Professional Documents
Culture Documents
cerna seperti radang lambung (gastritis) radang oesopagus, radang usus besar,
thypus abdominalis, dan setelah operasi saluran cerna.
Tujuan Diet : Memberikan makanan dan cairan secukupnya, mencegah dan
menetralkan pembentukan asam lambung yang berlebihan.
Syarat Diet : Makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, porsi kecil tapi
sering Hindari mengkonsumsi makanan yang merangsang lambung seperti
asam, pedas, terlalu panas/dingin Cara pengolahan makanan direbus, kukus,
panggang dan tumis
http://gizi.depkes.go.id/download/Makalah%20Dan%20Artikel/Brosur
%20Lambung%20dan%20BB%20Anak%20Kurang_REV.pdf
Tujuan diet pada penyakit lambung adalah memberikan makanan adekuat (cukup), tidak
merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung, dan menetralkan kelebihan asam
lambung. Syarat diet ini adalah mudah dicerna, porsi makanan kecil dan diberikan sering, protein
cukup untuk mengganti jaringan yang rusak, serta makanan secara berangsur harus memenuhi
kebutuhan gizi normal.
Diet penyakit lambung ini terbagi :
1.
Diet Lambung I, diberikan kepada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum dengan
perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu
dan bubur susu, hanya diberikan selama 2 hari dalam porsi kecil tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini
adalah 1.630 kalori, 58 gr protein, 63 gr lemak dan 213 gr karbohidrat.
2.
Diet Lambung II, diberikan sebagai perpindahan diet lambung I setelah fase akut dapat
diatasi, pada tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi, dan sesudah operasi saluran cerna
tertentu. Makanan diberikan selama beberapa hari saja, berbentuk saring atau cincang tiap 3 jam.
Nilai gizi makanan ini adalah 1.990 kalori, 73 gr protein, 84 gr lemak dan 236 gr karbohidrat.
3.
Diet Lambung III, diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II atau pada pasien
ulkus peptikum ringan, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan
Berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil. Makanan ini cukup kalori, protein,
mineral, vitamin C dan kurang tiamin. Makanan ini mengandung 1.921 kalori, 61 gr protein, 74 gr
lemak dan 257 gr karbohidrat.
4.
Diet Lambung IV, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori,
74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga jilid 1, Media Aesculapius)
http://yuheldi-cendra.blogspot.co.id/2012/11/diet-pada-penyakit-lambung-penyakit.html
BAHAN MAKANAN
DIANJURKAN
DIBATASI/DIHINDARI
SUMBER KARBOHIDRAT
bubur/pudding,
berlemak tingg
HEWANI
diberi bumbu-bumbu
merangsang
dicampur di dalam
makanan)
SUMBER PROTEIN NABATI
yang digoreng
menimbulkan gas :
pepaya
semangka, belimbing
nangka, nanas,
manis
kedondong, dukuh,
durian, salak, buah yang
dikeringkan
SUMBER LEMAK
encer
MINUMAN
minuman yang
mengndung soda dan
alkohol, es krim
BUMBU
Indikasi:
Diberikankepadapenderitatukaklambung(sakitmaag).Dapatjugadiberikanpada
penderitaradanglambung(gastritis),diare,typhusabdominalis
TujuanDiet:
1.menetralkankelebihanasamlambung
2.memberikanmakananyangcukup
3.meringankanfungsilambung
PrinsipDiet:
1.Mudahcerna,makananlunakataucair
2.Tidakmerangsang
3.Porsikecildandiberikansering
Bahanmakananyangdiperbolehkan:
1.SumberKarbohidrat:berasdibuatbuburataunasitim,kentangdirebusatau
dipure,macaronibiskuitdantepungtepunganyangdibuatbuburatautepung.
