Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Inflamasi
Rangsang
Fosfolipase
Fosfolipid
Asam arakidonat
OAINS, ASA
Penghambat lipoksigenase
Lipoksigenase
Siklooksigenase
Leukotrien
Prostasiklin
Prostaglandin
Tromboksan
LTC4/D4/E4
LTB4
Perubahan
Penarikan dan
permeabilitas
aktivasi fagosit
vaskular, kontriksi bronkus, penigkatan sekresi
Modulasi leukosit
Kolkisin
Peradangan
Bronkospasme, kongesti, sumbat mukus Peradangan
Gambar 2.9 Alur mediator yang berasal dari asam arakidonat dan tempat
kerja obat (Katzung, 2012).
2.9.3.
Jenis Inflamasi
Pada umunya inflamasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu inflamasi akut
dan inflamasi kronis.
a. Inflamasi akut
Inflamasi akut merupakan tanggapan awal dari tubuh untuk
mengambil faktor risiko seperti infeksi atau trauma. Hal tersebut
bersifat spesifik dan pertahan pertama tubuh terhadap bahaya (Sen et
al, 2010).
Fitur utama dari peradangan akut antara lain:
1) Akumulasi cairan dan plasma di lokasi terkena dampak.
2) Aktivasi intravaskular datar atau memungkinkan.
3) Polymorph-nuklir neutrofil sebagai sel inflamasi.
b. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis terjadi bila faktor-faktor risiko yang
memperpanjang dari inflamasi akut tidak dihapus. Hal ini terjadi
untuk durasi yang lebih lama dan terkait dengan adanya makrofag,
limfosit, sel darag proliferasi, fibrosis dan nekrosis jaringan. Makrofag
menghasilkan beberapa produk biologis aktif yang menyebabkan
kerusakan jaringan dan karakteristik fibrosis peradangan kronis (Sen
et al, 2010).
Reaksi inflamasi terjadi dalam mekanisme yang berbeda pada tiap
fase, seperti:
1) Fase akut: vasodilatasi lokal sementara dan penigkatan
permeabilitas kapiler.
2) Fase sub-akut: infiltrasi atau leukosit dan fagositosis sel.
3) Fase kronis proleferatif: kerusakan jaringan dan fibrosis (Sen
2.9.4.
et al, 2010).
Obat Antiinflamasi
Mekanisme
Kerja
Antiinflamasi
dalam
Menghambat
Denaturasi Protein
Inflamasi adalah proses yang kompleks, seirng dikaitkan dengan rasa
sakit dan melibatkan kejadian seperti peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, penigkatan denaturasi protein dan alterasi membran (Umapathy et
al, 2010). Ciri-ciri jaringan yang telah mengalami nekrosis yaitu kematian
lokal dalam tubuh makhluk hidup, menunjukkan bahwa komposisi protein
mengalami perubahan besar. Denaturasi protein disebabkan oleh aksi
panas, alrutan asam atau alkali, elektrolit, alkohol, dan beberapa agen
lainnya yang menghasilkan perubahan pada kelarutan albumin dan
globulin, terutama pada titik isoelektrik (Opie El, 1961).
Denaturasi protein adalah sebuah proses dimana protein kehilangan
struktur tersier dan struktur sekunder oleh senyawa eksternal, seperti asa
kuat atau basa kuat, garam organik, pelarut organik dan pemanasan. Pada
umunya protein kehilangan fungsi biologisnya ketika didenaturasi.
Misalnya enzim kehilangan aktivitasnya karena subtrat tidak dapat lagi
mengikat pada gugus aktifnya (Verma et al, 2011).
Dalam
pengembangan
AINS,
prinsip
denaturasi
dalam
uji
al.,
inhibisi
pada
siklooksigenase
Dfatar pustaka
Diinduksi
Karagenan.
Surakarta:
Fakultas
Farmasi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Katzung, G.B. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 6. Salemba Medika.
Jakarta.
Opie EL. On The Relation of Necrosis and Inflamation to Denaturation of
Proteins. J Exp Med. 1961; 115; 597-608. [PMCID: PMC2137504] [PubMed:
14482110].
Umapathy E, Ndebia EJ, Meeme A, Adam B, Menziwa P, Nkeh-Chungag BN, et
al. An Experimental Evaluation of Albuca Setosa Aqueous Extract on Membrane
Stabilization, Protein Denaturation and White Blood Cell Migration During
Acute Inflammation. J Med Plant Res. 2010; 4: 789-795.
Verma,
Cherimola In-Vitro. India: International Journal of Pharma and Bio Sciences. Vol
2. ISSN: 0975-6299.
Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC.