Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Pendanaan
dari dalam perusahaan diperoleh dari laba yang ditahan perusahaan. Pendanaan
dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa utang maupun pendanaan yang
bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme
penyertaan, dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau
sering dikenal dengan go public (Hikmawan, 2007). Perusahaan publik akan
memiliki dana yang lebih besar yang didapat dari penjualan sahamnya ke
masyarakat dan diharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan.
Perusahaan go public membutuhkan pengelolaan corporate governance
yang baik atau yang lebih dikenal dengan good corporate governance. Good
corporate governance adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi yang akurat, benar dan tepat
waktu. Selain itu juga menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan
(disclosure) semua informasi keuangan kinerja perusahaan secara akurat, tepat
waktu dan transparan (Tjager, dkk. 2003). Oleh karena itu, perusahaan publik
harus memandang good corporate governance sebagai upaya peningkatan kinerja
dan nilai perusahaan karena penerapan Good Corporate Governance dalam
perusahaan dapat membantu mengurangi resiko,
meningkatkan
kinerja
keuangan
perusahaan
serta
dapat
diasumsikan
dengan
dalam
stewardship
stewardship
theory,
agency
model.
theory
maupun
(Murwaningsari, 2009).
shareholders
pada
khususnya
Jatuhnya
perusahaan-perusahaan
besar
dunia
seperti
di
tahun
2009,
penyelewangan
dana
akuisisi
oleh
Waskita
Karya
yang
PT.
Katarina
serta
ditemukannya
pelanggaran
saham
minoritas,
beberapa
perusahaan
di
menjadi
Indonesia
pemicu
dan
runtuh.
alasan
Akumulasi
standar
pengelolaan
perusahaan,
meningkatkan
menggambarkan
pemerintah,
institusional
komposisi
ataupun
kepemilikan
publik,
saham
asing,
baik
keluarga
tujuan
perusahaan
yang
memaksimalisasi
nilai
tersebut
dapat
diminimumkan
melalui
suatu
pemilik
atau
pemegang
saham
akan
dapat
baik
domestik
maupun
asing
(Effendi,
2009:2).
antara
manajemen
(agents)
dan
pemilik
sering
memicu
perselisihan
yang
berakibat
pada
bahwa
manajer
akan
memberikan
keuntungan
bagi
ke
dalam
proyek-proyek
yang
tidak
efektifitas
pengelolaan
perusahaan.
Semakin
besar
dalam
menghasilkan
keuntungan
(Munawir,
pengembalian
total
aktiva
yang
dimiliki
sehingga
Sunariyah
(2006:21)
menyatakan
bahwa
apabila
kepemilikan,
komite
audit,
dan
leverage.
Kinerja
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Kabigting
(2011)
oleh
kepemilikan
insider
dan
ukuran
direksi
pengaruh
corporate
governance
terhadap
kinerja
governance
diproksikan
Independensi
Dewan
kepemilikan
dan
leverage.
Kinerja
keuangan
memberikan pengaruh
pada kinerja
governance
perusahaan
seperti
menunjukkan
adanya
(gcg)
yang
terhadap
telah
pengaruh,
kinerja
disebutkan
beberapa
keuangan
sebelumnya
penelitian
lain
10
Ferdiana
(2012)
melakukan
penelitian
dengan
semua
penerapan
dari
good
kelima
rasio
corporate
tersebut
governance,
dipengaruhi
good
oleh
corporate
peneliti
(Darmawati,
dkk
2005).
Perbedaan
indikator
mekanisme
Corporate
Governance
11
memproksikan
corporate
governance
dan
ROA
Penelitian
Martsila
dan
Meiranto
(2013)
ROE,
PER,
dan
TobinsQ
sebagai
variabel
dependennya.
Penelitian sebelumnya belum ada batasan jelas
mengenai apa saja variabel yang termasuk struktur, sistem
dan proses, maka penelitian ini hanya menggunakan
variabel yang terfokus pada mekanisme internal Corporate
governance yakni struktur. Struktur ini terbagi menjadi
struktur
pengelola
dan
struktur
kepemilikan.
Hal
ini
Ukuran
Dewan
12
penambahan
(2013)
perusahaan
menggunakan
non-financial.
populasi
Alasan
perusahaan-
peneliti
memilih
13
Komisaris
memiliki
pengaruh
Manajerial
memiliki
pengaruh
memiliki
pengaruh
Dewan
Direksi,
Kepemilikan
Manajerial,
dan
apakah
Ukuran
Dewan
Komisaris
Institusional
Ukuran
14
governance
dalam
meningkatkan
kinerja
keuangan di perusahaan.
2. Bagi Investor
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dasar
pertimbangan
investor
untuk
dalam
pengambilan
menilai
kinerja
keputusan
keuangan
kepada
perusahaan
corporate
governance
dan
perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kinerja
keuangan
15
adanya
asimetri
informasi
antara
16
pemilik
(principal),
dan
pihak
luar
perusahaan
2.2.
suatu
kontrak
antara
principal
dengan
agent.
17
mengambil
keputusan
demi
kehidupan
dari
pemilik
yakni
memaksimalkan
kinerja
dari
18
menimbulkan
suatu
permasalahan
tersendiri.
tersebut
yang
dapat
dapat
diminimalisir
mengurangi
melalui
kesempatan
suatu
manajer
adalah
dengan
memahami
teori
agensi.
Teori
ini
agent
dengan
principal
atau
principal
dengan
Corporate
governance
berkaitan
dengan
19
Setyapurnama
dan
Norpratiwi
(2004)
menyatakan
yang
bersangkutan
mempunyai
tujuan
yang
manajer
mempunyai
kebutuhan
psikologis
dan
conflict).
Pemisahan
fungsi
antara
pemilik
dan
ini
terjadi
karena
asymmetry
information
antara
manajemen dan pihak lain yang tidak memiliki sumber dan akses
yang memadai untuk memperoleh informasi yang digunakan
untuk
memonitor
tindakan
manajemen
(Richardson,
1998;
20
perusahaan
diharapkan
dapat
memberikan
kepentingan
dan
meminimumkan
biaya
keagenan.
kepentingan
pemegang
saham
(terutama
minority
interest).
Alijoyo dan Zaini dalam Pakarinti (2012) beranggapan
bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada
teori keagenan menciptakan checks and balances, sehingga
terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return
yang memadahi bagi para pemegang saham.
21
para
pemilik
(pemegang
saham)
yakin
bahwa
keagenan
(agency
cost).
Selanjutnya,
dengan
2.3.
Theory
mempunyai
akar
psikologi
dan
22
melindungi
dan
memaksimalkan
kekayaan
organisasi
demikian
tidak
berarti
steward
tidak
mempunyai
Murwaningsari
(2009)
stewardship
theory
merupakan
individu
yang
berintegritas.
Teori
ini
2.4.
praktik
yang
berhubungan
dengan
stakeholder,
nilai-nilai,
23
dan
tuntutan
terhadap
sumber
daya
yang
termasuk
dalam
kategori
inside
yang
bukan
perusahaan,
,
namun
pemilik
serta
memiliki
perusahaan,
bukan
pula
kepentingan
bukan
karyawan
terhadap
dilakukan
oleh
perusahaan.
Pihak-pihak
yang
24
2.5.
corporate
governance
menurut
Cadbury
adalah
Tata
Kelola
Perusahaan
atau
Corporate
25
Governance
sebagai
mengarahkan
suatu
pengelolaan
sistem
yang
perusahaan
dirancang
secara
untuk
profesional
yang
memberikan
digunakan
nilai
oleh
tambah
organ
pada
perusahaan
perusahaan
guna
secara
Corporate
Governance
sebagai
seperangkat
kepentingan
dengan
intern
hak-hak
dan
dan
ekstern
kewajiban
lainnya
mereka
yang
untuk
26
mengelola
memerhatikan
risiko
dan
bertanggung
kepentingan
jawab
stakeholders
(Surya
dengan
dan
Yustiavandana 2006:26).
Corporate Governance dapat disimpulkan adalah struktur,
rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yang
memengaruhi
pengontrolan
suatu
pengarahan,
perusahaan
pengelolaan,
atau
korporasi.
serta
Corporate
prinsip
atau
peraturan
corporate
governance.
biasa
disebut
Good
Corporate
Governance
(GCG)
27
transaksi
yang
wajar
dan
independen,
serta
pedoman
melaksanakan
bagi
pengawasan
Dewan
dan
Komisaris
pemberian
dalam
saran-saran
untuk
menegakkan
prinsip
good
corporate
28
dan
pemilik
kepercayaan
publik
dengan
perusahaan,
dan
pengungkapan
(c)
menjaga
informasi
yang
(2000),
praktik-praktik
di
Indonesia
yang
29
kepentingan
pemegang
saham
dan
pemangku
peraturan
perundang-undangan
serta
kegiatannya,
perusahaan
harus
senantiasa
30
Mekanisme
mekanisme
Corporate
berdasarkan
Governance
pada
aturan
merupakan
main,
suatu
prosedur
dan
Governance
internal
ini
dan
terbagi
menjadi
mekanisme
(dua)
eksternal.
yaitu
Mekanisme
memiliki
pengaruh
langsung
terhadap
kinerja
disebutkan
sebelumnya
dipisahkan
menjadi
struktur
independen
serta
ukuran
dari
Dewan
Komisaris
31
internal
kedua
yaitu
struktur
kepemilikan.
manajerial,
keluarga.
kepemilikan
Peneliti
sendiri
institusional,
memilih
dan
kepemilikan
corporate
2.5.4.
Struktur Kepemilikan
pemegang
saham
dalam
suatu
perusahaan
32
dan
mendapatkan
bahwa
hubungan
antara
(Itturiaga
dan
Sanz,
2001).
Menurut
pendekatan
Kepemilikan Manajerial
33
yaitu
pendekatan
keagenan
dan
pendekatan
sebuat
perusahaan.
Berdasarkan
teori
keagenan,
Konflik
kepentingan
yang
sangat
potensial
ini
saham
manajerial
merupakan
kepemilikan
keseluruhn
saham
perusahaan.
Seseorang
yang
34
manajerial
adalah
persentase
kepemilikan
corporate governance
kepentingan
pemilik
perusahaan
sehingga
dapat
meningkatkan kinerja.
Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial
maka semakin baik kinerja perusahaan. Pemusatan kepentingan
dapat dicapai dengan memberikan kepemilikan saham kepada
manajer. Jika manajer memiliki saham perusahaan, mereka akan
35
memiliki
kepentingan
kepentingan
manajer
yang
dan
sama
pemilik
dengan
sejajar
pemilik.
