Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
ANDI SETIAWAN
P.10 074
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAFAS PADA AN.R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
ATAS (ISPA) DI BANGSAL BAKUNG DI RUMAH SAKIT
PANTI WALUYO SURAKARTA
Disusun Oleh :
ANDI SETIAWAN
P.10 074
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Tulis
Ilmiah
dengan
judul
"ASUHAN
KEPERAWATAN
Bapak Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi
DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
4.
5.
Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan program pendidikan.
6.
vi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
ii
iii
iv
vii
ix
LAMPIRAN ...............................................................................................
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .....................................................................
B. Pengkajian ...........................................................................
11
11
E. Perencanaan Keperawatan....................................................
12
12
vii
BAB III
14
16
B. Simpulan .............................................................................
25
C. Saran ...................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1
Genogram .............................................................................
ix
10
LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
: Format Pendelegasian
: Asuhan Keperawatan
Lampiran V
: Lembar Konsul
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ISPA kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas, menurut
bahasa Inggris, ISPA yaitu Acute Respiratory Infections (ARI). ISPA
disebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak
sehingga menimbulkan gejala penyakit pada saluran pernapasan, yang dilalui
udara yang dihirup dan dikeluarkan lagi mulai dari paru-paru lalu keluar
melalui hidung, berlangsung sampai 14 hari, untuk penyakit yang tergolong
ISPA infeksi tergolong lebih dari 14 hari (Nenggala, 2007).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai sebab seperti virus, bakteri, dan jamur. Tanda dan
gejala diantaranya adalah sakit tenggorok, batuk, alergi, dan diare
(Widoyono, 2011 : 204).
Salah satu tujuan pembangunan milenium yang dicanangkan oleh
masyarakat dunia atau yang sering disebut dengan Millenium Development
Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima
tahun pada rentang waktu antara 1990-2015. Hal ini ditegaskan kembali
bahwa tujuan dari MDGs yang belum tercapai secara merata khususnya di
negara berkembang termasuk Indonesia adalah menurunkan sepertiga
kematian oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi saluran
pernafasan akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak yang berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua
pertiga kematian tersebut adalah bayi (Dewi, 2012).
Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008, jumlah kasus ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada balita mencapai 213.316 kasus.
Kota Prabumulih yang merupakan salah satu wilayah yang ada di Sumatera
Selatan, memiliki angka kejadian ISPA pada balita yang cukup tinggi.
Dari laporan bulanan Program P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Prabumulih
tahun 2009, angka kejadian ISPA pada balita mencapai 10.148 kasus
(87,04%) untuk seluruh wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Prabumulih
(Oktaviani, 2010).
Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh dua persoalan utama, yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan
menyebarnya penyakit infeksi. Gizi dan infeksi merupakan suatu kesatuan
yang menjadi penyebab kematian sebagian besar bayi dan anak balita
(Prameswari, 2009).
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dibagi menjadi lima
tingkatan, diantaranya adalah kebutuhan fisiologis, keselamatan dan
keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Dari
kelima tingkatan tersebut kebutuhan fisiologis merupakan prioritas tertinggi
dalam hierarki Maslow. Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi adalah kebutuhan oksigenasi (Potter dan Perry, 2005 : 613).
Oksigen (02) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh
ditentukan oleh interaksi sistem Respirasi, kardiovaskuler dan keadaan
hematologis (Harahap, 2004).
Kebutuhan oksigenasi pada anak sangatlah penting dan harus
dipenuhi, jika tidak ditangani sering menyebabkan gangguan ventilasi
dan perfiisi yang menimbulkan hipoxia, hipercarbia, dan juga dapat
memperlambat
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
anak
(Umar, 2004).
Berdasarkan kasus latar belakang di atas penulis tertarik untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada An. R di Bangsal Bakung
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta" tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada anak karena jika tidak diatasi akan menimbulkan gejala yang
semakin berat bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
pemafasan yang dapat mengakibatkan kematian. Penulis menggunakan proses
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
B. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
Melaporkan kasus ketidakefektifan bersihan jalan napas pada An. R
dengan ISPA di RS Panti Waluyo Surakarta.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
Penulis
mampu
melakukan
evaluasi
pada
An.
dengan
Penulis
mampu
An.
