You are on page 1of 53

BAB I

PIPA DAN PERPIPAAN


1.1.

SEJARAH PERPIPAAN
PIPA, Sebuah barang sederhana yang mungkin telah kita temui sejak jaman masih

jauh dibelakang. Untuk mengisi bak air, menyiram bunga, atau apalah. Ya benar, pipa adalah
semacam selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan sesuatu, biasanya berupa
fluida, dari satu tempat ke tempat lain. Tahukah kalian bahwa pipa, dalam perkembangan
modifikasinya dan tetap dalam prinsip kerja yang sama dengan pipa penyiram bunga kita,
adalah salah satu urat nadi bagi beberapa bidang industri. Saat masih kuliah, sambil lalu salah
satu dosenku berkata bahwa tidak kurang dari 50 % instalasi industri teknik adalah pipa. Itu
kini kutemui dalam dunia kerja.
Dalam sejarah dunia, kemampuan menginstalasi pipa sudah ada ribuan tahun silam.
Awal mulanya, sistem perpipaan digunakan untuk keperluan irigasi pertanian oleh
masyarakat di china pada tahun 3000-2000 tahun sebelum masehi. Pakistan dan bagian utara
india yang dahulu dikenal dengan nama indus valley juga sudah termasyur keahlian
penduduknya dalam merangkai sistem perpipaan pada tahun 2500 sebelum masehi. Saat itu
mereka masih menggunakan bambu atau kayu. Mesir juga tercatat dalam sejarah saat
penduduknya berhasil mengalirkan air dari sungai nil untuk mengairi lahan pertanian
mereka. Sampai hari inipun, tradisi macam ini masih mudah kita temui pada sistem irigasi di
pedesaan. Pada tahun 150 setelah masehi, roma menarik pada jaman itu adalah setelah
berhasil membangun jaringan perpipaan untuk rumah-rumah mereka dan membuat air
mancur di tengah kota.

Irigasi bambu (kompas.com)

Teknologi berkembang pesat, tantangan kebutuhan perpipaan pun makin beragam.


Misalnya adalah pemuaian material pipa, yang mulai menggunakan bahan perak, saat dialiri
air bertemperatur tinggi. Pada tahun 1928 muncul sebuah metode analisa pipa yang ditulis
oleh A.M. Wahl dan W. Hovgard yang berjudul "Sresses and Reaction in Expansion
Pipe" dan"Deformation of Plain Pipe Bends" yang kemudian ditulis dalam buku yang kini
menjadi salah satu panduan desain perpipaan, "Design of Piping systems".
Pada tahun 1934, R.H. Tingey memperkenalkan istilah 'virtual center of gravity or
elastic center' dalam tulisannya yang berjudul "Method of Calculation Thermal Expansion
Stresses in Piping". Lalu pada tahun 1945 dikenalkan metode graphoanalitycal oleh
S.Crocker dan A.McCuthan dalam buku Piping Handbook terbitan McGraw-Hill Book Co,
New York.

Berbicara tentang pipa di industri tak akan lepas dari ASME (American Society of
Mechanical Engineering). ASME adalah salah satu organisasi yang terkemuka di dunia, yang
mengembangkan dan menerbitkan kode dan standar, semacam aturan main dalam pemakaian
material di dunia industri, termasuk pipa. Saat ini sistem perpipaan bukan lagi barang baru,
terutama bagi dunia industri teknik. Ribuan perusahaan dengan engineer-engineer mereka
pasti berupaya membuat sistem perpipaan yang paling efektif bagi bisnis mereka. Bukan
hanya dari sisi ekonomi, namun juga keamanan dan keindahan instalasinya. Mengalirkan
minyak, membuang limbah, menguras lubang-lubang tambang, mengalirkaan air untuk
sistem pendinginan mesin, dan masih banyak lagi macamnya.
2.2. PIPA
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat
dari logam maupun bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida

berbentuk cair,gas maupun udara. Fluida yang mengalir ini memiliki temperature dan tekanan
yang berbeda-beda. Pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya sedangkan TUBE
adalah salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.
Berdasarkan zat yang dialirkan,jenis pipa dapat diklasifikasikan,yaitu:
1. Pipa Air
2. Pipa Minyak
3. Pipa Gas
4. Pipa Uap
5. Pipa Udara
6. Pipa Lumpur
7. Pipa Drainase dan lain-lain
2.2.1. Proses Pembuatan Pipa
Berdasarkan cara pembuatannya secara umum kita mengenal 3 jenis pipa besi yaitu :
1. Pipa Baja Seamless (pembuatan pipa tanpa pengelasan) yaitu dibentuk dengan menusuk
batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam pipa

2. Pipa Baja Welded (pembuatan pipa dengan pengelasan) yaitu dibentuk dengan
pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian dilakukan
pengelasan.

3. Pipa Besi Ductile yaitu dibentuk dengan cara casting sentrifugal logam campuran panas

Sedangkan dilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum kita
mengenal jenis-jenis pipa sebagai berikut :
1. Pipa Carbon Steel
2. Pipa Carbon Moly
3. Pipa Steinless Steel
4. Pipa Duplex (biasa digunakan di proyek migas)
5. Pipa Galvanis
6. Pipa Ferro Nikel
7. Pipa Chrom Moly
8. Pipa PVC
9. Pipa HDPE (High Density PolyEthylene)
Selain itu ada juga jenis pipa dari bahan khusus antara lain :
1. Pipa Vibre Glass
2. Pipa Aluminium
3. Pipa Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Pipa Cooper (tembaga)
5. Pipa Nickel Cooper (timah tembaga)
6. Pipa Nickel Chrom Iron / inconnel (besi timah chrom)
7. Pipa Red Brass (kuningan merah)
2.2.2. Kegunaan Pipa

Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas maupun
uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan
tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi di atas
jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan gedung,gudang dan lainlain. Dalam dunia industri fungsi pipa bisa kita lihat di bawah ini :
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain
2.1.3 Komponen-komponen Perpipaan

Dalam sebuah proyek instalasi perpipaan baik migas maupun non migas kita melihat
ada kompponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada pipa. Komponenkomponen tersebut adalah :
1. Flanges - alat penggabung ke komponen lain
2. Fittings - sambungan pipa
3. Valves - katup

4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Boltings - baut
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain

2.3 PIPE AND TUBE


2.3.1. PIPE
Berdasarkan klasifikasi pengguna (user), pipa dapat dikelompokkan menjadi 6,
1. Standard pipe
Mechanical seruice pipe Untuk kepentingan structural dan mekanikal. Berdasarkan
ketebalan dinding, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu standard weight, extra strong, double extra
strong. Ada dalam bentuk seamless dan welded. Berdiameter sampai 12 in, OD.
Refrigeration pipe untuk membawa refrigerant, Berdiameter 3/+ - 2in. Dry-kiln pipe
Digunakan di industri kayu.
2. Pressure pipe
Digunakan untuk membawa fluida atau gas pada tekanan atau temperature normal,
subzero/ atau tinggi. Berukuran Ll8 in. nominal size sampai 36 in. actual OD dengan
berbagai ketebalan dinding.
3. Line Pipe
Dihasilkan dalam bentuk welded dan seamless Berukuran 1/8 in. nominal OD sampai
36 in. actual OD. Digunakan untuk membawa gas, minyak atau air.
4. Water-well pipe
Diproduksi dalam bentuk welded atau seam[ess dengan bahan steel. Digunakan untuk
membawa air untuk digunakan diperkotaan maupun industri. Berukuran 1/8 - 96 in. dengan
berbagai ketebalan dinding.

5. Oil country goods


Casing digunakan sebagai structural retainer untuk dinding sumur minyak atau gas
dan juga untgk mengeluarkan fluida yang tidak diinginkan, dan untuk melindungi dan
mengalirkan minyak atau gas dari sumber di bawah permukaan menuju permukaan tanah.
Casing
dihasilkan
dalam
ukuran
4
1/2
20
in
.
OD.
Ukuran Standar Pipa, Diameter LZ in. dan kurang dari L2 in. memiliki nomin size
yang menyatakan mendekati diameter dalam dari pipa standar. Diameter luar nominal sudah
standar dengan mengabaikan berat. Penambahan ketebal dinding berarti akan memperkecil
diameter dalam. Standarisasi pipa diatas 12 in. beralasarkan pada diameter luar actual,
ketebalan dindi,rg, dan berat per ft.
PRESSURE TUBING
Aplikasi : melibatkan penggunaan panas eksternal, seperti pada boiler atau
superheater. Biasanya terbuat dari steel yang dihasilkan dari proses open-hearth, basic
oxygen, atau electric furnace.
MECHANICAL TUBING
Diklasifikasikan berdasarkan metode manufaktur.
- Seamless Tube Berukuran 0. L87 in-10,75 in OD
- Welded Tube

Pemilihan bahan :
Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan
dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Perpipaan untuk pembangkit tenaga


Perpipaan untuk industri bahan migas
Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
Perpipaan untuk pengangkutan minyak
Perpipaan untuk proses pendinginan
Perpipaan untuk tenaga nuklir
Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas

Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula
diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran
serta pipanya.
Macam Sambungan Perpipaan :
Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2) Sambungan dengan menggunakan ulir
Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan
menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre
glass). Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2 sajalah yg
menggunakan sambungan ulir.
Tipe sambungan cabang:
Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:
1) Sambungan langsung (stub in)
2) Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3) Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)
Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat
sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan,
dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan
sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain
apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung,
hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.
Diameter, Ketebalan, Schedule :
Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing
Materials).Dimana disitu diterangkan mengenai Diameter, Ketebalan serta schedule pipa.
Diameter Luar (Outside Diameter), ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness)berbeda
untuk tiap schedule. Diameter dalam (Inside Diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap
schedule. Diameter Nominal adalah diameter pipa yg dipilih untuk pemasangan ataupun
perdagangan (commodity). Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena
ketebalan pipa tergantung daripada schedule pipa itu sendiri.
Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)
5)

Schedule 5, 10 , 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.


