You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap
manusia mempunyai hak asasi untuk berbuat, menyatakan pendapat, memberikan
sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu dari orang lain atau lembaga
tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam menuntut suatu hak,
tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan
yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala
sesuatunya dapat memberikan dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula
pemahaman tentang hak-hak tersebut agar terbentuk sikap saling menghargai hakhak orang lain dan tercipta kehidupan yang damai dan tentram.
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak
manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa
batas dan merupakan kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan
batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan
mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama, kebebasan
bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)
Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara
berlebihan oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian
dengan bebas.

3. Rights of legal aquality


Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum
dan pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik)
Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih atau
dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak
untuk memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan
jaminan perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak
mempunyai atau memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex.
Seseorang mepunyai hak untuk masuk restoran dan membeli makanan yang
diinginkannya. Dalam hal ini jika ditinjau dari sudut hukum orang yang
bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang menyertainya yaitu orang
tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar makanan tersebut. Dari
sudut pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu pertimbangan etis,
cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat berdasarkan
konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup dan tinggal
dalam kurun waktu tertentu.
Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk
menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat
bahwa

dokter

tersebut

mengekspresikan

kekuasaannnya

untuk

menginstruksikan pengobatan terhadap pasien, hal ini mmerupakan haknya


selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat
kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat
tersebut dapat mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan

asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien sesuai dengan pengetahuan


yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan
asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali
dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat
diakui oleh orang lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama
dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan
saran perawat dan pasien tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga
mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan bilamana ia mau. Dalam hal ini,
perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan
pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia
mengingkari kebebasan pasien.
Jenis-jenis hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas
yang telah ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan
seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan
sesuai dengan batas-batas. Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu
norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang
merupakan standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah
tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk
memperoleh air bersih, dan lain-lain.
3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena
oleh suaminya.
3

Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4


peranan dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan,
membatasi moral terhadap peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan
pengadilan atau menyelesaikan perselisihan.
Lima syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and
Bandman, 1985)
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang
yang bersangkutan tidak disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau
tidak menggunakan hak tersebut.
Contoh :
Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi
dia mempunyai hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain
untuk menggunakan hak-haknya.
Contoh :
Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen
untuk mendapatkan pengobatan.
3. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak
memihak dan kejujuran.
Contoh :
Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan
dan perawatan.
4. Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh :
Dibeberapa RS, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan
bahwa pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua pasien.
5. Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau
pengganti.
Contoh :

Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak


disengaja, pasien dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari
daftar pembedahan berikutnya (bila terjadi kekeliruan).
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1.
2.
3.
4.

Hak mendapatkan perlindungan keamanan


Hak mendapat informasi
Hak memilih
Hak mendengar

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN
Hak Pasien
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :
1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup
tentang keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut
secara hukum mampu memberikan consent. Consent diterapkan pada prinsip
bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang
harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b. Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab
terhadapnya
c. Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d. Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan
konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang
diharapkan, Tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan
mental mampu membuat keputusan
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter,
salah satu kriteria kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk
memilih

mati

sering

bertolak

belakang

dengan

hak

untuk

tetap

mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak
mamapu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam
keadaan koma. Dalam situasi inipasien hanya mampu mempertahankan hidup
jika dibantu dengan pemasangan peralatan mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah
orang dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja
dimana secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan tentang

nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut yang sudah mengalami gangguan
pola berpikir maupun kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian
misalnya penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien
harus memperhatikan aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada
mereka harus diberikan informasi secara jelas tentang percobaan yang
dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien untuk menolak atau
menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam
penelitian yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak
pasien tidak dilanggar baik secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat
harus memahami hak-hak pasien : membuat keputusan sendiri untuk
berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan partisipasi
tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera,
percakapan tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan
orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey,
1974), terdiri dari 4 katagori yanitu :
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri
sehubungan dengan kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di
rumah sakit
Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The
American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang
akan dirawat di RS.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien
layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.

3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu


persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko
penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang
asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan
tersebut, dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan
instansi lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya
sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan
sebagai

suatu

eksperimen

yang

berhubungan

dengan

asuhan

atau

pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari
dokternya ke dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus
dipatuhinya sebagai pasien dirawat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :
1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih
besarnya partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi
pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang
kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan
bila pasien tidak berpartisipai apakah akan mempengaruhi mutu asuhan
kesehatan atau tidak.

Kewajiban Pasien :

Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan


sesuatu yang memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai
sesuai dengan haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang
ada diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan
kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun
perawat yang memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan
jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang
merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang
diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan
sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.

B. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT


Hak perawat
Sebagai tenaga profesional perawat mempunyai berbagai macam hak, seperti yang
telah disebutkan dalam UU Kes. No. 23 tahun 1992 pasal 50 tentang pelaksanaan
tugas tenaga kesehatan dan pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum bagi
tenaga kesehatan, maka pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat dijabarkan
dari pasal-pasal ini.
Berikut ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat :
1.