R dengan
C. MANFAAT
1.
Institusi Pendidikan
Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan
anak pada pasien ISPA, sehingga dapat memberikan gambaran tentang
penatalaksanaan pemenuhan oksigenasi pada pasien ISPA.
3.
Bagi Penulis
a.
b.
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang kebutuhan
oksigenasi dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Penulisan menggunakan
metode dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB, pada
kasus ini diperoieh data dengan cara auto anamnesa dan alio anamnesa,
pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis,
catatan perawat.
A. IDENTITAS KLIEN
Data pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas klien, bahwa
inisial klien An. R, umur klien 2 tahun 7 bulan, klien beragama Islam, alamat
Boyolali, nomor register 17 85 98, dirawat di bangsal Bakung Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta. Dokter mendiagnosa bahwa An. R dengan ISPA.
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 22 April 2013 melalui poli anak.
Penanggung jawab klien adalah Tn. S, umur 37 tahun, pendidikan SLTA
pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan klien adalah ayah klien.
B. PENGKAJIAN
1.
hasil
pengkajian
didapatkan
bahwa
riwayat
kesehatan klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah ibu
mengatakan An. R batuk berdahak. Riwayat kesehatan sekarang adalah
keluarga klien mengatakan 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit klien
panas, terutama pada malam hari, batuk kurang lebih 3 minggu,
berdahak. Pada tanggal 22 April 2013 klien dibawa oleh keluarganya ke
poli Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dan dokter menyarankan untuk
dirawat, klien di IGD mendapatkan terapi infuse RL 10 tpm, injeksi
Bactesyn 250 mg diberikan melalui IV, kemudian klien dipindah ke
bangsal Bakung. Pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil klien sulit
bernapas, batuk berdahak, batuk sewaktu waktu, klien tampak lemas,
pergerakanya bebas namun terbatas, tampak berbaring, dilakukan vital
sign dengan hasil, Nadi : 102 kali per menit, irama teratur, teraba di nadi
karotis, Suhu : 39,1 derajat celcius, Respirasi: 36 kali per menit, napas
tidak teratur dan cepat dangkal.
Riwayat kesehatan lalu, kehamilan : partus kedua belum pernah
aborsi, klien lahir pada tanggal 22 Agustus 2010, gestasi saat lahir 9
bulan, saat mengandung ibu klien tidak mengkonsumsi obat. Persalinan,
tipe persalinan secara sectio caesaria, persalinan di DKT Slamet Riyadi
Surakarta dengan indikasi panggul sempit. Post natal, berat baru lahir
2800 gram, panjang lahir 49 cm, keluar dari ruang perawatan tanggal 30
Agustus 2010 dan pada klien tidak terdapat kelainan bawaan. Keluarga
mengatakan imunisasi klien lengkap namun lupa tanggal pemberianya.
Keluarga mengatakan klien mempunyai kebiasaan khusus dalam tingkah
laku yaitu menghisap ibu jari. Pertumbuhan dan perkembangan, berat
baru lahir 2.800 gram, saat usia 6 bulan 6 kg, berat badan saat ini 11 kg,
gigi belum lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan pasien dalam
keadaan normal.
Riwayat kesehatan keluarga adalah keluarga mengatakan tidak
ada penyakit keturunan atau menular, riwayat kesehatan sebelumnya
adalah keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di Rumah Sakit pada
bulan Mei 2012 dengan penyakit yang sama yaitu ISPA.
Keluarga mengatakan saat ini klien masih minum ASI serta susu
formula kurang lebih 3 botol perhari (@ 200 cc), terkadang minum air
putih, makan nasi, sayur, lauk, pauk 3 kali sehari. Selama sakit keluarga
klien mengatakan klien minum ASI dan susu formula kurang lebih 2
botol per hari (@ 200 cc), terkadang minum air putih, makan makanan
dari RS 4 sampai 5 sendok per porsi, sehari 3 kali. Hasil Z- Score
didapatkan WAZ = -2 (N= -2 s/d + 2 SD), HAZ = - 0,14 (N= -2 s/d + 2
SD), WHZ = -2,07 (N= +2 s/d -2 SD). Hasil interpretasi status gizi An. R
normal.