Schedule standard
Schedule Extra strong (XS)
Schedule double Extra Strong (XXS)
Schedule special
Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :

1)
2)
3)
4)

Menahan internal pressure dari aliran


Kekuatan dari material itu sendiri (Strength of material)
Mengatasi karat
Mengatasi kegetasan pipa.
Untuk melihat ukuran diameter, ketebalan, dan schedule dapat dipelajari tabel-tabel

Alat-alat khusus. Alat-alat khusus dalam bab ini hanya membicarakan mengenai saringan
(strainer) dan alat perangkap uap (steam Trap).
Saringan (strainer)
Saringan (strainer) gunanya adalah sebagai alat penyaring kotoran baik yg berupa
padat, cair atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa guna menyaring kotoran
pada aliran sehingga aliaran yg akan diproses atau hasil proses lebih baik mutunya.
Tipe-tipe alat penyaring ini dapat dibagi menjadi :
a. Tipe T. Tipe ini digunakan secara umum untuk memperluas ruang dan meredusir tekanan
b.
c.
d.
e.

pada jalur pipa


Tipe Y
Tipe sementara
Tipe datar
Perangkap Uap (steam Trap):

Steam Trap merupakan alat yg digunakan untuk menyingkirkan air dari uap, dimana
air ini tidak ada gunaya bahkan akan memberikan hambatan pada aliran uap atau dapat
menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini ditempatkan pada tempat terendah dari
suatu jalur perpipaan atau dipasang pada kantung pipa yg disebut Drip Leg.
Cara Kerja:
Steam Trap pada daerah jalur pipa yg terendah dimana disitu dianggap air mungkin telah
menggantungkan pada kantung pipa (Drip Leg)
Steam trap ini akan mengosongkan air ke sistem uap yg mempunyai tekanan lebih rendah
Sistem perangkap yg tertutup didalam pengosongan air menggunakan katup-katup pada
sisi perangkap tersebut.

Gunakan saringan seandainya sistem perangkap ini belum menggunakannya. Pasang


katup uji untuk pembuangannya selama pengetesan aliran (start up).
VENT dan DRAIN
Vent adalah suatu alat pembuangan gas, udara atau uap air. sedangkan drain adalah
suatu alat pembuangan zat cair. Pada sistem pembuangan yg terdapat pada pipa atau
equipment, Vent dan Drain dalam cara kerjanya dapat dibagi dua bagian yaitu : bekerja dan
tidak bekerja.
Untuk Vent dan Drain yg dikelompokkan bekerja, dimaksudkan bahwa peralatan ini
digunakan pada pipa atau equipment dalam keadaan bekerja dalam jangka waktu lama atau
terus menerus. Vent dan Drain dikelompokkan tidak bekerja hanya digunakan pada waktu
tertentu saja, misalnya pada saat pengetesan, start up atau shut down. Untuk Vent dan Drain
pemasangannya haruslah disetujui piping engineering group terlebih dahulu, baik mengenai
pemakaiannya maupun penempatannya. Selain itu harus pula diperhatikan pemasangan
sumbat pada katupnya seperti plug atau blind flange. Untuk hal yg khusus yaitu aliran yg
mempunyai tingkat bahaya tinggi, penempatannya dan penggunaannya harus benar-benar
diperhitungkan serta dikontrol pelaksanaannya.
Cara Penempatan Lokasi Vent dan Drain
Penempatan vent dan drain haruslah benar-benar diperhitungkan sehingga
penggunaannya benar-benar efektif serta aman. Jangan sampai pemasangan vent dan drain ini
terbalik, akan hal ini akan berakibat fatal, misalnya untuk aliran beracun atau mudah terbakar.
Penempatan vent pada pipa atau equipment diusahakan pada tempat yg paling tinggi karena
fungsinya sebagai pembuangan ke udara. Begitu pula pada penempatan drain haruslah pada
tempat yg rendah sesuai fungsinya sebagai pembuangan cairan atau pembersihan cairan serta
pembuangan kotoran pada jalur pipa atau equipment.
2.4. SISTEM PERPIPAAN DAN DETAIL
Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau pengilangan tidaklah
jauh berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin terjadi hanya pada kondisi khusus atau batasan
tertentu yg diminta pada setiap proyek. Pabrikasi pipa dapat dilakukan pada bengkel-bengkel
di lapangan atau pada suatu pembuatan pipa khusus di suatu tempat lalu dikirim kelapangan,
baik melalui transportasi laut atau darat, sehingga dilapangan hanya merupakan

penyambungan saja. Hal ini menguntungkan dari segi waktu, ongkos kerja dan pekerjaan
dilapangan. Pemilihan keputusan untuk pabrikasi pipa di suatu bengkel dilapangan atau di
suatu tempat di luar lapangan bahkan dinegara lain, memerlukan perhitungan teknis dan
ekonomis secara cermat.
Pemasangan pekerjaan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian sbb:
1) Pipa diatas tanah
2) Pipa dibawah tanah
3) Pipa dibawah air ( didalam air)
PEMASANGAN PIPA DI ATAS TANAH
Pemasangan ini dapat dilakukan pada rak pipa (pipe Rack), diatas penyangga
penyangga pipa, atau diatas dudukan pipa (sleeper). Pada pemasangan pipa diatas tanah ini
dapat pula dimasukkan pipa peralatan (equipment) yaitu yg meliputi pipa kolom dan vesel,
pipa exchanger, pipa pompa dan turbin, pipa kompressor dan pipa utilitas. berikut akan
dijelaskan sebagai berikut :
Pipa Kolom dan Vesel pipa yg akan dipasang pada kolom dan vesel harus ditempatkan
secara radial disekitar kolom di bagian jalur pipa, jalan orang, platform dibagian access.
Untuk pipa 18 keatas bisa langsung dilas ke vesel, kecuali pertimbangan pemeliharaan dan
akan digunakan sambungan flange. Sambungan dalam skirt tidak boleh ditempatkan katup
atau flange. Penggunaan vent atmosferis berkatup dan bertudung harus disediakan pada
tempat lokasi titik tertinggi dari vessel atau jalur pipa diatasnya, sedangkan drain dipasang
pada

tempat

lokasi

terendah

yg

akan

ditentukan

oleh

P&ID.

Katup pelepas tekanan yg membuang kedalam sistem blowdown tertutup harus ditinggikan
guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri ke dalam sistem blowdown.
Katup pelepas tekanan yg membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi dengan pipa
paling sedikit tiga meter diatas setiap platform dalam radius 7.5 meter, juga disediakan
lubang pembuangan yg besarnya 6 mm(1/4) dibawah pipa guna mencegah akumulasi cairan.
Pipa Exchanger
Pemasangan pipa pada exhcanger tidak boleh dipasang diatas daerah-daerah kanal,
tutup shell dan fasilitas fasilitas lain yg telah terpasang pada exchanger atau handling yg suka
digunakan. Ruang-ruang bebas untuk pemasangan flange exchanger harus disediakan. Spool

dipasang diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel pipa exchanger.
Pipa Pompa Dan Turbin. Pipa suction atau pipa yg mengalirkan aliran disebut juga pipa
hisap harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yg
dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila perubahan ukuran diperlukan untuk
mempercepat atau memperlambat aliran, maka reduser eksentris harus dipakai bilaman
kantung tanpa vent tak dapat dihindari. Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur
sedemikian rupa, sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk
mencegah pembongkaran besar yg tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan
permanen dan sementara harus disediakan pada inlet pompa dan turbin. Sedangkan untuk
aliran panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitasnya, begitu pula kedudukankedudukan penyangga haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yg diakibatkan
motor pipa serta aliran.
Pipa Kompresor
Pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan pemeliharaannya.
Sambungan pipa dengan menggunakan flanges lebih diutamakan demi memperlancar
jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan buang (discharge) harus
benar-benar diperhatikan fleksibilitasnya, terutama untuk temperatur rendah atau tinggi atau
tekanan tinggi. Masalah getaran termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat
adanya beban dinamis yg berhubungan dengan kompresor ini. Karena itu masalah
penyangga, guide dan anchor juga harus menjadi perhatianbagian perencana teknik.

Pipa Utilitas
Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar direncanakan sehingga kebutuhan
utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaanya. Pipa utilitas seperti apa yg lain haruslah
direncanakan beroperasi pada temperatur dan tekanan berapa. Perencanaan sub header
haruslah dapat memenuhi daerah equipment proses atau kelompok peralatan lainnya yg
memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran
utilitas berupa uap jangan lupa membuat kantung kantung uap pada setiap daerah titik
terendah dimana aliran akan mendaki dan diperhitungkan tidak boleh lebih dari 40%
tekanannya dalam jarak yg dihitung dalam feet.

Fitting
Fittings diperlukan untuk mengubah arah baik 450 maupun 900, dan melakukan
percabangan, maupun merubah diameter aliran.
Jenis-jenis alat penyambung
Pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua bagian :
A. Jenis sambungan dengan pengelasan :
45 derajat elbow
90 derajat elbow
180 derajat elbow
Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
Tee
Cross (silang)
Cap (tutup)
Red Tee (pemerkecil tee)
Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)
B. Jenis sambungan dengan ulir
Bushing (paking)
Cap (tutup)
Coupling
Red coupling (kopling pemerkecil)
45 derajat elbow
95 derajat elbow
45 derajat lateral
Reducer (pemerkecil)
Tee
Red Tee
Cross (silang)
Plug (sumbat)
Union
Swage concentric (sweg sepusat)
Swage eccentric (sweg tak sepusat)
Ada beberapa cara penyambungan fittings, yaitu:
1) Butt-weld (BW)
Digunakan pada secara luas untuk proses, keperluan umum, dsb. Cocok untuk
pipa dan fitting berukuran besar, dengan reliabilitas yang tinggi (leak-proof). Prosedur
fabrikasinya adalah dengan menyatukan masing-masing ujung sambungan (bevel),
diluruskan (align), tack-weld, lalu las kontinu. Beberapa contoh fitting yang
menggunakan BW antara lain:

BW Tee, dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat

berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
Stub-in digunakan untuk membuat cabang langsung ke pipa utama. Cabang berukuran

lebih kecil.
Weldolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow.
Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya dipakai pada pipa

transmisi dan distribusi (pipe line system)


2) Socket-weld (SW)
SW digunakan untuk ukuran kecil. Ujung pipa dibuat rata, lalu didorong masuk ke dalam
fitting, valve atau flange. Dibandingkan dengan BW, SW memiliki kelebihan dalam hal
penyambungan dan pelurusan yang lebih mudah, terutama untuk ukuran kecil. Tetapi,
adanya sisa jarak 1/16 in antara pertemuan ujung pipa dan fittings, valve, atau flange
dapat menyebabkan kantung cairan. Penggunaan SW juga dilarang per ASME B31.1.01967 jika terdapat erosi atau korosi cresive.
Beberapa contoh SW fittings:
- Ful-coupling untuk menyambung pipa ke pipa
- Swage Nipples (Plain Both Ends/PBE) digunakan untuk menyambung SW item ke
-

BW pipa atau fitting berukuran lebih besar


SW Elbow digunakan untuk menghasilkan perubahan arah 900 atau 450.
Nipolet digunakan untuk sambungan ke valve berukuran kecil.
SW Tee dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat

berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
Sockolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.

SW elbowlet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow

3) Screwed
Seperti SW, screwed piping digunakan untuk pipa berukuran kecil. Umumnya tidak
dipakai untuk proses, meskipun mungkin pressure-temperature ratingnya memenuhi. SW
dan screwed fitting umumnya berkelas 2000, 3000, dan 6000 PSI.
4) Quick Connector and Couplings
Digunakan baik untuk koneksi permanen atau sementara, tergantung pada kondisi servis,
dan jenis sambungan. Biasanya cocok dipakai pada saat perbaikan jalur, dan modifikasi
proses.
Valve (Klep, Katup)

Valve atau sering disini disebut sebagai katup (terjemahan resmi mungkin) juga
disebut Klep (terjemahan Bengkel) adalah piranti yang berfungsi mengatur aliran suatu fluida
(baik berupa gas, cair, padatan atau mixed sekalian). Biasanya Valve terpasang dengan istem
perpipaan karena di sistem perpipaan itulah fluida mengalir. Menurut fungsinya, valve dapat
dibedakan menjadi :
Stop valves : buka-tutup aliran.
Contoh : globe valve, gate valve, ball valve, butterfly valve
Regulating valves : mengatur laju, debit dan tekanan aliran
Contoh : non return valve, pressure reducing valve
Safety valves : mengatur tekanan (jika berlebih maupun kekurangan).
Biasanya hal ini terkait dengan nilai ambang tekanan maksimum atau minimum pada
sistem. Contoh : relief valve, back pressure valve
Fungsi valve :
a) Untuk menutup dan membuka aliran.
Syarat : ketika terbuka, memiliki hambatan aliran dan pressure loss yang minimum.
Contoh : Gate, plug, ball, atau buttenfly valve.
b) Untuk mengatur aliran.
Dengan memberikan tahanan terhadap aliran baik denganperubahan arah atau dengan
menggunakan suatu harnbatan, atau kombinasi keduanya.
Contoh : Globe, angle, needle, dnd butterfly valve
c) Untukv mencegah aliran balik (Back-Flow).
Biasanya menggunakan check valve (lift check dan swing check) , Valve Ini tetap terbuka
oleh aliran fluida, dan akan tertutup oleh gravitasi atau adanya aliran yang berlawanan
arah.
d) Untuk mengatur tekanan.
Dalam beberapa aplikasi, tekanan yang masuk atau line pressure harus dikurangi untuk
rnencapai tekanan service yang diinginkan Biasanya menggunakan pressure-reducing
valve atau regulator.
e) Untuk pressure relief. Relief valve digunakan jika adanya tekanan yang berlebihan dalam
sistem akan menyebabkan kerusakan atau kegagalan. Safety valve pada umunya
menggunakan per (spring- loaded). Valve akan membuka jika tekanan melebihi batas
yang sudah ditentukan. Jenis khusus safety valve menggunaka n rupture disk yang akan
hancur jika tekanannya melebihi batas tekanan disk.
Jenis Jenis valves
GLOBE valves

Hanya digunakan sbg stop valve, biasanya digunakan untuk tekanan yg sangat tinggi.
Buka tutup katup dilakukan dengan memutar roda engkol (untuk tipe manual).
GATE valves
Gate valve digunakan untuk membuka dan menutup aliran dan tidak digunakan untuk
tekanan tinggi serta memberikan pressure drop yg lebih rendah. Selain itu Gate valves
juga dapat difungsikan untuk mengontrol tekanan dan debit aliran. Relative lebih murah
daripada Globe valve. Disebut gate karena ada kayak gerbang yg naik turun.
BALL valves
Hanya digunakan sebagai stop valve untuk tekanan rendah saja. Memberikan pressure
drop yang lebih rendah namun tidak dapat digunakan untuk mengatur tekanan dan
kapasitas aliran.
BUTTERFLY valves
Hanya digunakan sebagai stop valve untuk tekanan rendah saja. Memberikan pressure
drop yang paling rendah (dibanding kawan2-nya sesama stop valve) dan tidak dapat
digunakan untuk mengatur tekanan dan kapasitas aliran.
NON RETURN valves
Disebut juga check valve. Valve jenis ini digunakan pada tekanan rendah. Terdapat dua
tipe check valve yaitu lift check valve dan swing check valve. Check valve didesain untuk
mencegal, terjadinya aliran balik. Jenis-jenis check valve, yaitu: lift check, swing check,
dan ball check. Yang paling banyak digunakan adalah swing check, Lift atau poppet atau
piston check sering digunakan pada pipeline vertikal. Gaya gravitasi menggerakkan salah
satu bagian dalam memfungsikan check valve dan posisi valve harus selalu
diperhitungkan. L'ft dan ball check harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah lift
vertical Swing check ditempatkan untuk memastikan flappe selalu tertutup dengan bebas
dengan gaya gravitasi. Lift check digunakan untuk tekanan tinggi dengan kecepatan aliran
yang tinggi.
SAFETY valves
Disebut juga Relief Valve, biasanya safety valve ini bias diatur seberapa batasan tekanan
yang dapat terjadi (disesuaikan dengan keinginan). safety valve digunakan untuk
mencegah terjadinya overpressure pada sisterm proses dan piping dan mencegah
terjadinya (erusakan pada peralatan dan piping. Ada dua jenis safety valve, yaitu relief
valve dan pop valve. Kedua jenis valve ini membuka secara cepat. Relief valve terutama

digunakan untuk membebaska tekanan berlebih pada liquid service. Pop valve digunakan
pada aplikasi tekanan tinggi (balanced type).
Kedua valve ini sebaiknya tidak dipakai jika :
- Fluida bersifat korosif pada komponen valve
- Melibatkan back-pressure
- Memerlukan piping pengeluaran ke remote location
- Melibatkan
pressure
contol
atau

