Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2010. Namun prevalensi gizi buruk di Jawa Timur dari tahun 2010-2012 terus
mengalami peningkatan. Hal ini kemungkinan dikarenakan usaha dari tim gizi yang
semakin gencar dalam melakukan penjaringan terhadap status gizi balita.
Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk
bagi balita. Dampak yang terjadi antara lain kematian dan infeksi kronis. Deteksi dini
anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dapat dilakukan dengan
pemeriksaan BB/U untuk memantau berat badan anak. Selain itu pemantauan tumbuh
kembang anak dapat juga menggunakan KMS(KartuMenuju Sehat).
keluarga, yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi pangan yang
merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada anak balita. Selain pendidikan,
pemberian ASI dan kelengkapan imunisasi juga memiliki hubungan yang bermakna
dengan gizi buruk karena ASI dan imunisasi memberikan zat kekebalan kepada balita
sehingga balita tersebut menjadi tidak rentan terhadap penyakit. Balita yang sehat
tidak akan kehilangan nafsu makan sehingga status gizi tetap terjaga baik.
Sepanjang periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015 sudah tercatat
31 balita dengan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Wonoasih. Tingginya angka
kejadian balita dengan gizi buruk tersebut serta mengingat gizi buruk merupakan masalah
yang kompleks sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab terjadinya gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Wonoasih agar
dapat menentukan solusi yang tepat.
1.4.2
Manfaat Akademik
Sebagai acuan bagi pembaca yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan istilah teknis yang biasanya digunakan oleh kalangan
gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah kondisi seseorang yang nutrisinya di
bawah rata-rata. Hal ini merupakan suatu bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun.
Balita disebut gizi buruk apabila
-3 SD. Keadaan balita dengan gizi buruk sering digambarkan dengan adanya busung
lapar.
1
1
2.3.2 Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh
asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan protein
yang
inadekuat. Hal ini seperti marasmus, kwashiorkor juga merupakan hasil akhir dari
tingkat
keparahan
gizi
buruk.
Tanda
khas
kwashiorkor
antara
lain
mendalam
dan
lebar,sering
ditemukan
hiperpigmentasi
dan
persikan
ditemukan perlemakan.
Gangguan metabolik dan perubahan sel dapat menyebabkan perlemakan hati dan
oedema. Pada penderita defisiensi protein tidak terjadi proses katabolisme jaringan
yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi dengan jumlah kalori
yang cukup dalam asupan makanan. Kekurangan protein dalam diet akan menimbulkan
kekurangan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis. Asupan makanan yang
terdapat cukup karbohidrat
asam amino dari dalam serum yang jumlahnya sudah kurang akan disalurkan ke
otot. Kurangnya
2.3.3 Marasmus-Kwashiorkor
Marasmic-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campuran dari beberapa
gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut
umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak
mencolok.
28
menetap setiap hari sekitar 500 kalori menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram
dalam seminggu.
Setiap golongan umur terdapat perbedaan asupan makanan misalnya pada
golongan umur 1-2 tahun masih diperlukan pemberian nasi tim walaupun tidak
perlu disaring.Hal ini dikarenakan pertumbuhan gigi susu telah lengkap apabila
sudah berumur 2-2,5 tahun.Lalu pada umur 3-5 tahun balita sudah dapat memilih
makanan
sendiri
sehingga
asupan
makanan
harus
diatur
dengan
sebaik
yang
Sebagian besar balita dengaan gizi buruk memiliki pola makan yang kurang
beragam. Pola makanan yang kurang beragam memiliki arti bahwa balita tersebut
mengkonsumsi hidangan dengan komposisi yang tidak memenuhi gizi seimbang.
Berdasarkan dari keseragaman susunan hidangan pangan, pola makanan yang meliputi
gizi seimbang adalah jika mengandung unsur zat tenaga yaitu makanan pokok, zat
pembangun dan pemelihara jaringan yaitu lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan
buah.
dihadapi
karena
ketidaktahuan
dan
yang mencari penghasilan baik dari sektor formal atau informal yang dilakukan secara
reguler di luar rumah yang akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki oleh ibu
untuk memberikan pelayanan terhadap anaknya.Pekerjaan tetap ibu yang mengharuskan
ibu meninggalkan anaknya dari pagi sampai sore menyebabkan pemberian ASI tidak
dilakukan dengan sebagaimana mestinya.
Masyarakat tumbuh dengan kecenderungan bahwa orang yang bekerja
akan lebih dihargai secara sosial ekonomi di masyarakat.Pekerjaan dapat dibagi menjadi
pekerjaan yang berstatus tinggi yaitu antara laintenaga administrasi tata usaha,tenaga
ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin,dan ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik
pemerintah maupun swasta dan pekerjaan yang berstatus rendah antara lain petani dan
operator alat angkut.
yang rendah. Adanya pendidikan yang rendah tersebut menyebabkan seseorang kurang
mempunyai keterampilan tertentuyang diperlukan dalam kehidupan.
pendidikan dapat
Rendahnya
selanjutnya mempengaruhi
yang
makanan
2
0
2.4.4
Penyakit penyerta
Balita yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan terhadap
Diare persisten :sebagai berlanjutnya episode diare selama 14hari atau lebih
yang dimulai dari suatu diare cair akut atau berdarah (disentri).Kejadian ini
sering dihubungkan dengan kehilangan berat badan dan infeksi non intestinal.
Diare persisten tidak termasuk diare kronik atau diare berulang seperti penyakit
sprue, gluten sensitive enteropathi dan penyakit Blind loop.
Tuberkulosis
Tuberkulosis
adalah
penyakit
yang
disebabkan
oleh
2
0
baik. Kelompok BBLR sering mendapatkan komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena prematur.
Gizi buruk dapat terjadi apabila BBLR jangka panjang.Pada BBLR zat anti
kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit
infeksi. Penyakit ini menyebabkan balita kurang nafsu makan sehingga asupan makanan
yang masuk kedalam tubuh menjadi berkurang dan dapat menyebabkan gizi buruk.
2.4.7
2
0
ASI
Hanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif
kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI
eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia periode 1997-2003 yang cukup memprihatinkan yaitu bayi
yang
rendah.
Sebanyak
86%
bayi
mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau campuran antara ASI
dan susu formula.
Berdasarkan riset yang sudah dibuktikan di seluruh dunia, ASI merupakan
makanan terbaik bagi bayi sampai enam bulan, dan disempurnakan sampai umur dua
tahun. Memberi ASI kepada bayi merupakan hal yang sangat bermanfaat antara lain
oleh karena praktis,mudah,murah,sedikit kemungkinan untuk terjadi kontaminasi,dan
menjalin hubungan psikologis yang erat antara bayi dan ibu yang penting dalam
perkembangan psikologi anak tersebut. Beberapa sifat pada ASI yaitu merupakan
makanan alam atau natural, ideal, fisiologis, nutrien yang diberikan selalu dalam
keadaan segar dengan suhu yang optimal dan mengandung nutrien yang lengkap dengan
komposisi yang sesuai kebutuhan pertumbuhan bayi.
Selain ASI mengandung gizi yang cukup lengkap, ASI juga mengandung
antibodi atau zat kekebalan yang akan melindungi balita terhadap infeksi. Hal ini yang
menyebabkan balita yang diberi ASI, tidak rentan terhadap penyakit dan dapat berperan
langsung terhadap status gizi balita. Selain itu, ASI disesuaikan dengan sistem
pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat terserap. Berbeda dengan susu formula atau
makanan tambahan yang diberikan secara dini pada bayi. Susu formula sangat susah
diserap usus bayi. Pada akhirnya, bayi sulit buang air besar.
2
1
BAB III
METODE PENELITIAN
Tanggal
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
.
1
15-3-2015
Perencanaan Kegiatan
PKM Wonoasih
dr. Elfian
15-4-2015
Kelurahan
Pakistaji
Kelurahan
dr. Elfian
Ibu Dian
Kedung
galeng
16-4-2015
24-42015
Kelurahan
Sumber
pengisian kuesioner
taman
- Penyuluhan Mengenal
Ibu Eli
Kelurahan
dr. Elfian H.
Pakistaji
Kelurahan
Ibu Eli
dr. Elfian
Kedung
galeng
Ibu Dian
gizi buruk
- Pemberian makanan
tambahan dan buku
2
2
Kelurahan
Sumberta
man
panduan mengolah
bahan makanan
untuk balita gizi
buruk
5
25-4-2015
Pengolahan data
PKM Wonoasih
dr. Elfian H.
25-4-2015
Pembuatan Laporan
PKM Wonoasih
dr. Elfian H.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bagi
: Jl Anggur no 70 Probolinggo
Telepon
: 0335 -425734
Lokasi
o Selatan
o Barat
o Timur
13%
1%
25%
18%
23%
20%
tdk sklh
TT SD
SD
SMP
SMA
PT
25%
Tani
23 %
Swasta 23 %
9%
PNS
11%
ABRI
9%
23%
Wiraswasta
`
Perempuan
laki-laki
48%
49%
49%
50%
50%
51%
51%
22 - 59 th
16-21 th
7-15 th
5-6th
0-4 th
10
20
30
%
40
50
Januari-
Maret 2015
4.2.1
N
O
Tg
Bln
Thn
Umu
r
( Bln
)
NAMA
Tg.Timbang
BB
TB
( Kg
)
( Cm
)
NILAI Z_SCORE
TB / U
FAHRUL HIDAYAT
2015
45
10,8
92
-2,357
2015
36
9,5
82
-3,428
2015
25
9,2
77
-3,521
2015
28
9,2
73
M MUKIS RAHMADANI
2015
54
11,5
94
-5,288
188,75
1
APRILIA
2015
34
8,5
78
-4,207
M RISKI RAMADANI
18
2015
31
7,6
71
-6,263
RAMADANI FITRIATUS
18
2015
42
8,4
78
-5,176
M AL HABIB
18
2015
37
7,8
71
-6,858
11
FIRMAN MAULANA
2015
41
68
-7,962
12
2015
28
8,8
78
-3,769
13
KEVIN DWI
12
2015
35
9,1
77
-5,033
14
MAULIDAH ALIYA
12
2015
47
7,6
75
-6,358
15
RAHMAWATUL HASANAH
12
2015
30
9,3
78
-3,592
16
LATISA RIVA
2015
47
9,6
76
-6,123
17
USLIFATUL JANNAH
2015
50
10,6
93
-2,486
18
SITI MAYSAROH
12
2015
28
10,8
82
-2,069
19
RAFA
12
2015
58
10,3
75
20
M IQBAL KHOLIDI
2015
54
10,5
84,5
-7,425
167,23
3
21
ALFIAH FARAH
2015
56
10,3
79,5
-6,025
22
LUTFI NAUFAL
2015
52
9,7
75
-7,039
23
ABEL DWI
2015
49
8,7
73
-6,977
24
NURIL FIRDAUS
2015
40
10,5
90
-2,223
BB /
U
BB /
TB
3,054
2,936
2,565
2,920
3,138
3,627
4,847
4,362
5,114
5,192
3,301
3,679
5,410
2,491
3,682
3,143
1,046
4,189
3,835
3,688
4,336
4,521
2,907
2,655
1,308
1,037
0,045
2,294
1,632
1,787
1,765
1,470
0,192
1,792
1,169
2,227
0,624
29
0,161
2,624
0,134
0,792
1,167
0,186
0,070
0,255
2,559
25
FADIL
2015
32
8,7
80
-3,809
26
NAVAHATUS ZAHRIYA
2015
41
9,1
78
-5,070
27
M ABDI WAHYU
2015
41
9,1
77
-5,669
28
2015
39
12
101
0,993
29
Firmansyah A
2015
49
10,5
79
-5,882
30
MARCELLA
2015
34
10
90
-0,980
31
CATUR WICAKSONO
2015
27
8,2
73
-5,137
32
Lailatul QOMARIYAH
2015
45
75
-6,190
33
AMRUL ANAM
2015
34
9,3
84
-2,977
34
M AL AMIN
2015
23
7,3
70
-5,656
35
FIRDA
2015
56
10,6
90
-3,747
36
2015
37
86
-2,528
37
NURSILA
2015
28
7,7
75
-4,109
38
AINUL YAHYA
2015
45
84
-4,317
39
RENDI AFANDI
2015
52
10
89
-3,814
40
M KHOIRUL KURNIAWAN
2015
25
8,5
75
-4,163
3,795
3,681
4,146
1,400
3,542
2,341
3,800
4,036
3,412
4,337
3,487
3,448
3,776
4,510
4,100
3,254
30
2,364
0,867
1,169
2,832
0,124
2,646
1,439
0,339
2,526
1,743
1,987
2,910
2,080
2,929
2,934
1,524
Pakistaji; 30%
Kedung galeng; 40%
31
6
6
5
4
2
3
2
1
0
32
33
Baik; 30%
Kurang; 70%
34
Baik; 80%
35
Riwayat BBLR; 4%
Sosial Ekonomi;
21%
Pengetahuan
ibu; 33%
Riwayat ASI Eksklusif; 8%
Penyakit penyerta; 4%
Asupan Nutrisi; 29%
36
BAB V
DISKUSI
Gizi kurang atau buruk merupakan salah satu bentuk dari malnutrisi yang
didefinisikan ketidakseimbangan antara pemberian asupan nutrisi dan energi yang
dikeluarkan. Gizi buruk merupakan suatu permasalahan kesehatan di masyarakat
yang dipengaruhi oleh multifaktor mulai dari faktor tingkat pengetahuan orang
tua, ketersediaan bahan pangan, penyakit kronis pada yang diderita balita, hingga
faktor sosial ekonomi.
Kejadian balita dengan gizi buruk di Kecamatan Wonoasih merupkan
salah satu permasalahan yang masih belum terselesaikan. Untuk itu dilakukanlah
kegiatan mini project yang bertujuan untuk mengetahui salah satu faktor terbesar
yang menyebabkan kejadian balita gizi buruk dan mencari solusi yang paling tepat
dan memungkinkan untuk dilaksanakan di Kecamatan Wonoasih. Terhitung sejak
Januari hingga Maret 2015 terdapat 31 balita yang masuk ke dalam kategori gizi
buruk yang tersebar dalam 6 kelurahan di kecamatan Wonoasih. Sebesar 10 balita
dari beberapa kelurahan dimasukkan sebagai koresponden penelitian dan
mendapat kunjungan rumah. Dari hasil kunjungan rumah dan pretest yang
dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang
gizi balita adalah penyebab terbesar terjadinya balita gizi buruk.
Mayoritas ibu dengan balita gizi buruk belum memahami pemberian
asupan nutrisi yang baik untuk anak, manfaat pemberian ASI, cara mengolah
37
makanan yang benar untuk anak, serta tujuan memantau berat badan anak setiap
bulan. Beberapa ibu diketahui hanya memberikan makanan yang hanya diinginkan
anak tanpa memandang apakah terdapat kandungan gizi yang dibutuhkan anak di
dalam makanan tersebut. Hanya 2 dari 10 balita yang rutin mendapat asupan buah,
dan itu pun belum dinilai cukup. Selain itu masih pula ditemukan balita yang tidak
pernah berkunjung ke posyandu.
Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan ibu
tentang gizi balita yaitu salah satunya melalui penyuluhan. Penyuluhan ini
dilakukan melalui metode audiovisual serta pemberian pamflet, dan kumpulan
cara mengolah beberapa bahan makanan yang mudah dan sederhana untuk balita
tetapi sarat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Setelah mendapat
penyuluhan, ibu akan mendapat soal post test dan akan dinilai apakah terdapat
peningkatan pengetahuan. Berdasarkan hasil post test diketahui terdapat
peningkatan sebesar 50%. Akan tetapi kekurangan dalam penelitian ini adalah soal
pretest dan post test yang diajukan ke koresponden sama.
38
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Mini Project ini berhasil dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
tujuan dan sasaran penyuluhan yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana
materi dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh peserta. Tidak kami
temukan kendala yang berarti sejak persiapan hingga pelaksanaan penyuluhan,
hal ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari pihak tenaga kesehatan
Puskesmas Wonoasih, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan,
didapatkan
peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang gizi balita, hal ini juga
dipengaruhi oleh keseriusan peserta menerima materi yang diberikan.
6.2 Saran
a. Oleh sebab keterbatasan waktu yang kami miliki untuk menyelesaikan
mini Project ini, maka kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut,
sehingga hasil yang diharapkan berupa penurunan angka kejadian balita
gizi buruk di kecamatan Wonoasih.
b. Pelatihan tentang pengetahuan gizi balita dirasa perlu disampaikan kepada
kader-kader posyandu, sehingga para kader dapat pula mengingatkan dan
39
40
SOAL PRETES
1. Seberapa sering sebaiknya menimbang berat badan bayi dan balita?
a. 1-2 bulan sekali
b. 1 tahun sekali
c. 3-6 bulan sekali
2. Apa tujuan penimbangan berat badan secara teratur?
a. Sekedar mengetahui berat badan
b. Mengetahui status gizi
c. Untuk keperluan data di Puskesmas/Posyandu
3. Bagaimana menilai bayi dan balita anda cukup gizinya ?
a. Bayi/balita yang gemuk dan montok
b. Berat badan bayi/ balita berada di atas garis merahpada kartu menuju
sehat
c. Tidak tahu
4. Makanan yang terbaik bagi bayi adalah
a. Susu Formula
b. Makanan biasa
c. ASI
5. Apa itu ASI eksklusif?
a. ASI yang diberikan tanpa batas waktu
b. Memberikan ASI dan makanan pendamping lainnya (susu, bubur, nasi
tim, dan lain-lain)
c. Sama saja seperti susu formula
6. Tahukah ibu keuggulan ASI?
a. Mengenyangkan bayi
b. Membangun kekebalan tubuh bayi, murah, mendekatkan hubungan ibu
dan anak
c. Sama saja seperti susu formula
7. Pilihan menu makanan yang paling bergizi adalah
a. Nasi putih, jagung, tempe, susu
b. Nasi putih, ikan, ayam, tahu
c. Nasi putih, ayam, sayur, pisang, susu
41
42
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN
43
44
45
46