(aligned)
Jika
dapat
menimbulkan
masalah
pertahanan.
Artinya
jika
2.5.2.2
Kepemilikan Institusional
Jensen
dan
Meckling
(1976)
menyatakan
bahwa
konflik
saham
keagenan
dengan
manajer.
yang
terjadi
Keberadaaan
diantara
investor
36
asuransi,
bank,
perusahaan
investasi
maupun
memonitor
pihak
manajemen
yang
berdampak
manajemen,
karena
kepemilikan
saham
mewakili
37
kekuasaan
yang
dapat
digunakan
untuk
mendukung
atau
investor
corporate
institusional
governance
yang
dapat
menunjukkan
kuat
yang
dapat
untuk
menyelaraskan
kepentingan
manajemen
pada
(Soepriyatno
perusahaan
2004).
Di
yang
Indonesia,
memiliki
kinerja
kebanyakan
buruk
perusahaan
38
bisnis
seperti
Perseroan Terbatas
yang terkadang
Swandari
(2008)
pada
kasus
Indonesia,
kemampuan
dan
sarana
yang
memadai
untuk
39
Dewan
komisaris
sebagai
mekanisme
direksi
serta
melaksanakan
GCG.
menjadi
kategori.
dua
memastikan
KNKG
bahwa
membedakan
Pertama
adalah
perusahaan
dewan
komisaris
dewan
komisaris
tidak
berasal
dari
pihak
terafiliasi
dengan
pihak
yang
mempunyai
dimaksud
dengan
hubungan
bisnis
terafiliasi
dan
adalah
hubungan
pihak
yang
kekeluargaan
40
for
mendefinisikan
Corporate
Dewan
Governance
komisaris
sebagai
Indonesia
inti
(FCGI)
Corporate
pelaksanaan
strategi
perusahaan,
mengawasi
wakil
pemilik
kepentingan
(shareholder)
dalam
41
dan
bertanggung
manajemen
memenuhi
mengelola
dan
jawab
untuk
menilai
apakah
tanggung
jawab
mereka
dalam
perusahaan,
serta
mengembangkan
pada
pengelola
perusahaan
agar
tercipta
kinerja
dapat
mengawasi
pengelolaan
perusahaan
yang
mengembangkan
perusahaan.
Selain
itu,
sebagai
42
penyelenggara
pengendalian
internal
perusahaan,
dewan
Adanya
kesulitan
dalam
perusahaan
dengan
tugas
yang
pengawasan
nantinya
terhadap
berdampak
pula
manajemen
pada
kinerja
Dewan Direksi
43
sendiri
disesuaikan
dengan
kebutuhan
operasional
44
Jumlah
berpengaruh
dewan
terhadap
direksi
secara
kecepatan
logis
akan
pengambilan
sangat
keputusan
governance
mengacu
pada
sekumpulan
mekanisme
yang
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika ada pemisahan
antara kepemilikan dan pengendalian. Pengendalian tersebut terletak pada fungsi
dari dewan direksi (Hutapea, 2013).
2.6.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai
laporan
keuangan
perusahaan
yang
bersangkutan
manajemen
yang
menunjukkan
45
lainnya
sebagai
dasar
dalam
pengambilan
dibutuhkan beberapa rasio keuangan. Najib (2010) menyatakan ada dua kelompok
yang menganggap penting rasio keuangan. Kelompok pertama adalah para manajer
yang menggunakan rasio keuangan untuk mengukur dan melacak kinerja keuangan
sepanjang waktu. Kelompok kedua adalah pihak analis
perusahaan yang
membutuhkan ukuran yang pasti agar mampu memberikan saran maupun penilaian
terhadap klien.
Secara
umum,
ada
banyak
teknik
analisis
dalam
2003:108).
Analisis
Rasio
Keuangan
dapat
likuiditas
adalah
rasio
yang
menggambarkan
46
b) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
panjang.
Rasio
Profitabilitas
adalah
ratio
yang
menggambarkan
dan
sumber
yang
ada
seperti
kegiatan
47
ukuran
bahwa
perusahaan
itu
rentable.
Bagi
48
baik
pula
posisi
perusahaan
tersebut
dari
segi
penggunaan asset.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) ROA adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam
memperoleh
meningkatkan
keuntungan
daya
bersih.
tarik
Hal
ini
perusahaan
selanjutnya
kepada
akan
investor.
semakin
diminati
oleh
investor,
karena
tingkat
49
organisasi
yang
bertanggung
jawab
terhadap
50
2.7.
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti dan
Sumber
Ika Surya
Martsila
dan Wahyu
Meiranto
(Diponegor
o Journal Of
Accounting
, Vol. 2, No.
4,
Tahun
2013)
Judul
Pengaruh
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Variabel Indikator
Kesimpulan
Independensi
Independensi
Komisaris
dewan komisaris
Independen,
berpengaruh
Ukuran
Dewan
positif
tidak
Komisaris,
signifikan
pada
Kepemilikan
ROA dan TobinsQ,
Manajerial,
berpengaruh
Konsentrasi
negatif
tidak
Kepemilikan,
signifikan
pada
leverage, Return
ROE dan PER.
dewan
On
Assets, Ukuran
komisaris
Return
On
berpengaruh
Equity,
Return
positif
terhadap
On Investment,
ROA, ROE, dan
Price
Earning
TobinsQ,
Ratio, Tobins Q
berpengaruh
negatif terhadap
nilai PER
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
tidak
signifikan
terhadap
ROA,
ROE dan TobinsQ,
namun
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan
pada
nilai PER
Pengaruh
konsentrasi
kepemilikan
memberikan
pengaruh
positif
signifikan
pada
kinerja keuangan
yang diproksi oleh
ROA dan ROE,
51
berpengaruh
negatif signifikan
pada nilai PER
serta berpengaruh
positif
tidak
signifikan
pada
TobinsQ
Leverage
berpengaruh
negatif signifikan
pada ROA, ROE,
dan
TobinsQ,
berpengaruh
positif
tidak
signifikan
pada
PER
No
2
Peneliti dan
Sumber
Sekhar
Muni Amba
(Journal of
Academic
and
Business
Ethics ISSN
Online:
1941336X)
tahun
2014.
Lusye
Corvanty
Kumaat
(Jurnal
Keuangan
dan
Perbankan,
Vol.17,
No.1,
Januari
2013, hlm.
1120
Judul
Variabel Indikator
Kesimpulan
Dualitas CEO tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
Ukuran
dewan
direksi,
struktur
kepemilikan, dan
komite
audit
memberikan
pengaruh
positif
terhadap ROA.
Proporsi direksi noneksekutif
dan
leverage
memberikan
pengaruh negatif
terhadap ROA
Corporate
governance
and
firms
financial
performance
Dualitas CEO,
Proporsi direksi
non-eksekutif,
Komite audit,
Konsentrasi
Kepemilikan,
Kepemilikan
Institusional,
leverage,
Return On
Assetss
Corporate
Governance
dan
Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Manajemen Laba
dan
Kinerja
Keuangan
Kepemilikan
Kepemilikan
Manajerial,
manajerial,
Dewan Komisaris
komisaris
Independen,
independen serta
Komite
Audit,
komite
audit,
Struktur
belum
dapat
Kepemilikan,
mengurangi
Manajemen
praktek
Laba,
Kinerja
manajemen laba
Keuangan
yang
dilakukan
(CFROA)
oleh manajemen.
Kepemilikan
manajerial,
dan
52
Terakredita
si
SK.
No.64a/DIK
TI/Kep/
2010
Norma
Ferdiana
(Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Akuntansi
Vol. 1, No.
2,
Maret
2012)
No
5
Peneliti dan
Sumber
Iqbal
Bukhori
dan
Raharja
Diponegoro
Journal Of
Accounting
Good Corporate
Governance
(CGPI
indeks
skor), Leverage
Ratio, Liquidity
Ratio, Efficiency
Ratio,
Profitability
Ratio,
MarketValue Ratio
Judul
Variabel Indikator
Kesimpulan
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kinerja
Perusahaan (Studi
Empiris
pada
Ukuran
dewan
direksi, Ukuran
dewan
komisaris,
Ukuran
perusahaan,
Kinerja
keuangan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ukuran
dewan
direksi,
ukuran
dewan
komisaris
dan
ukuran
perusahaan
tidak
53
tahun 2012
Perusahaan yang
Terdaftar di BEI
2010)
perusahaan
(CFROA)
Yulius Ardy
Wiranata
dan
Yeterina
Widi
Nugrahanti
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Manufaktur
di
Indonesia
Kepemilikan
Kepemilikan asing
Asing,
berpengaruh
Kepemilikan
positif
signifikan
Pemerintah,
terhadap kinerja
Kepemilikan
perusahaan.
Kepemilikan
Institusional,
pemerintah tidak
Kepemilikan
berpengaruh
Manajerial,
terhadap kinerja
Kepemilikan
perusahaan.
Keluarga, Kinerja
Keuangan (ROA) Kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan.
Kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan.
Kepemilikan
keluarga
berpengaruh
negatif terhadap
kinerja
perusahaan.
Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan.
leverage
berpengaruh
positif ter-hadap
kinerja
perusahaan
manufaktur.
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan
CGPI indeks
skor, Kinerja
Keuangan (ROA,
ROE, Tobins Q)
(Jurnal
Akuntansi
dan
Keuangan,
Vol. 15,
No. 1, Mei
2013, 1526
ISSN
1411-0288
print / ISSN
2338-8137
online)
Dian
Prasinta
Accounting
Analysis
Journal 1
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan.
Good
Corporate
Governance
yang
diproksikan
skor
CGPI tidak berpengaruh
terhadap
ROA,
skor
CGPI
berpengaruh positif
54
(2) (2012)
ISSN 22526765
ukuran
dewan
komisaris
dalam
meneliti
kinerja
55
H1:
Ukuran
Dewan
Komisaris
berpengaruh
secara
keuangan perusahaan
(ROA)
2.8.2.
Keuangan (ROA)
Penelitian yang dilakukan oleh Amba (2014) menunjukkan
bahwa ukuran dewan direksi memberikan pengaruh positif
terhadap Return on Assets, sedangkan penelitian Bukhori dan
Raharja (2012) memberikan hasil sebaliknya. Penelitian Bukhori
dan Raharja memberikan hasil jika ukuran dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, disebutkan
bahwa dewan direksi memiliki hak untuk mewakili perusahaan
dalam urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Artinya, jika
hanya terdapat satu orang dewan direksi, maka dewan direksi
tersebut dapat dengan bebas mewakili perusahaan dalam
berbagai urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Hal yang
mungkin akan berbeda jika jumlah dewan direksi memiliki
nominal jumlah tertentu. Jumlah dewan direksi secara logis akan
sangat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan
perusahaan. Tentu saja hal ini karena adanya sejumlah dewan
direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik antar anggota dewan
komisaris yang ada.