2.Sumberprotein:
a.Nabati:tempe,tahu,oncomdipotongkecilkecil,dihaluskanataudilumatkan,
kacangkacangan(kacangijo,kacangkedeledirebussampailunak).
b.Hewani:dagingsapitakberlemak,hati,ikan,ayamdicincang
3.Susudanhasilolahannya:sususegar,susu
fullcream,sususkim,keju
4.Sayuryangtakberseratdantidakmenimbulkangas:bayam,buncis,labukuning,
labusiam,wortel,tauge,kacangpanjang
5.Buahbuahanyangtidakasamdantidakberalkohol:pisang,pepaya,alpukat
6.Lemak:gunakansantanencerdanminyakuntukmenumis
7.Minumanyangtidakasam,tidakmengandungsodadanalkohol:saribuahyang
tidakasam
Bahanmakananyangdihindari:
1.Sumberkarbohidrat:nasikeras,ketan,bulgurjagung,cantel,ubi
talas
2.SumberproteinHewani:dagingberlemak,ikanasin,ikan
pindang
3.Sayuranyangbanyakmengandungseratdangas:kol,sawidan
nagka
4.Buahyangdikeringkandanbuahbuahanasamdanmengandungalkohol:kurma,
kismis,pisangsale,asinanbuah,asam,jeruksiam,nanas,duku,rambutandan
durian
5.Lemak:santankentaldangorenggorengan
6.Minumanyangmengandungsodadanalkohol:kopidansoftdrink,
tape
7.Bumbuyangtajam:cuka,cabe,mericayangyangterlalu
banyak
Caramengaturdiet:
1.Kurangimakananpedas,asam,mengandunggasterlalu
panas/dingin
2.Sumberkarbohidrat:nasikeras,ketan,bulgur,jagung,cantel,ubi
talas
3.Makanharusteratur,lambungtidakbolehkosonglebihdari3
jam
4.Makandalamporsikeciltetapisedikitdanfrekuensisering.Dianjurkan6kaliatau
lebihdalamsehari
5.Makansecaraperlahandengancarayangsantai
6.Caramemasaksebaiknyadirebus,dikukus,ditim,atau
dipanggang/bakar
Halhalyangperludiperhatikan:
1.Hindarimerokok(perokokpasif)
2.Hindaristress
3.Hatihatimemberikanobat/suplemenyangbersifatasamdanmerangsangkeluarnya
asamlambung:vitaminC,Zatbesai,asamsalisilat,acetosal,kortikosteroiddanobat
obatantirematik.
Pram Pramono, http://giziwebster.blogspot.co.id/2012/07/diet-penyakitlambung.html.
Pada feses akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.
(2)
Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi siet sisa
rendah dan serat rendah.
(3)
(4)
(a)
(b) Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D asm folat, vitamin
B12, kalsium, zat besi, magnesium dan seng.
(5) Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak
rantai sedang (medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena sering
terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak.
(2)
(3)
Serat tinggi.
Sayur dan buah memegang peranan yang penting dalam tubuh manusia. Karena
itu, orang yang sering mengonsumsi keduanya, khususnya kaum vegetarian,
memiliki prevalensi terkena penyakit lebih kecil dibandingkan mereka yang tidak
suka mengonsumsi sayur dan buah.
Sayur merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral. Juga mengandung zat
yang bukan gizi tapi sangat dibutuhkan bagi kesehatan tubuh manusia. Karena
itu, mengonsumsi sayur dan buah sangat penting. Dengan rajin mengonsumsi
sayur dan buah, buang air besar (BAB) menjadi lancar. Serat yang terdapat di
dalam keduanya bisa mendorong tinja untuk keluar. Karena itu, anak atau orang
dewasa yang kurang mengonsumsi buah dan sayur biasanya akan mengalami
kesulitan dalam buang air besar.
Daftar Pustaka
http://www.f-buzz.com/2008/08/12/gangguan-saluran-pencernaan-danpengaruh-dari-faktor-psikologis/
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1146649854,75536,
https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/ilmu-gizi/diet-penyakit-salurancerna/
BAB II PEMBAHASAN
A . Gambaran hati secara umum
A 1. Pengertian Tentang Hati
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati
terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi,
pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol,
dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa
menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati
sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di
dalam tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas
sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup
besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500
pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu
yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari
permukaan kulit.
Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak
sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan
sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang
pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi
kerusakan lebih jauh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula,
mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi
kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan
dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi
beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan
mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang
akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
a.
b.
c.
d.
b.
lanjut
d. Mencegah katabolisme protein
e. Mencegah penurunan berat badan
f.
varises
esofagus,
dan
hipertensi
kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopi, tetapi tidak
dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4. Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi
bila ada anemia.
5. Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan labih luas.
6. Cairan, diberikan labih dari baisa kecuali bila ada kontraindikasi.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu
sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam
atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites
hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I.
Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan
makanan parenteral berupa cairan gluko
b.
lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah
dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi
kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum
baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
1.
Sumber Karbohidrat
Nasi, mie, kentang, bihun, havermout, gula, sirup, madu
2.
Protein Hewani
Telur, susu, daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, yogurt
3.
Protein Nabati
Tahu, tempe, kacang hijau, tofu
4.
Sayur
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak
dianjurkan
5.
Buah
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak
dianjurkan
6.
Bumbu
Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, sereh, kayu manis, ketumbar
Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
1.
Sumber karbohidrat
Beras ketan, ubi, singkong
2.
Protein Hewani
Daging berlemak, daging kambing, daging babi, daging yang diawetkan seperti
ham, sosis, kornet,sarden, dll
3.
Protein Nabati
Kacanng merah, kacang tanah
4.
Sayuran
Sayuran bergas seperti kol, sawi, lobak
Sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, lembayung, nangka
muda
Sayuran yang diawetkan seperti asinan sayuran, sayur kalengan
5.
Buah
Durian, salak, nangka, alpukat, nanas
6.
A . Kesimpulan
Untuk mengatasi penyakit hati, pasien perlu mengatur pola dietnya. Adapun
tujuan dalam diet penyakit hati yaitu untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati. Dalam diet penyakit hati ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, sedangkan untuk jenis diet itu sendiri
dibagi menjadi 3 yaitu Diet Hati I, Diet Hati II, Diet Hati III. Dimana masingmasing jenis memiliki indikasi pola diet tersendiri.
B . Saran
Hati merupakan organ yang penting dalam system pencernaan,untuk itu
pentingnya kita menjaga pola makan maupun diet yang sehat bagi
penderita penyakit hati.
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2005, Penuntun Diet, Jakarta: Gramedia.
www.info-sehat.com
dewansfamily.multiply.com
Sumber : Tuti Sunardi, Susirah Soetardjo. Terapi Makanan dengan Gangguan
Autisme. PT Penerbit Sarana Bobo.
2007
Sjahmien Moehji B.Sc.,1979,Ilmu Gizi Jilid I,Jakarta:Bhratara Karya
Aksara.
http://anggyariestyyy.blogspot.co.id/2013/12/diet-dengan-penyakit-hati.html
Diet Penyakit Hati
Menurut Atmarita (2005), terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan
pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet
Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu pada diet penyakit hati
ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.
1.
1.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya
diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda
diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan
energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan
glukosa.
1.
1.
Tujuan Diet
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan
lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3.
Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein.
Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
4.
Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada
anemia.
5.
Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6.
7.
Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna.
Bahan Makanan yang Dibatasi:
Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalaha dari sumber lemak,
yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta
bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian, dan nangka.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh atau kopi kental.
https://gizisehat.wordpress.com/2010/07/18/diet-pada-penyakit-hati/
Radang ileum dan usus besar ditandai dengan gejala diare, disertai darah, lendir,
nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan
kemungkinan adanya lemak dalam feses. Penyakit ini dapat berupa kolitis ulseratif
dan chrons disease. Hindari makanan yang mengandung sisa yang banyak seperti
susu dan makanan yang tinggi serat serta makanan yang menimbulkan gas.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung rendah serat dalam
bentuk makanan lunak serta suplementasi vitamin dan mineral antara lain vitamin
A,C,D, asam folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng.