You are on page 1of 65

PSIKOSIS FUNGSIONAL :

1. SKIZOFRENIA
2. PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA
3. PSIKOSIS POST PARTUM
Oleh :
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )
September 2014

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

POHON DIAGNOSIS
Pasien Datang
Kasus Jiwa
Psikosis

Organik

Akut

Kasus non Jiwa

Non Psikosis

Non Organik / Fungsional

Ggg Neurosis
Ggg Kepribadian
Ggg Buatan
Ggg Penyesuaian
Ggg Pengendal.impuls
Ggg Psikosomatik
Ggg Penyalahgun. Zat

Kronis

Ggg Psikoseksual
Ggg Stress Pasca Trauma
Delirium
Dementia
Ggg W Organik
Ggg W Organik
Ggg Afektif Organik
Ggg Afektif Organik
Ggg Amnestik Organik Ggg Amnestik Organik
Ggg Halusinasi Organik Ggg Halusinasi Organik
18/01/16

Skizofrenia
Ggg Waham
Ggg Afektif
Ggg Psikosis lainnya

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional


Psikosis Organik Akut
1. Tanda klinis fisik/Zat +
2. Kesad. menurun/kabut
3. Disorientasi ( + )
4. Amnesia ( + )
5. Hal. Visual ( utama )
6. Gejala Klinis fluktuatif
7. Pola Tidur-Bangun terbalik
8. Lab.Ro.CT.Scan: kel. ( + )

18/01/16

Psikosis Fungsional
1.
-2. kesad.berubah/ jernih
3. Disorientasi ( - )
4. Amnesia ( - )
5. Hal. Auditorik (utama)
6. Gej. Klinis konsisten
7. pola T-B tak berubah
8. Tak ada kelainan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Gangguan Jiwa
Terbagi dalam 2 kelompok besar :

Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat )


Kelompok ggg jiwa Non Psikosis

Psikosis
St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn
terganggunya pada

Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi )


Proses Berpikir
Psikomotor, dan
Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai
dgn kenyataan lagi atau

Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat


dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Psikosis ( Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ )


Adalah :
St. Ggg jiwa yang serius/berat
Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
Ditandai oleh :

Ggg kemampuan berpikir


Bereaksi secara emosional
Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir
kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan /
pembicaraan melantur
Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
Perilaku regresif / kacau
Gaduh gelisah
Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
Waham dan halusinasi
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh :


Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )

Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa;


nihilistik; bizaar
Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik;
taktil; kinestetik; viseral.
Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi;
lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi;
wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas;
overaktivitas dll

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas )


Gangguan Jiwa di Indonesia :

Psikosis Fungsional

4%

Skizofrenia

0,2% - 0,8 %

Sindrom Otak Organik Akut

0,5%

Sindrom Otak Organik Menahun

1%

Retardasi Mental

2%

Neurosis

5%

Psikosomatis

5%

Gangguan Kepribadian

1%

Ketergantungan Obat
18/01/16

?
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
(K)

Penyebab Umum Gangguan Jiwa :

Somatogenik : di Badan
Psikogenik : di Psike
Sosiogenik : di Lingkungan Sosial
Kultural : tekanan Kebudayaan
Spiritual : tekanan Keagamaan

Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara somatogenik


psikogenik sosiogenik kultural - spiritual.
Contoh : seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi,
sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami
keradangan tenggorokan.

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik


Psikogenik Sosiogenik Cultural- Spiritual
Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III
menggunakan 5 aksis:
Aksis I : Klinis
Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental
Aksis III : Kondisi medis umum
Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan
Alsis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

Faktor Somatogenik :
Gangguan bisa terjadi pada :
Neuroanatomi
Neurofisiologi
Neurokimia
Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Faktor2 pre dan peri-natal
Yang disebabkan oleh :
1. Faktor Keturunan
2. Faktor Endokrin / Hormon
3. Virus
4. Ggg Zat Kimia di Otak
5. Ggg Gelombang Listrik di Otak
6. Perubahan Struktur Jaringan Otak
7. Faktor pre dan peri-natal
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

10

Faktor Psikogenik :

Interaksi ibu-anak
Peran ayah
Intelegensi
Konsep diri
Kehilangan yg berarti kecemasan, depresi, rasa malu/salah
Pola adaptasi
Tingkat perkembangan emosi
dll

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

11

Faktor Sosio-budaya :

Pola mengasuh anak


Tingkat ekonomi
Kelompok minoritas
Pengaruh rasial dan keagamaan diskriminasi
Perumahan perkotaan; pedesaan lingkungan
Kestabilan harga
Nilai - nilai