56
maka bukti
yang
diperlukan
masih
diperdebatkan.
keuangan
perusahaan
(Bukhori
dan
Raharja,
2012).
Ukuran
Dewan
Direksi
berpengaruh
signifikan
2.8.3.
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial
terhadap
57
Martsila
dan
Meiranto
(2013)
serta
penelitian
2.8.4.
memberikan
hasil
bahwa
kepemilikan
institusional
dan
Meckling
(1976)
menyatakan
bahwa
konflik
keagenan
yang
terjadi
diantara
58
pemegang
saham
dengan
manajer.
Keberadaaan
investor
and
Vishny
(1999)
mengemukakan
bahwa
maupun
peningkatan
kinerja
perusahaan.
59
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran
Corporate Governance
Struktur
Pengelola
Ukuran Dewan
Komisaris
Ukuran
Dewan
Direksi
Struktur
Kepemilikan
Kepemilikan
Manajerial
Kepemilikan
Institusional
Perusahaan - perusahaan yang
listed di Bursa Efek Indonesia
Berdampak
Indeks LQ 45
Tidak Berdampak
Kinerja Keuangan
Return On Assets
Analisis
Regresi
Uji Hipotesis
Uji Parsial (t test)
Uji Pengaruh Simultan
(F test)
Koefisien Determinasi
(R2)
Uji
Multikolonieritas
Uji Autokorelasi
2.9.
Model Penelitian
Uji
Berdasarkan
tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu,
Heteroskedastisita
struktur
pengelola
dan
struktur
kepemilikan
yang
60
X2
Ukuran Dewan
X3
Direksi
Kepemilikan
Manajerial
X4
Kepemilikan
Institusional
Y
Kinerja
Keuangan
(ROA)
Ukuran
Dewan
Komisaris
berpengaruh
secara
parsial
61
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
secara
parsial
Kepemilikan
Institusional
secara
bersama
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
62
63
akhir
periode.
Rasio
ini
digunakan
untuk
melihat
3.3.2.
64
pengelola
yang
terdiri
dari
yaitu
ukuran
dewan
terdiri
dari
kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan
institusional.
1. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris (X1) adalah jumlah total anggota
dewan komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun
dari eksternal perusahaan sampel. Ukuran dewan komisaris
diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan
komisaris suatu perusahaan (Darwis, 2009).
Ukuran Dewan Komisaris = anggota dewan komisaris
sebagai
organ
perusahaan
bertugas
dan
65
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
kepemilikan
manajerial
saham
yang
(X3)
dimiliki
merupakan
oleh
manajer
proposi
eksekutif.
manajemen
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
institusional
(X4)
merupakan
proposi
bukan
institusi
pemegang
saham
publik.
66
Kepemilikan Institusional =
institusional
yang beredar
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel
No
1.
Variabel
Definisi Variabel
Kinerja Keuangan
Return on Assets
(ROA)
prestasi
kerja
yang
telah
dicapai
oleh
perusahaan
dalam
suatu
periode
tertentu
dan
tertuang pada
laporan
keuangan
perusahaan
yang
bersangkutan.
jumlah
total
anggota dewan
komisaris, baik
yang
berasal
internal
perusahaan
maupun
dari
eksternal
perusahaan
sampel
jumlah anggota
dewan
direksi
dalam
suatu
2.
Ukuran
Dewan
Komisaris
3.
Ukuran
Direksi
Dewan
Indikator Variabel
Skala
Rasio
ROA=
Laba bersih
Total aset
Rasio
Rasio
67
perusahaan
proposi
Rasio
kepemilikan
saham
olehmanajemen
kepemilikan
saham
yang
saham yang beredar
dimiliki
oleh
manajer
eksekutif.
Manajer
eksekutif
ini
meliputi
manajer,
direksi,
dan
dewan
komisaris
5.
Kepemilikan
proporsi
Rasio
Institusional
kepemilikan
kepemilikan saham olehinstitusional
saham
oleh
saham yang beredar
institusi seperti
LSM,
Perusahaan
swasta,
perusahaan
efek,
dana
pensiun,
perusahaan
asuransi, bank
dan
perusahaanperusahaan
investasi
Sumber: Hanafi dan Halim (2009:84); Darwis (2009); Wolf (2007); Saleh et al (2008); Ujiyantho
dan Pramuka (2007);
4.
Kepemilikan
Manajerial
3.4.
pengambilan
data
yang
digunakan
dalam
68
analisis
regresi
linier
berganda
(multiple
linear
Sebelum
melakukan
analisis
regresi
linier
klasik.
Untuk
mempermudah
dalam
menganalisis
komisaris,
dan
ukuran
dewan
direksi,
kepemilikan
69
Return on Assets
Konstanta
X1
Koefisien regresi
X2
Standard error
X3
Kepemilikan Manajerial
X4
Kepemilikan Institusional
3.5.2.
70
Dasar
pengambilan keputusan
dengan
analisis
grafik
pengambilan
keputusan
uji
statistik
dengan
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2011) uji ini berutujuan menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi, dapat
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Dasar
acuan dari
adalah:
71
a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi.
b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya
korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu.