Keluarga mengatakan sebelum sakit klien BAB 1 kali per hari,
BAK 4 kali sehari, warna kuning, bau khas, untuk BAB warna kuning
padat. Setelah sakit keluarga mengatakan BAB 1 kali per hari, warna
kuning, padat dan BAK 4 kali per hari, bau khas, warna kuning.
2.
Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan pengkajian didapatkan pemeriksaan fisik dan
penilaian keadaan umum adalah cukup, kesadaran composmentis atau
sadar penuh. Pemeriksaan fisik; kepala klien mesosefal, rambut tipis,
mata klien konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterik.
Hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada sekrel. Mulut simetris, gigi
belum lengkap, mukosa bibir kering; Pemeriksaan dada: inspeksi paru
pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi. vocal fremitus kanan
kiri sama, perkusi : bunyi paru sonar, auskultasi : terdengar suara nafas
tambahan ronkhi (grok-grok). Pemeriksaan jantung inspeksi: pulsasi ictus
cordis tidak tampak, palpasi: ictus cordis teraba di SIC V, perkusi:
bunyi pekak, auskultasi bunyi jantung I & II murni tidak ada
bising. Pemeriksaan abdomen inspeksi : bentuk datar, tidak ada jejas,
auskultasi : peristaltic usus 36x/menit, perkusi: bunyi abdomen
hipertimpani, palpasi : tidak ada nyeri tekan. Tanda- tanda vital pada
tanggal 22 April 2013 Suhu 39,1 derajat celcius, Respirasi 36 kali per
menit, irama nafas tidak teratur, denyut Nadi 102 kali per menit dan
irama teratur, teraba di nadi karotis.
10
Untuk genogramnya :
An. R
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki
: Pasien
: Perempuan
: Tinggal Serumah
3.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang laboratorium pada tanggal 22 April 2013
yaitu Hemoglobin 12,0 g/dl (N P: 12-16 g/dl,Lk: 14-18 g/dl), Hematokrit
37,3 % (N P: 38-47 % Lk : 40-54 %), Leukosit 7,600 mm3 (N 4,500 - 14
500), Limfosit 36,9% (N 36-52), Monosit 11,1% (N 0-50), MCH 23 Pg
(N 29-33), MCHC 32 g/dl (N 32-36)
11
4.
Terapi obat
Terapi obat pada tanggal 22 - 23 April 2013 klien mendapatkan
infuse Ringer Laktat 10 tpm, injeksi Bactesyn 250 mg diberikan secara
IV, injeksi Ceftriaxone 1/3 gr (1,6 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, injeksi
Lameson (6,25 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam cth
diberikan secara oral, untuk obat nebulizer: ventolin 1,75 mg/8 jam,
pulmicort 50 mg/8 jam.
Dari data hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis
melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan prioritas, menyusun intervensi keperawatan,
melakukan implementasi, dan evaluasi tindakan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Prioritas diagnosa keperawatan adalah ketidakefektifan bersihan jalan
napas berhubungan dengan banyaknya mukus. Data yang menunjang dengan
diagnosa tersebut adalah data subyektif: ibu klien mengatakan batuk sudah 3
minggu, sulit untuk bernapas. Data obyektif; dahak keluar jika batuk, terdapat
suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok), irama napas tidak teratur (cepat
dangkal) dan frekuensi pernapasan 36 kali per menit.
12
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
berdasarkan ONEC (Observasi, Nursing intervensi, Edukasi, Colaborasi)
yaitu observasi Respirasi, frekwensi, irama, rasional : untuk mengetahui
percepatan nafas klien, auskultasi suara nafas, rasional : untuk mengetahui
adanya bunyi tambahan, ajarkan batuk efektif, rasional : untuk mengeluarkan
dahak, atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi,
rasional: untuk melancarkan saluran pernafasan, kolaborasi dengan dokter
pemberian terapi obat dan Nebulizer, rasional : sebagai bronkodilator, dan
mengencerkan dahak
F. IMPLMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan dilakukan
selama 3 hari. Tanggal 22 April pada jam 10,05 WIB mengobservasi
Respirasi klien, respon subyektif: keluarga mengatakan iya, respon obyektif:
RR: 36 kali per menit, frekwensi dangkal, irama cepat. Pada jam 10.10 WIB
mencatat adanya suara tambahan, respon subyektif: keluarga mengatakan
setuju, respon obyektif: suara ronkhi, Pada jam 10.20 WIB mengajarkan
13
batuk efektif ke orang tua untuk dilakukan ke klien. Respon subyektif: Ibu
mengatakan bersedia, respon obyektif: ibu terlihat paham. Pada jam 13.00
berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi, respon
subyektif: keluarga mengatakan bersedia, respon obyektif: Injeksi cefriaxone
1/3 (1,6 mg)/8 jam diberikan secara IV dan injeksi lameson 1/4 sampul mg)/
8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral. Pada jam
13.15 WIB mengatur posisi tidur semi fowler untuk memaksimalkan
ventilasi, respon subyektif: ibu mengatakan mengerti, respon objektif: ibu
terlihat paham.
Pada tanggal 23 April 2013 jam 08.45 WIB mengobservasi Respirasi,
respon subyektif: keluarga mengatakan iya, respon obyektif; RR: 35 kali per
menit, frekuensi dangkal, irama cepat, terdapat suara tambahan (ronkhi). Pada
jam 10.00 WIB kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program
terapi, respon subyektif: keluarga mengatakan mengerti, respon obyektif:
nebulizer ventolin 1,75 mg/ 8 jam dan pulmicort 50 mg/ 8 jam. Pada jam
10.30 WIB mencatat adanya suara tambahan, respon subyektif: keluarga
mengatakan setuju, respon obyektif: suara ronkhi. Pada jam 11.00 WIB
mengajarkan batuk efektif ke orang tua untuk diajarkan ke klien, respon
subyektif ; keluarga mengatakan mengerti, respon obyektif: ibu mencoba
melakukan. Pada jam 13.00 WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian program, respon subyektif: keluarga mengatakan bersedia, respon
obyektif: injeksi ceftriaxone 1/3 (1,6 mg) /8 jam diberikan secara IV, injeksi
14
lameson 1/4 (2 mg) jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara
oral.
Pada tanggal 24 April 2013 jam 08.50 WIB mengobservasi Respirasi,
subyektif : pasien diam saja, obyektif : Respirasi : 30 kali per menit,
Frekuensi dangkal, irama tidak teratur, terdapat suara tambahan {ronkhi).
Pada jam 10.15 WIB mencatat adanya suara tambahan, subjektif: keluarga
mengatakan bersedia, objektif : suara ronkhi, Pada jam 11.25 WIB
mengajarkan keluarga batuk efektif untuk dilakukan ke-klien, subjektif :
keluarga mengatakan sudah mencoba, objektif : terlihat paham. Pada jam
13.00 WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi,
subjektif ; keluarga mengatakan setuju, objektif : injeksi ceftriaxone 1/3 (1,6
mg) / 8 jam diberikan secara IV, injeksi lameson 1/4 mg)/ 8 jam diberikan
secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral.
G. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi pada tanggal 22 April 2013, subyektif : keluarga pasien
mengatakan masih batuk. Obyektif : Pasien batuk dengan keras dan
mengeluarkan dahak. Analisa : masalah belum teratasi. Planning : intervensi
dilanjutkan; mengobservasi Respirasi, mencatat adanya suara tambahan,
mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian
program terapi.
Evaluasi pada tanggal 23 April 2013, subyektif: keluarga mengatakan
masih batuk. Obyektif: Pasien batuk dan mengelurkan dahak, terdapat suara
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus yang
dilakukan pada tanggal 22-23 April 2013 di bangsal Bakung, yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian maupun
kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis membahas diagnosa keperawatan
utama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas, yang berkaitan dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Alasan penulis membahas
tentang diagnosa tersebut karena kebutuhan oksigenasi merupakan prioritas
tertinggi dalam kebutuhan dasar manusia, maka dari itu penanganannya harus
diutamakan.
Infeksi
saluran
nafas
atas
adalah
infeksi
yang
disebabkan
Pengkajian
Pengkajian
keperawatan
adalah
tahap
awal
dari
proses
dari
berbagai
sumber
16
untuk
mengevaluasi
dan
17
hasil
pengkajian
didapatkan
bahwa
riwayat
saluran
pernapasan
yang
memudahkan
terjadinya
18
pernapasan. Tanda gejala yang terjadi pada anak-anak akan lebih nyata
karena saluran napas lebih sempit daripada orang dewasa sehingga anakanak lebih rentan untuk terjadi sumbatan jalan napas.
Pemeriksaan
fisik
adalah
mengukur
tanda-tanda
vital,
19
inflamasi
menyebabkan
peningkatan
produksi
mucus
Diagnosa
Diagnosa adalah sebuah label singkatan menggambarkan kondisi
pasien yang diobservasi di lapangan, kondisi ini dapat berupa masalahmasalah yang aktual dan potensial (Wilkinson, 2007).
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis, dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan utama yaitu ketidakefektifan bersihan
jalan napas berhubungan dengan banyaknya mukus. Hal ini ditandai
dengan terdapat suara napas tambahan (ronkhi), batuk tidak efektif,
perubahan pada frekuensi dan ritme pernapasan.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan
dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan
untuk menjaga bersihan jalan napas. Batasan karakteristik dari
20
Intervensi
Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan
suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan
kewenangan perawat Penulis dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil
kasus di atas didasarkan pada metode SMART. S : Spesifi, tujuan
harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda. M : Measurable, tujuan
keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien, dapat
dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau. A : Achievable, tujuan
harus
dapat
dicapai,
Reasonable,
tujuan
harus
dapat
21
bernapas, irama teratur dan frekuensi pernafasan 25 kali per menit (Potter
dan Perry, 2005 : 791).
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis
rencanakan kepada klien sesuai ONEC (Observal, Nurshing, Edukasi,
Colaborasi) dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien
dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Berdasarkan diagnosa keperawatan
yang telah dicetuskan maka penulis menyusun intervensi yang telah
disesuaikan dengan NIC (Nursing Intervention Clasification), pantau
respirasi, frekwensi, irama, rasional : untuk mengetahui keadaan nafas
klien, auskultasi suara nafas, rasional : untuk mengetahui adanya bunyi
tambahan, ajarkan batuk efektif, rasional : untuk mengeluarkan dahak,
atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi,
rasional : untuk melancarkan saluran pernafasan, kolaborasi dengan
dokter pemberian terapi obat dan nebulizer, rasional : sebagai
bronkodilator, dan mengencerkan dahak (Wilkinson, 2006 : 16 20).
4.
Implementasi
Menurut Potter dan Perry (2005) implementasi adalah tindakan
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
diselesaikan.
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 22 24 April
2013
berdasarkan
intervensi
yang
telah
direncanakan
adalah
22
satu
penatalaksanaan
pada
pasien
yang
berguna
untuk
23
bertujuan
untuk
melegakan
jalan
napas
atau
sebagai
24
5.
Evaluasi
Evaluasi merupakan proses keperawatan untuk mengukur respon
pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien ke arah
pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2005).
Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S:
Subyektif data, O: Obyektif data, A: Analis atau Assesment dan P:
Planning. Setelah melalukan implementasi di atas selama 3 hari dari
tanggal 22-24 April 2013 didapatkan evaluasi pada tanggal 22 April 2013
subyektif: keluarga klien mengatakan klien masih batuk. Obyektif: klien
batuk dengan keras dan mengeluarkan dahak, analisis : masalah belum
teratasi, Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi Respirasi,
mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada
orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi.
Evaluasi pada tanggal 23 April 2013 masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas belum teratasi, yang ditandai dengan, Subyektif :
klien keluarga klien mengatakan masih batuk. Obyektif: pasien batuk dan
mengeluarkan dahak, terdapat suara tambahan (ronkhi). Analisa: masalah
belum teratasi. Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi
Respirasi, mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif
kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi.
Evaluasi pada tanggal 24 April 2013 masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas belum teratasi, yang ditandai dengan, Subyektif :
keluarga mengatakan klien masih batuk, Obyektif: pasien batuk, terdapat
25
26
B. SIMPULAN
1.
Pembahasan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
a.
b.
bersihan
jalan
napas
berhubungan
dengan
banyaknya mukus.
c.
d.
frekwensi,
irama,
mengauskultasi
suara
nafas,
27
e.
f.
C. SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran sebagai
berikut:
1.
2.
3.
28
DAFTAR PUSTAKA