bypass

valve

Jenis khusus dari pressure relief device adalah menggunakan rupture disk. Disk didesain
akan hancur dengan sendirinya pada tekanan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Valve jenis ini memiliki sangat menguntungkan jika harus segera melepaskan sejumlah
besar gas atau liquid clalam waktu yang singkat.
NEEDLE valve (katup jarum)
Biasanya digunakan untuk instrument, gage, dan meter line service. Valve ini dapat
digunakan untuk throttling dengan sangat akurat dan juga dapat digunakan pada tekanan
dan/atau temperatur tinggi.
DIAPHRAGMA valve (katup diaphragma)
Fungsi untuk membuka & menutup dengan diaphragma. Kelebihan valve ini
dibandingkan dengan jenis valve yang lain adalah menghasilkan aliran tanpa riak
(tenang/smooth) dan fluida mengalir tanpa tahanan. Valve ini sangat baik untuk flow
control dan penutupan aliran yang sangat rapat, meskipun di dalam pipeline terkandung
suspended solid, Valve ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi secaraluar biasa
(extraordinarily) karena fleksibilitas pemasangan dan banyak pilihan material untuk body
lining, dan diaphragm. Diaphragm valve biasanya digunakan di berbagai industri untuk
mengatasi masalah korosi, abrasi, kontamina penyumbatan, kebocoran, dan valve
maintenance. Valve ini cocok untuk fluida korosif, viscous materials, vibrous slurries,
sludges, solids in suspension, minuman makanan semifluida, air, gas, dan udara
bertekanan. Untuk aplikasi pada fluida yang korosif, diaphragm valve terbuat dari
stainless steel atau plastik PVC, atau dilapis dengan glass, rubber, lead, plastik, titanium,
dll.

Flange (Flens) Pipa

Flanges adalah suatu komponen yang digunakan untuk menggabungkan antara dua
element pipa dengan valve atau pipa dengan equipment lainnya menjadi satu kesatuan yang
utuh dengan menggunakan baut sebagai perekatnya. Flange untuk pipa memiliki jenis dan
ukuran yang bervariasi tergantung spesifikasi dan desain pemipaan yang digunakan.
Fungsi Flanges adalah sebagai komponen sambungan perpipaan untuk memudahkan
pekerjaan,perawatan,perbaikan ataupun untuk penggantian equipment lain tanpa merusak
komponen yang bersangkutan.
Jenis-jenis Flange Pipa
Jenis-jenis flange pipa bisa dibedakan,antara lain:
1) Jenis flange berdasarkan ukuran (dimensi) ANSI,misalnya:
ANSI#150,ANSI#300,ANSI#600 dan seterusnya.
2) Jenis flange berdasarkan scedule,misalnya: sch 30,sch 40,sch 80,sch XS (extra strong)
dan lain-lain.
3) Jenis flange berdasarkan tipe face pada pipa,misalnya:type flat face,type raised face dan
ring type joint.
4) Jenis flange berdasarkan bentuknya menurut ANSI.
Yang perlu dijelaskan di sini adalah jenis flange berdasarkan bentuknya menurut
ANSI,karena ini point utama yang harus diketahui seorang fitter atau pipe fitter.Bukan berarti
yang lain tidak penting tapi setelah tahu bentuknya baru kemudian melihat ANSI berapa atau
scedule berapa.Untuk jenis flange yang lain akan saya ulas pada posting berikutnya.
Berdasarkan ANSI (American National Standards Institute), flange dibedakan
jenisnya menjadi :
1. Socket Flanges (Flange tipe soket)
Yaitu flange yang pada sisi terluar terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang
dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.

2. Slip On Flanges (Flange tipe slip on)


Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan dalamnya akan di las.
Oleh karena itu diametar inside flange slip on harus lebih besar daripada diameter outside
pipa.

3. Lap Joint Flanges


Yaitu jenis flange yang bisa diputar posisi lubang bautnya. Jenis flange ini tidak
disarankan untuk pressure yang tinggi.

4. Weldneck Flanges (Flange tipe weldneck)


Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant,karena
sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa.Selain dapat digunakan untuk pressure
dan temperatur yang rendah,baik juga untuk pressure dan temperature yang tinggi.

5. Threaded Flanges (Flange tipe Ulir )


Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir.
Biasanya digunakan untuk system yang sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las.

6. Blind Flanges
Yaitu flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam
fitting. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi untuk menutup.

Selain jenis-jenis flanges di atas,ada juga flanges yang termasuk jenis khusus
(special flanges) antara lain;
1. Orifice Flanges
Orifice Slip-On Flange
Orifice Socket Flange
Orifice Threaded Flange
Orifice Weld Neck Flange
2. Standard Connections
Long Weld Neck Flange
Heavy Barrel Flange
Full Barrel Flange
3. Ring Type Joint Flanges
RTJ Blind Flange
RTJ Slip-On Flange
RTJ Threaded Flange
RTJ Weld Neck Flange
4. Expander Flange
5. Reducing Flange
6. Studding Outlet
Flat Bottom Mount
Shell/Head Mount
Tangential Mount
7. Weldoflange / Nipoflange
8. Orifice plate (part for orifice flange)
9. Spectacle blind (part for flange)

Pipe Fitting
Pipe Fitting (sambungan pipa) adalah sebuah benda yang dipergunakan untuk
menyambung dua buah pipa atau lebih dan bisa berbentuk elbow,tee,reducer dan lainlain.Dalam kesempatan kali ini yang saya bahas adalah mengenai fitting untuk pipa baja.
Dalam proses menyambung pipa baja menggunakan fitting, tentunya akan di pelajari terlebih
dahulu apakah sambungan yang akan dibuat tersebut bersifat tetap dan tidak bisa dibuka atau

sambungan tersebut diinginkan sewaktu-waktu dapat dibuka untuk keperluan maintenance


atau perbaikan. Oleh karena itulah sambungan pipa atau fitting ini secara garis besar terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Welded Component
Welded component yaitu fitting yang disambung pada pipa dengan dengan cara di
las (welding), sehingga sambungannya menjadi tetap dan tidak dapat dibuka.
Fitting

ini

biasa

digunakan

Fitting jenis ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu:


a) Butt welded component
Yaitu proses pengelasannya langsung

pada

pada

main

butt

dari

line

pipa

dan

pipe.

fitting.

Bentuk fittingnya seperti gambar di bawah ini:

2. Threaded Component
Threaded Component yaitu fitting yang disambung pada pipa dengan cara diulir
sehingga jika diperlukan suatu saat bisa dilepas. Dengan menggunakan fitting jenis ini
pipa yang disambung dapat di buka kembali. Dan ini memudahkan untuk proses
perbaikan atau maintenance.
Fitting jenis ini biasa digunakan pada perpipaan mesin,compressor,pipa perhotelan
dan lain-lain.Bentuk threaded component seperti tampak pada gambar di bawah ini :

Macam-macam Pipe Fitting (sambungan pipa)

BAB II

MEKANIKA FLUIDA
Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida Baik dalam
Keadan diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan mediabatas
nya ( Zat padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu lainnya,
Mekanik fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga
menuju area modern seperti sekarang ini.

Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan

kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan


Aliran tertentu.sebagi contoh perahu layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan sistem
pengairan untuk pertanian sudah di kenal pada masa itu.pada abad ketiga sebelum masehi ,
Archimedes dan Hero dari Iskandariah memperkenal kan Hukum Jajaran genjang untuk
penjumlahan vector. Selanjutnya Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung
dan menerapkan pada benda-benda terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan
bentuk kalkulus Differensial sebagi bagian analisis Nya.
Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan
dalam rancangan sistem-sistem aliran, seperti kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak
ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis aliran akhir nya Leonardo
Da Vinci ( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu
demensi, Leonardo Da Vinci adalah ahli eksperimen ulung dan catatan-catatanya berisi
diskripsi yang seksama dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan hidraulik, pembentuk
pusaran , dan rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran ) serta seratan tinggi
(parasut ). Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum tentangmekanik.seorang
perancis, Edme Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan angin yang pertama dan
menguji model-model di dalam nya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah Isaac
Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk
fluida linear yang sekarang di namakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan atas
asumsi fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para matematikawan abab ke lapan
belas seperti: Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ), Clairaut dan DAlembert
(Perancis), Joseph-Louis Lagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan
Gerstner

(1756-1832),

mengembangkan

ilmu matematika

untuk

mekanika

fluida

(hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal-soal aliran


tanpa gesekan.

Euler

mengembangkan

persamaan

gerak

diferensial

dan

bentuk

integral nya.yangsekarang disebut persamaan bernoelli. DAlembret memakai persamaan ini


untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang terbenamdi dalam fluida tampa
gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner memakai persamaan Bernoelli untuk
menganalisis gelombang permukaan.
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang
teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang
sama sekali tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada
ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806),
Weber (1804-1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889),
Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897),
Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang
beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa,
gelombang, dan turbin.
Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika
teoritis mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924)
mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919) mengusulkan
metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan bilangan
Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier
(1785-1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada
persamaan gerak dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk
aliran sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman, Ludwig
Prandtl (1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang pernah
ditulis orang di bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida yang
kekentalannya rendah, seperti aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu lapisan
kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan luar yang
hampir encer yang memenuhi persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata
merupakan salah satu alat yang paling penting dalam analisis-analisis aliran modern,
disamping teori yang dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881- 1963) dan Sir
Geofrey I. Taylor (1886-1975).
2.1. Penemu-Penemu Teori Fluida Statik

Adapun para nama-nama penemu teori fluida statik yang dapat kita sebut diantaranya
adalah:
1) Archimedes (287 212 SM)
Sejarah Penemuan Teori Archimedes
Archimedes lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada tahun 287
SM. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke Mesir. Ayahnya ahli
bintang namanya Phidias. Archimedes adalah ilmuan terbesar sebelum Newton. Ia adalah ahli
matematika Yunani (terutama geometri), ahli fisika (terutama mekanika , statistika, dan
hidrostatika), ahli optika, ahli astronomi, warga Negara Sisilia, pengarang , dan penemu. Ia
mendapat julukan bapak IPA eksperimental karena mendasarkan penemuannya pada
eksperimen. Kebenaran penemuan-penemuannya telah ia buktikan dengan eksperimen.
Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang
digantikan objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari pengungkit
menciptakan gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang dua sisi
pengungkit) mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili pemahaman
manusia yang paling awal mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar kita dan
merumuskan secara matematika kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu dan teknik
bergantung pada penemuan 2 prinsip ini. Seperti teknologi kapal (konvensional) dan kapal
selam (submarine). Pada waktu itu yang jadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,sahabat
Archimedes. Pada suatu hari Hieron II menyuruh seorang pandai emas membuat
mahkota.Hieron merasa bahwa pandai emas itu curang. Mahkota itu tidak terbuat dari emas
murni tapi dari campuran emas dan perak. Maka Hieron menyuruh Archimedes membuktikan
kecurangan pandai emas itu tanpa merusak mahkota tersebut. Berhari-hari Archimedes
berpikir keras. Ia tidak tahu cara membuktikan kecurangan pandai emas. Waktu itu belum ada
alat elektronik yang dapat mendeteksi apakah sebuah benda terbuat dari emas murni atau
emas campuran. Ketika kepala Archimedes terasa panas karena terlalu banyak berpikir,ia
masuk ke tempat mandi umum. Ia membuka pakaian dan masuk ke bak mandi yang penuh
dengan air. Archimedes menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide kemudian
terbesit di benaknya. Dia menarik tangannya kedalam air dan dia merenggangkan lengannya.
Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia mencoba berdiri dari
bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia duduk kembali, level air meningkat kembali.
Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan dia merasa lebih ringan. Dia berdiri, level air

menurun dan dia merasa dirinya lebih berat. Air harusnya telah mendorong dia keatas
sehingga dia merasa ringan. Tiba-tiba ia bangkit, lupa mengenakan pakaian, sambil telanjang
bulat lari sepanjang jalan menuju rumahnya. Kepada istrinya ia berteriak, Eureka! Eureka!
Artinya, Sudah kutemukan! Sudah Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia menemukan nama
hukum Archimedes ,yang bunyinya: Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak
oleh benda itu. Dengan hukum itu ia bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.
Dirumahnya ia melakukan percobaan selanjutnya. Dia kemudian mengambil sebuah
batu dan sebalok kayu yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan mereka
kedua-duanya. Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu supaya
tenggelam. Itu artinya air harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap jumlah air
yang tergantikan oleh ukuran objek daripada berat dari objek. Seberat apa objek itu dirasakan
di air mempengaruhi kepadatan objek. Ini membuat Archimedes mengerti bagaimana
memecahkan masalah raja. Dia kembali ke raja. Kuncinya adalah kepadatan. Jika mahkota ini
terbuat dari logam bukan emas, dia dapat memiliki berat yang sama tetapi akan memiliki
kepadatan yang berbeda sehingga akan menumpahkan jumlah air yang berbeda. Mahkota dan
sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok berisi air. Mahkotanya
ternyata menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu.
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk
dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal.
Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu
Archimedes menciptakan sebuah alat yang disebut Sekrup Archimedes. Dengan ini air
dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan
masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk
mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut Compound
Pulley. Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat
dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia,
dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Sifat eksentrik Archimedes
Dalam hal eksentrik Archimedes sering dibandingkan dengan Weierstrass (1815
1897). Menurut penuturan saudarinya, Weierstrass pada waktu sekolah, tidak pernah diberi
kepercayaan untuk memegang pinsil. Apabila memegang pinsil, maka dia akan menggambari

apapun yang dianggapnya masih kosong. Dari wallpaper sampai balik kerah baju.
Sebaliknya, Archimedes belum mengenal kertas, selalu menggambar di pasir atau tanah
yang lembek sebagai ganti fungsi papan tulis. Dia akan menggambar sesuka hatinya.
Apabila duduk di dekat perapian, dia akan mengambil arang atau sisa pembakaran dan
digunakan untuk menggambar. Setelah mandi, biasanya dia akan melumuri seluruh tubuhnya
dengan minyak zaitun, yang lazim dipakai pada jaman itu, daripada mengenakan pakaian, dia
akan menggambar diagram-diagram dengan menggunakan jari kuku dengan papan tulis
adalah seluruh tubuhnya yang berminyak. Ada sifat yang lazim diidap oleh para
matematikawan seperti: lupa makan. Sifat lupa makan Archimedes, saat menekuni problem
matematika, ternyata diwariskannya kepada [Isaac] Newton dan [William Rowan] Hamilton.
Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke
dalam zat cair seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda
tidak berada di dalam zat cair tersebut. kamu mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas
permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini
disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya
apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan zat cair pada kedalaman yang berbeda.
Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Zat cair, tekanan zat cair
bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam zat cair (zat cair), semakin besar tekanan zat
cair tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka akan terdapat
perbedaan tekanan antara zat cair pada bagian atas benda dan zat cair pada bagian bawah
benda. Zat cair yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
daripada zat cair yang berada di bagian atas benda.
Zat cair yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
zat cair yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena zat cair yang berada
di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada zat cair yang berada di atas
benda (h2 > h1).
Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h2 adalah :
P2 = F2 = P2A= gh2A
Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h1 adalah :

P1 = F1 = P1A= gh1A
F2 = gaya yang diberikan oleh zat cair pada bagian bawah benda, F 1 = gaya yang
diberikan oleh zat cair pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda, Selisih antara
F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh zat cair pada benda, yang kita kenal
dengan istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2-F1
Fapung = (gh2A)- (gh1A)
Fapung = gA(h2-h1)
Fapung = F gAh
Fapung = F gV
Keterangan :
F= Massa jenis fluida (kg/m3)
g=Percepatan gravitasi (m/s2)
V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)
Karena :
= m = V
Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (F apung) di atas bisa kita tulis
menjadi :
Fapung = FGv
Fapung = mFg = WF
mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang
tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan zat
cair yang dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama denganvolume benda yang

tercelup dalam zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan ilustrasi di mana semua
bagian benda tercelup dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam gambar maka akan tampak
sebagai berikut :
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair terapung, di mana bagian benda
yang tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan =volume bagian benda
yang tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk
benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya eyang buyut
Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan
julukan Prinsip Archimedes.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya
apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
2) Leonardo Da Vinci (1452-1519)
Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April1452 meninggal
di Clos

Luc, Perancis, 2

Mei1519 pada

umur

67

tahun)

adalah arsitek,

musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Leonardo berasal dari sebuah
keluarga yang cukup mapan. Meskipun ibunya, Caterina di Piero, hanyalah seorang putri
petani, ayahnya, Pietro dAntonio da Vinci adalah seorang notaris di kota Florence. dia
adalah salah satu penemu ilmu hidrolik, mungkin juga termasuk perangkat hidrometer.
Penemuan Leonardo lainnya yang bermanfaat, misalnya, pakaian selam. Selain itu, peranti
terbang rancangannya juga telah menerapkan prinsip aerodinamika. Dari sketsa
penelitian kapal selam bisa terlihat, mula mula dia tertarik pada arus air. Kemudian dengan
serius meneliti ikan ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang
terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang besar
pengaruhnya pada masa sekarang. Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance telah terjadi
perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan
tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya.
Akhirnya kemudian Leonardo da Vinci menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam
aliran tunak satu-dimensi.