Hak perlindungan wanita


Jumlah perawat wanita sampai saat ini masih lebih banyak dari pada pria.
Secara nasional hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari
pemerintah Jadi keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita

2.

dalam pembangunan kesehatan diakui cukup banyak tidak diragukan.


Hak berserikat dan berkumpul
Ini merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD
1945. Hak perawat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi
profesi dengan menjadi anggota dan juga mengambil peran dalam aksi politik
untuk mewakili keperawatan atau masyarakt sebagai penerima layanan

3.

kesehatan.
Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat untuk menjalankan praktik keperawatan. Dalam setiap pembuatan
keputusan yang menyangkut nasib perawat, maka para perawat harus

4.

dilibatkan secara aktif sehingga pelanggaran hak tidak terjadi.


Hak mendapat upah yang layak
Perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara ekonomi atau
upah kerja. Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan, tunjangan jabatan,
tunjangan keluarga, asuransi kesehatan, termasuk biaya bila sakit, melahirkan
atau kecelakaan, upah hari libur, kenaikan gaji berkala dan jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat harus
tetap mejaga kesehatannya sendiri, meningkatkan ilmu dan ketrampilan,
mempunyai tempat tinggal yang layak yang semuanya membutuhkan biaya.
Untuk itu upah yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan dan seimbang
dengan tanggung jawabnya
10

5.

Hak bekerja dilingkungan yang baik


Maksudnya lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam keselamatan
dan kesehatan fisik maupun mental. Lingkungan juga hatus mempunyai
sarana dan peralatan yang memadai untuk memberikan asuhan keperawatan
yang berkualitas. Perawat berhak untukbekerja sesuai jam kerja yang tepat
dan tidak bekerja secara terus menerus tanpa memperhatikan istirahat atau

6.

melebihi jam kerja.


Hak terhadap pengembangan profesional
Dengan mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti temu
kerja, konferensi, seminar atau berbagai kursus singkat. Pendidikan
berkelanjutan penting diikuti perawat agar mereka dapat memberikan asuhan

7.

keperawatan yang berkualitas.


Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan
Standar yang baik akan membantu dalam mewujudkan sistem pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Perawat juga mempunyai hak untuk menyusun
rancangan hukum yang diajukan untuk melindungi perawat dan penerima jasa
keperawatan.

Kewajiban perawat
1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas-batas kegunaannya.
3. Menghormati hak-hak pasien
4. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya
5. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan
keluarganya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan standar
profesi yang ada
6. Memberikan kesempatan pada apsien untuk menjalankan ibadahnya sesuai
dengan agamanya sepanjang tidak menganggu pasien lain
7. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakana keperawatan yang
diberikan pada pasien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya

11

9. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi


keperawatan demi kepuasan pasien
10. Membuat dokumentasi asuhan

keperawatan

secara

akurat

dan

berkesinambungan
11. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus
menerus
12. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan
batas-batas kewenangannya
13. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kecuali jika
dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang
14. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja

12

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTEK


Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh
perawat yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan
yang dilakukan secara mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak
dapat sepenuhnya secara hukum dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan
mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada perawat.
1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk
melindungi mereka secara hukum :
a. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
Jika pasien yang telah menerima injeksi im memberitahu perawat bahwa
dokter telah mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat oral, maka
perawat harus memeriksa kembali pesanan sebelum meberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap
perubahan kondisi pasien. Misalnya bila seorang pasien yang menerima
infus intravena tiba-tiba mengalami peningkatan kecepatan denyut nadi,
nyeri dada dan batuk, perawat harus segera memberitahu dokter dan
menanyakan kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan
komunikasi.
Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus
diberitahukan dokter, baca kembali pesanan kepada dokter dan cata
bahwa dokter telah menyepakati pesanannya seaktu diberikan.
d. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman.
Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri
membuat keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang
merasa tidak berpengalaman harus minta petunjuk baik dari perawat
senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
a. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk
berfungsi sesuai dengan tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak
diharapkan.
b. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
13

c. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi


utama.
d. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien
yang benar.
e. Lakukan setiap prosedur secara tepat.
f. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan
akurat.
g. Catat semua

kecelakaan

yang

mengenai

pasien. Catatan

segera

memudahkan untuk tetap melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa


mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah pengulangan kembali.
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.
i. Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar,
termasuk

mempertahankan

pengetahuan

dan

ketrampilan

klinis

perkembangan jaman.
j. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang
diberi delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan.
l. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan
secara penuh setiap tugas yang dilaksanakan.