Penyimpangan asumsi ini biasanya terjadi pada pada observasi
yang menggunakan data times series (Algifari,2010: 88).
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (DW) (Falahi, 2010), dimana hasil pengujian
ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Uji DurbinWatson (DW) dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai
taksiran faktor gangguan yang berurutan.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2011). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat menggunakan grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual
Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2011):
72
1. Jika
ada
pola
tertentu,
seperti
titik-titik
yang
ada
3.6.
Pengujian Hipotesis
1. Uji Parsial T (t test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas
atau
independen
secara
73
74
jika variabel independen lebih dari satu. Namun, dalam prateknya nilai
Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki
harus bernilai positif. Menurut Ghozali (2011) jika uji empiris
didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap
bernilai nol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
75
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dewan Komisaris
105
12
6.90
1.759
Dewan Direksi
105
12
7.39
1.998
Kepemilikan Manajerial
105
,0000
,2368
,007624
,0350810
Kepemilikan Institusional
105
,0000
,7970
,182583
,2424218
Kinerja Keuangan
105
-,0338
,4038
,131697
,0997171
Valid N (listwise)
105
yang
tertinggi
(maksimum)
sebesar
12
yaitu
pada
76
perusahaan Bank Danamon, Tbk ditahun 2011, kemudian rataratanya (mean) sebesar 7,39 sementara standar deviasinya
sebesar 1,998. Hal ini menunjukkan simpangan data yang relatif
kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya,
yaitu sebesar 7,39
Data kepemilikan manajerial terendah (minimum) adalah
0,000 dan yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,237 yaitu pada
perusahaan Adaro Energy, Tbk kemudian rata-ratanya (mean)
sebesar 0,007624 sementara standar deviasinya adalah sebesar
0,035081. Hal ini menunjukkan simpangan data yang relatif
besar karena nilainya yang lebih besar daripada nilai rataratanya, yaitu sebesar 0,007624.
Data kepemilikan institusional terendah (minimum) adalah
0,000 dan yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,797 yaitu pada
perusahaan Astra Agro Lestari, Tbk kemudian rata-ratanya
(mean) adalah sebesar 0,182583 sementara standar deviasinya
sebesar 0,2424218. Hal ini menunjukkan simpangan data yang
relatif besar karena nilainya yang lebih besar daripada nilai rataratanya, yaitu sebesar 0,182583.
Data kinerja keuangan terendah (minimum) adalah -0,0338
yaitu pada perusahaan Semen Gresik (Persero), Tbk ditahun
2013 dan yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,4038 yaitu pada
Unilever Indonesia, Tbk ditahun 2012 kemudian rata-ratanya
77
Analisis
grafik
diuji
dengan
menggunakan
grafik
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov-
78
Tabel 4.2.
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z
(1- Sample K-S)
105
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
.35705706
Most Extreme
Absolute
.087
Differences
Positive
.059
Negative
-.087
Kolmogorov-Smirnov Z
.890
.407
79
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1.039
.373
Dewan Komisaris
-1.013
.354
-.257
.933
1.072
Dewan Direksi
-1.311
.310
-.371
.969
1.032
Kepemilikan Manajerial
.029
.022
.117
.970
1.030
Kepemilikan Institusional
.094
.059
.142
.936
1.068
80
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji DurbinWatson (DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan
apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW
dan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi
0,05,
jumlah
sampel
(n)
dan
jumlah
variabel
Model
R Square
.502a
Adjusted R
Square
Estimate
.252
.222
Durbin-Watson
,3641282
1.793
satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Uji
81
Gambar 4.3.
Hasil Uji Heterokedastisitas (grafik Scatterplot)
82
Berdasarkan
analisis
grafik
scatterplot
pada
gambar
di
atas
menunjukkan tidak adanya pola yang jelas dan titik-titik juga menyebar di atas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y bahwa data pada penelitian ini, sehingga
dapat dinyatakan bahwa data pada model regresi penelitian ini tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode
analisis regeresi berganda (multiple regression). Analisis regresi
berganda digunakan untuk menguji pengaruh dari beberapa
variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi
dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh setiap
variabel independen terhadap variabel dependennya. Analisis ini
digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh ukuran dewan
komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional yang merupakan variabel independen
terhadap Kinerja keuangan yang merupakan variabel dependen.
4.3.1 Hasil Uji Parsial t (t test)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas
atau
independen
secara
83
thitung
-2.865
-4.224
1.328
ttabel
Hasil
1,984 H1 diterima
1,984 H2 diterima
1,984
H3 ditolak
1.590
Institusional
1,984
H4 ditolak
nilai signifikansi
84
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1.039
.373
Dewan Komisaris
-1.013
.354
Dewan Direksi
-1.311
.310
Kepemilikan Manajerial
.029
Kepemilikan Institusional
.094
Beta
Sig.
2.786
.006
-.257
-2.865
.005
-.371
-4.224
.000
.022
.117
1.328
.187
.059
.142
1.590
.115
85
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ukuran dewan komisaris dengan
asumsi variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka kinerja keuangan (ROA)
akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda.
3. Koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi (X2) sebesar
-1,311.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ukuran dewan direksi dengan asumsi
variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka kinerja keuangan (ROA) akan
mengalami perubahan dengan arah yang berbeda.
4. Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (X3) sebesar
0,029.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial dengan
asumsi variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka kinerja keuangan (ROA)
akan mengalami perubahan dengan arah yang sama.
5. Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (X4) sebesar
0,094.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional dengan
asumsi variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka kinerja keuangan (ROA)
akan mengalami perubahan dengan arah yang sama.
Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Ukuran Dewan Komisaris
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
dewan komisaris (DK) secara parsial terhadap kinerja keuangan.
Koefisien regresi ukuran dewan direksi sebesar -1,013. t hitung
sebesar -2,865 dan nilai ttabel sebesar 1,984 ( = 0,05, df = 99).
-thitung lebih kecil daripada - ttabel, hal ini menunjukkan tingkat
ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap kinerja
86
direksi
secara
parsial
mempunyai
pengaruh
yang
direksi
secara
parsial
mempunyai
pengaruh
yang
87
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
yaitu
kepemilikan
sebesar
0,187,
manajerial
artinya
secara
bahwa
parsial
variasi
tidak
variabel
mempunyai
kepemilikan
manajerial
secara
signifikan
88
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
kepemilikan
institusional
tidak
memiliki
pengaruh
kepemilikan
mempunyai
pengaruh
institusional
yang
secara
signifikan
parsial
terhadap
tidak
kinerja
89
Fhitung
8.421
Hasil
H5 diterima
Ftabel
2,463
Direksi,
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional.
Dependent Variable: Kinerja Keuangan.
nilai signifikansi
90
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
4.466
1.117
Residual
13.259
100
.133
Total
17.725
104
Sig.
.000a
8.421
secara
simultan
terhadap
kinerja
keuangan.
Dengan
91
Model
R Square
.502a
Adjusted R
Square
Estimate
.252
.222 ,3641282
Berdasarkan
sebesar
0,222
atau
22,2%.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
92
4.4. Pembahasan
4.4.1.
Pengaruh
Ukuran
Dewan
Komisaris
terhadap
-thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar -2,865 dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,005. Hal ini menunjukkan
bahwa ukuran dewan komisaris dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Artinya, adanya
dewan
komisaris
dapat
mengurangi
kinerja
keuangan
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sanda et al.
(2005), dan Yang et al. (2006). Demikian pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martsila dan Meiranto (2013) yang meneliti
adanya pengaruh negatif dari ukuran dewan komisaris terhadap
kinerja keuangan yang diproksi dengan nilai PER. Menurut Jensen
93
(1993) dan Yermack (1996) ukuran atau jumlah dewan komisaris yang kecil akan
lebih efektif dalam mengawasi kerja manajemen.
Ukuran atau jumlah dewan komisaris yang terlalu besar
dapat menyebabkan lambatnya proses pengambilan keputusan.
Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil harus didiskusikan
terlebih dahulu dan diambil kesepakatan bersama dari semua
anggota dewan komisaris. Selain dari keputusan yang tidak
bersifat dinamis, karena akan diperlukan waktu yang lama untuk
berunding dan mengambil kesepakatan untuk suatu keputusan,
juga
menyebabkan
berkurangnya
efektivitas
pengambilan
94
Hasil
penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian
yang
lebih
signifikansi
kecil
dari
lebih
besar
yaitu 0,029
ttabel sebesar
dari
0,05
serta nilai
1,328
dengan
yaitu
0,187.
t hitung
tingkat
Hal
ini
95
menunjukkan
bahwa
kepemilikan
manajerial
tidak
dapat
minoritas
membuat
suatu
belum
dapat
keputusan
berpartisipasi
diperusahaan,
aktif
sehingga
dalam
tidak
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional
terhadap
pengujian
hipotesis
keempat
(H4)
menunjukkan
96
serta
nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,590 dengan tingkat
signifikansi
lebih
menunjukkan
besar
bahwa
dari
0,05
kepemilikan
yaitu
0,115.
institusional
Hal
tidak
ini
dapat
Menurut
menyatakan
terhadap
Wulandari
kepemilikan
kinerja
mayoritas
institusi
(2006),
institusional
perusahaan
ikut
serta
tidak
disebabkan
dalam
Hapsoro
berpengaruh
karena
pengendalian
(2008)
pemilik
perusahaan
memiliki
informasi
lebih
mengenai
perusahaan
97
Institusional
secara
Bersama
terhadap
Kinerja
Keuangan (ROA).
Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa
variabel
ukuran
dewan
komisaris,
ukuran
dewan
direksi,
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
kinerja
dewan
direksi,
keuangan perusahaan.
Ukuran
kepemilikan
dewan
manajerial
komisaris,
dan
ukuran
kepemilikan
institusional
Nilai
dan
kepemilikan
institusional,
sisanya
78,8%
98
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance yang
yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) pada perusahaan yang termasuk ke
dalam Indeks LQ 45 di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris,
ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan sedangkan
variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap kinerja keungan. Adapun hasil penelitian secara ringkas dapat dijabarkan
sebagai berikut:
yang
akan
terjadi
di
antara
para
dewan
99
keputusan
yang
membutuhkan
seluruh
dengan
manajer
murni
sebagai
tenaga
keputusan
diperusahaan
sehingga
berpengaruh
belum
terhadap
meskipun
dengan
mengorbankan
kepentingan
100
Keterbatasan Penelitian
penelitian
ini terdapat
beberapa
keterbatasan
yang
mungkin
Saran
pengaruh
dari
variabel
lain
terhadap
kinerja
101
dengan
Control
System:
Sistem
2005.