3) Galileo Galilei (1564-1642)


Sejarah Penemuan Dasar-Dasar Hidrostatistika
Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan
metode ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di
Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu
dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan
Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia
menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.
Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda
yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasigenerasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini.
Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen
dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun
enteng jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya
akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan melempar
benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
4) Evangelista Toricelli (1608-1647)
Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawan Italia kelahiran Faenza dan belajar di
Sapienza College Roma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat
pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence. Torricelli adalah
ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu Hukum Torricelli, penemu tabung
hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru besar, sekretaris,
pembantu, dan murid Galileo. Ia memperbaiki mikro-skop dan teleskop. Ia meninggal di
Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur 22 tahun ia belajar di
Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli matematika murid Galileo Galilei.
Torricelli menjadi sekretaris Galileo selama tiga bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641.
Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk
mengukurnya, yaitu barometer. Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan
Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kirakira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas.
Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai
penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera

membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung
vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung turun
dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam
bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa. Selama beberapa hari Torriceli
mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung selalu berubah-ubah. Akhirnya ia tahu bahwa
hal itu disebabkan oleh tekanan udara. Tekanan air raksa setinggi 76 sentimeter itu kemudian
disebut tekanan satu atmosfer. Kesimpulan dari percobaan Toricelli adalah Berdasarkan
kapilaritas air raksa yang naik ke dalam tabung, naiknya permukaan raksa dalam tabung
tersebut setinggi 76 cm dari udara sehingga toricelli menyimpulkan bahwa 1 atm = 76
cmHg.
5) Blaise Pascal (1623-1662)
Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Pada tahun
1631 keluarganya pindah ke Paris. Blaise Pascal adalah anak Etienne Pascal, seorang
ilmuwan dan matematikawan lahir di Clermont. Etienne Pascal, juga merupakan penasehat
kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the Court of Aids di kota
Clermont. Ibu Pascal, Antoinette Bigure, meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun
tidak lama setelah memberinya seorang adik perempuan, Jacqueline. Ia mempunyai kakak
perempuan yang bernama, Gilberte.
Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan hidrostatik, prinsip-prinsip cairan
hidraulik ( hydraulic Fluida ). Penemuannya meliputi hidraulik tekan ( press Hydraulic ) dan
tentang jarum suntik ( syringe ). Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami
kelumpuhan tungkai atas membuat Pascal harus tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup
makanan agar tetap hidup, meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan
Jacqueline pergi ke Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang lebih canggih.
Ternyata dia diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan datang
menyambangi yang tertarik dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang sedang
dikerjakannya. Descartes datang untuk berdiskusi. Akhir tahun, kesehatan tubuhnya
memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori kehampaan.
Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm)
yang diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal ingin
mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang mengisi ruang

kosong dibagian atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa?
kehampaan?
Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas
mercuri tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang
dianggap tak mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan.
Hal ini berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa penciptaan sesuatu yang bersifat
subtansi , apakah terlihat atau tidak terlihat, dan zat / subtansi selamanya bergerak.
Hukum Ariestoteles adalah sebagai berikut : Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan
oleh sesuatu ( Everything that is in motion must be moved by something ) . Oleh karena itu
para ilmuwan penganut Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal
yang mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :

Cahaya yang melewati itu di sebut vacuum ( kosong ) dalam tabung kaca.

Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang
lain

Oleh karenanya, disana harus ada sesuatu yang tak terlihat untuk memindahkan cahaya
melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di tabung
itu. Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang
mustahil.
Pascal meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama
sekali tidak berhubungan dengan matematika. Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang
menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang
Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu
tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion
Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut
sebagai hukum terakhir hidrostatik: Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara
sama-rata ke semua arah yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal
dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan
tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori
Hidrodinamik.
Hukum Pascal (1658)

Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
2.2 Beberapa Sifat Fluida
Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu? Atau
kita mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah fluida? Kita
memiliki gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut. Sebuah benda
padat keras dan tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida lunak dan mudah
dideformasi (kita dapat bergerak dengan mudah melewati udara). Meskipun agak deskriptif,
pengamatan sepintas lalu mengenai perbedaan beqda padat dan fluida ini sangat tidak
memuaskan dari sudut pandang ilmiah atau keteknikan.
Pengamatan lebih mendalam mengenai struktur molekul dari material mengungkapkan
bahwa zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai benda padat (baja, beton, dan lain-lain)
memiliki jarak antar molekul yang rapat dengan gaya-gaya kohesi antar molekul yang besar
yang memungkinkan sebuah benda padat mempertahankan bentuknya dan tidak mudah untuk
dideformasi. Namun, untuk zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai sebuah cairan (air,
minyak, dan lain-lain), molekul-molekulnya agak terpisah, gaya antar molekulnya lebih
lemah daripada benda-benda padat dan molekul-molekul tersebut mempunyai pergerakan
yang lebih bebas. Jadi zat cair dapat dengan mudah dideformasi (tetapi tidak mudah
dimampatkan) dan dapat dituangkan ke dalam bejana atau dipaksa melalui sebuah tabung.
Gas-gas (udara, oksigen, dan lain-lain) memiliki jarak molekul yang lebih besar dan gerakan
yang bebas dengan gaya antar molekul yang dapat diabaikan, sehingga gas sangat mudah
dideformasi (dan dimampatkan) dan akan mengisi secara penuh volume suatu bejana di mana
gas tersebut ditempatkan.
Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif
berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada bagaimana
zat tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida
didefmisikan sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu
tegangan geser. Sebuah tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila sebuah gaya
tangensial bekerja pada sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau

logam-logam lainnya dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan
berdeformasi (biasanya sangat kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi
(mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti air, minyak, dan udara memenuhi defmisi dari
sebuah fluidaartinya, zat-zattersebut akan mengalir apabila padanya bekerja sebuah
tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur, aspal, dempul, odol dan lain sebagainya
tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan tersebut akan berperilaku seperti
benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika tegangan tersebut melampaui
suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang mempelajari bahan-bahan
tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan mekanika fluida klasik. Jadi,
seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks ini memenuhi defmisi fluida yang telah
diberikan sebelumnya.
Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan
fluida yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita
mencoba untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau
bergerak. Kita mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan nilai
rata-rata atau makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut
dievaluasi pada sebuah volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita
mengatakan bahwa kecepatan pada suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar
tertentu, maka kita sebenarnya mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul
dalam volume kecil yang mengelilingi titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil dibandingkan dengan dimensi fisik dari sistem yang ditinjau, tetapi cukup besar dibandingkan
dengan jarak rata-rata antarmolekul. Apakah cara ini cukup beralasan untuk menggambarkan
perilaku sebuah fluida? Jawabannya secara umumadalah ya, karena jarak antara molekul
biasanya sangat kecil. Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur normal jarak antara ini
berada pada tingkat 106 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm. Banyaknya molekul
setiap milimeter kubik pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat cair. Jadi jelas bahwa
jumlah molekul di dalam sebuah volume yang sangat kecil sangat besar, sehingga gagasan
untuk menggunakan nilai rata-rata dari seluruh volume ini cukup beralasan. Jadi kita
mengasumsikan bahwa seluruh karakteristik fluida yang kita tinjau (tekanan, kecepatan, dan
lain-lain.) bervariasi terus-menerus di seluruh fluidaartinya, kita memperlakukan fluida
tersebut sebagai suatu materi kontinu (continuum). Satu bidang mekanika fluida di mana
konsep materi kontinu ini tidak berlaku adalah pada kajian gas-gas yang sangat renggang
seperti yang dihadapi pada kasus dengan ketinggian yang sangat besar. Dalam hal ini jarak

antara molekul udara dapat menjadi sangat besar dan konsep materi kontinu tidak lagi bisa
diterima.

2.3 Dimensi,Kehomogenan Dimensi, dan Satuan


Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai
karakteristik fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk menggambarkan
karakteristik-karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek kualitatif berfungsi
untuk mengidentifikasi sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut (seperti panjang,
waktu, tegangan dan kecepatan), sementara aspek kuantitatif memberikan ukuran numerik
dari karakteristik tersebut. Penggambaran kuantitatif membutuhkan sebuah angka dan sebuah
standar yang dapat digunakan untuk memperbandingkan berbagai besaran. Suatu standar
untuk panjang dapat berupa meter atau kaki, untuk waktu dapat berupa jam atau detik, untuk
massa berupa slug atau kilogram. Standar seperti itu disebut satuan, dan beberapa sistem
satuan biasa digunakan seperti yang akan dibahas pada subbab berikutnya.
Gambaran kualitatif akan memudahkan jika dinyatakan dalam beberapabesaran-besaran
primer seperti panjang, L, waktu, T, massa, M, dan temperatur, 6. Besaran-besaran primer ini
kemudian dapat digunakan untuk memberikan gambaran kualitatif dari suatu besaran
sekunder lainnya: misainya, luas = L2 , kecepatan = LT~{, kerapatan = A/L~3, dan seterusnya,
di mana lambang = digunakan untuk menunjukkan dimensidari besaran sekunder yang
dinyatakan dalam besaran primer. Jadi untuk menggambarkan secara kualitatif sebuah
kecepatan, V kita akan menuliskan :
V = LT]
dan mengatakan bahwa dimensi dari sebuah kecepatan sama dengan panjang dibagi waktu.
Besaran-besaran primer juga sering disebut sebagai dimensi-dimensi dasar.
Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi
dasar, L,

T, dan M yang

dibuluhkan.

Alternatifnya, L,

T, dan F dapat

digunakan,

di

mana F adalah dimensi dasar dari gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya
sama dengan massa dikalikan percepatan, maka F = MLT-2 atau M = FL-]T2.Jadi, besaran
sekunder yang dinyatakan dalam M dapat dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas.
Misalnya, tegangan, , adalah gaya persatuan luas, sehingga P =FL-2, namun sebuah

persamaan dimensi yang ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel 1.1 memberikan daftar dimensidimensi dari sejumlah besaran fisik yang umum.Seluruh persamaan yang diturunkan secara
teoretis adalah homogen dimensinyaartinya, dimensi di ruas kiri dari persamaan harus sama
dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2.
BAB III
PRESSURE DROP
3.1 Pengertian
Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penurunan
tekanan dari satu titik didalamsistem (misalnya aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang
mempunyai tekanan lebih rendah. Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-gaya friksi
terhadap fluida yang mengalir didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida untuk
mengalir (Geankoplis C. J., 1997).
Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua titik dari jaringan
pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengan gesekan kekuatan, yang disebabkan oleh
resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama resistensi
terhadap aliran fluida adalah cairan kecepatan melalui pipa dan cairan viskositas. Pressure
drop meningkat sebanding dengan gesekan gaya geser dalam jaringan pipa. Sebuah jaringan
pipa yang mengandung kekasaran relatif tinggi serta banyak pipa fitting dan sendi,
konvergensi tabung, divergensi, ternyata, kekasaran permukaan dan sifat fisik lainnya akan
mempengaruhi penurunan tekanan. Kecepatan tinggi aliran dan /atau viskositas fluida tinggi
menghasilkan penurunan tekanan yang lebih besar di bagian pipa atau katup atau
siku. Kecepatan rendah akan menghasilkan lebih rendah atau tidak ada penurunan tekanan
(wikipedia, 2015).
Suatu fluida dapat mengalir melalui pipa dengan cara yang berbedabeda, ketika
suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur pada jarak yang berbeda
dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan bahwa keduanya beraliran laminer dan
turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu berpindah lebih cepat daripada fluida yang dekat
dengan dinding. Dalam sejumlah aplikasi teknik, hubungan antara velositas rata-rata(V av)
dalam pipa dan velositas maksimum(V max) itu sangat bergantung, karena dalam beberapa
masalah hanya Vmax pada titik pusat pipa yang diukur. Selanjutnya hanya pengukuran satu
titik hubungan antara Vmax dan Vav ini dapat digunakan untuk menetapkan Vav. Velositas rata-

rata itu lima kali velositas maksimum pada pusat pipa dimana ini diberikan oleh
kesetimbangan momentum shell untuk aliran laminer. Sedangkan untuk aliran turbulen,
velositas rata-ratanya itu delapan kali velositas maksimum. (Geankoplis C. J., 1997)
Pressure drop merupakan hasil dari gaya-gaya terhadap fluida yang mengalir didalam
pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida yang mengalir.

Penurunan tekanan yang terjadi pada pipa


Gambar diatas berdasrkan prinsip bernouli :
E dalam + E kinetik + E Potensial +E tekan = 0
Persamaan pressure drop atau pressure loss karena friksi menurut hagen poiseuille
untuk aliran laminar didalam pipa horizontal adalah sebagai berikut :
Tekanan pada pipa 1
P1=g h1 + P0

Tekanan pada pipa 2


P2=g h2 + P0

Dimana :
P

= perbedaan tekanan dari titik 1 ke titik 2 (N/m2)


= densitas fluida (gr/ml)

= gravitasi (m/s2)

= ketinggian fluida h1 dan h2 (m)


Ketika suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur pada jarak

yang berbeda dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan bahwa keduanya beraliran
laminer dan turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu berpindah lebih cepat daripada fluida
yang dekat dengan dinding (Geankoplis C. J., 1997).
Jika fluida mengalir dalam pipa, belokan-belokan (elbow), katup-katup (valves) dan
tee, maka akan terjadi hambatan. Hambatan tersebut akan mengurangi tekanan, terutama
disebabkan gesekan antara aliran dan dinding dalam yang dilewati fluida tersebut dan akibat
terjadinya turbulensi dari fluida tersebut. Sebab-sebab terjadinya pressure drop (penurunan
tekanan dalam pipa) antara lain adalah :
1. Diameter pipa yang dilewati fluida sangat kecil.
2. Suhu fluida sangat tinggi.
3. Panjang pipa yang terlalu besar.
4. Velositas massa fluida yang terlalu besar.
(Geankoplis C. J., 1997)

3.2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pressure Drop


Adapun hal-hal yang mempengaruhi pressure drop (P) antara lain adalah :

1. Diameter pipa (D)


Semakin besar diameter pipa, maka semakin kecil penurunan tekanannya (pressure
dropnya)
2. Berat molekul fluida yang mengalir (M)
Semakin besar berat molekul fluida yang mengalir, maka semakin kecil presure dropnya
3. Faktor friksi (f)
Semakin besar faktor friksinya, maka semakin besar pula pressure dropnya(P).

4. Panjang pipa((L)
Semakin besar panjang suatu pipa, maka semakin besar pula pressure dropnya.
5. Suhu aliran (T)
Semakin besar suhu suatu aliran, maka semakin besar pula pressure dropnya
6. Velositas massa aliran (G)
Semakin besar velositas massa aliran suatu aliran fluida, maka semakin besar pula
pressure dropnya..
Hal ini sesuai dengan rumus :

(p12-p22) = 4 f

(Geankoplis C. J., 1997)


3.3.

Pengertian Friksi
Gaya gesek (Friksi) adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah

kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan
dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya
adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas
adalah gaya Stokes. (wikipedia, 2013)
3.3.1. Friksi Pada Pipa lurus
Friksi Pada Pipa lurus dan head loss
Akibat adanya gesekan antar fluida dan dinding fluida dalam aliran fluida, maka akan
terjadi kehilangan energy (Head loss). Head loss pada pipa horizontal dapat dihitung dengan
persamaan friksi fanning berikut :

Fs=4 f

LV 2
2D

Dimana :
Fs

= faktor friksi fanning

= panjang pipa (m)

= kecepatan aliran (m/s2)

= diameter pipa (m) (Geankoplis, 1997)

Gambar Friksi Pada Pipa Lurus


Frictional Losses in mechanical energy balance equation
Friction loss dari gesekan pada pipa lurus (fanning friction), expansion loss,
contraction loss dan kerugian dalam pemasangan sambungan dan katup semuanya
dimasukkan pada persamaan

F berikut :

Jika semua kecepatan v1,v2 dan v2 semuanya sama, dari persamaan diatas menjadi bentuk
yang lebih sederhana yaitu :

Dimana :
F

= jumlah friksi

= perbedaan panjang pipa

(Geankoplis C. J., 1997)

Friction loss pada Ekspansi, kontraksi, dan pipa sambungan


Gesekan pada dinding pipa yang mengalir melalui pipa lurus dihitung dengan
menggunakan factor friksi. Namun jika kecepatan fluida mengalami perubahan arah dan
besar, maka akan terjadi penambahan friction loss. Hal ini terjadi karena tambahan dari
turbulensi karena vortisitas dan faktor lainnya. Metode untuk memperkirakan friction loss
pada sambungan akan dibahas dibawah ini:
1) Sudden Enlargement losses
Jika penampang pipa membesar secara bertahap, maka kerugian sangat sedikit atau
mungkin tidak terjadi. Jika perubahan itu terjadi secara tiba-tiba, akan menimbulkan kerugian
tambahn karena pusaran dibentuk oleh jet expansi di bagian yang diperbasar.

Gambar Friksi Sudden Enlargement Losses


Friction loss dapat dihitung dengan cara berikut untuk aliran turbulen :

(v v )
A
v1
v
hex = 1 2 = 1 1
=K ex 1
2
A2 2
2

Keterangan :
hex
K ex

= friction loss dalam (J/kg)


= koefisien expansion loss = (1-A1/A2)2

v1

= kecepatan masuk pada area yang lebih kecil (m/s)

v2

= kecepatan downstream (m/s)

= 1 untuk aliran turbulen, untuk aliran laminer

(Geankoplis, 1997)

2) Sudden Contaction Losses


Ketika penampang dari pipa mengecil secara tiba-tiba, aliran tidak dapat mengikuti
sekitar sudut yang tajam, dan friction loss bertambah karena terjadi pusaran.(Geankoplis,
1997)

Gambar Friksi Sudden Contraction Losses

Persamaan untuk aliran turbulen :

hc =0.55 1

A 2 v2
v
=K c 2
A 21 2
2

Keterangan :
hc

= friction loss

= 1 untuk aliran turbulen, untul aliran laminer

v2

= Kecepatan rata-rata pada daerah yang lebih kecil atau downstream

Kc

= Koefisien kontraksi-loss (P1) = 0.55(1-A2/A1)2 untuk english unit bagian kanan

dibagi dengan faktor gc. (Geankoplis C. J., 1997)


Losses in Fitting and valves
Sambungan pipa dan katup juga mengganggu jalur aliran dalam pipa yang
menyebabkan friction loss bertambah. Dalam sebuah pipa pendek dengan banyak
sambungan, friction loss akan lebih besar daripada pipa lurus. Friction loss untuk sambungan
dan katup diberikan sebagai berikut :
2

h f =K f

v1
2

Dimana:
Kf

adalah friction loss coefficient dari sambungan dan valve, v1 adalah kecepatan rata-rata

pada kepala pipa untuk sambungan (Geankoplis C. J., 1997).


Tabel 3.1 Friction loss fitting

Type of fitting or valve

Frictional Loss, Kf

Frictional Loss, Equivalent


Length of Straight Pipe in
Pipe Diameters, L/D

Elbow , 450
Elbow , 900
Tee
Return Bend
Coupling
Union
Gate Valve
Wide Open
Half Open
Globe Valve
Wide Open
Half Open
Angle valve, wide open
Check Valve
Ball
Swing
Water Meter, disk

0,35
0,75
1
1,5
0,04
0,04

17
35
50
75
2
2

0,17
4,5

9
225

6
9,5
2

300
475
100

70
2
7

3500
100
350

(Geankoplis C. J., 1997)

3.3.2 Macam-Macam Rumus Faktor Friksi


Selama tahun-tahun terakhir sejak diagram moody, persamaan yang paling banyak
digunakan untuk perhitungan faktor friksi adalah sebagai berikut:
1. Colebrook-white (1939)
Persamaan ini berlaku untuk Nre> 4000.

Dimana :
D = Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)


Nre = Bilangan Reynold

DxVx

2. Wood (1966)
Persamaan ini berlaku untuk NRe>10000 dan 10-5< /D <0.04

f =a+ b R

f =0,094

0,225

( )

+0,53

+ 88
D
D

0,44

( ) ( )

x NRe a

Dimana :

3. Swamee and Jain (1976)


Swamee dan jain mengusulkan persamaan yang mencakup rentang Nre dari 5000 sampai
107 dan hasil dari / D

diantara 0.00004 dan 0.05.

f=

[(

16 log

5,74
+
D NRe 9 /10
3,7

)]

Dimana :
D = Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

4. Churchill (1977)
Churchill menyatakan bahwa persamaannya mencakup untuk semua nilai Nre dan
/D

f =8

12

(( )
8
NRe

+ ( A+ B )

1
1,5 12

Dimana :
2 log ((( / D)/3.7)+(7/ Nre) 0.9)
A= ( )16

2 log((( / D)/3.7)+(7/ Nre) 0.9)


A= ( )16

B=

37530

16

Dimana:
D = diameter pipa (ft)
= kekasaran pipa (ft)
Nre = bilangan reynold

( D x V x )

5. Chen (1979)
Chen juga menyatakan persamaan untuk factor friksi mencakup semua range dari R dan
k/D

) (

5,0452

4 xlog 0,2698

xlog 0,3539
D
NRe
D

( )

Dimana :
D

= Diameter pipa (m)


= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

1,1098

( )

5,8506
0,8981
NR e

))

6. Von Karman (1979)


1
6.5
=1.8 log 0.27 /D+
Nre
f

1
=4,07 log ( NRE f )0,60
f

Dimana :
D

= Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

(McCabe, 1993)
7. Blasius (1981)
f=

f=

0,079
NRe 0,25

0,079
0,25
NRe

f=

0,079
NRe 0,25

Persamaan diatas berdasarkan 3000 <Nre <10000

1
Nre )
(
7
1

=2 log
+
f
3.7 D
Nre 1+ R ( )
( 291 D )

4.518 log

0.52

Dimana :
D = Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

0.7

8. Zigrang dan Sylvester (1982)

Untuk Aliran turbulen yaitu bilangan Reynold lebih dari 4000 sampai 108 dan /D
lebih dari 0,00004-0,5
1

( ( ) ( ))

D
13
4log
+
3,7
NRe

Dimana :
D = Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

9. Haaland (1983)
Persamaan ini berlaku untuk nilai Nre 2300 dan 4000
1
f=

[( )

=1.8 log
f
3.7 D

1.11

6.9
+
Nre

6,9

3,6log
+
NRe D
3,7

10 0,5
9

))

Dimana :
D = Diameter pipa (m)

= Kekerasan pipa (m)

Nre = Bilangan Reynold

DxVx

10. Manadilli (1997)


Menyatakan persamaan ini berlaku untuk Nre berkisar antara 5235 sampai 108 dan
untuk nilai setiap

/D.

95
96.2
=2 log
+

f
3.7 D Nre 0.983 Nre

3.3.3. Perhitungan Friksi pada Aliran Laminer, Transisi dan Turbulen


Aliran Laminer
Untuk fluida yang beraliran laminer dalam pipa tegangan pada fluida Newton
dapat ditulis dalam persamaan faktor friksi Fanning sebagai berikut :

f=

64
64
=
NRe D . . v /

f=

16
NRe = 16/((D*V*)/)
(McCabe, 1993)

Aliran Transisi
Untuk bilangan reynold diatas 2100 dan dibawah 4000, maka faktor friksi
dihitung dengan menggunakan persamaan :
10

f trans=4 x 56,8 x 10

10

f trans=56,8 x 10

Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen seperti aliran laminer, faktor friksi juga tergantung pada
bilangan reynold. Bagaimanapun, tidak mungkin untuk diprediksi secara teori faktor
friksi Fanning untuk aliran turbulen seperti yang dilakukan pada aliran laminer. Faktor
friksi harus ditemukan dengan melakukan percobaan dan itu tidak hanya tergantung pada
bilangan Reynold tetapi juga pada kekasaran permukaan pipa.
Untuk aliran turbulen yaitu bilangan Reynold diatas 4000 sampai 10 5 dapat
dihitung menurut persamaan Blasius :

Penurunan tekanan dan faktor friksi dalam aliran gas


Persamaan dan metode dibahas untuk aliran turbuent dalam pipa untuk aliran
incompressible. Pipa tersebut juga bisa untuk udara jika density (atau tekanan)
berubah kurang dari 10%. Kemudian density rata rata, av in kg/m3, digunakan dan
kesalahan yang terjadi akan kurang dari batas ketidaktentuan dalam faktor friksi f.
Untuk gas, persamaan untuk aliran laminer dan turbulent :

(P1 P2)f =
dimana AV = (P1 + P2) / 2. Juga, Nre menggunakan DG/, dimana G adalah kg/m2 dan
konstan berdiri sendiri dari density dan velocity untuk gas.

P12 P22 =

P12 P22 =

(SI)

(English)

Dimana :
R = 8314,3 J/kg mol K atau 1545,3 ft. lbf/lb molR
M = berat molekular.
Asal dari persamaan diatas digunakan hanya untuk soal gas dimana tekanan
relatif berubah cukup kecil sehingga perubahan besar dalam velocity tidak dapat
diabaikan, karena penting. Untuk perubahan tekanan diatas sekitar 10%, aliran
bertekanan terjadi. Dalam aliran adiabatic di pipa seragam, velocity di dalam pipa
tidak dapat melebihi velocity suara (Geankoplis C. J., 1997)
3.4 Diagram Moody
Diagram moody merupakan representasi klasik dari perilaku fluida Newtonian. Di
industry digunakan untuk memprediksi losses dari aliran aliran fluida. Diagram moody dibagi
menjadi dua aturan aliran yaitu laminar dan turbulen. Untuk aturan aliran laminar faktor

gesek darcy weisbach ditentukan oleh poiseuille analitis. Untuk aturan aliran turbulen
hubungan antara faktor gesekan dan bilangan reynold lebih kompleks dan diatur oleh
persamaan Colebrook. Pada tahun 1944 LF Moody mengeplot data dari persamaan cloebrook
dan diagram ini sekarang dikenal dengan moody chart atau diagram faktor friksi, yang
membantu pengguna untuk mengeplot bilangan reynold dan kekasaran relative dinding pipa
dan untuk menetapkan nilai akurat dari faktor friksi untuk kondisi turbulen. Diagram moody
juga mendukung penggunaan faktor friksi darcy-weisbach dan membantu pengembangan
kalkulator head loss untuk aliran fluida didalam pipa dan saluran terbuka. Sedangkan untuk
faktor friksi fanning 4 kali faktor friksi darcy weisbach.

Diagram moody Darcy friction

3.5 Hubungan Kekasaran Pipa dengan Friksi


Friksi adalah besaran yang berlawanan arah dengan kelajuan. Friksi mengakibatkan
kelajuan sebuah objek berkurang. Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat
tergantung dari kekasaran dinding pipa. Dari hasil berbagai percobaan diketahui bahwa
makin kasar dinding pipa makin besar terjadinya penurunan /kehilangan tekanan aliran. Jenis
gesekan ini dikenal dengan dengan gesekan aliran dan besarnya tahanan itu sendiri di ukur
dengan koefisien gesekan,f.
Tabel 3.2 Tabel kekasaran pipa ()
Material
Absolute roughness

Absolute roughness

Riveted steel
Concrete
Ductile iron
Wood stave
Galvanized iron
Cast iron asphalt dipped
Cast iron uncoated
Carbon steel or wrought
iron
Stainless steel
Fiberglass
Drawn tubing glass, brass,
plastic
Copper
Aluminium
PVC
Red brass

(in x 10-3)
36-360
12-120
102
3,6
6
4,8
10
1,8

(micron or m x 10-6)
915-9150
305-3050
2591
7,2
152
122
254
45

1,8
0,2
0,06

45
5
1,5

0,06
0,06
0,06
0,06

1,5
1,5
1,5
1,5

You might also like