Professional Documents
Culture Documents
KONSEP TEORI
A. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi
wanita yang terdapat di luar dan di dalam tubuh.
2. Fimbriae
muara-muara
dari
liang
senggama
(introitus
Kanker Leher Rahim ( Kanker Serviks ) adalah tumor ganas yang tumbuh
di dalam leher rahim / serviks ( bagian terendah dari rahim yang
menempel pada puncak vagina ).
C. Epidemiologi
Karsinoma serviks adalah kanker genital kedua yang paling sering pada
perempuan dan bertanggung jawab untuk 6% dari semua kanker pada perempuan
di Amerika Serikat (CancerNet, 2001). Kanker servikal ini sebagian besar (90%)
adalah karsinoma sel skuamosa dan sisanya (10%) adalah adenokarsinoma.
Faktor risiko mayor untuk kanker servikal adalah infeksi dengan virus
papilloma
manusia
(HPV) yang
ditularkan
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia
di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan
wanita yang menderita kanker serviks
6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian pil KB
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara
rutin)
Kriteria
Ia
Ib
II
II a
II b
III a
III b
IV
IV a
Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau
sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b
disamping
perubahan
derajat
Tiroiditis
Salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan adalah pap smear.
Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Test
ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang
abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada laher
rahim
dengan
spatula
kemudian
dilakukan
pemeriksaan
dengan
mikroskop. Saat ini telah ada teknik thin prep (liquid base cytology )
adalah metoda pap smear yangdimodifikasi yaitu sel usapan serviks
dikumpulkan dalam cairan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran,
darah, lendir serta memperbanyak sel serviks yang dikumpulkan sehingga
akan meningkatkan sensitivitas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengunakan semacam sikat(brush) kemudian sikat dimasukkan ke dalam
cairan
dan
disentrifuge,
sel
yang
terkumpul
diperiksa
dengan
dilakukan
sesuai
stadium
penyakit
dan
gambaran
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak
mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma
yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma
tidak berwarna.
3. Koloskopi
Pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan
untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks
yang abnormal. Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat
serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Dengan kolposkopi
akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaaan serviks, kemudian dilakukan
biopsi pada lesi-lesi tersebut.
Keuntungan: dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga
mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan: hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra
servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada
siklus termasuk obat - obatan non spesifik.
b.
c.
Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih
besar, termasuk obat - obatan siklus spesifik.
Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi
eksternal
anatara
lain
kuatkan
penjelasan
tentang
perawatan
yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang
baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant.
terapi
dalam perawatan
radiasi
umum
internal
adalah
yang
teknik
perlu
isolasi
dipertimbangkan
dan
membatasi
BAB II
ASKEP TEORI
Nama Mahasiswa
NIM
Ruang
Tanggal Pengkajian
Tanggal Praktek
Penanggung Jawab
1. Keluhan Utama
Dimana pasien ditanyakan
keluhan apa
yang
paling
dirasakan
mengganggunya.
2. Genogram
Berisikan catatan garis keturunan minimal 3 generasi.
3. Riwayat Kesehatan
Pasien ditanyakan bagaimana dia bisa masuk rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tujuan menanyakan riwayat kesehatan keluarga agar kita mengetahui
apakah penyakit tersebut adalah bersifat genetik.
5. Riwayat Lingkungan Hidup
Pasien ditanyakan bagaimana kondisi lingkungan di sekitarnya, baik
rumah, dan tetangga.
6. Riwayat Rekreasi
Pasien ditanyakan senang diajak pergi kemana untuk menghabiskan waktu
luang.
7. Sumber/Sistem Pendukung Yang Diinginkan
Pasien ditanyakan apakah ada sarana yang mendukung untuk membantu
pasien jika sakit yang di deritanya kambuh, seperti klinik dokter,
puskesmas.
8. Deskripsi Hari Khusus
Pasien ditanyakan apakah dia memiliki hari khusus yang selalu di
ingatnya.
9. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien ditanyakan tentang bagaimana kesehatannya dahulu, apakah dia
pernah masuk rumah sakit akibat penyakit yang sama atau karna penyakit
yang berbeda.
10. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum
Berisikan tentang pengukuran TTV ( Nadi, Tekanan Darah, Suhu,
Respirasi ), Kesadaran ( GCS, Eye, Motorik, Verbal ), Keadaan Umum
untuk mengukur nyeri ( P,Q,R,S,T )
b. Integument
S: Pasien mengatakan tentang ada/tidaknya keluhan yang dirasakan
pada areal integument
O:
I: Melihat bagaimana areal integument pasien seperti warna kulit,
turgor kulit, kondisi kulit.
P: Melakukan penekanan pada areal integument pasien untuk
mengetahui ada/tidaknya nyeri tekan
c. Kepala
S: Pasien mengatakan tentang ada/tidaknya keluhan yang dirasakan
pada areal kepala.
O:
O:
I: Melihat bagaimana
areal payudara
pasien seperti
warna,
ada/tidaknya lesi.
P: Melakukan penekanan pada areal payudara pasien untuk
mengetahui ada/tidaknya nyeri tekan pada payudara.
j. Pernafasan
S: Pasien mengatakan tentang ada/tidaknya keluhan yang dirasakan
pada saat bernafas.
O:
I: Melihat bagaimana frekuensi nafas, kualitas nafas, ada/tidaknya
sumbatan, retraksi dada.
A: Mendengar bagaimana suara pernafasan pasien.
P: Melakukan pengetukan pada areal pernafasan.
P: Melakukan penekanan pada pernafasan pasien untuk mengetahui
ada/tidaknya pembesaran organ pernafasan.
k. Kardiovasikuler
S: Pasien mengatakan tentang ada/tidaknya keluhan yang dirasakan
pada areal kardiovasikuler.
O:
I: Melihat bagaimana kesimetrisan dada, warna kulit, ada/tidaknya
lesi
A: Mendengar bagaimana kekuatan, irama pada kardiovasikuler.
P: Melakukan pengetukan pada areal kardiovasikuler untuk
mengetahui suara yang dihasilkan.
P: Melakukan penekanan pada areal
kardiovasikuler
untuk
S:
O:
I: Melihat bagaimana fungsi pengindraan, penciuman, pendengaran,
pengecapan pada pasien.
P: Melakukan penekanan pada titik tertentu untuk melihat gerak
reflek pasien.
p. Reproduksi
S: Pasien mengatakan tentang ada/tidaknya keluhan yang dirasakan
pada areal sistem reproduksi.
O:
I: Melihat bagaimana keadaan alat reproduksi pasien.
P: Melakukan penekanan untuk mengetahui ada/tidaknya nyeri tekan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Nyeri Akut berhubungan dengan penyakit
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka pendarahan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status metabolik
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan rusaknya jaringan, kulit
kering
5. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic
6. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
7. Resiko perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan fungsi dan
struktur tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien:
Usia
:
Ruang
:
Tanggal
:
No
Diagnosa
1.
Keperawatan
Nyeri akut b/d
Hasil
Setelah dilakukan
penyakit ditandai
asuhan
meliputi lokasi,
lokasi, karateristik
dengan
keperawatan
karakteristik, durasi,
dan keparahan
pasien..
frejuensi,
nyeri
harapkan tidak
kualitas/keparahan
terjadi nyeri
tentang penyebab,
persentasenya.
berapa lama
1.Komprehensif
2.Berikan informasi
tentang nyeri, seperti
penyebab, berapa lama
Rasional
1.Untuk mengetahui
2.Untuk megetahui
berlangsung, dan
antisipasi nyeri.
3.Untuk
mempermudah
antisipasi nyeri
klien beristirahat
3.Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologis misalnya
mengalihkan
terapi musik.
perhatian tentang
5. Kolaborasi
pemberian analgesik.
2.
Resiko infeksi
Setelah dilakukan
1. Kaji
berhubungan dengan
asuhan
luka pendarahan
keperawatan
tanda infeksi.
2. Kaji faktor-faktor yang
ditandai dengan
pasien
harapkan tidak
1.
terjadi infeksi
adanya
dapat
meningkatkan
kerentanan
infeksi.
3. Lakukan
terhadap
pencucian
prosedur
tindakan.
4. Lakukan
prosedur
diberikan
tindakan
yang
tepat.
2. Untuk mengetahui
secara dini adanya
faktor-faktor
infeksi.
3. Menghindari
resiko penyebaran
kuman
antibiotik.
dapat
penyebab
infeksi.
4. Untuk
menghindari
kontaminasi
dengan
kuman
penyebab infeksi.
5. Menghambat
perkembangan
kuman
sehingga
Ketidakseimbangan
Setelah dilakukan
1. Timbang BB sesuai
asuhan
indikasi.
2. Tentukan
program
diet,
makan,
keperawatan
selama x.. jam di
pola
1.Untuk mengetahui
berat badan pasien
2.Agar pola makan
pasien dapat di
pasien..
harapkan tidak
terjadi gangguan
nutrisi.
dihabiskan pasien.
3. Auskultrasi bising
usus,
catat
abdomen
nyeri
perut
3.Untuk mengetahui
suara bising usus
pasien, perut
kembung.
4. Agar makanan
mudah dicerna dan
muntah pertahankan
4.
control.
mengandung
kebutuhan makan
pasien terpenuhi
5.Untuk mengetahui
makanan apa yang
disenangi pasien.
6. Untuk mengetahui
Selanjutnya
memberikan
mkn
dgn
gula
finger
stick.
1. Kaji/ catat warna
Gangguan integritas
Setelah dilakukan
asuhan
lesi,perhatikan jika
inflamasi dasar
jaringan, kulit
keperawatan
ada jaringan
tentang terjadi
kering ditandai
selama x jam
proses inflamasi
dengan pasien..
di harapkan
1.
mencapai
penyembuhan
cepat
sekitar luka
2. Berikan perawatan
khusus pada daerah
yang terjadi
inflamasi
3. Evaluasi warna lesi
dan jaringan yang
terjadi inflamasi
perhatikan adakah
penyebaran pada
jaringan sekitar
4. Bersihan lesi dengan
sabun pada waktu
direndam
5. Istirahatkan bagian
yang terdapat lesi
dari tekanan
1. Memberikan
dan atau
mengenai
sirkulasi daerah
yang terdapat
lesi.
2. menurunkan
terjadinya
penyebaran
inflamasi pada
jaringan sekitar.
3. Mengevaluasi
perkembangan
lesi dan
inflamasi dan
mengidentifikasi
terjadinya
komplikasi
4. Kulit yang
terjadi lesi perlu
perawatan
khusus untuk
mempertahankan
kebersihan lesi
5. Tekanan pada
lesi bisa
maenghambat
proses
penyembuhan
5.
Keletihan b/d
Setelah dilakukan
1. Dsikusikan dengan
penurunan energi
asuhan
pasien kebutuhan
informasi untuk
metabolik ditandai
keperawatan
membantu dalam
dengan pasien
jadwal perencanaan
memberikan
harapkan px
mengalami
identifikasi aktiftas
peningkatan energi.
yang menimbulkan
kelelahan.
2. Berikan aktifitas
alternatif dengan
periode istirahat
tanpa diganggu.
3. Pantau nadi, RR, TD
1. Memberikan
intervensi.
2. Untuk
mengetahui
perkembangan
atau keadaan
pasien
3. Dapat
mengurangi rasa
nyeri
4. Posisi yang
nyaman dapat
melakukan aktifitas.
menurunkan rasa
4. Diskuiskan cara
menghemat kalori
selama mandi,
berpindah tempat
dsb.
5. Tingkatkan
partisipasi klien
dalam melakukan
aktifitas sehari-hari
sesuai dnegan yang
dapat ditoleransi.
nyeri
5. menghilangkan
rasa nyeri
6.
Setelah dilakukan
situasi (kanker)
asuhan
2. Biarkan pasien
ditandai dengan
keperawatan
mengekspresikan
keperawatan
pasien
perasaan tentang
selanjutnya.
harapkan ansietas
kondisinya.
px berkurang
Pertahankan cara
perasaan
membantu pasein
efisien. Jelaskan
mngidentifikasi
semua tujuan
sumber ansietas
tindakan yang
dan penggunaan
ditentukan.
respon koping.
3. Pertahankan kontak
1. Menentukan
intervensi
2. Pengekspresian
Pendekatan
sering dengan
tenang oleh
pasien. Bicara
pemberi
dengan menyentuh
perawatan
menyampaikan
4. Waspada pd tanda
kepercayaan dan
menyangkal/depresi,
control.
Pengetahuan apa
yang diperkirakan
tepat. Tentukan
membantu
mengurangi
ansietas.
3. Memberikan
keyakinan bahwa
5. Libatkan orang
pasien tidak
terdekat sesuai
sendiri atau
indikasi bila
ditolak, berikan
keputusan mayor
respek dan
akan dibuat.
penerimaan
individu,
6. Tingkatkan rasa
tenang dan
lingkungan tenang.
7. Perhatikan koping
mengembangkan
kepercayaan.
4. Pasien dapat
menggunakan
takefektif, mis.
mekansime
Interaksi social
pertahanan dari
menyangkal dan
fungsi menyerah
mengekspresikan
harapan dimana
kepuasan sumber.
diagnosis tidak
akurat. Persaan
bersalah, distress
spiritual, gejala
fisik atau kurang
erawatan diri
dapat
menyebabkan
pasien menjadi
menarik diri dan
yakin bahwa
bunuh diri adalah
pilihan tepat.
5. Menjamin system
pendukung untuk
pasien dan
memungkinkan
orang terdekat
terlibat degna
tepat.
6. Memudahkan
istirahat,
menghemat
energi dan
meningkatkan
kemmapuan
koping.
7. Mengidentiifkasi
masalah individu
dam memberikan
dukungan pada
pasien/orang
terdekat dalam
menggunakan
keterampilam
7
1. Diskusikan dengan
koping efektif.
1. Pengakuan
Resiko perubahan
Setelah dilakukan
asuhan
legitimasi tentang
perubahan fungsi
keperawatan
terdekat sifat
masalah.
seksualitas dan
Seksualitas cara
ditandai dengan
harapkan px tidak
pasien.
terjadi perubahan
berubah atau
memandang
pola seksual.
terancam. Berikan
mereka sendiri
informasi tentang
sebagai indivdu
normalitas masalah-
dan bagaimana
menyampaikan
menemukan bantuan
di antara setiap
untuk proses
area kehidupan.
adaptasi.
2. Anjurkan pasien
2. Pedoman
antisipasi dapat
tentang efek
emmbantu pasien
samping dari
dan orang
pengobatan kanker
terdekat mulai
yang diresepkan
proses adaptasi
yang diketahui
pada keadaan
mempengaruhi
baru.
seksulitas.
3. Berikan waktu
3. Kebutuhan
seksualitas tidak
tersendiri untuk
berakhir karena
pasien dirawat.
Kebutuhan
keintiman
berlanjut dan
IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
EVALUASI
No
Jam / tanggal
1. Berisikan
Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan
Evaluasi
S : Berisikan respon
pasien selama
pemberian
dilakukan asuhan
pasien..
rencana
keperawatan
keperawatan
O : Berisikan hasil
dari pelaksanaan
asuhan
keperawatan
A: Berisikan tentang
apakah tujuan
tercapai atau tidak
P : Berisikan tentang
apabila tujuan
belum tercapai
maka harus
kembali dilakukan
asuhan
2. Berisikan
keperawatan.
S : Berisikan respon
pasien selama
pemberian
dilakukan asuhan
rencana
keperawatan
keperawatan
O : Berisikan hasil
dari pelaksanaan
asuhan
keperawatan
A: Berisikan tentang
apakah tujuan
tercapai atau tidak
P : Berisikan tentang
apabila tujuan
belum tercapai
maka harus
kembali dilakukan
asuhan
3.
Berisikan
keperawatan.
S : Berisikan respon
pasien selama
pemberian
dilakukan asuhan
rencana
keperawatan
keperawatan
O : Berisikan hasil
dari pelaksanaan
asuhan
keperawatan
A: Berisikan tentang
apakah tujuan
tercapai atau tidak
P : Berisikan tentang
apabila tujuan
belum tercapai
maka harus
kembali dilakukan
asuhan
4.
Berisikan
keperawatan.
S : Berisikan respon
pasien selama
pemberian
dilakukan asuhan
rencana
keperawatan
dengan pasien
keperawatan
O : Berisikan hasil
dari pelaksanaan
asuhan
keperawatan
A: Berisikan tentang
apakah tujuan
Berisikan
keperawatan.
S : Berisikan respon
pasien selama
pemberian
dilakukan asuhan
rencana
dengan pasien.
keperawatan
keperawatan
O : Berisikan hasil
dari pelaksanaan
asuhan
keperawatan
A: Berisikan tentang
apakah tujuan
tercapai atau tidak
P : Berisikan tentang
apabila tujuan
belum tercapai
maka harus
kembali dilakukan
asuhan
keperawatan.
diberikan pada bulan 0,1 dan bulan ke 6. Adapula untuk anda yang memiliki
riwayat terinfesi virus papiloma manusia dapat diberikan vaksinasi dengan
efektifias yang kurang. Vaksinasi dapat dilakukan di dokter kandungan.
Vaksinasi hanya dilakukan untuk pencegahan bukan untuk pengobatan.
2. Deteksi dengan Pap Smear
Pap smear atau tes papaniculou merupakan metode skrining untuk dapat
mendeteksi kanker serviks. Test ini telah terbukti dapat mendeteksi dini
terjadinya infeksi virus penyebab kanker serviks, sehingga mampu
menurunkan resiko terkena kanker serviks dan memperbaiki prognosis.
Adapun anjuran untuk anda yang ingin mencegah sejak dini dapat melakukan
pap smear setahun sekali untuk wanita yang telah menginjak usia 35 tahun,
wanita yang pernah menderita infeksi HPV, wanita pengguna pil kontrasepsi.
Lakukan sesering mungkin jika hasil pap smear anda menunjukan tidak
normal atau setelah pengobatan prekanker . Untuk anda yang akan melakukan
pap smear perhatikan ketentuannya agar hasil akurat :
Melakukan pap smear pada dua minggu setelah hari pertama haid.
Sebelum pemeriksaan sebaiknya tidak menggunakan obat atau bahan
herbal pencuci alat kewanitaan.
Penderita paska persalinan dianjurkan datang 6-8 minggu untuk
melakukan pap smear.
Selama 24 jam sebelum pemeriksaan tidak dianjurkan untuk berhubungan
seksual.
Anda akan mendapatkan hasil pap smear sesuai dengan hasil setelah
dilakukan pengambilan sel permukaan serviks dengan memakai spatula, yang
nantinya akan di proses oleh dokter ahli patologi.
3. Hindari hubungan seks bebas
Human papiloma virus (HPV) yaitu virus penyebab kanker serviks dapat
menular melalui hubungan seksual. Fakta menunjukan hubungan seksual
dengan menggonta-ganti pasangan menjadi penyebab utama penularan HVS.
4. Hindari rokok
Banyak pesan dan peringatan yang menyatakan bahwa rokok sangat
membahayakan dan memicu timbulnya penyakit ringan atau berbahaya akan
tetapi untuk sebagian orang (perokok) masih menganggap remeh pesan itu.
Untuk anda wanita, penderita kanker serviks diantaranya adalah 30 persen
dari wanita perokok aktif. Penyebabnya adalah kandungan zat kimia yang
terdapat di dalam rokok memicu infeksi virus penyebab kanker serviks.
5. Menghindari diet tidak seimbang
Jika anda sering melakukan diet dan menghindari asupan buah dan sayur ,
itu merupakan diet salah . Diet yang salah dapat memicu perkembangan virus
penyebab kanker serviks. Kandungan yang terdapat dalam sayur dan buah
justru dapat membantu untuk melindungi anda dari serangan kanker serviks.
Perhatikan pula makanan dan minuman anda jangan sampai mengandung zat
kimia berbahaya seperti pengawet , pewarna dan penyedap rasa.
6. Produk kimia berbahaya
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
1) Diagnosis Keperawatan NANDA Internasional: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC.
2) H. Syaifuddin. 2011.Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi
Untuk Keperawatan dan Kebidanan, Edisi ke-4. Jakarta:EGC.
3) Snell. Richard S. 2011.Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta:EGC.
4) Wilkinson. Judith M, Ahern. Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi
9. Jakarta:EGC.
INTERNET :
http://www.kanker-serviks.com