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

12

Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis


1. Gangguan Neurosis
2. Gangguan Kepribadian
3. Gangguan Psikoseksual
4. Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan Stres Pasca Trauma
6. Gangguan Pengendalian impuls
7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik
8. Gangguan Buatan
9. Gangguan Penggunaan Zat
10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial
budaya di Indonesia
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

13

Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi :


1. Psikosis Organik
2. Psikosis Non-Organik
Psikosis Organik :

Akut : Delirium
Kronik : Dementia
Psikosis Non-Organik :

Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan Psikosis Fungsional Akut
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

14

Psikosis Skizofrenia

Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2


Sering antara usia 15 25 tahun
Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat
nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif

Gej. Negatif :

18/01/16

Apatis
Respons terhadap stimulus lamban
Psikomotor melambat
Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial
Emosi yg datar/ blunted afect
Tidak ada motivasi dan energi
Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
Miskin ide dan kurang bicara
Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh
menonjol

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

15

Gej. Positif
- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.
- Distorsi pikiran waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa;
cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh;
dirasani
- Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah;
stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik;
ekopraksi, kompulsi dll
- Pembicaraan terdisorganisasi kesulitan mengontrol pembi
caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial;
clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi;
preokupasi dll
18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

16

Perjalanan Penyakit :
Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal.
perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat

Detereorasi :

Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan


Lalai dalam mengurus diri ;
Mengabaikan tanggung jawab;
Tanpa motivasi;
Gej. Negatif yg berat

18/01/16

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.


(K)

17

18

SKIZOFRENIA
Schizos : pecah belah, Phren : jiwa
Batasan
Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis fungsional
yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar
dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yg
jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang
kemudian.
Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun
Pria : wanita : 1 : 1
Onset : Pria : 15 25 tahun ; wanita : 25 35 tahun
Patogenesis
1. Teori Somatogenik
2. Teori Psikogenik
3. Teori Sosiogenik
18/01/16
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Teori teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :


A. Teori Somatogenik
1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas;
waktu kehamilan; waktu klimakterium tak terbukti
2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak
sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan
berat badan turun tidak mendapat dukungan
Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :
Kortek Frontalis
Thalamus
Hippokampus
Korteks Temporalis Superior

19

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

A. Teori Somatogenik

lanjutan......

Penambahan volume :
Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis
Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)
Sistem Limbik :
Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ;

Parahippokampus
Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus
Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi
Pengurangan densitas neuron di daerah :
Korteks frontalis
Thalamus
Girus Cinguli
20

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Hipotesa Dopamin
Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA

(Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko


tika yang memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe
tamin (memp. Efek meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem
beri efek psikotomimetika
Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada
Striatum dan Nukleus Akumbens
Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron
GABAer gik di Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi
DA)
Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2
DAergik
21

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Hipotesa Glutamat :
Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah

Korteks Frontal dan Hippokampus


Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada reseptor
Glutamat) dan antipsikotika memperbaiki gejala2 positif
dan gejala2 negatif serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.

22

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Teori teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :

lanjutan

B. Teori Psikogenik
1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,
shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan
org tsb menjauhkan diri dari kenyataan
2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb
psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan
dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase
narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.
3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah Skizofrenia =
Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni
antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler
membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok
23

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Teori teori tentang Etiologi dari Skizofrenia :


Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler :
1. Gejala2 Primer :
1. Ggg proses pikir ( Asosiasi)
2. Ggg emosi (Afek)
3. Ggg kemauan (Ambivalen))
4. Autisme
2. Gejala2 Sekunder :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.

24

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.

Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari


usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga
Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti
Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat
gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2 kepribadian
4. Kraeplin yang pertama kali melukiskan gejala2 gangguan
ini yang dinamakan Demensia Prekox. Dikatakan terjadi
kemunduran Intelegensi sebelum waktunya. Demensia =
kemunduran Intelegensi dan Prekox = muda / sebelum
waktunya

25

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank


Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan
bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari
kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )
A. Halusinasi dengar :
1.

Pikiran dapat didengar sendiri

Suara2 yg sedang bertengkar


3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px
B. Gangguan batas Ego :
4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar
5. Pikirannya disedot keluar
6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran
nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain.
2.

26

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan


keluar secara umum
8. Perasaannya dibuat oleh orang lain
9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain
10.Dorongannya dikuasai orang lain
11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham

27

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Gejala Skizofrenia
Meliputi gejala-gejala :
Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu
Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi,
Sirkumstansial, Neologisme, miskin ide/isi bicara
Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll
Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun
Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi
egosentrik, fantasi/ide tak logis, autistik
Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea,
katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia
agitasi )

Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan

regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa


Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh
Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas
struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul,
Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses
Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial,
Kemauan menurun.

29

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Pemeriksaan dan Diagnosis


Meliputi:
1.
Anamnesa
2.
Pemeriksaan fisik & Psikiatrik
3.
Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja
Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis
Ad.2. Meliputi pemeriksaan :
- Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.
- Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam
nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik
Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu
menegakkan diagnosis.

30

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :


Adanya

1 gejala gej. Skizofrenia :


o Thought Insertion; Thought Echo; Thought
Broadcasting; Thought Withdrawal
o Delusion of Control; Delusion of Pasivity; Delutional
Perception; Delusion of Influence
o Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya;
mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu bagian
tubuhnya
o Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat

3
1

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan......


Minimal 2 gejala gejala Skizofenia :
Halusinasi jenis apapun yang menetap
Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan berakibat

Inkoheren; Neologisme
Perilaku Katatonik stupor/ furor
Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban;
Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect /afek
yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial
Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih
Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga
mengganggu fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
penarikan diri secara sosial.
3
2

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Sub tipe Skizofrenia:


Hebefrenik

: Ggg di PB, gigling, silly, childish


Paranoid
: Waham kejar, curiga
Katatonik
: Ggg Psikomotor : stupor atau furor
Simpleks
: Ggg Kemauan
Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol
Residual
: Gejala sisa / Negative symptom
lainnya

3
3

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Diagnosis banding :
1.
2.
3.
4.
5.

Gangguan Mental Organik


Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
Gangguan Afektif Berat
Gangguan Obsesif- Kompulsif
Retardasi Mental

Penyulit :
1.
2.
3.
34

Bunuh diri/melukai diri/mutilasi


Membunuh/melukai orang lain
Menelantarkan diri

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Prognosis
Prognosis skizofrenia tgt pada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

3
5

Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk


prognosisnya.
Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik
Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid,
sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk
Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin
baik
Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus,
prognosis lebih baik
Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila
dalam keluarga terdapat juga yang menderita Skizofrenia

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penatalaksanaan
Prinsip : Holistik Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif,

manipulasi lingkungan.
Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan
kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan
Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila
sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.
Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku
pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi
Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan
diri sendiri, sebaiknya MRSJ.

3
7

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

1. Somatoterapi
Perbaiki keadaan umum
Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping
Neuroleptik tipikal/ konvensional
Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine, Promazine,
Thioridazine.
Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol, Trifluoperazine,
Flufenazine
Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4 minggu,
Haloperidol decanoat 50 mg/3-4 minggu im

38

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Neuroleptik atipikal / novel


SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon;

Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin


DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride
SPAs : Serot.Partial Agonist :

o SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin; Ziprasidone


o SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol
o DPA + SPA : Bifeprunox
MARTA : Multi Acting Receptor Targeted Agent :
Clozapine, Olanzapine, Quetiapine
Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.

39

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Antipsychotic Therapies
Prior to
Antipsychotics
ECT

Conventional or Typical
Antipsychotics
(First Generation)

1952 1960s

Chlorpromazine

Haloperidol
Fluphenazine
Thioridazine
Loxapine
Perphenazine
Trifluoperazine
Thiothixene

Atypical Antipsychotics
(Second Generation)

1980s 1990s

Clozapine

2010

Risperidone
Olanzapine
Quetiapine
Ziprasidone
Aripiprazole
Paliperidone
Asenapine
Iloperidone
Lurasidone

Medikasi

Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah ditingkatkan berta

hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau


Chlorpromazine 2-3 X 100 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3
mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon,
Clozapine dll
Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
Hrs berobat rutin tiap bulan.
Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan
Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing );
menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ).

4
1

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Obat Anti Psikotika


Antipsikotik tipikal :
Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im
Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu

im
Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 15 mg/hari oral
Thioridazine : 50, 100 mg, 150 600 mg/hari oral
Pimozide : 1, 4 mg, 1 4 mg/hari oral
Antipsikotik atipikal
Clozapine : 25, 100 mg, 25 900 mghari oral
Olanzapine : 5, 10 mg, 5 20 mg/hari oral,
Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 6 mg/hari oral
Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 30 mg/oral, 9,75 mg/x im

42

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Monitor efek samping obat antipsikotika :


Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :
Parkinsonisme :
Tremor
Bradykinesia
Rigiditas
Sikap tubuh khas
Akatisia/restless leg syndrome
Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah
Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus

Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :


Deman
- Kekakuan
Leukositosis
- Takikardia, Tensi labil
Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut
Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat
Biasanya bbrp hari dimulainya atau ditingkatkannya dosis anipsikotika
4
3

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :


Parkinsonisme :
Turunkan dosis anti psikotika
Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari

haloperidol ke klorpromazin
Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil
2-3 X 2 mg oral. Bila akut, hebat dan mengakibatkan
disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin / Diazepam 10 mg
im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im.
Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi;
konfusi; ggg memori t.u pada usia lanjut.
Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau
dengan Beta blocker

4
4

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan ..


Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn

atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker,


Klonazepam.
Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan
Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen
(mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV
Stop Antipsikotika
Terapi symptomatik : Antipiretika, Bz
Rujuk ke RS terdekat

4
5

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penatalaksanaan lanjutan......
2. Psikoterapi :
Px : untuk memperkuat fungsi ego
Agar Px dapat bersosialisasi

3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif


Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px
Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi

kesibukan atau pekerjaan


Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik
Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px
kontrol teratur pada waktunya.
Kesembuhan Px Skizofrenia :
1. Kesembuhan total ( total recovery )
2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity )
4. Terjadi deteriorasi
46

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadocks
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
47

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

SEKIAN
TERIMA KASIH

48

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


September 2014

Gangguan Psikotik Akut & Sementara


Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke

keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang.


berlangsung < 1 bulan.
Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang
menetap dan kemudian menjadi gangguan lain
Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita
(tapi tidak selalu).
Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan
Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium,
demensia; intoksikasi obat atau alkohol.

Gejala Klinis
Ada atau tidak adanya gejala2 :
1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang
beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi,
gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari
atau dari jam ke jam. atau
2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic like
3. Psikosis yang predominan Waham.
4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak
barang, mengancam,Was-was, Kebingungan
5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti :
Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau ( Inkoheren,
Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi labil dan ekstrim,
Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ).
51

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Pemeriksaan dan Diagnosis


Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik

dan mental
Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :
1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja
an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas
2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia
yang khas
3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga
dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut
4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif
6. Tidak ada penyebab organik.
52

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia


Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia
GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut
Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan

Diagnosis Banding
1. Gangguan Afektif episode Mania
2. Gangguan Afektif episode Depresi
3. Skizofrenia
4. Gangguan Waham
53

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penyulit
Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami
1. Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan
2. Menetap dan menjadi :

Skizofrenia
2. Gangguan Waham menetap
3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya
1.

54

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama seperti

pada Px Skizofrenia
Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa,
bukan krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi
perlu diobatkan
Sebaiknya di MRSJkan
Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi
kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera
akibat perilakunya
Kurangi stres dan stimulasi
Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali
itu membahayakan pasien sendiri
55

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Medikasi :
Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau

Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari


dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya
Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut
seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem
berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )
Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6
bulan setelah bebas gejala
Psikoterapi :
Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya

5
6

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadocks
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review;
Cambridge University Press, 2009
57

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

SEKIAN
TERIMA KASIH

5
8

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

18/01/16

PSIKOSIS POST PARTUM

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


September 2014

Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)


Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.

Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional lain


maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan
DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu
pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan
Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg melebihi
1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg Skizofreniform
Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala mood
diD/ sebagai ggg mood onset postpartum
Epidemiologi
20 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg
emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd periode
awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues
Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan
60

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Faktor resiko
Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%)
Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat ggg

psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak( Ke


lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal; thrombo
sitopenia )
Etiologi
Belum diketahui dengan pasti
Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang
peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2
dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol
darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA
Aksis

61

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Diagnosis dan gambaran klinik


DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag

nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg


Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya
timbul dalam 4 minggu setelah persalinan
Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan;
iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan
tiba2.
Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di
sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah
Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai
hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses
berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu litan
mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang
terdpt waham bayinya dikendalikan setan; membawa sial
dll
62

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

ICD X- PPDGJ III


Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum,

namun mengklasifikasi kedalam


F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu
bungan dengan Masa Nifas YTK
Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber
hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu
setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di
tempat lain.

63

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn


Masa Nifas YTK lanjutan..
F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
Termasuk Post Partum Depression YTT
F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
Termasuk Psikosis masa nifas YTT
F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT

64

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Prognosis
Prognosis baik
Namun terjadinya relaps cukup sering
Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap

hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene


lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide

Pengobatan
Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau

perlu terapi kejang listrik


Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik
Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional
spt Skizofrenia; Psikosis akut
untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan

65

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

Kepustakaan
American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic
Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III;
Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadocks
Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams &
Wilkins
66

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)

You might also like