14

TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT


Tanggung

jawab

(responsibilitas)

adalah

eksekusi

terhadap

tugas-tugas

yangberhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat
perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan pasien akan obat tersebut,
memberikannya dengan aman dan benar dan mengevaluai respons pasien terhadap
obat tersebut. Perawat yang selalu bertanggung jawab dalam bertindak akan
mendapatkan kepercayaan dari pasien karena melaksanakan tugas berdasarkan
kode etiknya.
Tanggung jawab perawat secara umum :
1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.
2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-obatan
tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orang-orang
yang tepat ditempat tersebut.
3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi
4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien
dan memberi informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada
orang yang tepat.
Tanggung gugat (akuntabilitas) ialah mempertanggungjawabkan prilaku dan
hasil-hasilnya yang termasuk dalam lingkup peran profesional seseorang
sebagaimana tercermin dalam laporan periodik secara tertulis tentang prilku
tersebut dan hasil-hasilnya. Perawat bertanggunggugat terhadap dirinya sendiri,
pasien, profesi, sesama karyawan dan mayarakat. Jika seorang perawat
memberikan dosis obat yang salah kepada pasien, maka ia dapat digugat oleh
pasien yang menerima obat tersebut, dokter yang memberikan instruksi, pembuat
standar kerja dan masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus
bertindak berdasarkan kode etik profesinya. Akuntabilitas dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas perawat dalam melakukan praktek. Akuntabilitas
bertujuan untuk :
1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisiprakstisi yang sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
15

3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan


pribadi sebagai bagian dari profeional perawatan kesehatan
4. Memberi dasar untukmebuat keputusan etis.
TANGGUNG GUGAT PADA SETIAP TAHAP PROSES KEPERAWATAN
1. Tahap pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mempunyai
tujuan mengumpulkan data.
Perawat bertanggunggugat untuk pengumpulan data/informasi, mendorong
partisipasi pasien dan penentuan keabsahan data yang dikumpulkan. Pada saat
mengkaji perawatbertanggung gugat untuk kesenjangan-kesenjangan dalam
data atau data yang bertentangan, data yang tidak/kurang tepat atau data yang
meragukan.
2. Tahap diagnosa keperawatan
DX merupakan keputusan profesional perawat menganalisa data dan
merumuskan respon pasien terhadap masalah kesehatan baik aktual atau
potensial.
Perawat bertanggunggugat untuk keputusan yang dibuat tentang masalahmasalah kesehatan pasien seperti peryataan diagnostik. Masalah kesehatan
yang timbul pada apsien apakah diakui oleh pasien atau hanya perawat.
Apakah

perawat

mempertimbangkan

nilai-nilai,

keyakinan

dan

kebiasan/kebudayan pasien pada waktu menentukan masalah-masalah


kesehatan. Pada waktu membuat keputusan para perawat bertanggung gugat
untukmempertimbangkan latar belakang sosial budaya pasien.
3. Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, terdiri dari prioritas masalah, tujuan serta rencana kegiatan
keperawatan.
Tanggung gugat yang tercakup pada tahap perencanaan meliputi : penentuan
prioritas, penetapan tujuan dan perencanaan kegiatan-kegiatan keperawatn.
Langkah ini semua disatukan kedalam rencana keperawatan tertulis yang
tersedia bagi semua perawat yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien.
Pada tahap ini perawat juga bertanggunggugat untuk menjamin bahwa
prioritas pasien juga dipertibangkan dalam menetapkan prioritas asuhan.
4. Tahap implementasi

16

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana asuhan


keperawatan dalambentuk tindakan-tindakan keperawatan.
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya dalam
memberikan

asuhan

keperawatan.

Tindakan-tindakan

tersebut

dapat

dilakukan secara langsung atau dengan bekerjasama dengan orang lain atau
dapat

pula

didelegasikan

kepada

orang

lain.

Meskipun

perawat

mendelegasikan suatu kegiatan kepada oranglain, perawat tersebut harus


masih tetap bertanggung gugat untuk tindakan yang didelegasikan dan
tindakan pendelegasiannya itu sendiri. Perawat harus dapat memberi jawaban
nalar tentang mengapa kegiatan tersebut didelegasikan, mengapa orang itu
yang dipilih untuk melakkan kegiatan tersebut dan bagaimana tindakan yang
didelegasikan itu dilaksanakan. Kegiatan keperawatan harus dicata setelah
dilaksanakan, oleh sebab itu dibuat catatan tertulis.
5. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap hasil tindakan keperawatan
yang telah diberikan, termasuk juga menilai semua tahap proses keperawatan.
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan
keperawatan. Perawat harus dapat menjelaskan mengapa tujuan pasien tidak
tercapai dan tahap mana dari proses keperawatan yang perlu dirubah dan
mengapa.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hakhak manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak
tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap negara/pemerintah untuk
menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan dan dilindungi
dengan mengutamakan kepentingan umum.
B. Saran
Baik pasien maupun perawat memiliki hak dan kewajiban/tanggung jawab
masing-masing. Agar menerima hak yang pantas maka kewajiban juga harus
dipenuhi.

18

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com

19

You might also like