah yang


berfungsi untuk membantu penghantaran suara. Gendang telinga berupa selaput tipis yang
membatasi telinga bagian luar yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar dan telinga
bagian tengah dan dalam. Nah bila ada suara yang masuk ke dalam telinga, maka getaran
suara itu akan menggetarkan gendang telinga yang kemudian akan diteruskan ke tulang
pendengaran, rumah siput hingga ke saraf pendengaran dan otak. Jadi bisa dibayangkan bila
gendang telinga ini robek, maka tidak akan ada getaran suara yang dapat disampaikan sehingga
timbullah keluhan gangguan pendengaran hingga tuli tergantung dari besarnya robekan. Selain
itu akan timbul infeksi berulang pada telinga akibat paparan lingkungan luar ke dalam telinga
lewat robekan tersebut. Infeksi berulang ini bisa mencapai otak karena telinga memiliki saluran
langsung ke otak.
Lalu miringoplasti itu apa?
Miringoplasti adalah metode bedah untuk menambal gendang telinga yang robek. Alasan utama
dilakukan miringoplasti adalah untuk mencegah infeksi berulang dengan segala komplikasinya.
Alasan lainnya adalah untuk menambah fungsi pendengaran.

Bagaimana miringoplasti dilakukan?


Miringoplasti dilakukan dengan menambal bagian gendang telinga yang robek. Biasanya lubang
ditutup dengan gel atau kertas khusus atau dengan cangkok lemak, lalu diharapkan setelah
ditambal akan terjadi proses penyembuhan oleh tubuh sendiri sehingga akan menutup tambalan
gendang telinga ini dengan sempurna.

Miringoplasti ini bisa dilakukan bila lubang pada gendang telinga berukuran kecil. Bila ukuran
lubang terlalu besar maka harus dilakukan timpanoplasti. Prinsip timpanoplasti sama saja
dengan membranoplasti, hanya saja pada timpanoplasti digunakan selaput tubuh yang lain
misalnya selaput otot atau tulang sebagai pengganti selaput gendang.
Biasanya miringoplasti dilakukan melalui lubang telinga, akan tetapi bila besar lubang tidak
mencukupi maka dapat dilakukan irisan di belakang telinga hingga mencapai gendang telinga.
Irisan belakang telinga ini membuat bekas luka tidak terlihat dari luar.
Berapa lama operasi ini berlangsung?
Bila tanpa komplikasi, maka miringoplasti hanya berlangsung 10-30 menit sedangkan
timpanoplasti hanya berlangsung 2-3 jam saja.
Kapan saya harus melakukan miringoplasti?
Anda harus melakukan miringoplasti bila terdapat lubang atau robek pada gendang telinga yang
tidak dapat menutup sendiri setelah satu bulan lamanya padahal penyebabnya telah tertangani.
Selain itu ukuran lubang harus < 50% dari total ukuran gendang telinga dan robekan berada di
daerah non-marginal (robekan di bagian tengah gendang telinga). Bila keadaan tidak sesuai
kondisi diatas maka sebaiknya pilihlah timpanoplasti.
Apa persiapan yang harus dilakukan sebelum operasi dilakukan?

Persiapan miringostomi adalah penyebab utama robeknya gendang telinga telah teratasi. Hal ini
ditandai dengan tidak keluarnya cairan apapun dari telinga dan tanpa rasa nyeri. Bila anda tidak
takut, sebenarnya miringoplasti ini dapat dilakukan secara sadar. Tapi bila anda terlalu takut atau
lubang telinga tidak memungkinkan untuk digunakan, maka anda akan diberikan bius umum.
Bila dilakukan bius umum maka persiapannya adalah puasa, setidaknya anda diwajibkan puasa
minimal 6 jam sebelum operasi.
Apa yang harus dilakukan setelah operasi dilakukan?

Selalu gunakan penutup telinga selama 2 minggu

Gunakan penyumbat telinga yang lembut saat mandi sehingga air tidak masuk ke telinga

Bersihkan telinga dengan lembut menggunakan kapas

Jangan bepergian dengan pesawat atau berenang hingga dokter bedah anda mengijinkan

Hindari berolahraga atau beraktivitas berat selama 5-6 minggu setelah operasi

Lakukan pemeriksaan ulang ke dokter sehingga perkembangan penyembuhan gendang


telinga terkontrol

Aman tidak sih operasi ini?


Miringoplasti termasuk operasi aman dengan efek samping minimal. Bila setelah operasi keluar
darah atau cairan serta rasa nyeri pada telinga maka tidak perlu khawatir karena ini adalah hal
yang normal dan biasanya akan menghilang sendiri dalam 5-6 hari.
Tetapi segeralah ke dokter bila timbul :

Darah segar yang terus keluar dari telinga

Nyeri yang hebat

Demam tinggi

Mual dan muntah yang hebat

Kelemahan otot wajah (anda sulit berekspresi seperti tersenyum atau meringis)

Muncul bercak-bercak kemerahan pada seluruh tubuh

Berapa kemungkinan keberhasilan miringoplasti ini?

Menurut hasil penelitian terakhir, angka keberhasilan miringoplasti ini menambal gendang
telinga yang robek adalah 87% dan sama baik untuk anak-anak maupun dewasa. Tetapi angka
keberhasilan ini akan menurun bila robekan telah berlangsung lama.
Lalu apakah pendengaran saya akan kembali seperti semula?
Menurut penelitian, miringoplasti memang membantu pendengaran tetapi tidak dapat
hingga seperti semula. Normalnya ambang pendengaran kita adalah 0-25 dB. Dengan dilakukan
miringoplasti, maka pendengaran diperbaiki hingga kurang dari 40dB artinya masuk kriteria tuli
ringan. Untuk mencapai pendengaran normal maka anda memerlukan bantuan alat bantu dengar.
Dimana saya bisa melakukan miringoplasti?
Bila anda berdomisili di jakarta, anda bisa mendapatkan pelayanan miringoplasti di :

RS Cipto Mangunkusumo

RS Pusat Pertamina

RS Khusus THT Proklamasi

RSAD Gatot Subroto

Selain itu anda juga bisa mendapatkan pelayanan miringoplasti di setiap rumah sakit umum
daerah, dan rumah sakit swasta yang memiliki sarana dan dokter spesialis bedah THT.
Sumber :
http://www.chp.edu/CHP/Tympanoplasty+
Joshua S. Sckolnick, MD. 2008. Pediatric Myringoplasty: Factors That Affect SuccessA
Retrospective Study. Publish at The American Laryngological, Rhinological and Otological
Society, Inc. Available at
http://www.metroatlantaotolaryngology.org/journal/may08/pediatric.pdf
Shrestha S, Sinha BK. 2006. Hearing results after myringoplasty. Publish at Kathmandu
University Medical Journal. Available at .

You might also like