Pengendalian
Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Kinerja
102
Bainbridge,
Stephen
M.
2008.
The
New
Corporate
Iqbal
dan
Raharja.
2012.
Pengaruh
Good
J.
2007.
Kepemilikan
Corporate
Governance
dan
Kinerja
103
Perusahaan.
Januari.
Deegan,
Craig.
2004.
Financial
Accounting
Theory.
and
2005.
Institusional,
Kepemilikan
Komposisi
Manajerial,
Dewan
Direksi:
terhadap
Pengaruh
Kinerja
Good
Keuangan
Corporate
Perusahaan
IBM
SPSS
19.
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hardikasari, Eka. 2011. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Industri
104
di
Bursa
Efek
Jakarta).
2008.
Simposium
Peran
Praktek
Nasional
Corporate
2000,
Untuk
Implementasi
Perusahaan
Good
Publik
Corporate
Indonesia,
Keuangan
Yuan
Jianguo.
2007.
Ownership
105
Majid.
governance
2007.
terhadap
Pengaruh
earning
struktur
internal
management.
Skripsi.
Unversitas Diponegoro.
Isshaq,
Zangina,
Onumah.
2009.
Godfred
A.
Corporate
Bokpin,
Joseph
Governance,
Mensah
Ownership
Framework
for
Implementation.
The
R. 2000.
2008.
Pengaruh
Mekanisme
Corporate
106
Behavior,
Agency
Costs
and
Ownership
Menteri
BUMN
No.
KEP-117/M-MBU/2002
107
Kumaat, Lusye.
Struktur
Kepemilikan
terhadap
Manajemen
Laba
dan
PESAT
(Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,
T.
T.
2003.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Governance
Terhadap
Kinerja
Keuangan
108
Munawir.
2004.
Yogyakarta.
Murwaningsari,
Governance,
Analisa
Etty.
Laporan
2009.
Corporate
Keuangan.
Hubungan
Social
Liberty.
Corporate
Responsibilities
dan
2012.
Terhadap
Pengaruh
Kinerja
Good
Keuangan.
Corporate
Accounting
Kepemilikan
Manajerial
terhadap
Hubungan
109
Skripsi
yang
dipublikasikan.
Universitas
Diponegoro.
Saleh, et al. 2008. Ownership Structure and Intellectual
Capital performance in Malaysia Companies Listed on
MESDAQ.
Samani. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance dan
Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2007.
Tesis Magister Manajemen yang dipublikasikan. Program
Studi
Magister
Manajemen
Program
Pasca
Sarjana
in
Nigeria,
Consortium,
Nairobi,
African
Maret
Economic
2005,
Research
Department
of
110
Corporate
Governance
terhadap
peringkat
Perdagangan
Saham
dan
Kapitalisasi
Pasar
111
Indonesia).
Ganesha.
Siswantaya,
I.
2007.
Mekanisme
Corporate
Governance dan Manajemen Laba Studi Pada PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis
Magister Sains Akuntansi yang dipublikasikan. Program
Studi Magister Sains Akuntansi Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang.
Soepriyatno, Budi. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial dan Publik, Ukuran Perusahaan, EBIT/Sales dan
Total Debt/Total Assets Terhadap Nilai Perusahaan yang
Telah Go Public dan Tercatat di BEJ. Tesis: Program Magister
Manajemen STIE STIKUBANK. Semarang.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility: From
Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta
Stulz, R.M. 1988. On Takeover Resistance, Managerial
Discretion, and Shareholder Wealth. Journal of Financial
Economics, this issue.
Subramanyam, K. R dan
Salemba Empat.
Jakarta.
Suhardjanto dan Apreria. 2010. Analisis Karakteristik
Dewan Komisaris dan Komite Audit
Serta Pengaruhnya
112
Tingkat
Resiko
dan
Implikasinya
Terhadap
113
Governance,
Manajemen
Laba
dan
Kinerja
Governance
Terhadap
Pengelolaan
laba
Keuangan
sebagai
Variabel
Intervening.
Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Profitabilitas
114
Environment:
An
Examination
of
The
Corporate
Governance
terhadap
Indikator
Kinerja
115
Small
Board
of
Directors,
Journal
of
Financial
Sumber internet:
BBC
News.
Kasus
criminal
Bank
Wegelin.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/01/130104_w
egelin_bank_business diakses pada 26 Desember 2014.
Bursa
Efek
Indonesia.
Tata
Kelola
Perusahaan.
http://www.idx.co.id/id/beranda/
diakses pada 26 Desember 2014.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan.
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahuna
n.aspx diakses pada 02 Desember 2014.
Kontan.
Skandal
kasus
Diebold
Inc.
http://e-library.msd.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=2270.
116
Maria
Immaculatta.
Teori
Sinyal.
http://ekonomi.kabo.biz/2011/07/teori-sinyal.html,2006
diakses pada 26 November 2014.
Saham
Ok.
Annual
Report
Perusahaan.
Laporan
diakses
Keuangan
pada
18
Perusahaan.
diakses
2009.
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional
Kinerja
Keuangan
Perusahaan.
Terhadap
http://hana.wordpres/2009/05/17/pengaruh-kepemilikaninstitusionalterhadap-kinerja-keuangan-perusahaan/,
diakses tanggal 19 Desember 2014.