Professional Documents
Culture Documents
2.
perdarahan misalnya akibat atonia uteri. Kompresi bimanual ini diteruskan sampai uterus
dipastikan berkontraksi dan perdarahan dapat dihentikan.ini dapat di uji dengan melepaskan
sesaat tekanan pada uterus dan kemudian mengevaluasi konsistensi uterus dan jumlah
perdarahan. Penolong dapat menganjurkan pada keluarga untuk melakukan kompresi
bimanual eksterna sambil penolong melakukan tahapan selanjutnya untuk penatalaksanaan
atonia uteri. Dalam melakukan kompresi bimanual eksterna ini, waktu sangat penting,
demikian juga kebersihan. sedapat mungkin ,gantillah sarung tangan atau cucilah tangan
sebelum memulai tindakan ini.
Kompresi Bimanual Interna adalah tangan kiri penolong dimasukan ke dalam vagina
dan sambil membuat kepalan diletakan pada forniks anterior vagina. Tangan kanan diletakan
pada perut penderita dengan memegang fundus uteri dengan telapak tangan dan dengan ibu
jari di depan serta jari-jari lain di belakang uterus. Sekarang korpus uteri terpegang antara 2
tangan antara lain, yaitu tangan kanan melaksanakan massage pada uterus dan sekalian
menekannya terhadap tangan kiri.
Kompresi bimanual interna melelahkan penolong sehingga jika tidak lekas member
hasil, perlu diganti dengan perasat yang lain. Perasat Dickinson mudah diselenggarakan pada
seorang multipara dengan dinding perut yang sudah lembek. Tangan kanan diletakkan
melintang pada bagian-bagian uterus, dengan jari kelingking sedikit di atas simfisis
melingkari bagian tersebut sebanyak mungkin, dan mengangkatnya ke atas. Tangan kiri
memegang korpus uteri dan sambil melakukan massage menekannya ke bawah ke arah
tangan kanan dan ke belakang ke arah promotorium.
Kompresi bimanual interna dilakukan saat terjadi perdarahan. Perdarahan postpartum
adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk
perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala
IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam
Mochtar, MPH, 1998).
Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24
jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998). HPP biasanya kehilangan darah lebih
dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001).
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1.
2.
Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
Menghentikan perdarahan.
2.
3.
penyebabnya :
1.
2.
3.
4.
5.
ETIOLOGI/PENYEBAB
Tindakan kompresi bimanual interna ini akibat adanya perdarahan yang disebabkan
karena penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1.
Atonia Uteri
2.
3.
a.
b.
Inversio Uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ke dalam kavum uteri
PATOFISIOLOGI
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan
sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun
sehingg pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna
sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar,
laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya
pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia
karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga
merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa
mendorong pada keadaan shock hemoragik. Perbedaan perdarahan pasca persalinan karena
atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:
Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
1.
Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
2.
3.
Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi yang lemah
tersebut menjadi kuat.
2.
3.
Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung uterus mengeras tapi
perdarahan tidak berkurang.
Atonia Uteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera
setelah anak lahir (perarahan postpartum primer). Gejala yang kadang-kadang timbul:
Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah,
mual dan lain-lain)
b.
c.
Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat
(jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.Gejala yang
kadangkadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
Bersihkan semua gumpalan darah atau selaput yang mungkin masih berada di dalam
mulut uterus atau didalam uterus. (jangan lupa melakukan vulva hygiene) kemudian
mengosongkan kandung kencing dengan menggunakan kateter.
2.
Penolong berdiri di depan vulva, oleskan antiseptic pada sarung tangan kanan
b.
c.
Kepalkan tangan
d.
Tekankan tangan yang ada dalam vagina (forniks anterior) dengan mantap pada
bagian bawah uterus (kranio anterior)
e.
f.
g.
Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri dengan kepalan
tangan pada forniks anterior/tekankan/mendekatkan tangan pada perut dan kepala
tangan yang ada dalam vagina bersamaan.
h.
3.
Tekan tangan dengan mantap sampai perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi
Jika anda merasa uterus sudah mulai berkontraksi, maka dengan perlahan tariklah tangan
keluar, jika uterus berkontraksi teruskan pemantauan.
4.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, mintalah bantuan keluarga untuk
melakukan kompresi bimanual eksterna sementara anda member injeksi metergin 0,2
mg IM dan memulai infuse IV (RL dengan 20 IU oxytosin/500 cc terbuka lebar atau 60
tetes/menit)
5.
Jika uterus tetap tidak berkontraksi, lanjutkan kembali KBI segera setelah anda
memberikan injeksi metergin dan memulai infuse IV
6.
Jika uterus belum juga mulai berkontraksi setelah 5-7 menit, segera siapkan perujukan
dengan IV tetap terpasang dengan laju 500cc/jam......
PERALATAN
1.
2.
Cairan infuse
3.
Peralatan infuse
4.
Jarum infuse
5.
Plester
6.
Kateter urin
2.
3.
Periksa apakah kandung kencing penuh.jika kandung kencing penuh,mintalah ibu untuk
buang air kecil.bila tidak berhasil,pasanglah kateter
4.
2.
3.
Kemudian keduatangan menarik rahim keluar dari rongga panggul, sedangkan tangan
kanan memeras bagian bawah rahim.
Cara II
1.
Letakansatu tangan pada dinding perut dan usahakan sedapat mungkin bagian belakang
uterus,
2.
Letakan tangan dan lain dalam keadaan terkepal pada bagian depan kurpus uteri,
3.
Kemudian rapatkan kedua tangan untuk menekan pembuluh darah ke dinding uterus
dengan jalan menjepit uterus diantara kedua tangan tersebut.
a. Berikan 10 unit oksitoksin (syntocinon) secara IM atau melalui infuse jika mungkin,
kemudian berikan ergometrin 0,2 mg (methergin) IM, kecuali jika ibu menderita
hipertensi berat. Dapat juga diberikan 0,5 mg syntometrin IM jika ibu tidak menderita
hipertensi. Jika perdarahan berkurang atau berhenti mintalah ibu menyusui bayi.
b. Jika hal ini tidak berhasil menghentikan perdarahan dan uterus tetap tidak
berkontraksi walaupun telah di rangsang dengan mengusap-usap perut pasanglah
infuse.