You are on page 1of 10

Definisi

Heat stroke adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat hingga 40 0 C (1040F) atau lebih dan
berhubungan dengan disfungsi dan tanda-tanda kegagalan sistem organ yang multipel. Heat
stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat
meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan medis segera untuk
mencegah kerusakan dan organ lainnya.
Epidemiologi
Selama gelombang panas (heat wave) yang melanda Eropa pada bulan Agustus 2003, dari 14.800
korban di Perancis, 4277 (28,9%) korban ini terdiagnosis dengan heatstroke, hipertermia,
ataupun dehidrasi.
Heat stroke merupakan masalah umum di daerah tropis, dan dengan terus meningkatnya
pemanasan global, insiden heat stroke turut meningkat bahkan dalam daerah beriklim sedang.
Tertinggi kejadian heat stroke dilaporkan dari Arab Saudi. Di India, HS sering terjadi di daerah
Utara dan Barat India, dan kasus sporadik dari Exertional Heat Stroke (EHS) dilaporkan dalam
keanggotaan militer. Dalam 50 tahun terakhir, angka kematian karena HS terus meningkat 10
sampai 50%.
Etiologi
Etiologi secara umum
1. Peningkatan suhu tubuh dipengaruhi lingkungan
2. Disfungsi hipotalamus sehingga menyebabkan kegagalan termoregulasi, misal
3.
4.
5.
6.

pada usia lanjut, bayi dan anak-anak.


Volume intravaskuler yang tidak memadai.
Disfungsi jantung.
Gangguan pada kulit yang mengganggu pelepasan keringat.
Konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu pembuangan panas.

Obat-obatan terkait heat stroke

Suhu
Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin) yang diukur dengan
termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005).
Temperatur terbagi menjadi 2 (dua):
1.

Panas
Terdapat 2 pengertian panas:

Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas


Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter
Satuan: kalori

Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek

Alat ukur: termometer


Satuan: derajat
2. Dingin
Sumber panas:
1. Lingkungan

Matahari
Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut perhitungan para

ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada juga yang
menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau logam apapun
yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian
tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga
kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti
matahari kira kira sekitar 13.889.000C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu
meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut
teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe
menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen
helium sintetis.

Peralatan yang melepaskan panas


Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya benda yang bisa

mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari di
antaranya televisi, kompor, setrika, dan lain-lain.

Suhu udara

3. Tubuh

Proses metabolisme
Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan energi. Energi yang

dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak dan cepat metabolisme yang dilakukan oleh
tubuh, semakin banyak juga energi berupa panas yang dihasilkan.

Mekanisme Perpindahan Panas


Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh
mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara
konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Sumamur PK, 1996: 82).
(1)

Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar


dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh
apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas kepada tubuh
apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia.

(2)

Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui


kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar
tubuh.

(3)

Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan


panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari.

(4)

Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap
bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas
dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun.

Indeks Pengukuran Panas Lingkungan


Seperti telah disebutkan bahwa suhu dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu udara,
kelembaban, gerakan/aliran udara dan radiasi. Efek keempat aktor tersebut pada suhu tubuh
merupakan hasil kompensasi dari faktor-faktor tadi. Dapat saja terjadi variasi dari faktor-faktor
tersebut, tetapi efe yang dihasilkan tetap sama.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada tubuh, para ahli telah berisaha
untuk mencari metode pengukuran sesederhana mungkin yang mencakup pengaruh keempat
faktor di atas yang dinyatakan dalam bentuk skala atau indeks. Di bawah ini disebutkan beberapa
indeks saja, yaitu:
1. Predicted Four-Sweat Rate (P4SR)
Skala P4SR dirancang secara empiris berdasarkan pengamatan banyaknya keringat pada
seseorang yang berada di lingkungan panas selama 4 jam.
Pengamatan dilakukan dalam berbagai variasi lingkungan, pemakaian energi (perbedaan
aktivitas) dan perbedaan pakaian (memakai pakaian lengkap/tidak). Sebagai objek
pengamatan adalah orang muda, sehat, dan telah teraklimatisasi.

2. Heat Stress Index (HSI)


Indeks ini diperolah dari koefisien pertukaran panas lingkungan melalui radiasi dan
konveksi (R+C) dan produksi panas hasil metabolisme (M) yang bersama-sama
menghasilkan sejumlah panas yang harus disalurkan melalui evaporasi (E) untuk
menjaga keseimbangan suhu tubuh. Pengukuran menjadi kurang tepat karena di sini
perlu diperhitungkan bahwa rang yang diobservasi masih memakai pakaian (walaupun
minimal) dan ini mengurangi proses pertuaran panas melalui R, C, dan E.
3. Wet Bulb Globe Temperature Index (Index WBGT)
Alat yang dipakai disebut WBGT-meter yang merupkan suatu alat yang kompak yang
secara sendiri-sendiri diukur dry bulb, wet bulb, da globe temperature, juga kecepatan
gerakan udara. Kemudin, variabel yang diperoleh menghasilkan suatu nilai yang disebut
indeks WBGT. Variabel yang dipakai, yaitu:
a. Dry bulb temperature (DB)
b. Wet bulb temperature (WB)
c. Globe bulb temperature (G)
Nilai dari pengukuran ketiga alat tersebut menghasilkan suatu nilai indeks yng
merupakan penjumlahan dari 70% WB, 20%.
Nilai Ambang Batas (NAB) Panas
Screening Criteria for Heat Stress exposure (WBGT values in 0C)
Acclimatized
Moderate
Heavy

Work
Demands

Light

100% work
75% work;
25% rest

29,5
30,5

27,5
28,5

26
27,5

50% work;
50% work

31,5

29,5

28,5

25% work;
75% rest

32,5

31

30

Very
Heavy

Light

Unacclimatized
Moderate
Heavy

Very
Heavy

27,5
29

25
26,5

22,5
24,5

27,5

30

28

26,5

25

29,5

31

29

28

26,5

Sumber: TLVs and BEIs 2004 ACGIH

Patofisiologi
Manusia dan mamalia dapat menjaga suhu tubuh fisiologisnya dengan menyeimbangkan
panas yang didapat (heat gain) dengan panas yang hilang (heat loss) dari tubuhnya. Mekanisme
pengaturan suhu tubuh ini terjadi secara kompleks melibatkan berbagai organ. Terutama

hipotalamus yang berfungsi sbg termostat yang membimbing tubuh dalam mekanisme produksi
dan pembuangan panas.
Panas diperoleh dari proses metabolisme, saat istirahat pun metabolisme tubuh kita tetap
berjalan,sehingga panas tetap dihasilkan tubuh. Panas juga didapatkan dari lingkungan, yaitu
melalui proses konduksi,konveksi dan radiasi. Untuk pembuangan panas juga melibatkan proses
konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi sesuai mekanisme yang paling memungkinkan untuk
dilakukan. Heat gain dan heat loss harus seimbang untuk mempertahankan suhu tubuh tetap
fisologis.
Ketika heat gain melebihi heat loss, suhu tubuh akan meningkat. Heat stroke terjadi pada
individu yang tidak memiliki kemampuan memodulasi suhu lingkungan, misalnya bayi, orang
tua (usila), dan orang yang sedang sakit. Ketika suhu tubuh meningkat diatas normal, maka
hipotalamus akan tarangsang dan mengeluarkan perintah kepada jantung untuk meningkatkan
cardiac output dan meningkatkan aliran darah ke perifer untuk meningkatkan produksi keringat
dan menyerap kembali natrium keringat agar panas cepat terbuang. Namun di sisi lain akan
terjadi pembuangan elektrolit dan cairan yang berlebihan disaat mekanisme heat loss terjadi
terlalu lama yang berakibat kepada pembebanan kerja pada organ jantung, jika tidak segera
dilakukan rehidrasi maka akan terjadi gagal jantung yang menyebabkan komplikasi multi organ
yang sistemik.
Pada tingkat seluler, banyak teori yang menjelaskan tentang heat stroke. Secara umum,
panas akan langsung mempengaruhi tubuh pada tingkat sel dengan mengganggu proses seluler
pada aktivitas denaturasi protein dan membran seluler, sehingga berbagai sitokin inflamasi dan
heat shock protein (HSPs) yang menyebabkan stres lingkungan akan dihasilkan. Jika stres ini
berlanjut, maka sel akan mati (terjadi apoptosis).

Gejala Klinis
Sengatan panas (Heat Stroke) adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka
kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan tetapi

masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur suhu sudah tidak
berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total.
Gejala prodormal seperti pada kelelahan panas (sakit kepala, malaise, badan terasa
panas), setelah itu secara tiba-tiba terjadi:
a. Penurunan kesadaran atau delirium
b. Kejang-kejang
c. Kulit panas, kemerahan, kering
d. Tidak ada keringat
e. Pernapasan lebih cepat dan dalam
f. Suhu rektal tinggi (>410C)
g. Nadi cepat dan penuh
h. Tekanan sistolik normal atau meninggi, tekanan diastolik menurun (60mmHg atau
kurang)
Pada keadaan lanjut:
a. Sianosis disertai dengan kegagalan sirkulasi perifer (nadi cepat, hipotensi)
b. Pernapasan dangkal, tak teratur
c. Udem paru
d. Petechiae
e. Muntah dab diare, sering disertai adanya darah
f. Gaangguan tonus otot, Opisthotonus
g. Nekrosis miokardia
h. Meningismus
i. Ikterus
j. Albuminuria
k. Kegagalan ginjal diikuti hiperkalemia
Suhu lebih dari 42,20C menyebabkan kerusakan otak yang irreversible. Penyembuhan
dipersulit pada penderita penyakit jantung, ginjal, dan usia tua.
Diagnosis
Dua presentasi klinis Heat Stroke (HS) adalah Classic (klasik) HS dan Exertional (saat aktifitas)
HS (EHS). Klasik HS biasanya terlihat pada kondisi ekstrem terkait usia, baik mobilitas terbatas

dan /atau penyakit kronis atau individu cenderung pada paparan suhu lingkungan yang
berlebihan.Sementara penderita EHS adalah individu yang beraktifitas lebih dalam keadaan
panas.
1. Exertional heatstroke (EHS)
EHS ditandai oleh keadaan hipertermia, diaforesis, dan perubahan sensorium suhu yang
bisa secara mendadak muncul selama kegiatan fisik yang berlebihan pada lingkungan
yang panas.
Gejala yang muncul diantaranya: Spasme muskular dan perut (cramping), mual, muntah,
diare, sakit kepala, pusing, dispneu, dan kelelahan.
2. Nonexertional heatstroke (NEHS)
Classic NEHS ditandai oleh keadaan hipertermia, anhidrosis, dan perubahan sensorium
suhu yang berkembang setelah periode kenaikan suhu yang lama (prolonged elevations)
dalam lingkungan yang panas.
Gejala gangguan CNS juga muncul, misalnya halusinasi, delusi, sikap yang irasional,
bahkan sampai koma. Gejala anhidrosis terjadi pada tingkat lanjut dan mungkin saja tidak
terlihat saat pemeriksaan.

Perbandingan antara Classic dan Exertional Heat Stroke

Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda sebagai berikut:


Suhu: Suhu diukur per rektal, di atas 41 C, namun bisa lebih rendah karena mekanisme

pengeluaran panas panas yang terjadi.


Pulse: Takikardia mencapai 130 kali per menit.
Tekanan darah: biasanya normal atau hipotensi. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor,
termasuk vasodilatasi dari pembuluh kulit, penyatuan darah dalam sistem vena, dan
dehidrasi. Hipotensi juga bisa disebabkan kerusakan miokard. Hal ini biasanya akan

kembali normal seiring menurunnya suhu tubuh.


Pernafasan: biasanya terjadi takipneu karena stimulasi dari sistem saraf pusat.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis heat stroke adalah:
Pemeriksaan darah, didapatkan hipernatremi, hiperkalemi, peningkatan kreatinin kinase
pada rhabdomyolisis (keluarnya kandungan sel otot, seperti: myoglobin, potassium,
phosphate, dll kedalam plasma), peningkatan nitrogen urea darah, dan hematokrit
meningkat.

Pemeriksaan urinalisis, didapatkan sel darah putih atau merah, dan peningkatan protein

dan mioglobin.
Elektrokardiogram dapat menunjukan gambaran perubahan segmen ST dan gelombang T
dengan menunjukan iskemia miokardium.

Penatalaksanaan
1. immediate cooling untuk menurunkan suhu sampai 39,40C (102,90F) dengan cara:
- perendaman dengan air dingin, jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk air dingin
yang diletakkan di kepala, badan dan kaki.
body cooling unit.
ice packs.
supportive care untuk mencegah komplikasi dengan cara:
stabilkan sirkulasi dengan resusitasi cairan.
oksigen untuk mendukung fungsi respirasi.
fluid resuscitation and forced dieresis untuk mempertahankan fungsi ginjal.
- atasi gangguan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Farmakologi
- Klorpromazin (Thorazine) digunakan sebagai relaksan otot dan menghambat menggigil
2.
-

jika suhu terlalu cepat berkurang.


Ekspansi volume sirkulasi dengan saline normal.
Forced diuresis dengan furosemid, mannitolm dan sodium jika terjadi rhabdomyolysis.
Benzodiazepin jika terjadi kejang.

Prognosis
-

Prognosis baik jika:


Pengenalan yang cepatdan penanganan yang tepat, kelangsungan hidup dapat mencapai
90-100%.
Prognosis buruk jika:

Penanganan terlambat lebih dari 2 jam dari onset kejadian.


Kematian pada petugas pemadam kebakaran yang terkena heat stroke mencapai 80%.

You might also like